Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum wr..

wb…
ALLAHU AKBAR.. ALLAHU AKBAR.. ALLAHU AKBAR..
LAILLAHA ILALLAHU ALLAHU AKBAR
ALLAHU AKBAR WALILA HILHAMD

Sebelum menyampaikan kata sambutan, izinkan kami menyampaikan permohoan


maaf kepala Desa Babat, yang tidak ikut hadir bersama dengan kita sholat ied
dimasjid yang kita cintai ini. Dikarenakan beliau saat ini shola tied di Masjid Al-
Mukhlisin, untuk itu izinkan kami mewakili beliau.

Sesepuh pinisepuh, para pengurus masjid yang saya hormati. Segenap pimpinan
dan anggota BPD, Perangkat Desa dan Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa
yang saya hormati. Para tokoh masyarakat, tokoh wanita, tokoh pemuda yang saya
hormati. Kaum muslimin dan muslimat Desa Babat serta jama’ah sholat idul fitri yang
saya hormati pula.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh yang telah memberikan petunjuk,
kekuatan, kemudahan dan keleluasaan kepada kita, sehingga kita masih bisa
melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan kita sebagai hamba Alloh dan khalifah di
muka bumi ini. Sebuah tugas yang sesungguhnya berat tetapi sangat mulia, yang
menjadikan posisi manusia sebagai makhluk yang terhormat dibanding makhluk
yang lainnya.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah bagi junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga
akhir zaman. Semoga kita semua menjadi hamba-hamba yang senantiasa diberkahi
rahmat dan hidayah dari Allah SWT.

Pada kesempatan ini tidak lupa saya sampaikan ‘SELAMAT’ kepada seluruh kaum
muslimin dan muslimat Desa Babat yang telah lulus menunaikan salah satu
kewajiban sebagai umat Islam yaitu ibadah puasa. Kita berharap mudah-mudahan
puasa yang sudah kita lakukan diterima oleh Alloh SWT dan mampu memperkuat
batin dan keimanan kita sehingga seusai puasa kita dapat menemukan kembali diri
kita sebagai manusia yang tercerahkan dan dipenuhi dengan banyak nur
kebahagiaan. Dan dengan berpuasa mudah-mudahan kita kembali kepada fitrah
kita, yaitu menjadi manusia yang kembali berada dalam kesucian. Sehingga menjadi
layaklah kalau hari ini kita sebut sebagai hari kemenangan.

Bagi kita umat Islam, ibadah puasa menjadi ibadah yang sangat penting dan
istimewa, berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Hal tersebut sebagaimana
dijelaskan dalam sebuah Hadits Qudsi “Semua amal Anak Adam dilipatgandakan.
Kebaikan dilipatgandakan sepuluh sampai seratus kali, kecuali puasa, kata Tuhan.
Puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan memberikan pahalanya”.

Sayyed Hossein Nasr, dalam bukunya: Ramadan: Motivating Believers to Action: An


Interfaith Perspective, mengatakan, “Aspek paling sulit dari puasa ialah ujung
pedang pengendalian diri yang diarahkan pada jiwa hewani, al-nafs al
ammarah seperti disebut dalam Al-Qur’an”.
Dalam puasa, kecenderungan jiwa hewani untuk memberontak perlahan-lahan
dijinakkan dan ditenangkan melalui penaklukkan kecenderungan ini secara
sistematis pada kehendak Illahi. Berpuasa adalah memakai perisai kesucian dalam
menghadapi nafsu duniawi. Dalam puasa, manusia diingatkan bahwa ia telah
memilih Tuhan di atas hawa nafsunya.

Aktivitas puasa adalah mengendalikan bagian-bagian dalam diri fisik kita untuk
melakukan pengendapan, diam, tunduk, memasuki ‘kosong’, agar berjumpa dengan
‘isi yang sejati’. Puasa menjadi metode yang paling praktis dan mendasar bagi
proses pembebasan dan penyelamatan manusia atas dirinya sendiri. Meniadakan
diri dan menenggelamkan diri pada Yang Maha Kuasa, itulah hakikat puasa.

Jamaah sholat Ied yang berbahagia…


Puasa dengan demikian telah memungkinkan kita untuk membangun diri pribadi
yang muthmainah. Diri pribadi yang muthmainah adalah diri pribadi yang selalu
mendapatkan ketaqwaan yang mendorong kepada perbuatan baik dan ihsan. Diri
pribadi yang seperti ini pada hakikatnya selalu siap menghadapi tantangan
perubahan zaman. Dan diri pribadi seperti ini pulalah yang sesungguhnya pada saat
ini dibutuhkan dalam menggerakkan proses pembangunan di segala bidang.

Dalam konteks pembangunan, diri pribadi yang muthmainah memiliki arti yang
sangat penting. Diri pribadi yang muthmainah – dengan meminjam istilah Bung
Karno – bisa kita sebut sebagai bagian dari investasi mental (mental investment)
dalam pembangunan. Untuk menjalankan pembangunan, kata Bung Karno, kita
harus menjalankan persiapan di tiga lapangan, yaitu lapangan materiil (material
investment), lapangan kecakapan (human skill investment) dan lapangan batiniah
(mental investment). Dan disini dengan tegas Bung Karno mengatakan bahwa tidak
ada suatu bangsa dapat berjuang hebat jikalau batinnya tidak terbuat dari nur iman
yang sekuat-kuatnya.

Dari penjelasan yang saya sampaikan di atas kita bisa mengambil sebuah
kesimpulan bahwa betapa pentingnya peran agama dalam pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara. Agama telah meletakkan pondasi dasar berupa
kerangka etik dan moral dalam pelaksanaan pembangunan. Agama telah
memungkinkan pembangunan yang dilaksanakan bisa terarah menuju pada
peningkatan harkat dan martabat manusia untuk menuju ketinggian peradaban.

Untuk itu pada kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh
masyarakat, tokoh masyarakat dan semua pihak yang telah ikut peduli terhadap
kemajuan pengembangan keberagamaan dan pembangunan di Desa Babat yang
kita cintai ini. Dukungan moral, material, pemikiran ataupun kebaikan-kebaikan lain
yang telah ditebarkan mudah-mudahan dapat bertumbuh subur menciptakan
masyarakat Babat yang baldatun, toyyibatun, warobun ghofur.

Jama’ah sholat Ied yang saya hormati…


Pada kesempatan yang berbahagia ini tidak lupa juga saya sampaikan selamat
datang kepada para pemudik, di kampung halaman tercinta, Desa Babat. Yang
mungkin sempat tertunda kurang lebih dua tahun dikarenakan hantaman Pandemi
Covid-19. Tentu saja saat-saat ini menjadi saat yang membahagiakan buat para
pemudik karena bisa berkumpul kembali, melepaskan rindu dengan keluarga, sanak
saudara, handai taulan dan sahabat. Saat-saat seperti ini selalu menjadi saat-saat
yang penuh makna. Saat-saat dimana kita bisa merasakan hikmah silaturahmi.

Aktivitas bersilaturahmi dan saling maaf memaafkan pada hakikatnya menunjukkan


upaya untuk senantiasa menjaga kedamaian kehidupan bermasyarakat agar selalu
dalam tali ukuwah. Dengan bersilaturahmi dan saling maaf memaafkan, kita
berharap dapat mengurangi beban kemanusiaan kita. Dengan bersilaturahmi dan
saling maaf memaafkan kita berharap dapat memperbarui spiritualitas kita. Dengan
silaturahmi dan saling maaf memaafkan kita berharap dapat membersihkan hati kita,
mensucikan hati kita yang penuh dengan kesalahan dan kekhilafan terhadap
sesamanya, sehingga hati kita bisa kembali bersih tercerahkan sekaligus dapat
menumbuhkan kekuatan baru untuk mengarungi kehidupan ke depan.

Kaum muslimin dan muslimat Desa Babat yang saya hormati…


Untuk mengakhiri sambutan ini, perkenankan dengan penuh kerendahan hati, saya
secara pribadi, keluarga maupun kedinasan menyampaikan permohonan maaf yang
setulus-tulusnya kepada seluruh warga masyarakat Desa Babat. Apabila selama
bergaul ada lisan yang tak terjaga dengan baik sehingga menyakiti, ada sikap yang
membuat tak berkenan sehingga menggores hati ataupun dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat banyak kekurangan dan kesalahan kami mohon
maaf yang setulus-tulusnya. Mudah-mudahan dengan saling maaf memaafkan di
hari ini, hilanglah seluruh beban kemanusiaan kita dan kita bisa menyambut hari
depan dengan penuh senyuman dan kebahagiaan. Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1443
Hijriah. Taqobalallohu mina waminkum. Minal ‘aidzin wal faizin. Mohon maaf lahir
dan batin.

Sebagai penutup kami sekeluarga besar mengundang Hadirin Sekalian untuk dapat
bersilaturahmi ke kediaman kami, pintu rumah kami terbuka lebar menyambut
rajutan silaturahmi dari hadirin sekalian jamaah sholat ied yang berbahagia

Akhir Kata jika ada kata yang salah kami mohon maaf, kepada Allah kami mohon
Ampun.
Wallahul muwafiq ila aqwamit-thariq
Wassalamu’alaikum wr.wb...

Anda mungkin juga menyukai