Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

ANALISIS DAN DESAIN

4.1 Hitungan Kapasitas Tiang Tunggal


4.1.1 Kapasitas Tiang Berdasarkan Data Laboratorium
a. Menghitung nilai γsat , γb dan γ’
e=w .Gs
γ w .(Gs + e)
γ sat =
1+e
G s . γ w (1+w)
γ b=
1+ e
'
γ =γ sat −γ w
Untuk kedalaman 1,5 m - 3 m
w = 20,61 %
Gs = 2,60
kN
γw = 9,81
m3
e=w .Gs
= 20,61% x 2,60
= 53,58 % ≈ 0,536
G s . γ w (1+w)
γ b=
1+ e
2,60.9,81 .(1+20,61 %)
=
1+0,536
kN
= 20,027
m3
γ w .(Gs + e)
γ sat =
1+e
9,81 .(2,57+0,607)
=
1+0,607
kN
= 21.796 3
m
'
γ =γ sat −γ w
= 21.796 – 9,81
kN
= 11.99 3
m
* Perhitungan selanjutnya di tabelkan
Tabel 4.1 Nilai γsat, γb, dan γ’

Kedalaman w γw γb γsat γ'


N Gs e
3 3 3
(m) (%) (kN/m ) (kN/m ) (kN/m ) (kN/m3)
0-1.5 7 20.61 2.6 0.536 9.81
1.5-3 12 20.61 2.6 0.536 9.81 20.030
3-4.5 16 23.61 2.57 0.607 9.81 21.796 11.99
4.5-6.5 18 24.51 2.54 0.623 9.81 21.403 11.59
6.5-8.5 27 26.71 2.58 0.689 9.81 20.792 10.98
8.5-10-5 14 26.61 2.53 0.673 9.81 20.696 10.89
10.5-12 10 30.01 2.55 0.765 9.81 19.728 9.92
12-14 11 31.41 2.59 0.814 9.81 19.420 9.61
14-16 4 32.71 2.59 0.847 9.81 19.066 9.26
16-18 2 30.81 2.6 0.801 9.81 19.608 9.80
18-20 9 31.91 2.63 0.839 9.81 19.361 9.55
20 - 22 21 33.51 2.55 0.855 9.81 18.779 8.97
22 - 24 20 60.11 2.7 1.623 9.81 13.838 4.03
24 - 26 11 31.61 2.66 0.841 9.81 19.505 9.69
26 - 28 50 29.81 2.59 0.772 9.81 19.874 10.06
28-30 50 35.81 2.66 0.953 9.81 18.389 8.58

b. Menghitung nilai Qu (Kapasitas Ultimit)


 Metode Poulus dan Davis
Dari nilai N yang telah diketahui dapat diperoleh ϕ dari data I.
Hitungan untuk memperoleh Kd.tg.δ diperlihatkan dalam tabel.
Dimisalkan dahulu kedalaman kritis Zc < 6m, dengan ϕ’ = 21,52
dari gambar di atas diperoleh Zc/d = 5,1 atau Zc = 5 . 0,6 = 3 < 6
m. Dengan demikian anggapan Zc < 6 m benar.

Tabel 4.2 Nilai Kd.tg.δ

Kedalaman ϕ = ϕ' Kd.tgδ


ϕ' =
N - SPT Gambar
3/4.ϕ'+10°
(m) Data II 2.2.7b
0-1.5 7 15.31 21.483 1
1.5-3 12 15.31 21.483 1.00
3-4.5 16 25.91 29.433 1.06
4.5-6.5 18 28.81 31.608 1.25
6.5-8.5 27 22.21 26.658 1.00
8.5-10-5 14 34.81 36.108 1.50
10.5-12 10 24.41 28.308 1.03
12-14 11 29.21 31.908 1.15
14-16 4 28.41 31.308 1.12
16-18 2 23.1 27.325 1.00
18-20 9 13.51 20.133 1.00
20 - 22 21 26.81 30.108 1.09
22 - 24 20 12.31 19.233 1.00
24 - 26 11 15.51 21.633 1.00
26 - 28 50 25.91 29.433 1.06
28-30 50 17.21 22.908 1.00

a. Tekanan overburden pada Zc > 3 m :


 Po’ = γb . h
= 20,027 . 3
kN
= 60,081 2
m
kN
 Pb’ = Po’ = 60,081
m2
b. Tahanan ujung ultimit (Qb) :
Qb dihitung dengan memperhatikan kenaikan ϕ
1
 φ ' = . ( φ' + 40 ° )
2
1
= . ( 22,908+ 40°)
2
= 31,454°
 L = 30 m ; d = 0,6 m
L 30
 = =50
d 0,6
Dari Gambar 2.14 Hubungan Nq dan ϕ (Berezantsev,
1961) didapatkan nilai Nq :

L
ϕ’ = 31,454° → =50 → Nq = 22
d
 Ab = πr2
= π . 0,32
= 0,283 m2
 Qb = Ab . Pb’ . Nq
= 0,283 . 60,081 . 22
= 374,064 kN
Cek terhadap batasan tahanan ujung satuan maksimum
Qb
fb=
Ab
374.064
=
0,283
kN kN
= 1321,78 2 < 15000 2 (OK)
m m
c. Tahanan gesek ultimit (Qs) :
Keliling tiang = 2. π . r
= 2 . π . 0,3
= 1,884 m
Qs=∑ As . Kd . tg . δ . Po '

Tabel 4.3 Qs Metode Poulus dan Davis

Luas As kd.tgδ Po' Qs


1 1.884 3 1.00 60.081 169.789
2 1.884 1.5 1.06 60.081 179.976
3 1.884 2 1.25 60.081 282.982
4 1.884 2 1.00 60.081 226.385
5 1.884 2 1.50 60.081 339.578
6 1.884 1.5 1.03 60.081 174.883
7 1.884 2 1.15 60.081 260.343
8 1.884 2 1.12 60.081 253.551
9 1.884 2 1.00 60.081 226.385
10 1.884 2 1.00 60.081 226.385
11 1.884 2 1.09 60.081 246.760
12 1.884 2 1.00 60.081 226.385
13 1.884 2 1.00 60.081 226.385
14 1.884 2 1.06 60.081 239.968
15 1.884 2 1.00 60.081 226.385
Total 3506.141

Cek terhadap batasan tahanan gesek satuan maksimum


fs=kd . tg . δ . Po'

= 1, x 60.081

kN
= 60.081 < 107 2 (OK)
m

d. Kapasitas dukung ultimit (Qu)


1 2
℘= . π . d . L. γ beton
4
1
= . π . 0,62 .30.24
4
= 203.575 kN
Qu=Qb+Qs−℘
= 374,064 + 3506.141– 203.575
= 3676.63 kN

Diagram Tekanan Vertikal Metode Poulus dan Davis


 Metode US Army
a. Tekanan overburden (Po’)
Dengan memperhatikan kisaran nilai N-SPT antara 5 sampai
27 (lihat Gambar 2.13), maka tanah dilapangan termasuk
dalam pasir kepadatan sedang, sehingga kedalaman kritis
Zc = 15d = 15 . 0,6 = 9 m
 Tekanan overburden pada z = 2 m
Po’ = z . γb
= 2 . 20.030
kN
= 40.02
m2
 Tekanan overburden pada z = 4 m
Po’ = ( z . γb ) + Po’ sebelumnya
= ( 2 . 20.030 ) + 40.02
kN
= 80.12
m2
 Tekanan overburden pada z ≥ 6 m
Po’ = ( z . γ’) + Po’ sebelumnya
= ( 2 .11,59) + 80.12
kN
= 103,3
m2
 Tekanan overburden pada z ≥ 8 m
Po’ = ( z . γ’) + Po’ sebelumnya
= ( 2 . 10,98 ) + 103,3
kN
= 125,26
m2
 Tekanan overburden pada z ≥ 9 m
Po’ = ( z . γ’) + Po’ sebelumnya
= ( 1 . 10,89 ) + 125,26
kN
= 136,15
m2
b. Tahanan gesek ultimit (Qs)
Metode US Army didasarkan pada nilai-nilai pada pendekatan
dari δ dan Kd yang diperoleh dari tabel-tabel berikut :

Tabel 4.4 Nilai-nilai δ


Bahan Tiang δ
Tiang Baja 0,67φ'-0,83φ'
Tiang Beton 0,90φ'-1,00φ'
Tiang Kayu 0,80φ'-1,00φ'

Tabel 4.5 Nilai Kd dan Kt (US Army Corps)

Tanah Kd (tiang tekan) Kt (tiang tarik)


Pasir 1,0-2,0 0,5-0,7
Lanau 1,0 0,5-0,7
Lempung 1,0 0,7-1,0
Untuk tiang beton dari Tabel 4.4
δ = 0.90φ'-1.00φ', diambil δ = 0,95 φ'
Tabel 4.6 Nilai δ dan
Menurut nilai4.5
Tabel Kddigunakan
tg δ Kd = 1,0

Kedalaman φ' = φ
N - SPT Kd δ Kd.tgδ
(m) (°)
0 - 1,5 7
1,5 - 3 12 15.31 1 14.545 0.259
3 - 4,5 16 25.91 1 24.615 0.458
4,5 - 6,5 18 28.81 1 27.370 0.518
6,5 - 8,5 27 22.21 1 21.100 0.386
8,5 - 10,5 14 34.81 1 33.070 0.651
10,5 - 12 10 24.41 1 23.190 0.428
12 - 14 11 29.21 1 27.750 0.526
14 - 16 4 28.41 1 26.990 0.509
16 - 18 2 23.1 1 21.945 0.403
18 - 20 9 13.51 1 12.835 0.228
20 - 22 21 26.81 1 25.470 0.476
22 - 24 20 12.31 1 11.695 0.207
24 - 26 11 15.51 1 14.735 0.263
26 - 28 50 25.91 1 24.615 0.458
28-30 50 17.21 1 16.350 0.293

Qs=∑ As ( Kd tg δ ) Po '
Dengan As adalah keliling selimut tiang
As = z . 2 π r
Dan Po’ adalah tekanan overburden tiap lapisan

Tabel 4.7 Tahanan Gesek Ultimit Tiang (Data Laboratorium)


Kedalaman Po' z As Qs
Kd.tgδ
(m) kN/m2 (m) (m2) (kN)
0 - 1,5 0 30.045 1.5 2.826 0
1,5 - 3 0.259 60.0895 1.5 2.826 44.057
3 - 4,5 0.458 78.0689 1.5 2.826 101.076
4,5 - 6,5 0.518 101.255 2 3.768 197.508
6,5 - 8,5 0.386 123.218 2 3.768 179.149
8,5 - 10,5 0.651 144.99 2 3.768 355.730
10,5 - 12 0.428 144.99 1.5 2.826 175.527
12 - 14 0.526 144.99 2 3.768 287.429
14 - 16 0.509 144.99 2 3.768 278.240
16 - 18 0.403 144.99 2 3.768 220.119
18 - 20 0.228 144.99 2 3.768 124.468
20 - 22 0.476 144.99 2 3.768 260.226
22 - 24 0.207 144.99 2 3.768 113.084
24 - 26 0.263 144.99 2 3.768 143.677
26 - 28 0.458 144.99 2 3.768 250.294
28-30 0.293 144.99 2 3.768 160.269
Total (Ʃ) 56.52 2890.852
355.730

Cek terhadap batasan tahanan gesek maksimum (dipilih nilai Qs


terbesar)
Qs
fs=
As
355,730
=
3.768
kN
= 94.408 2
m
Tomlinson mensyaratkan tahanan gesek dibatasi maksimum
kN
107 2
m
fs< f max
94.408 < 107 (OK)

c. Tahanan ujung ultimit (Qb)


'
Qb= Ab . P b . Nq
Pada ujung tiang nilai sudut gesek dalam φ =17,21, maka dari
grafik berikut diperoleh nilai Nq = 8

Luas penampang ujung bawah (Ab) yang berbentuk lingkaran


dengan diameter d = 0,6 m adalah 0,282 m2.
Tekanan overburden pada ujung tiang (kedalaman 30 m)
kN
adalah 144.99
m2
Qb=0,282 . 144.99. 8
= 327.097 kN
Cek tahanan ujung satuan maksimum
Qb
fb=
Ab
327.097
=
0,282
kN
= 1159.918 2
m
kN
Dimana tahanan ujung maksimum f max= 15000 2
m
fb< f max
1159.918<15000 (OK)
d. Kapasitas dukung ultimit (Qu)
1 2
℘= . π . d . L. γ beton
4
1 2
= . π . 0,6 .28.3 .24
4
= 203.575 kN
Qu=Qb +Qs−℘
= 327.097+2890.852– 191.360
= 3026,589 kN

Diagram Tekanan Vertikal Metode US Army


4.1.2 Kapasitas Tiang Berdasarkan Data Lapangan
Berdasarkan data 1 a-e diketahui bahwa terdapat hasil uji SPT yang
menghasilkan nilai N yang akan menjadi acuan untuk menghtiung kapa sitas
tiang.
a. Tahanan ujung ultimit (Qb)
Persamaan tahanan ujung ultimit menurut Meyerhof (1976)

Qb= Ab ( 38 N ) ( Ld ) ≤ 380 N ( Ab ) (kN)

Dengan :
N = nilai N rata-rata dihitung dari 8d di atas dasar tiang sampai 4d di
bawah dasar tiang
L
= rasio kedalaman
d
Ab = luas penampang ujung bawah (m2)

1 2
Ab= . π . d
4
1
¿ . π . 0,62
4
¿ 0,282m2

N = 8d = 8 . 0,6 = 4,8 m (di atas dasar tiang )

= 4d = 4 . 0,6 = 2,4 m ( di bawah dasar tiang )

Tabel 4.8 Nilai N untuk kedalaman 4d dan 8d

Kedalaman (m) N-SPT


25.2 11
26 11
28 50
30 50
32 10
34.5 8
32.4 9
Jumlah 149

N=
∑ N −SPT
n

149
=
7
= 21.285

L 30
= =50
d 0,6

Sehingga

Qb= Ab ( 38 N ) ( Ld ) ≤ 380 N ( Ab )
= 0,282 ( 38 . 21.285) 50 ) ≤ 380 . 21.285 . 0,282

= 11404.503 kN ≤ 2280.9006 kN (Tidak OK)

Digunakan Qb yang lebih kecil = 2280.9006 kN

b. Tahanan gesek ultimit (Qs)


Untuk tiang pancang yang terletak di dalam tanah pasir jenuh Meyerhof
(1956) menyarankan :
1
Qs =∑ . N . As
50
Dengan :
As = luas selimut beton (ft2) ; 1 ft = 0,3048 m
Klingkaran = 2 . π . r = 2 . π . 0,3 = 1,884 m = 6,181 ft

Tabel 4.9 Tahanan Gesek Dinding Ulitimit Tiang (Data Lapangan)


Kedalaman z z Keliling As Qs
N - SPT
(m) (m) (ft) (ft) 2
(ft ) (ton)
0 - 1,5 7 1.5 4.921 6.181 30.418 4.259
1,5 - 3 12 1.5 4.921 6.181 30.418 7.300
3 - 4,5 16 1.5 4.921 6.181 30.418 9.734
4,5 - 6,5 18 2 6.562 6.181 40.558 14.601
6,5 - 8,5 27 2 6.562 6.181 40.558 21.901
8,5 - 10,5 14 2 6.562 6.181 40.558 11.356
10,5 - 12 10 1.5 4.921 6.181 30.418 6.084
12 - 14 11 2 6.562 6.181 40.558 8.923
14 - 16 4 2 6.562 6.181 40.558 3.245
16 - 18 2 2 6.562 6.181 40.558 1.622
18 - 20 9 2 6.562 6.181 40.558 7.300
20 - 22 21 2 6.562 6.181 40.558 17.034
22 - 24 20 2 6.562 6.181 40.558 16.223
24 - 26 11 2 6.562 6.181 40.558 8.923
26 - 28 50 2 6.562 6.181 40.558 40.558
28-30 50 2 6.562 6.181 40.558 40.558
Total (ƩQs) 219.620

∑ Qs = 219,620 ton ≈ 2196,20kN


c. Kapasitas dukung ultimit (Qu)
Tiang pancang yang terletak di dalam tanah pasir jenuh, Meyerhof (1956)
menyarankan :
Qu = Qb + Qs
= 2280.9006 + 2196,20
= 4477.1006 kN
Kesimpulan
Dari perhitungan kapasitas dukung ultimit tiang tunggal didapatkan nilai Qu :
a. Metode Poulus dan Davis = 3676.63 kN
b. Metode US Army = 3026,589 kN
c. Uji SPT = 4477.1006 kN
Dalam kapasitas dukung izin, digunakan Qu terkecil yaitu dengan Metode
US Army, yaitu Qu = 3026,589 kN
4.2 Hitungan Kapasitas Tiang Kelompok
4.2.1 Kapasitas Kelompok dan Efisiensi Tiang
a. Kapasitas maksimum tiang tunggal yang mengakibatkan keruntuhan
Qu
Qt =
SF
3026,589
=
2,5
= 1210,6356 kN
b. Efisiensi kelompok tiang
Menurut Converse-Labarre formula, efisiensi tiang dirumuskan
1−θ ( n−1 ) m+ ( m−1 ) n
E g=
90 mn '
Dengan :
Eg = efisiensi kelompok tiang
d
θ = arc tg (dalam derajat)
s
m = jumlah baris tiang
n = jumlah tiang dalam 1 baris
d = diameter tiang (m)
s = jarak pusat tiang ke pusat tiang yang lain (m)

4.2.2 Hitungan Perancangan Kelompok Tiang


4.2.2.1 Jumlah Tiang
Jumlah tiang direncanakan 35 tiang yang diletakkan dalam 7 baris dan
di setiap baris terdapat 5 tiang.
4.2.2.2 Jarak Tiang
Agar ekonomis, Terzaghi dan Peck (1948) menyarankan jarak tiang
sebaiknya < 3,5d, sehingga digunakan jarak tiang 2,5d = 2,5 . 0,6 =
1.5m

Sehingga efisiensi kelompok tiang menjadi :


d
θ = arc tg
s
0,6
= arc tg
1,5
= 21,801°
m=7
n =5
d = 0,6 m
s = 1,5 m
1−θ ( n−1 ) m+ ( m−1 ) n
E g=
90 mn '
1−21,801 (5−1 ) .7+ ( 7−1 ) . 5
=
90 . 7 .5
= 0,797

Kapasitas tiang kelompok :


Q g=E g . n . Qt

¿ 0,797 . 35 .191,7008

¿ 5347,4960 kN

Cek = V < Qg

= 5000 < 5347,4960(OK)

 Analisis gaya yang bekerja pada tiang


Q i=
∑ V + ∑ M y . xi + ∑ M x . y i
n ∑ x2 ∑ y2
1. Menentukan titik pusat berat satuan kelompok tiang, karena
susunan simetris, maka titik pusat berat susunan tiang :
7,5
x= =3,75 m
2
10,5
y= =5,25 m
2
2. Tinjauan terhadap gaya-gaya yang bekerja
 V = 5000 kN
Beban poer = z . L . B . γbeton
= 1 . 10,5 . 7,5 . 24
= 1890 kN
Sehingga ∑ V = V + P
= 5000 + 1890
= 6890 kN
 Momen
My = 10000 kNm
Momen akibat gaya horizontal (H=5,500 kN)
My = H . z
= 5500 . 1
= 5500 kNm
Sehingga ∑ My = 10000 + 5500
= 15500 kNm
Mx = 0 kNm
3. Menentukan letak koordinat titik pusat tiang terhadap titik
(o)

x1= -3m x6= -3 m x11= -3 m x16= -3 m x21= -3 m x26= -3 m x31= -3 m


x2= -1,5m x7= -1,5 m x12= -1,5 m x17= -1,5m x22= -1,5 m x27= -1,5 m x32= -1,5 m
x3= 0 m x8= 0 m x13= 0 m x18= 0 m X23= 0 m x28= 0 m x33= 0 m
x4= 1,5 m x9= 1,5 m x14= 1,5 m x19= 1,5 m x24= 1,5 m x29= 1,5 m x34= 1,5 m
x5= 3 m x10= 3 m x15= 3 m X20= 3 m x25= 3 m X30= 3 m x35= 3 m
y1= 4,5 m y6= 3 m y11= 1,5 m y16= 0 m y21= -1,5 m y26= -3 m y31= -4,5 m
y2= 4,5 m y7= 3 m y12= 1,5 m y17= 0 m y22= -1,5 m y27= -3 m y32= -4,5 m
y3= 4,5 m y8= 3 m y13= 1,5 m y18= 0 m y23= -1,5 m y28= -3 m y33= -4,5 m
y4= 4,5 m y9= 3 m y14= 1,5 m y19= 0 m y24= -1,5 m y29= -3 m y34= -4,5 m
y5= 4,5 m y10= 3 m y15= 1,5 m y20= 0 m y25= -1,5 m y30= -3 m y35= -4,5 m

∑ x 2=( (−3 )2 .7 ) +( (−1,5 )2 .7 ) + ( ( 1,5 )2 .7 ) +( ( 3 )2 .7 )


= 157,5

∑ y2 =( ( 4,5 )2 .5 ) +( ( 3 )2 .5 ) +( ( 1,5 )2 .5 ) +((−1,5 )2 .5 )


+ ( (−3 )2 .5 ) + ( (−4,5 )2 .5 )
= 315
4. Mencari beban yang didukung setiap tiang

Q i=
∑ V + ∑ M y . xi + ∑ M x . y i
n ∑ x2 ∑ y2
6890 15500(−3) 0( 4,5)
Q i= + +
35 157,5 315
Qi=−98,367 kN

*Perhitungan selanjutnya ditabelkan

Tabel 4.10 Perhitungan Qi


Ʃv ƩMy ƩMx Q
No. xi yi n (kN.m (kN.m Ʃx2 Ʃy2
(kN) (kN)
) )
4. 689 3 157.
1 -3 15500 0 315 -98.367
5 0 5 5
4. 689 3 157.
2 -1.5 15500 0 315 49.252
5 0 5 5
4. 689 3 157.
3 0 15500 0 315 196.871
5 0 5 5
4. 689 3 157.
4 1.5 15500 0 315 344.490
5 0 5 5
4. 689 3 157.
5 3 15500 0 315 492.110
5 0 5 5
689 3 157.
6 -3 3 15500 0 315 -98.371
0 5 5
689 3 157.
7 -1.5 3 15500 0 315 49.248
0 5 5
689 3 157.
8 0 3 15500 0 315 196.867
0 5 5
689 3 157.
9 1.5 3 15500 0 315 344.486
0 5 5
689 3 157.
10 3 3 15500 0 315 492.105
0 5 5
11 -3 1. 689 3 15500 0 157. 315 -98.376
5 0 5 5
1. 689 3 157.
12 -1.5 15500 0 315 49.243
5 0 5 5
1. 689 3 157.
13 0 15500 0 315 196.862
5 0 5 5
1. 689 3 157.
14 1.5 15500 0 315 344.481
5 0 5 5
1. 689 3 157.
15 3 15500 0 315 492.100
5 0 5 5
689 3 157.
16 -3 0 15500 0 315 -98.381
0 5 5
689 3 157.
17 -1.5 0 15500 0 315 49.238
0 5 5
689 3 157.
18 0 0 15500 0 315 196.857
0 5 5
689 3 157.
19 1.5 0 15500 0 315 344.476
0 5 5
689 3 157.
20 3 0 15500 0 315 492.095
0 5 5
-
689 3 157.
21 -3 1. 15500 0 315 -98.386
0 5 5
5
-
689 3 157.
22 -1.5 1. 15500 0 315 49.233
0 5 5
5
-
689 3 157.
23 0 1. 15500 0 315 196.852
0 5 5
5
-
689 3 157.
24 1.5 1. 15500 0 315 344.471
0 5 5
5
-
689 3 157.
25 3 1. 15500 0 315 492.090
0 5 5
5
689 3 157.
26 -3 -3 15500 0 315 -98.390
0 5 5
689 3 157.
27 -1.5 -3 15500 0 315 49.229
0 5 5
689 3 157.
28 0 -3 15500 0 315 196.848
0 5 5
689 3 157.
29 1.5 -3 15500 0 315 344.467
0 5 5
689 3 157.
30 3 -3 15500 0 315 492.086
0 5 5
-
689 3 157.
31 -3 4. 15500 0 315 -98.395
0 5 5
5
-
689 3 157.
32 -1.5 4. 15500 0 315 49.224
0 5 5
5
-
689 3 157.
33 0 4. 15500 0 315 196.843
0 5 5
5
34 1.5 - 689 3 15500 0 157. 315 344.462
4. 0 5 5
5
-
689 3 157.
35 3 4. 15500 0 315 492.081
0 5 5
5
492.109
Qmax
5

Qmax = 492,1095 kN < Qt ( = 1210,6356 kN ) (OK)

4.3 Analisis Defleksi dan Penurunan


4.3.1 Tiang Tunggal
Diketahui :
f’c = 25 MPa
fy = 400 MPa
d = 0,6 m
Sehingga :
Ep = modulus elastisitas tiang beton
Ep=4700 . √ f ' c
= 4700 . √ 25
= 23500 MPa
kN
= 23,50. 106
m2
Ip = momen inersia penampang tiang beton
1 4
Ip= . π .d
64
1 4
= . π . 0,6
64
=0,00636 m4

Tabel 4.11 Nilai-nilai nh untuk tanah granuler (c=0)


Kerapatan relatif
Tak padat Sedang Padat
(Dr)
Interval nilai A 100-300 300-1000 1000-2000
Nilai A dipakai 200 600 1500
nh, pasir kering atau lembab
2425 7275 19400
(Terzaghi)(kN/m3)
nh, pasir terendam air (kN/m3)
Terzaghi 1386 4850 11779
Reese dkk. 5300 16300 34000
Tabel 4.12 Hubungann Kerapatan Relatif (Dr) dan Sudut Geser Dalam Tanah Pasir dari
Penyelidikan di Lapangan (Meyerhof, 1956)
Nilai SPT Nilai tahanan kerucut Sudut gesek
Kerapata
Kondisi statis, sondir, (CPT), dalam
n relatif (N)
qc (kg/cm2) (φ)
Sangat tidak padat <0,2 <4 <20 <30°
Tidak padat 0,2-0,4 4-10 20-40 30°-35°
Agak padat 0,4-0,6 10-30 40-120 35°-40°
Padat 0,6-0,8 30-50 120-200 40°-45°
Sangat padat >0,8 >50 >200 >45°

Berdasarkan 2 tabel tersebut dapat diketahui nilai nh seperti tabel di bawah ini :

Tabel 4.13 Nilai nh dan nh.z

Kedalaman z
Lapisan N - SPT Kepadatan nh nh.z
(m) (m)
1 0 - 1,5 1.5 7 Tidak Padat 2425 3637.5
2 1,5 - 3 1.5 12 Agak Padat 4850 7275
3 3 - 4,5 1.5 16 Agak Padat 4850 7275
4 4,5 - 6,5 2 18 Agak Padat 4850 9700
5 6,5 - 8,5 2 27 Agak Padat 4850 9700
6 8,5 - 10,5 2 14 Agak Padat 4850 9700
7 10,5 - 12 1.5 10 Agak Padat 4850 7275
8 12 - 14 2 11 Agak Padat 4850 9700
9 14 - 16 2 4 Agak Padat 4850 9700
10 16 - 18 2 2 Sangat Tidak Padat 1386 2772
11 18 - 20 2 9 Tidak Padat 1386 2772
12 20 - 22 2 21 Agak Padat 4850 9700
13 22 - 24 2 20 Agak Padat 4850 9700
14 24 - 26 2 11 Agak Padat 4850 9700
15 26 - 28 2 50 Padat 11779 23558
16 28-30 2 50 Padat 11779 23558
Jumlah 30 155722.5

Diketahui :
Df (kedalaman) = 30 m
H 5500
H tiap tiang = = = 157,142 kN
n 35

nh rerata =
∑ nh . z
∑z
155722.5
=
30
= 5190.75

Periksa terhadap tiang panjang atau tiang pendek

( )
1
nh
α= 5
Ep . Ip

( )
1
5190.75
¿ 6
5
23.50 . 10 .0,00636

¿ 0,51

α . L=0,51.30

= 15.3m > 4 m (termasuk tiang panjang)

Sehingga untuk tiang jepit yang termasuk tiang panjang, digunakan rumus defleksi
sebagai berikut :

0,93. H
yo = 3 2
( nh ) . ( Ep. Ip )
5 5

0,93 .157,142
¿ 3 2 m < 0,025 m
(5190.75 ) . ( 23,50.10 . 0,00636 )
5 6 5

= 7,342× 10−3 m<0,025 m( OK )

Batas defleksi lateral yang diizinkan pada pondasi tiang tidak lebih dari 2,5 cm (SNI
1726-2012).

 Analisa Penurunan
Tabel 4.14 Jenis tanah pada setiap lapisan

Kedalaman
Jenis tanah
(m)
0 - 1,5 Pasir Berlanau
1,5 - 3 Pasir Berkerikil
3 - 4,5 Pasir Berlanau
4,5 - 6,5 Pasir Berlanau
6,5 - 8,5 Pasir Bergradasi Buruk
8,5 - 10,5 Pasir Bergradasi Buruk
10,5 - 12 Pasir Bergradasi Buruk
12 - 14 Pasir Bergradasi Buruk
14 - 16 Pasir Bergradasi Buruk
16 - 18 Pasir Kelanauan
18 - 20 Lanau Kepasiran
20 - 22 Pasir Kelanauan
Lempung Kelanauan Plastisitas
22 - 24 Tinggi
24 - 26 Lanau Berpasir Plastisitas Sedang
26 - 28 Pasir Kelanauan
28 - 30 Lanau Berpasir Plastisitas Rendah

Diketahui :

ΣV = 6890 kN

n = 35 tiang

d = 0,6 m

kN
Ep = 23.50 . 106 2
m

h = 30 m

Beban per tiang (Q) =


∑V =
6890
=199,428
kN
n 35 tiang

 Kedalaman 2 m – 4 m
h = 30 m
L = 30 m
d = 0,6 m ; db = 0,6 m
ϕ = 15,31°

Untuk pasir kerikilan (Bowless, 1977)


kN kN
E = 500 2 = 49,034 MPa = 49034,030
cm m2
μ = 0,15
L 30
= =50
d 0,6
db 0,6
= =1
d 0,6
h 30
= =1
L 30

Dari grafik penurunan Io (Poulus dan Davis, 1980) buku Teknik Pondasi II
hal 168 didapatkan :
L db
Dengan nilai = 35,833 dan =1 , didapatkan nilai Io = 0,058
d d

6
Ep 23.50 . 10
K= = =479,258
E sand 49034,03
Dari grafik koreksi kompresi, Rk (Poulus dan Davis, 1980) buku Teknik
Pondasi II hal 168 didapatkan :
L/d Rk
25 1,28
35,833 ?
50 1,84

Interpolasi

35,833−25
Rk=1,28+ . (1,84−1,28 )
50−25

= 1,523

Dari grafik koreksi angka poisson rasio Rμ (Poulus dan Davis, 1980) buku
Teknik Pondasi II hal 169 didapatkan :
Dengan nilai μ = 0,15 dan K = 567,157 didapatkan nilai Rμ = 0,88
Dari grafik koreksi kedalaman Rh (Poulus dan Davis, 1980) buku Teknik
Pondasi II hal 169 didapatkan :

L/d Rh
25 0,38
35,833 ?
50 0,43

Interpolasi

35,833−25
Rh=0,38+ . ( 0,43−0,38 )
50−25

= 0,402

Sehingga

I = Io . Rk . Rh . Rμ

= 0,058 . 1,523 . 0,402 . 0,88

= 0,031

Q.I
S=
E.d

625,429. 0,031
¿
49043,03. 0,6

= 0,00066 m
= 0,06 cm

* Perhitungan selanjutnya ditabelkan

4.3.2 Kelompok Tiang


S g ( 4 B+3 )2
=
S ( B+ 4 )
2

Dengan :
Sg = penurunan kelompok tiang (m)
B = lebar kelompok tiang (m)
S = penurunan tiang tunggal pada intensitas beban yang sama (m)
Sehingga
S g ( 4 B+3 )2
= 2
S ( B+ 4 )
Sg ( 4.7,5+3 )2
=
0,01167 ( 7,5+ 4 )2
Sg 1089
=
0,01167 132,25
Sg = 0,0961 m
= 96, 1 mm
4.4 Desain dan Perancangan

Direncanakan tiang pancang pada kedalaman 21,5 m, diperoleh data sebagai berikut :
a. Banyak tiang (n) = 35 tiang
b. Jarak antar tiang (S) = 1,5 m
c. Jarak dari pusat tiang terluar ke tepi = 0,75 m
d. Kapasitas dukung ultimit tiang tunggal (Qu) = 3026,589 kN
e. Kapasitas dukung izin tiang tunggal (Qt) = 991,942 kN
f. Kapasitas dukung ultimit tiang kelompok (Qg) = 5347,4960 kN
g. Defleksi tiang (yo) = 0,008 m
h. Penurunan tiang tunggal (S) = 0,01167 m
i. Penurunan tiang kelompok (Sg) = 0,0961 m

Anda mungkin juga menyukai