Kampus 2, Tadris IPA Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Mataram, 2020
Abstrak
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengamati serta mengidentifikasi
struktur morfologi, anatomi, dan untuk mengetahui habitat, persebaran, serta system reproduksi dari
tumbuhan lumut daun yang berada dikawaan dusun Jorong, Desa beraim. Lumut merupakan salah satu
tumbuhan berkormus karena tidak memiliki bagian akar, batang dan daun sejati. Morfologi lumut
terdiri atas bagian akar disebut rhizoid, batang, daun (namun bukan yang sebenarnya) dan terdapat
pula kantung spora. Anatomi lumut tersusun atas bagian kaliptra, operculum, kolumela, apofisis,
vaginula yang terdiri atas seta atau tangkai, dan arkegonium. Lumut daun tumbuh ditempat yang
lembab dan teduh. Lumut ini banyak terdapat didaerah tropis sampai subtropics, baik didataran rendah
maupun datran tinggi. Reproduksi lumut daun dilakukan dengan cara seksual dan aseksual, secara
seksual dilakukan dengan Oogami dan aseksual dengan membentuk zoospora. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. dikrenakan penelitian dilakukan dirumah
masing-masing mahasiswa.
Abstract
The purpose of this research is to observe and identify the structure of morphology, anatomy, and to
determine the habitat, distribution, and reproductive system of the moss plants that are located in the
Jorong hamlet, Beraim Village. Moss is a plant with a form because it has no true roots, stems and
leaves. Moss morphology consists of root parts called rhizoids, stems, leaves (but not the real one) and
there are also spore sacs. The anatomy of mosses is composed of parts of the calyptra, operculum,
columella, apophysis, vaginula consisting of the seta or stem, and archegonium. Leaf moss grows in a
damp and shady place. This moss is widely available in tropical to subtropical areas, both in low and
high land. Reproduction of mosses is carried out by sexual and asexual means, sexually by Oogamy
and asexually by forming zoospores. The method used in this research is qualitative method. because
the research was carried out at the home of each student.
Jurnal Taksonomi Tumbuhan Rendah, Desember 2020
tanggal 7 sampai dengan tanggal 20 Desember tahap metagenesis sporofit melainkan hanya
2020. berbentuk fase gametofit.
Dalam penilitan ini digunakan Pada lumut daun jenis Barbula indica
bebrapa alat dan bahan. Diantara alat yang terlihat Daun tumbuhan lumut ini kecildan
digunakan adalah berupa gelas plastic yang menumpuk apabila dilihat dari atas dan daun
digunakan sebagai tempat menaruh sampel bagian ujung atau daun muda nampak seperti
lumut daun, dan silet yang digunakan untuk ristal. Memiliki ukuran yang kecil yaitu
mengambil atau memisahkan tumbuhan lumut panjang daun berukurang 2-5 mm, batang pada
daun dari substratnya. Metode pengupulan lumut ini tertutupi oleh daun-daunnya
data yang digunakan dalam penelitian ini sehingga tampak tidak terlihat batangnya
adalah metode pengumpulan data secara Batang Lumut daun jenis Ectropothecium
kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan falciforme ini tumbuh merayap pada
dalam pengamatan ialah metode pengamatan substratnya, dan juga batang dari tumbuhan
secara langsung tanpa alat bantu khusus seperti lumut ini tertutupi oleh daun. Lumut ini
mikroskop dengan hasil anatomi yang akan berukuran kecil dan daunnya seperti bulat telur
diamati diperoleh dari refrensi. Dikarenakan dan runcing di ujungnya. Barbula indica dan
penelitian ini dilakukan secara mandiri tanpa Ectropothecium falciforme yang ditemukan
bimbingan dari para dosen daan Assistensi. didaerah Dusun Jorong dapat dilihat pada
gambar 1.
Hasil penelitian dan identifikasi tumbuh. Lumut dapat kita jumpai di antara
lumut daun yang diperoleh di Desa Jorong rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada
diketahui bahwa lumut daun yang ditemukan batang-batang dan cabang-cabang pohon, di
rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air.
merupakan lumut daun jenis Barbula indica Mengingat tempat tumbuhnya yang
dan Ectropothecium falciforme yang memiliki bermacam-macam itu, maka tubuhnya pun
struktur anatomi yang terdiri atas bagian memperlihatkan struktur yang bermacam-
kaliptra, operculum, kolumela, apofisis, serta macam pula (Sriwiyati, 2010).
vaginula yang terdiri atas seta atau tangkai,
dan arkegonium.
A
hutan, membentuk lapisan-lapisan seperti zat mineral oleh akar rhizoid dari tumbuhan
permadani. lumut sehingga spora yang akan mengalami
pembelahan secara miosis untuk membentuk
Dalam hutan-hutan di pergunungan empat sel anakan yang bersifat haploid.
daerah tropika batang-batang dan cabang- Selanjutnya sel tersebut berkembang menjadi
cabang pohon penuh dengan luut yang spora. Setalah sporran matang, spora tersebut
menempel, berupa lapisan-lapisan yang akan jatuh. Jika jatuhnya di tempat yang
terkadang amat tebal dan karena basahna cocok, spora tersebut akan tumbuh menjadi
selalu mencucurkan air. Hutan demikian itulah tumbuhan lumut yang baru.
yang disebut hutan lumut, yang sering juga
disebut hutan kabut, karena hutan itu hampir
selalu diselimuti kabut (elfin forest). Di daerah
gambut, lumut daun dapat menutupi areal yang KESIMPULAN
luasnya sampai ribuan km persegi, demikian Lumut daun jenis Barbula indica dan
pula di daerah tundra di sekitar Kutub Utara. Ectropothecium falciforme memiliki struktur
Lumut daun yang tenggelam jarang kita morfologi yang sama, namun pada jenis
temukan. Lumut yang membentuk bantalan Ectropothecium falciforme yangditemukan
karena tidak berakar hampir-hampir tidak belum mengalami tahap metagenesis
menghisap air dari tanah, bahkan melindungi sprorofoit sehingga tidak memperlihatkan
tanah itu terhadap penguapan air yang terlalu bagian adanya sporofit. Sedangkan pada
besar. struktur anatomi lumut daun tersebut
Reproduksi Lumut Daun Jenis Barbula terdiriatas kaliptra, operculum, seta, kolumela,
indica dan Ectropothecium falciforme yang dan vaginula. Namun pada Ectropothecium
Terdapat di Daerah Dusun Jorong falciforme tidak memiliki bagian bagian
sporofit tersebut.
Reoproduksi tumbuhan lumut
dilakukan dengan dua cara dalam fase Lumut daun tersebut ditemukan
metagenesis yang terdiri atas fase gametofit tumbuh pada tembok batu-bata yang dalam
dan fase sporofit. Fase gametofit lebih kondisi lembab dan teduh dan lumut tersebut
dominan daripada fase sporofit. Fase gametofit dapat ditemukan pada kawasan dengan kondisi
ditunjukkan oleh tumbuhan lumut yang belum basah atau lembab, dan teduh seperti di
memperlihatkan adanya sporofit melainkan kawasan Dusun Jorong Desa Beraim yang
hanya berupa akar batang dan daun. dijadikan sebagai tempat pencarian untuk.
Sedangkan fase sporofit dapat ditandai dengan Reproduksi lumut dilakukan dengan dua fase
sudah terbentuknya sporofit pada lumut metagenesis yaitu berupa fase gametofit dan
tersebut. sporofit. Fase gametofit merupakan tumbuhan
lumut itu sendiri. Sedangkan fase sporofit
Reproduksi dengan gametofit di setelah lumut memperlihatkan adanya sporofit.
mulai dari terbentuknya sel sperma yang
terbawa oleh air menuju bagian vaginulus
untuk melakukan pembuahan sel telur.
Sehingga terbentuk zigot yang selanjutnya sel
tersebut berkembang menjadi embrio yang
akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru.
DAFTAR PUSTAKA
Jawa Timur