Anda di halaman 1dari 9

Standar Teknis

Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan


Pembangunan dan Operasional Terminal Khusus

BAB III
SISTEM MANAJEMEN
LINGKUNGAN

Demi tercapainya pelaksanaan pemantauan dan pengelolaan lingkungan


secara optimal diperlukan sistem manajemen lingkungan untuk mengatur tanggung
jawab, prosedur, proses dan aspek-aspek lainnya, serta tindak koreksi terhadap
ketidak sesuaian dalam upaya mewujudkan kebijakan lingkungan, di Terminal
Khusus milik PT. Selatanjaya Permai. Dalam menyusun Sistem Manajemen
Lingkungan kami berpedoman pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan
Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan melalui tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pemeriksaan dan Tindakan.

a. Perencanaan
1. Tahap perencanaan merupakan tahapan yang mencakup kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan penetapan tujuan dan skala inventarisasi,
pembentukan tim dan pembagian kerja, penyusunan penganggaran, dan
penjadwalan yang disesuaikan dengan tujuan, skala dan kebijakan
perusahaan. Kemudian menentukan lingkup kerja dan menerapkan sistem
manajemen lingkungan terkait pengendalian Pencemaran Air.
2. Menetapkan kebijakan pegnendalian Pencemaran Air,
a) Memiliki komitmen dari manajemen terhadap pengendalian pencemaran
air;
b) Memiliki kebijakan pengendalian pencemaran air;
c) Memiliki sumber daya yang di syaratkan untuk penerapan dan
pemeliharaan sistem manajemen lingkungan terkait pengendalian
pencemaran air;
d) Memiliki struktur organisasi yang menangani pengendalian pencemaran air;
e) Mengidentifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban penaatan
pengendalian pencemaran air;

PT. Selatanjaya Permai 36


Standar Teknis
Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan
Pembangunan dan Operasional Terminal Khusus

f) Memiliki rencana untuk mengambil aksi menangani resiko dan peluang


serta evaluasi efektifitas dari kegiatan tersebut;
g) Memiliki sasaran pengendalian pencemaran air serta menentukan indikator
dan proses untuk mencapainya;
h) Menyusun rencana audit internal secara regular dan mendokumentasikan
hasil audit dan tindak lanjut perbaikannya
3. Komunikasi yang jelas, transparan dan memiliki visi yang jauh kedepan, Sistim
Manajemen Lingkungan harus dikomunikasikan secara jelas, sederhana dan
terdapat pengembangan visi. Manajemen puncak bertanggung jawab untuk
mengembangkan visi dan memastikan pesan yang dibuat jelas dan dimengerti
oleh semua pihak. Disamping adanya kebijakkan K3, menajemen puncak
dapat mengembangkan istilah-istilah yang secara spesifik memeberikan
arahan dan tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan tingkat personel di
dalam perusahaan. Misalnya, ”Safety adalah prioritas utama”. Istilah ini sangat
sederhana tetapi siapapun yang membacanya akan dapat memahami dan
mengingatnya disaat melakukan aktifitas kerja.
4. Membentuk struktur organisasi yang menangani pengendalian Pencemaran
Air,
a) Organisasi harus menentukan dan memiliki akses ke kewajiban kepatuhan
yang terkait dengan aspek lingkungan.
b) Menetapkan kewajiban kepatuhan pada saat penetapan, penerapan,
pemeliharaan dan terus meningkatkan sistem manajemen lingkungan.
c) Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi dan kewajiban
kepatuhan, untuk mengurangi risiko dan peluang bagi organisasi.
5. Menetapkan tanggung jawab dan kewenangan untuk peran yang sesuai;
sebagai penanggung jawab pengendalian pencemaran air, orang dan/atau
divisi harus memiliki tugas dan tanggung jawab yang sejalan dengan Standar
Kompetensi Kerja antara lain:
a) Mengidentifikasi Sumber Pencemaran Air Limbah
b) Menentukan Karakteristik Sumber Pencemaran Air Limbah
c) Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah
d) Menentukan Peralatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

PT. Selatanjaya Permai 37


Standar Teknis
Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan
Pembangunan dan Operasional Terminal Khusus

e) Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


f) Menyusun Rencana Pemantauan Kualitas Air Limbah
g) Melaksanakan Pemantauan Kualitas Air Limbah
6. Menentukan aspek menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air, dan
dampaknya;
a) Aspek kebijakan pengendalian pencemaran air antara lain:
1) Mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air Limbah
2) Menilai Tingkat Pencemaran Air Limbah
3) Melakukan Perawatan Instalasi Pengolahan Air Limbah.
4) Mengidentifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
5) Melakukan Tindakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap
Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah
b) Dampak terhadap estetika lingkungan
1) Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2) Tidak membuang sampah ke sembarang tempat.
3) Mengurangi intensitas limbah.
4) Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air
bersih lainnya tidak tercemar
7. Identifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban penaatan menetapkan
kebijakan pengendalian Pencemaran Air,
a) Melakukan kajian untuk mampu menerapkan sistem manajemen
lingkungan secara efektif.
b) Memastikan bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk penerapan sistem
manajemen lingkungan yang tersedia
c) Mengkomunikasikan pentingnya pengelolaan lingkungan yang efektif
sesuai dengan persyaratan sistem manajemen lingkungan
d) Memastikan bahwa sistem manajemen lingkungan yang efektif dan
mencapai hasil yang diharapkan
8. Menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani;
a) Resiko yang tidak diinginkan
1) Cedara karena pekerjaan

PT. Selatanjaya Permai 38


Standar Teknis
Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan
Pembangunan dan Operasional Terminal Khusus

2) Menurunnya Kesehatan
3) Ketidakpatuhan terhadap persyaratan hukum dan persyaratan lainnya,
b) Peluang yang di tangani
1) Mengatasi identifikasi bahaya
2) Cara penggunaan dan metode kerja
3) Analisis mitigasi bahaya yang perlu diketahui lebih awal
9. Merencanakan untuk mengambil aksi menangani risiko dan peluang serta
evaluasi efektifitas dari kegiatan tersebut;
a) Manajemen dalam merencanakan berdasarkan identifikasi aspek
lingkungan yang mencakup persyaratan sistem manajemen lingkungan,
dengan jaminan mencapai hasil yang ditargetkan.
b) Mampu mencegah atau mengurangi efek yang tidak diinginkan (secara
internal maupun eksternal) dan diperlukan tindakan perbaikan secara terus
menerus.
10. Menetapkan sasaran menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air,
menentukan indikator dan proses untuk mencapainya.
a) Guna menjamin peningkatan kinerja lingkungan, maka PT Selatanjaya
Permai menetapkan dan memelihara tujuan sasaran dan program
manajemen lingkungan.
b) Sasaran lingkungan bersifat terukur, logis, rasional, dilengkapi dengan
target waktu pencapaian. Sasaran-sasaran lingkungan ditetapkan untuk
mencapai suatu indikator dan tujuan lingkungan.
c) Indikator lingkungan
1) Sarana IPAL selalu terawat dengan baik
2) Air limbah di sarana IPAL selalu dilakukan pemeriksaan
3) Saluran drainase di lokasi kegiatan selalu terawat
b. Pelaksanaan
1. PT. Selatanjaya Permai mensyaratkan petugas yang akan melakukan
pengambilan contoh uji air harus memiliki sertifikasi kompetensi Petugas
Pengambil Contoh Uji Air/Air Limbah (PPCA) sesuai dengan metode
standar pengambilan contoh uji dan PerMen LHK NOMOR

PT. Selatanjaya Permai 39


Standar Teknis
Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan
Pembangunan dan Operasional Terminal Khusus

P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018 untuk keperluan pengawasan


penaatan peraturan, dan pemantauan kualitas lingkungan.
Petugas pengambil contoh uji air ini diharapkan mampu memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pengambilan contoh uji air untuk penilaian kualitas air di
lingkungan. Selain itu mereka juga dituntut mampu melaksanakan
serangkaian tugas pengambilan contoh uji air dengan menggunakan alat
dan pilihan prosedur kerja sesuai dengan standar serta menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur
2. Agar dapat melaksanakan tugas dengan baik, seorang pengambil contoh uji
air, wajib memiliki sertifikat kompetensi sebagai bukti bahwa yang
bersangkutan benar berkompeten untuk melakukan tugas-tugasnya, sesuai
dengan Permen LHK RI Nomor P.3 tahun 2018 tentang Kerangka kualifikasi
Nasional Indonesia dan Sertifikasi, Kompetensi Pengambil Contoh Uji Air,
Pasal 6 Point (1) Pengambil contoh uji air yang kompeten dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi.
3. Petugas pengambil contoh uji air diharapkan mampu menetapkan,
menerapkan, dan memelihara proses yang dibutuhkan dalam pekerjaannya
serta dapat bekerja sama dengan beberapa pihak laboratorium yang
terakreditasi.
4. Tanggung jawab yang harus dimiliki oleh pengambil contoh uji sebagai bagian
dari tugas dalam unit kerjanya, meliputi:
a) Prosedur untuk pengambilan contoh uji air harus sesuai dengan metode
b) Pemakaian alat ukur lapangan untuk melakukan pengukuran parameter
lapangan;
c) Pengemasan, pemberian label, penyimpanan, pengangkutan contoh uji;
d) Pendokumentasian kondisi lapangan dan hasil pengukuran parameter
lapangan; dan
e) Penerapan jaminan dan pengendalian mutu lapangan
5. Menetapkan, menerapkan, dan mengendalikan proses pengendalian operasi
yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen lingkungan
terkait pengendalian Pencemaran Air;

PT. Selatanjaya Permai 40


Standar Teknis
Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan
Pembangunan dan Operasional Terminal Khusus

a) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang terdokumentasi


untuk mengendalikan situasi dimana ketiadaan dokumen tersebut dapat
menyebabkan penyimpangan terhadap kebijakan lingkungan, tujuan dan
sasaran.
b) Menetapkan dan memelihara prosedur-prosedur yang berhubungan
dengan pengendalian pencemaran air
6. Menentukan potensi situasi darurat dan respon yang diperlukan.
a) PT Selatanjaya Permai melakukan identifikasi terhadap potensi-potensi
kondisi darurat yang mungkin terjadi dalam aktivitas pengendalian
pencemaran air.
b) Dalam kondisi keadaan darurat, PT Selatanjaya Permai menetapkan
Standar Prosedur Operasional Siaga Dan Tanggap Darurat, untuk
mengurangi potensi dampak yang ditimbulkan dan melakukan upaya
mitigasi
c) Evaluasi terhadap SPO Siaga dan Tanggap Darurat harus selalu terpelihara
melalui program simulasi yang dilakukan secara rutin maupun setelah
terjadinya kondisi darurat, Hal ini untuk menjamin peningkatan terhadap
kehandalan dari prosedur siaga tanggap darurat dalam mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan dari setiap kondisi darurat dan kecelakaan
kerja.
c. Pemeriksaan
1. Memantau, mengukur, menganalisa, dan mengevaluasi kinerja menetapkan
kebijakan pengendalian Pencemaran Air.
a) Pemantauan dan pengukuran terhadap karakteristik yang berpengaruh
terhadap aspek-aspek lingkungan penting dilakukan sesuai dengan skala
dan intensitas yang tepat;
b) Karakteristik yang menjadi objek pemantauan dan pengukuran meliputi
1) Pemantauan terhadap ph dan debit harian serta kualitas air limbah
domestik setiap 1 (satu) bulan sekali yang dihasilkan dari aktivitas
operasional perkebunan karet milik PT. Selatanjaya Permai.
2) Pengujian atau Analisa sampel dilaksanakan di laboatorium yang
terakreditasi oleh Komite Akreditasi nasional (KAN) dan Teregistrasi

PT. Selatanjaya Permai 41


Standar Teknis
Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan
Pembangunan dan Operasional Terminal Khusus

sebagai laboratorium lingkungan di Kementerian Lingkungan Hidup dan


Kehutanan (KLHK) RI.
3) Pemantauan terhadap kualitas air tanah/sumur pantau bagian hulu dan
hilir.
c) Seluruh informasi hasil pemantauan dan pengukuran harus dijadikan acuan
dalam menentukan berbagai tindakan serta kebijakan dalam kegiatan
pengendalian pencemaran air
d) Pendokumentasian kondisi lapangan dan hasil pengukuran parameter
lapangan:
e) Melaksanakan pelaporan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Ogan Komering Ilir (OKI) setiap 3 (tiga) bulan sekali (triwulan) dan
melaksanakan pelaporan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan
Provinsi Sumatera Selatan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.
2. Mengevaluasi pemenuhan terhadap kewajiban penaatan menetapkan
kebijakan pengendalian Pencemaran Air,
a) Sistem manajemen lingkungan ini bertujuan menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur secara berkala, mengevaluasi kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain sesuai dengan
komitmen dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.
b) Evaluasi kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan dilakukan secara
periodik untuk menentukan tingkat kepatuhan terhadap hukum dan
perundangan tersebut.
c) Rekaman hasil evaluasi secara berkala dipelihara dan disimpan dalam
periode waktu yang ditentukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan,
dilakukan evaluasi kepatuhan dan mengambil tindakan jika diperlukan
3. Melakukan internal audit secara berkala;
a) Program audit didasarkan pertimbangan dan arti penting lingkungan
berkaitan dengan operasional PT Selatanjaya Permai dan mengacu dari
hasil-hasil audit sebelumnya
b) Manajemen menetapkan, menerapkan dan memeliharan prosedur Audit
Internal yang mencakup pertanggung jawaban, perencanaan, pelaksanaan

PT. Selatanjaya Permai 42


Standar Teknis
Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan
Pembangunan dan Operasional Terminal Khusus

audit, pelaporan hasil audit, kriteria, ruang lingkup, frekwensi dan metode
audit serta menyimpan rekaman hasil audit;
c) Auditor yang melaksanakan audit internal dipilih personel yang kompeten
dari beberapa divisi/Bagian untuk memelihara objektivitas dan kenetralan
dalam proses audit;
d) Memastikan bahwa hasil audit tersebut dilaporkan kepada manajemen
yang relevan, informasi didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan audit
4. Mengkaji sistem manajemen lingkungan organisasi terkait menetapkan
kebijakan pengendalian Pencemaran Air, untuk memastikan kesesuaian,
kecukupan, dan keefektifan.
a) Sistem manajemen lingkungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa audit
internal dilaksanakan secara berkala dan terencana. Audit internal
dilakukan oleh tim audit dari dalam perusahaan PT Selatanjaya Permai.
b) Tujuan dari pelaksanaan audit adalah untuk

d. Tindakan Perbaikan
1. Melakukan Tindakan untuk menangani ketidaksesuaian
a) PT. Selatanjaya Permai memberikan peluang untuk perbaikan dan
melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diharapkan dari sistem manajemen lingkungan
b) Sistem manajemen lingkungan ini bertujuan untuk menetapkan,
menerapkan dan memelihara prosedur guna menentukan tanggung jawab
dalam penanganan ketidaksesuaian, mengambil tindakan untuk mengatasi
dampak yang timbul dan memprakarsai serta menyelesaikan tindakan
perbaikan dan pencegahan
2. Melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem manajemen
lingkungan yang sesuai dan efektif untuk meningkatkan kinerja pengendalian
Pencemaran Air,
a) Setiap ketidaksesuaian yang ditemukan baik dari hasil kegiatan
pemantauan dan pengukuran internal audit, evaluasi kepatuhan maupun
eksternal audit. PT. Selatanjaya Permai akan menetapkan tindakan koreksi
yang tepat guna dan menghilangkan akar penyebab dari ketidaksesuaian

PT. Selatanjaya Permai 43


Standar Teknis
Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan
Pembangunan dan Operasional Terminal Khusus

tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya ketidaksesuaian yang sama


di masa yang akan dating
b) Setiap ketidaksesuaian dan tindakan koreksi yang dilakukan harus
terdokumentasi
c) Verifikasi atas hasil tindakan koreksi dilakukan secara tepat, guna
memantau efektifitas dari penyelesaian masalah yang ditemukan

PT. Selatanjaya Permai 44

Anda mungkin juga menyukai