Abstrak
Kalimantan Barat merupakan salah satu Provinsi dengan persebaran tanaman bambu salah satunya
adalah jenis Bambusa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur anatomi batang empat
spesies Bambusa (B. maculata Widjaja,multiplex
B. uetuldoide
Widjaja).
Widjaja
Penelitian
, B. glaucophylla
ini dilaksanakan
Widjajapada
dan bulan
B.
Juni 2014 hingga Oktober 2014. Penelitian menggunakan dua sampel uji yaitu rebung dan batang
bambu. Batang bambu yang digunakan adalah ruas dan ruas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keempat rebung dan batang bambu memiliki struktur jaringan yang sama yang mengandung
epidermis, korteks dan berkas pembuluh. Dua jenis berkas yang ditemukan adalah berkas
pembuluh darah tipe III dan tipe IV. Berkas pengangkut tipe III merupakan jenis berkas pengangkut
yang terdiri dari dua bagian yaitu berkas pembuluh dan satu berkas serat yang terdapat pada B.
maculata, B. uetoldoide dan B. multipleks. Berkas pengangkut tipe IV merupakan jenis berkas
pengangkut yang terdiri dari satu berkas pengangkut dan dua berkas serat yang terdapat pada B.
glaucophylla. Sayatan melintang batang bambu pada bagian ruas menunjukkan adanya spathe
sclerenchymatic dan pada bagian node tidak terdapat spathe sclerenchymatic dan memiliki dua serat yang me
213
Machine Translated by Google
214
Machine Translated by Google
Sayatan melintang batang bambu dewasa bagian melintang pada rebung bambu B. maculata, B.
nodus menunjukkan serat di bagian luar yang uetuldoide dan B. multiplex (Gambar 1 A, B dan D)
mengapit pembuluh, ukuran pembuluh relatif sama menunjukkan jaringan epidermis, jaringan korteks,
besar, memiliki jaringan korteks dan tidak memiliki protoxilem dan metaxilem serta memiliki
seludang sklerenkim (Gambar 5). Ikatan serat antara serat.
internodus dan nodus berbeda, bagian internodus
hanya memiliki satu serat dan bagian nodus
Sayatan melintang pada B. glaucophylla (Gambar
memiliki dua serat yang mengapit pembuluh.
Jaringan dapat dibedakan antara metaxilem, 1 C) menunjukkan adanya jaringan epidermis,
protoxilem dan floem (Gambar 6). jaringan korteks, protoxilem dan metaxilem dan
memiliki serat yang mengapit pembuluh.
Sayatan melintang empati spesies Bambusa adanya
Penjelasan beberapa perbedaan pada tipe hubungan (Gambar
Hasil Rebung Bambu pada empat Bambusa dilihat 1 A dan C).
pada sayatan melintang pada jaringan epidermis, Bambu memiliki 4 tipe pembuluh yaitu tipe I, tipe II,
korteks dengan sel yang tersusun rapat dan tipe III dan tipe IV (Zamuco, 1972).
tersebar pada jaringan korteks (Gambar 1). Hasil
sayatan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan merupakan tipe lapisan yang terdiri atas dua bagian
diperoleh 2 tipe hubungan yang berbeda, yaitu tipe yaitu lapisan (xilem dan floem) dan satu lapisan di
III dan tipe IV. Menurut Liese (1985) tipe pembuluh sebelah luar lapisan ( 1972). Penelitian Nuriyatin
yang sering ditemukan Bambusa, Dendrocalamus (2000) juga menemukan hasil hubungan tipe III
dan Gigantochloapadaadalah tipe III dan tipe IV
spesies sedangkan yang terdapat pada genus Gigantochloa (G.
untuk tipe pembuluh IV ditemukan pada Arundinaria pseudoarundinacea, G. atter, G. apus dan G.
dan tipe pembuluh II pada Schizostachyum. atroviolacea).
215
Machine Translated by Google
Jaringan xilem terdiri atas dua bagian yaitu dan tidak ada pilihan protoxilem dengan
protoxilem yang kemudian menjadi metaxilem ukuran lebih kecil dari metaxilem. Menurut
(Gambar 3 a dan d). Protoxilem berdiferensiasi Hidayat (1995) protoxilem pada batang bambu
dalam bagian tubuh primer yang pertumbuhan muda akan mengalami aktivitas pemanjangan
dan diferensiasinya belum selesai. Hasil dewasa karena tekanan yang dipengaruhi
sayatan melintang batang bambu pada bagian internodus
oleh jaringan yang aktif memanjang.
216
Machine Translated by Google
217