Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANDIRI

PROBLEM-BASED LEARNING
BLOK 19

Angina pektoris stabil


Nofris manto
102008170
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA
2011
nofriz_xfile@yahoo.com

PENDAHULUAN

Angina pectoris adalah rasa nyeri yang timbul karena iskemia miokardium. Penyakit angina
pectoris merupakan suatu sindroma gangguan pada dada berupa perasaan nyeri, terlebih
saat sedang berjalan, mendaki, sebelum atau sesudah makan. Angina (angina pektoris)
adalah nyeri dada yang bersifat sementara, dapat juga merupakan rasa tertekan pada dada,
yang terjadi karena otot jantung mengalami kekurangan oksigen akibat terganggunya aliran

1
darah ke arteri yang mengalirkan darah ke arahnya. Penyumbatan atau penyempitan arteri
jantung yang mengakibatkan angina adalah jika penyumbatannya mencapai 70%.

Penyebab umum stenosis (penyempitan pembuluh darah) pada arteri jantung adalah
aterosklerosis. Namun, beberapa orang yang mengalami nyeri dada, terkadang memiliki
arteri jantung normal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelainan komponen darah,
kekurangan oksigen, adanya anemia parah, atau kebiasaan merokok dalam tempo yang
lama.

Beberapa hal yang berkaitan khusus dengan angina adalah :

- dipicu oleh aktivitas fisik

- berlangsung tidak lebih dari beberapa menit

- akan menghilang jika penderita beristirahat.

Kadang penderita bisa meramalkan akan terjadinya angina setelah melakukan kegiatan
tertentu. Akan tetapi jangan disimpulkan bahwa setiap ada rasa nyeri di dada dalam
beberapa detik adalah angina pectoris. Kemungkinan hal tersebut hanyalah respon jantung
normal bukan angina pectoris. Beberapa lokasi di tubuh yang bisa merasakan nyeri antara
lain bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam, punggung, tenggorokan, rahang atau gigi,
lengan kanan (kadang-kadang).

Biasanya mempunyai karakteristik tertentu,antara lain :

1. lokasinya biasanya di dada, substernal atau sedikit di kirinya, dengan penjalaran ke


leher, rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar, punggung
atau pundak kiri.
2. kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti tertindih berat di dada,
rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti diremas-
remas atau dada mau pecah dan biasanya pada keadaan yang berat disertai keringat
dingin dan sesak napas serta perasaan takut mati. Tidak jarang pasien hanya merasa
tidak enak di bagian dadanya. Nyeri berhubungan dengan aktivitas, hilang dengan
istirtahat. Nyeri juga dapat dipresipitasi oleh stress fisik atau emosional.

2
3. kuantitas nyeri yang pertama sekali timbul biasanya agak nyata, dari beberapa
menit sampai kurang dari 20 menit.nyeri tidak terus-menerus, tapi hilang timbul
dengan intensitas yang makin bertambah atau makin berkurang sampai terkontrol.
Nyeri yang berlangsung terus-menerus sepanjang hari, bahkan sampai berhari-hari
bahkan sampai berhari-hari biasanya bukan nyeri angina pectoris.

Terdapat tiga jenis angina yaitu angina stabil, angina unstable, angina varian (Prinzmatal’s).
perbedaan dari ketiga jenis angina itu antara lain:

 Stable angina.merupakan tipe angina paling umum. Terjadi karena jantung bekerja
lebih keras dari biasanya
-) Memiliki pola yang teratur. Setelah beberapa episode, kita dapat mempelajarinya
dan kemudian mengenali kapan angina tersebut akan terjadi.
-) Nyeri biasanya hilang dalam beberapa menit setelah istirahat atau meminum obat
angina.
-) Angina stabil bukan serangan jantung, tetapi merupakan tanda adanya ancaman
serangan jantung (infark) dimasa yang akan dating.
 Unstable angina.
Merupakan jenis angina yang sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan
dengan segera. Ini merupakan tanda bahwa serangan jantung (infark) akan segera
dimulai. Tidak seprti angina stabil, tipe angina ini tidak memiliki pola dan dapat
timbul tanpa aktivitas fisik sebelumnya serta tidak menurun dengan istirahat
maupun obat.

 Variant angina.
Tipe angina ini jarang terjadi. Biasanya timbul saat istirahat, Nyeri bisa memburuk
dan terjadi ditengah malam atau pagi buta. Menurun dengan obat-obatan, Nyeri
yang timbul tengah malam itu merupakan hasil dari peningkatan aktivitas
metabolisme REM saat tidur.

3
PEMBAHASAN

A. Anamnesis

Diagnosa angina pectoris terutama didapatkan dari anamnese mengenai riwayat penyakit,
karena diagnosa pada angina sering kali berdasarkan adanya keluhan sakit dada yang
mempunyai ciri khas sebagai berikut :

 Lokasinya biasanya didada, substernal atau sedikit dikirinya, dengan penjalaran


keleher, rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar,
punggung/pundak kiri.
 Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti rasa tertindih/berat
didada, rasa desakan yang kuat dari dalamatau dari bawah diafragma, seperti
diremas-remas atau dada mau pecah dan biasanya pada keadaan yang berat disertai
keringat dingin dan sesak nafas dan perasaan takut mati.
Nyeri berhubungan dengan aktifitas, hilang dengan istirahat,
 Kuantitas nyeri yang pertama kali timbul biasanya agak nyata, dari beberapa menit
sampai kurang dari 20 menit. Bila lebih dari 20 menit dan berat maka harus
dipertimbangkan sebagai angina tak stabil sehingga dimasukkan kesindrom koroner
akut.

Dengan anamnesis yang baik dan teliti sudah dapat disimpulkan mengenai tinggi rendahnya
kemungkinan penderita tersebut menderita angina pectoris stabil atau kemungkinan suatu
angina pectoris tidak stabil. Ada 5 hal yang perlu digali dari anamnesis mengenai angina
pectoris yaitu :

-) lokasinya,
-) kualitasnya,
-) lamanya,
-) factor pencetus,
-) factor yang bisa meredakan nyeri dada tersebut.7

4
B. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris. Tetapi pemeriksaan fisik
yang dilakukan saat serangan angina dapat memberikan informasi tambahan yang berguna.
Adanya gallop, mur-mur regurgitasi mitral, split S2 atau ronkhi basah basal yang kemudian
menghilang bila nyerinya mereda dapat menguatkan diagnosa PJK. Hal-hal lain yang bisa
didapat dari pemeriksaan fisik adalah tanda-tanda adanya factor resiko, misalnya tekanan
darah tinggi.6

C. Pemeriksaan Penunjang
 EKG
Pemeriksaan EKG sangat penting baik untuk diagnosis maupun stratifikasi resiko pasien
angina stabil. Adanya dpresi segmen ST yang baru menunjukan kemungkinan adanya
iskemia akut. 1
 Nuclear Heart Scan
Test ini memberikan gambaran mengenai darah yang melalui ruang-ruuang jantung dan
arteri dan memperlihatkan tingkat aliran darah yang menuju otot jantung. Sejumlah kecil
penanda radioactive disuntikan ke aliran darah melalui vena, biasanya dilengan. Semua
kamera khusus ditempatkan didepan dada untuk memperlihatkan dimana zat penanda akan
bercahaya pada otot jantung yang sehat, sedangkan pada otot yang rusak termasuk arteri
yang terbendung ia tidak akan bercahaya.
Terdapat berbedaan jenis nuclear heart scans. Kebanyakan scan memiliki dua fase:
pengambilan gambar jantung pada saat istirahat dan ketika berdenyut lebih cepat (strest
test), meskipun terkadang hanya dilakukan saat istirahat saja. Banyak permasalahan jantung
terlihat lebih jelas saat jantung sedang bekerja dibandingkan saat istirahat. Dengan
membandingkan hasil nuclear heart scan saat jantung stirahat dan bekerja maka dapat
ditentukan apakah jantung sehat atau tidak.6

5
 echocardiogram
Test ini menggunakan gelombang suara yang membentuk moving picture jantung.
Echocardiogram menyediakan informasi mengenai ukuran dan bentuk jantung dan seberapa
baik fungsi ruang dan katup jantung. Test ini juga dapat mengidentifikasi daerah jantung
dengan aliran darah buruk, daerah jantung yang tidak berkontraksi secara normal, dan
cedera otot jantung sebelumnya yang disebabkan buruknya aliran darah ke daerah tersebut.
Terdapat beberapa jenis echocardiograms, termasuk diantaranya stress echocardiogram.
Selama test ini echocardiogram dilakukan sebelum dan setelah jantung dipaksa bekerja baik
dengan latihan atau dengan melalui obat yang disuntikan. Stress echocardiogram biasanya
dilakukan untuk mengetahui jika terdapat penurunan aliran darah pada jantung. 1,6
 Pemeriksaan laboratorium
Yang sering dilakukan pemeriksaan enzim; troponin, CKMB, SGOT atau LDH. Enzim tersebut
akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol LDH dan LDL. Trigliserida perlu dilakukan
untuk menemukan faktor resiko seperti hyperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu
dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktor resiko bagi
pasien angina pectoris.7

D. Diagnosis

Angina pektoris stabil

 Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan
kebutuhan oksigen niokard.
 Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
 Durasi nyeri 3 – 15 menit.
E. Gejala Klinis
Lokasinya biasanya di dada, substernal atau sedikit di kirinya, dengan penjalaran ke
leher, rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar, punggung/
pundak kiri.
Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti rasa tertindih/berat di
dada, rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti

6
diremas-remas atau dada mau pecah dan biasanya pada keadaan yang berat disertai
keringat dingin dan sesak napas serta perasaan takut mati. Biasanya bukanlah nyeri
yang tajam, seperti rasa ditusuk- tusuk/ diiris sembilu, dan bukan pula mules. Tidak
jarang pasien mengatakan bahwa ia merasa tidak enak didadanya. Nyari
berhubungan dengan aktivitas, hilang dengan iistirahat; tapi tidak berhubungan
dengan gerakan pernapasan atau gerakan dada ke kiri dan ke kanan. Nyeri juga
dapat dipresipitasi oleh stres fisik ataupun emosional.
Kuantitas: nyeri yang pertama kali timbul biasanya agaka nyata, dan beberapa menit
sampai kurang dari 20 menit. Bila lebih dari 20 menit dan berat maka harus
dipertimbangkan sebagai angina tak stabil. (unstable angina pectoris = UAP)
sehingga dimasukkan ke dalam sindrom koronera akut = acute coronary syndrom =
ACS, yang memerlukan perawatan khusus. Nyari dapat dihilangkan dengan
nitrogliserin sublingual dalam hitungan detik sampai beberapa menit. Nyeri tidak
terus menerus, tapi hilanh timbul dengan intensitaas yang makin bertambah atau
makin berkurang sampai tekontrol. Nyaeri yang berlangsung terus menerus
sepanjang hari bahkan sampai berhari-hari biasanya bukanlah nyeri angina pektoris.2
F. Diagnosis banding
Angina tak stabil
 Keluhan umumnya berupa angina untuk pertama kali atau keluhan angina
yang bertambah dari biasa
 Nyeri dada seperti pada angina biasa,tapi lebih berat dan lebih lama
 Bisa timbul pada waktu istirahat, atau timbul pada aktifitas yang minimal
 Nyeri dada dapat diikuti sesak nafas. Mual, sampai muntah, kadang-kadang
diikuti keringat dingin
 Pemeriksaan fisik tidak ada yang khas
 EKG=depresi segmen ST, inversi gel , tidak ada gelobang Q
 Enzim jantung tidak meningkat
STEMI
Bila dijumpai pasien dengan nyeri dada akut perlu dipastikan secara cepat dan tepat
apakah pasien menderita IMA atau tidak. Diagnosis yang terlambat atau yang salah
dalam jangka panjang dapat menyebabkan konsekuensi yang berat.

7
Nyeri dada tipikal (angina) merupakan gejala cardinal pasien IMA. Gejala ini
merupakan petanda awal dalam pengelolaan pasien IMA. Sifat nyeri dada angina
sebagai berikut:
 Lokasi: substernal, retrosternal, dan prekordial.
 Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat,
seperti ditusuk, rasa diperas, dan diplintir.
 Penjalaran ke: biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah,
gigi, punggung/interskapula, perut, dan juga ke lengan kanan.
 Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau obat nitrat.
 Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan.
 Gejala yang menyertai: mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, cemas
dan lemas.

Diagnosis IMA dengan elevasi ST ditegakkan berdasarkan anamnesis nyeri dada yang
khas dan gambaran EKG adanya elevasi ST ≥2mm, minimal pada 2 sandapan
prekordial yang berdampingan atau ≥1mm pada 2 sandapan ekstremitas.
Pemeriksaan enzim jantung, terutama troponin T yang meningkat, memperkuat
diagnosis,

NSTEMI

Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadang kala di epigastrium dengan ciri
seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa penuh,
berat atau tertekan, menjadi presentasi gejala yang sering ditemukan pada NSTEMI.
Analisis berdasarkan gambaran klinis menunjukkan bahwa mereka yang memiliki
gejala dengan onset baru angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik
dibandingkan dengan yang memiliki nyeri pada waktu istirahat. Walaupun gejala
khas rasa tidak enak di dada iskemia pada NSTEMI telah diketahui dengan baik,
gejala tidak khas seperti dispneu, mual, diaforesis, sinkop atau nyeri di lengan,
epigastrium, bahu atas atau leher juga terjadi dalam kelompok yang lebih besar pada
pasien-pasien berusia lebih dari 65 tahun.

G. Patofisiologi

8
Patogenesis

Ruptur plak aterosklerotik di anggap penyebab terpenting angina pektoris tak stabil, sehinga
tiba-tiba terjadi oklusi subtotal atau total dari pembuluh koroner yang sebelumnya
mempunyai penyempitan yang minimal. Plak aterosklerotik terdiri dari inti yang
mengandung banyak lemak dan pelindung jaringan fibrotik. Plak yang tidak stabil terdiri dari
inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur
terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang normal atau pada bahu
timbunan lemak.

Terjadinya ruptur menyebabkan aktifasi, adhesi dan agregasi platelet dan menyebabkan
aktifasi terbentuknya trombus. Bila trombus menutup pembuluh darah 100% akan terjadi
infark dengan elevasi segmen ST. Sedangkan bila trombus tidak menyumbat 100%, dan
hanya menimbulkan stenosis yang berat akan terjadi angina tak stabil.

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidak adekuatnya suplai oksigen ke
sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri
koroner (ateriosklerosis koroner).

Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu
beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila
kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan
mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner
mengalami kekakuan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi
sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
(kekurangan suplaidarah) miokardium.1,3,5

9
Gambar 1. Gambar pembuluh darah jantung yang mengalami penyempitan

H. Etiologi dan faktor resiko


Stabil angina hasil dari penyakit arteri koroner (CAD).  Dengan demikian, faktor risiko untuk
pengembangan CAD juga faktor risiko untuk angina stabil:
 Usia
 Genetik
 Hiperlipidemia
 Rokok
 Hipertensi
 Stress
 Obese
 DM

Angina pectoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih pada
waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress. Jika
pada jantung mengalami penambahan beban kerja, tetapi supplay oksigen yang diterima
sedikit, maka akan menyebabkan rasa sakit pada jantung. Oksigen sangatlah diperlukan oleh
sel miokard untuk dapat mempertahankan fungsinya. Oksigen yang didapat dari proses
koroner untuk sel miokard ini, telah terpakai sebanyak 70 - 80 %, sehingga wajar bila aliran
koroner menjadi meningkat.
Stabil angina hasil dari penyakit arteri koroner (CAD).  Dengan demikian, faktor risiko untuk
pengembangan CAD juga faktor risiko untuk angina stabil:
Faktor - faktor yang mempengaruhi pemakaian oksigen pada jantung, adalah:
1. Denyut jantung Apabila denyut jantung bertambah cepat, maka kebutuhan oksigen
tiap menitnya akan bertambah.
2. Tekanan Sistolik Ventrikel Kiri Makin tinggi tekanan, maka akan semakin banyak
pemakaian oksigen.
3. Ukuran Jantung Jantung yang besar, akan memerlukan oksigen yang banyak.

Faktor- faktor penyebab lainnya, antara lain adalah:

10
 Anemia (kurang darah)
 Kelainan pada katup jantung, terutama aortic stenosis yang disebabkan oleh
sedikitnya aliran darah ke katup jantung. 5,6

I. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Angina Pektoris

Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :


 Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan
kuantitas hidup.
 Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan demikian
meningkatkan kualitas hidup.
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberian oksigen ( dengan
meningkatkan aliran darah koroner ) dan menurunkan kebutuhan oksigen ( dengan
mengurangi kerja jantung ).

 Non medika mentosa


Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung
antara lain : pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan
naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan
menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi stress untuk
menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah. 7

 Medika mentosa
Nitrat
Nitrat dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh vena dan arteriol perifer, dengan efek
mengurangi preload dan afterload sehingga dapat mengurangi kebutuhan oksigen (oxygen

11
demand). Nitrat juga menambah oksigen suplai dengan vasodilatasi pembuluh koroner dan
memperbaiki aliran darah kolateral. Dalam keadaan akut nitrogliserin atau isosorbid dinitrat
diberikan secara sublingual atau melalui infus intravena dengan dosis 1-4 mg per jam.
Karena adanya toleransi terhadap nitrat. Bila keluhan sudah terkendali infus dapat di ganti
isosorbid dinitrat per oral.1

Penyekat Beta
Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokardium melalui efek penurunan
denyut jantung dan adaya kontraksi miokardium.
Semua pasien dengan angina tak stabil harus diberikan penyekat beta kecuali ada
kontraindikasi. Berbagai macam beta-bloker seperti propranolol, metaprolol, atenolol, telah
diteliti pada pasien dengan angina tak stabil, yang menunjukan efektivitas serupa. Kontra
indikasi adalah pada pasien dengan penyakit asma bronkial, pasien dengan bradiaritmia. 1

Antagonis kalsium
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekwensi serangan
pada beberapa bentuk angina.
Cara kerjanya :
 Memperbaiki spasme koroner dengan menghambat tonus vasometer pembuluh
darah arteri koroner (terutama pada angina Prinzmetal).
 Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke miokard
 Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan
afterload.
 Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan
kontraktilitis sehingga mengurangi kebutuhan O21

J. Komplikasi

KOMPLIKASI PADA ANGINA PECTORIS

 Infarksi miokardium yang akut ( serangan jantung)

12
 kematian karena jantung secara mendadak
 Aritmia kardiak

K. Prognosis

faktor penentu dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada penderita angina adalah
umur, luasnya penyakit arteri koroner, beratnya gejala dan yang terpenting adalah jumlah
otot jantung yang masih berfungsi normal. Makin luas arteri koroner yang terkena atau
makin buruk penyumbatannya, maka prognosisnya makin jelek.5

L. Pencegahan

PENCEGAHAN PADA ANGINA PECTORIS

 Kurangi hal- hal yang dapat menjadi faktor resiko


 Makan makanan yang bergizi seperti, makan sayur- sayuran, biji-bijian.
 Menghindari produk- produk makanan yang berserat tinggi.
 Berhenti merokok.
 Berdiet jika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
 Sering- sering menggerakkan badan atau berolahraga.

M. Diagnosis banding
 Angina pektoris stabil

Nyeri dan ketidaknyamanan memiliki karakteristik:


 Terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras, biasanya selama aktivitas fisik.
 Bisa diperkirakan datangnya, setiap episode nyeri memiliki kemiripan, atau
cenderung sama
 Biasanya berlangsung singkat (5 menit atau kurang)
 Menurun atau hilang dengan istirahat atau obat angina.
 Terasa seperti kembung atau indigestion

13
 Bisa dirasakan seperti nyeri dada yang menyebar ke lengan, punggung atau tempat
lain.1,6

Penutup

Kesimpulan

Angina tak stabil adalah suaut sindrom klinik yang berbahaya dan merupakan tipe angina
pektoris yang dapat berubah menjadi infark ataupun kematian. Pengenalan klinis angina tak
stabil termasuk patosiologi, faktor risiko untuk terjadinya Infark mikard akut serta perjalan
penyakitnya perlu diketahui agar dapat dilakukan pengobatan yang tepat ataupun usaha
pencegahan agar tidak terjadi imfark miokard. Pengobatan bertujuan untuk mempepanjang
hidup dan memperbaiki kualitas hidup baik secara medikal maupun pembedaan. Prinsipnya
menambah suplai O2 ke daerah iskemik atau mengurangi kebutuhan O2. Pencegahan
terhadap faktor risiko terjadinya angina pekrotis lebih penting dilakukan dan sebaiknya
dimulai pada usia muda seperti menghindarkan kegemukan, menghindarkan stress, diet
rendah lemak, aktifitas fisik yang tidak berlebihan dan tidak merokok.

Daftar Pustaka

1. Sudoyo, Aru W (et all). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V jilid 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI; 2006. hal 1728-1739
2. Mansjoer Arif,Suprohaita,Wardhani Ika Wahyu,Setiowulan Wiwiek.Kapita Selekta
Kedokteran.Ed 3 jilid 2,FKUI.2000.
3. Michell RN, et al. Buku saku dasar patologis penyakit Robbins dan Cotran. 7th ed.

Jakarta: EGC; 2009

4. Hanafiah, Asikin. Angina Pektoris dalam Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. 2004. h.166-167.
5. Di unduh dari http://www.scribd.com/doc/37473565/Patofisiologis-Angina
6. Diunduh dari http://www.docstoc.com/docs/58742143/Angina-Pectoris
7. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3518/1/gizi-bahri2.pdf
8. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/21197955/Angina-Pectoris-Nstemi

14
15

Anda mungkin juga menyukai