Anda di halaman 1dari 10

AUDITING II

Untuk memahami siklus pendapatan entitas, Jelaskan disertai contoh industri khas, bagaimana
pengembangan perspektif laporan keuangan entitas (median industri) dan bagaimana menaksir
risiko salah saji yang material!
Jawab :
Siklus pendapatan yaitu siklus yang dapat membantu mengembangkan ekspektasi pengeluaran
perusahaan yang berkaitan dengan siklus transaksi lainnya dan menaksir risiko bahwa laba yang
belum diaudit mengandung salah saji yang material.

Contoh industri khas yaitu:


Perusahaan mesin dan peralatan rumah tangga
Grosir eceran
Hotel
Sekolah

Pengembangan perspektif laporan keuangan keuangan entitas (median industri) dan cara menaksir
risiko salah saji yang material di tiap jenis industri:
a. Perusahaan mesin dan peralatan rumah tangga
Median Industri:
-Penjualan dibanding total aset; 2.0
- Penjualan dibanding aset tetap bersih; 10.0
- Median margin kotor 28.7%
- Median periode penagihan : 45 hari

Menaksir resiko salah saji:


- Fokus pada jangka penjualan dan pengakuan pendapatan.
- Risiko penagihan moderat.
- Cadangan kerugian piutang merupakan estimasi penting dalam buku pembantu pembiayaan.

b. Perusahaan komputer
Median Industri:
- Penjualan dibanding total aset; 2.3
- Penjualan dibanding aset tetap bersih; 25.7
- Median margin kotor; 34.4%
- Median periode penagihan; 52 hari

Menaksir risiko salah saji:


- Isu pengakuan pendapatan yang signifikan terkait dengan produk yang dijual secara bundle.
- Penagihan kas dapat mendahului pengakuan pendapatan sehingga mengakibatkan pendapatan
terklasifikasikan.
- Lingkungan yang kompetitif amat mempengaruhi harga jual dan margin kotor.
- Risiko penagihan tidak perlu diberi perhatian berlebihan.

c. Grosie eceran
Median Industri
- Penjualan dibanding total aset: 5,0.
- Penjualan dibanding aset tetap bersih: 13,3.
- Median margin kotor: 24,7%
- Median periode penagihan: 2 hari.
Menaksir risiko salah saji
- Apakah volume penjualan bisa menutup biaya tetap ?
- Margin kotor terkait campuran produk dan pemakaian lahan.

d. Hotel
Median Industri
- Penjualan dibanding total aset: 0,6.
- Penjualan dibanding aset tetap bersih: 0,7.
- Median margin kotor: n/a median periode.
- Penagihan: 5 hari

Menaksir risiko salah saji:


- Perubahan pengakuan pendapatan terkait regulasia.
- Volume, harga penjualan, dan tingkat hunian.
- Perusahaan hotel besar yang mempunyai perjanjian manajemen mengalami risiko penagihan yang
tinggi

e. Sekolah
Median Industri
- Penjualan dibanding total aset: 0,7.
- Penjualan dibanding asset tetap bersih: 1,2.
- Median margin kotor: n/a median periode
- Penagihan: 7 hari

Menaksir risiko salah saji


- Bagaimanakah kualitas sistem informasi yang melaporkan cacah jiwa murid ?
- Risiko penagihan rendah.
- Risiko bisnis tinggi terkait tingginya biaya sekolah dan penurunan pendaftaran

Sumber referensi jawaban:


BMP EKSI4310 AUDITING II Modul 4 (4.4-4.7)

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN


Identifikasi rasio-rasio keuangan apa saja yang dapat digunakan sebagai alat analisis untuk
menilai kinerja keuangan PT Asabri! Apakah teknik Analisis rasio keuangan terhadap
laporan keuangan untuk perusahaan pengelola dana pensiun dapat disamakan dengan
perusahaan pada umumnya?

Jawab :
Ada Empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perushaan
sebagai berikut :

Rasio Likuiditas yaitu rasio yang mengambarkan kemampuan perushaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dapat diukur dengan dua rasio yaitu:

Current Ratio (Rasio Lancar) : digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Quick Ration (Rasio Sangat Lancar) : Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk membayar kewajiban atau hutang lancar terhadap aktiva lancar tampa
harus memperhitungkan nilai persediaan.

Rasio Civabilitas yaitu Rasio yang digunan untuk mengetahui kemampuan perushaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio Solvabilitas dapat diukur dengan dua rasio
yaitu:

Debt To Equity (Rasio Hutang atas Modal) : Rasio yang dapat mengukur seberapa besar
aktiva perushaan yang dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Deb To Asset Ratio (Rasio Hutang Atas Aktiva) : Menunjukkan hubungan dari jumlah hutang
jangka panjang terhadap jumlah modal itu sendiri yang diberikan kepada pemilik perushaan,
bertujuan untuk mengetahui jumlah data yang disediakan kreditor ke pemilik perushaan.

Rasio Rentabilitas mengambbarkan kemampuan perushaan untuk mendapatkan laba melaui


semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, Kas, Modal, Jumalah
Karyawan dan sebagainya.

Rasio Matgin Laba (Profit Margin Ration) : Rasio Ini menunjukkan seberapa besar persentase
pendapay berseih yang diperoleh dari setiap penjualan. semakin besar rasionya makan akan
semakin baik dianggap kemampuan perushaan dalam memperoleh laba adalah cukup tinggi.
Return On Invesmen (ROI) : digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiba untuk menhasilkan keuntungan bersih.
Retrun On Equity (ROE) : digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini adalah perbandingan -
perbandingan keuntungan bersuh sesuai pajak dengan modal sendri. semakin tinggi rasio ini
semakin baik keadaan perushaan.

Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan ntuk mengukut sejauh mana efektivitas
manajemen perusahaan dalam pengelola asset-assetnya. Rasio Aktivitas dapat diukur
dengan tiga Rasio yaitu:

Receivable Turnover (Perputas Piutang) : digunakan untuk mengukur kemampuan data yang
tertanam berputar dalam satu periode tertentu.
Invebtory Turnover (Perputaran Persediaan) : Digunakan untuk mengukur kemampuan dana
yang tertanam dalam satu periode tertentu atau mengukur likuiditas dari inventori dan
terdensi untuk adanya overstock.
Total Asset Turnover (Perputaran Aktiva) : Digunakan untuk mengukur kemampuan dana
yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputas dalam satu periode tertentu atau
kemampuan dari modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan penjualan.

Sumber : EKSI4204 Analisis Informasi Keuangan Modul 4


TEORI EKONOMI MIKRO
Jelaskan bagaimana perusahaan monopolis memutuskan kuantitas outputnya untuk
memaksimumkan profit !

Jawab :
Suatu pasar dikatakan sebagai pasar monopoli apabila seluruh penawaran terhadap suatu
jenis barang dikuasai oleh satu penjual. Jika monopolis memutuskan menaikkan harga dari
sebuah produk, tidak ada kekhawatiran akan adanya ancaman dari kompetitor lain yang
menjual produknya dengan harga rendah yang akan mengurangi pasarnya monopolis.

Monopolis merupakan penguasa pasar yang mengontrol keseluruhan jumlah output yang
ditawarkan untuk dijual. Monopolis dapat menentukan keuntungan yang ingin dicapainya
karena tujuan utama monopolis ialah memperoleh profit maksimum. Monopolis dalam
memaksimumkan profit terlebih dulu mengetahui karakteristik permintaan pasar dan
struktur input yang akan digunakan dalam produksi. Setelah itu monopolis memutuskan
berapa banyak yang diproduksi dan dijual. Monopolis dapat menentukan harga dan
kuantitas yang akan dijual dengan harga yang mengikuti kurva permintaan pasar.

kurva monopolis profit maksimum

Perpotongan MR dengan MC (keseimbangan perusahaan) terjadi pada saat output sebanyak


Q unit. Harga per unit sebesar OP dan biaya per unit sebesar OC.

Total pendapatan sebesar OPRQ, sedangkan biaya yang dikeluarkan sebesar OCSQ. Sehingga
laba yang diperoleh sebesar PCSR (daerah yang diarsir). Laba sebesar PCSR adalah laba
ekonomi.

Laba ini adalah laba maksimal atau keuntungan maksimum yang diperoleh perusahaan pada
posisi keseimbangan dalam pasar monopoli. Laba maksimal diperoleh karena pada posisi
keseimbangan perusahaan AC lebih rendah dibanding dengan AR.

Sumber :

BMP ESPA 4221 hal 5.4 – 5.8

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Dalam siklus pendapatan memiliki empat aktivitas utama yang perlu dikelola dengan baik
oleh perusahaan. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat aktivitas-aktivitas tersebut!

Jawab :
Siklus pendapatan menurut Romney (2015) adalah rangkaian aktivitas bisnis dan proses
informasi berulang yang terkait dengan menghasilkan barang dan jasa kepada konsumen
dan mengumpulkan uang pembayaran atas penjualan tersebut. Informasi tentang siklus
pendapatan juga dapat mengalir ke siklus-siklus akuntansi lainnya. Sebagai contoh, siklus
pengeluaran dan produksi menggunakan informasi tentang transaksi-transaksi penjualan
untuk menginisiasi pembelian barang atau memproduksi barang tambahan dalam
memenuhi permintaan pasar, Siklus pendapatan adalah salah satu dari Siklus penting yang
berorientasi pada transaksi yang menyediakan masukan penting bagi sistem buku besar
umum serta laporan keuangan. Menurut Romney (2015), tujuan utama dari siklus
pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat
untuk harga yang sesuai. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen harus memastikan
hal-hal berikut.
1. Sejauh mana produk dapat dan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
pelanggan individu?
2. Berapa banyak persediaan yang harus dibawa dan di mana seharusnya persediaan itu
ditempatkan?
3. Bagaimana seharusnya barang dagangan dikirim ke pelanggan? Haruskah perusahaan
melakukan fungsi pengiriman itu sendiri atau mengalihdayakannya kepada pihak ketiga
yang berspesialisasi dalam logistik?
4. Berapa harga optimal untuk setiap produk atau jasa?
5, Apakah jangka waktu kredit pelanggan harus diperpanjang? Jika iya, berapa jangka waktu
yang ditawarkan? Berapa banyak jangka waktu kredit diperpanjang untuk masing-masing
pelanggan?
6. Bagaimana pembayaran kredit pelanggan diproses untuk memaksimalkan arus kas
perusahaan?
Adapun tujuan lain dari siklus pendapatan adalah
1.semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar,
2.semua transaksi yang dicatat valid (benar-benar terjadi),
3.semua transaksi yang valid dan disahkan telah dicatat,
4.semua transaksi dicatat dengan akurat,
5.aset dijaga dari kehilangan ataupun pencurian, serta
6. aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus pendapatan (Romney, 2015) sebagai berikut.
1.Aktivitas entri pesanan dari pelanggan
Aktivitasini terdiri atas mengambil pesanan pelanggan, menyetujui kredit pelanggan,
memeriksa ketersediaan persediaan, dan menjawab permintaan pelanggan.

2. Aktivitas pengirinman barang


Aktivitas pengiriman barang terdiri atas pengemasan pesanan dan pengiriman pesanan.

3.Aktivitas penagihan
Aktivitas ini terdiri atas penagihan piutang, pemeliharaan data piutang usaha, serta
penyesuaian rekening dan penghapusan.

4.Aktivitas penagihan kas


Aktivitas penagihan kas terdiri atas menangani kiriman uang pelanggan dan penyimpanan ke
bank.

Dalam ilmu akuntansi, secara umum pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu
pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional. Dalam siklus pendapatan ini,
contoh yang digunakan adalah pendapatan operasional. Yang dimaksud dengan pendapatan
operasional adalah pendapatan hasil usaha yang diperoleh dari aktivitas operasi
utama/bidang utama yang dijalankan sebuah perusahaan.

Sumber : BMP EKSI4312 Sistem Informasi Akuntansi Modul 5 (5.2-5.3)

TEORI AKUNTANSI
Apakah anda setuju, jika pengukuran dalam akuntansi harus selalu dengan ukuran moneter?
Jelaskan alasannya!
Jawab :
Pengukuran dalam Akuntansi adalah Proses memberikan jumlah moneter kuantitatif yang
berarti pada objek atau peristiwa yang berkaitan dengan suatu badan usaha dan diperoleh
sedemikian rup sehingga jumlah itu sesuai untuk agregasi (seperti total penilaian aktiva)
atau disagregasi, seperti yang disyarakan untuk situasi-situasi tertentu. Contoh-contoh objek
meliputi piutang, pabrik dan peralatan, dan utang jangka panjang. Contoh-contoh aktivitas
meliputi penjualan barang dan Isa serta pembayaran dividen. Akan tetapi, sebelum
pengukuran dapat dilakukan, harus dipilih mungkin mencakup jumlah rupiah yang akan
diterima dan tanggal penagihan yang diharapkan. Atribut-atribut pabrik San peralatan
mungkin mencakup kapasitas fisik untuk memproduksi, pengeluaran sumber daya pada saat
perolehan atau sumber daya yang diperlukan untuk mengganti aktiva saat ini.

Saya Setuju, Karena pengukuran biasanya dilakukan dalam ukuran moneter. Semua
transaksi yang di lakukan baik dalam perusahaan ataupun kehidupan sehari-hari tidak lepas
dengan laporan mata uang. Hal itu dilakukan ntuk mengetahui apakah dalam perusahaan
tersebut mengalami kenaikan atau penurunan pada setiap periode laporannya dan untuk
mengetahui laba bersih dan kotor yang diperoleh. Oleh karena itu, Transaksi tersebut
dikuantifikasikan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang. Jangan dilupakan bahwa data
nonmoneter juga di perlukan oleh perusahaan, seperti kapasitas produksi dalam ton atau
jumlah pegawai, kerapkali relevan untuk prediksi dan pengambilan keputusan. Karena kita
mempunyai beberapa atribut, pengukuran,dan publikasi lebih dari satu atribut mungkin
relevan bagi investor dan pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu,konsep-konsep
penilaian bisa saja saling melengkapi dan juga saling bersaing satu sama lain.

Sumber : BMP EKSI4415 Teori Akuntansi Modul 4 (4.4)

PERPAJAKAN
1. Sebutkan dan jelaskan pemotong PPh Pasal 21!

2. Tn Amir, Berkewarganegaraan Indonesia bekerja sebagai pegawai di Kedutaan Besar


Perancis di Jakarta. Jelaskan Apakah Kedutaan Besar Perancis akan melakukan pemotangan
pajak penghasilan pasal 21 atas penghasilan Tn Amir.

Jawab :
1. PPh Pasal 21 Pajak yang dipotong dari penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,
jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri, yaitu
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, serta pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apapun.Pemotongan Pajak dilakukan oleh Pemberi
Kerja, dalam hal diperoleh penghasilan oleh wajib pajak dari pekerjaan, jasa, dan
kegiatan sebagaimana dimaksud dengan PPh Pasal 21.Penyetoran atas Pemotongan
PPh Pasal 21 Paling Lambat Tanggal 10 dan pelaporan 20 hari bulan berikutnya
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 yang termasuk
pemotong PPh 21 meliputi:
1. Pemberi Kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik pusat atau cabang
perwakilan atau unit yang membayar penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, serta pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah yang membayar penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan, serta pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,jasa, dan kegiatan.
3. Dana Pensiun, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dan badan-badan
lainnya yang membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau Jaminan Hari Tua.
4. Orang Pribadi yang melakukan pekerjaan bebas atau kegiatan usaha serta badan yang
membayar:
a. Honorarium Tenaga ahli bertindak atas nama diri sendiri
b. Honorarium orang pribadi status Subjek Pajak Luar Negeri
c. Honorarium kepada pesarta pendidikan, pelatihan dan magang.
5. Penyelenggara kegiatan, temasuk badan pemerintah, organisasi internasional maupun
nasional, perkumpulan, orang pribadi yang membayar honorarium, hadiah, atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada WP orang Pribadi dalam negeri berkenaan
dengan suatu kegiatan.

Yang tidak termasuk berkewajiban melakukan pemotongan pajak adalah:


1. Kantor Perwakilan negara asing
2. Organisasi Internasional sesuai pasal 3 ayat 1 UU PPh yang telah ditetepkan Menteri
Keuangan.
3. Pemberi Kerja Orang Pribadi yang semata-mata melakukan pekerjaan rumah tangga atau
pekerjaan bukan dalam rangka melakukan usaha atau kegiatan pekerjaan bebas.

2.Kantor Kedutaan Besar Perancis Merupakan Kantor Perwakilan Negara Asing yang
merupakan salah satu yang tidak berkewajiban melakukan pemotongan pajak PPh 21. Atau
bisa disebut bukan subjek pajak PPh 21 sesuai dengan pasal 21 ayat 2 UU PPh. sehingga
Kedutaan Besar Perancis tidak akan melakukan pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 atas
penghasilan Tn Amir.

Sumber: BMP EKSI4206 Perpajakan Modul 4 (4.2)


LABORATORIUM AUDITING
Pada pertemuan ke dua ini kita akan membahas dan mendiskusikan pemahaman materi
terkait Pemeriksaan siklus perolehan dan pembayaran beban dibayar dimuka dan
perlengkapan kantor. Jika Anda mempunyai pertanyaan ataupun pendapat seputar Lab
Auditing jangan ragu2 untuk mengungkapkannya di forum ini. Saya dan teman2 Anda yang
lain akan membantu untuk menemukan jawaban atas pertanyaan dan menanggapi
pendapat Anda

Jawab :
Siklus perolehan dan pembayaran beban dibayar di muka
1. Pengertian
Untuk memulai pemeriksaan beban dibayar dimuka, para auditor yang akan melakukan
pemeriksanaan harus terlebih dahulu mempelajari kertas pemeriksaan tahun lalu. Pihak
klien biasanya memiliki beragam jenis beban dibayar dimuka seperti asuransi, sewa, pajak
dan biaya lain-lain yang dibayar dimuka.
a. Asuransi dibayar di muka
Merupakan bagian dari premi asuransi yang telah dibayar tetapi belum berlaku pada saat
pelaporan Neraca. Pengeluaran tersebut dilaporkan dalam bagian Aktiva Lancar yaitu dalam
perkiraan asuransi dibayar di muka.

b. Sewa dibayar di muka


Merupakan beban sewa yang sebenarnya belum menjadi kewajiban yang harus dibayarkan
dalam periode yang bersangkutan, tetapi telah dibayarkan lebih dulu.

c. Pajak dibayar di muka


Adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak
ketiga dan akan diperhitungkan sebagai kredit pajak di akhir tahun (untuk pajak
penghasilan) atau di akhir bulan (untuk PPN).

2. Tujuan audit untuk siklus perolehan dan pembayaran beban di bayar di muka antara lain:
a. Saldo per tanggal neraca merupakan beban yang masih mempunyai manfaat dimasa yang
akan datang.
b. Penambahan selama periode pemeriksaan merupakan pembebanan yang wajar terhadap
akun tersebut, serta merupakan beban yang masih mempunyai nilai manfaat dimasa yang
akan datang.
c. Pembebanan beban yang di bayar dimuka memang merupakan beban untuk tahun
berjalan dan telah dihitung atas dasar yang dapat diterima dan konsiten dengan dasar yang
digunakan periode sebelumnya.
d. Akun-akun tersebut telah diklasifikasi dengan tepat dan hal-hal yang penting telah
diungkapkan dalam laporan keuangan.
e. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan pajak
dibayar dimuka.
f. Beban ciri pengendalian internal/internal control yang baik atas biaya dan pajak dibayar
dimuka adalah setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka diotoritasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar
di muka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
g. Untuk pemeriksaan apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
h. Untuk pemeriksaan apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan atau dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
i. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung boleh buukti setoran atau
pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak
pada akhir periode.
j. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (PSAK).

3. Pengujian siklus audit perolehan dan pembayaran beban dibayar di muka


Pengujian yang dilaksanakan adalah pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi, pengujian ini memiliki dua pengujian yaitu :
a. Pengujian atas perolehan berkaitan dengan fungsi utama yaitu pemrosesan order
pembelian, fungsi penerimaan barang dan fungsi pengakuan kewajiban.
b.Pengujian atas pembayaran merupakan pengujian atas pembayaran yang berkaitan
dengan fungsi pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas.

Siklus perolehan dan pembayaran perlengkapan kantor


1. Pengertian siklus perolehan dan pembayaran perlengkapan kantor
Pemeriksaan siklus audit perolehan dan pembayaran beban sama halnya dengan
pemeriksaan beban dibayar di muka dalam melakukan pemeriksaan terhadap perlengkapan
kantor, auditor perlu mempelajari kertas kerja pemeriksaan perlengkapan tahun
sebelumnya agar proses pemeriksaan sejalur dan mudah dilaksanakan. Perlengkapan kantor
adalah barang-barang yang digunakan untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang
diharapkan di kantor. Misalnya kertas, amplop, pita mesin, dsb.

Ciri-ciri dari perlengkapan sebagai berikut:


a. Tidak ada biaya penyusutan karena termasuk barang yang habis pakai.
b. Tidak bisa dijual kembali.
c. Masa manfaat atau pemakaiannya kurang dari satu tahun.
d. Dapat digunakan tanpa listrik.
e. Lebih murah dan relatif lebih kecil.
f. Tujuan utamanya hanya sebagai pelengkap (untuk melengkapi) bukan sebagai pendukung
usaha.
g. Dicatat sebagai aktiva lancer.

2. Tujuan Pemeriksaan Perlengkapan Kantor


Tujuan diadakannya pemeriksaan perolehan dan pembayaran perlengkapan kantor sebagai
berikut:
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik terhadap
perlengkapan kantor. Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control
atas perlengkapan kantor berjalan efektif maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan
substantive test dapat dipersempit.
b. Untuk memeriksa apakah jumlah perlengkapan yang tersedia murni memiliki kiteria
sebagai perlengkapan dan tidak termasuk peralatan di dalamnya.
c. Untuk memeriksa setiap pembelian perlengkapan apakah ada bukti-bukti seperti faktur
pembelian dan bukti pendukung lainnya. Auditor perlu malakukan pemeriksaan atas bukti
pendukung tersebut serta memastikan keabsahan dari bukti tersebut.
d. Memastikan setiap pembelian perlengkapan kantor dicatat sebagai perlengkapan pada
pelaporan dan digolongkan pada kelompok aktiva lancar.
e. Memastikan setiap akhir periode jumlah perlengkapan yang terpakai dicatat sebagai
beban perlengkapan yang akan dilaporkan dalam akun laba rugi.
f. Untuk memeriksa apakah penyajian perlengkapan kantor dalam laporan keuangan sudah
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia PSAK.

3. Prosedur Audit Perlengkapan Kantor


Walaupun jumlah perlengkapan relatif lebih kecil dibandingkan dengan jumlah aktiva lancar
lainnya, audit terhadap perlengkapan juga penting dilakukan.

Berikut prosedur audit yang perlu dijalankan oleh auditor dalam melaksanakan audit
perlengkapan :
a). Minta rincian daftar perlengkapan dan cocokkan dengan saldo yang ada pada buku
besar.
b). Minta bukti pembelian perlengkapan dan bukti pendukung lainnya serta lakukan
pengecekan terhadap fisik perlengkapan
c). Cocokkan hasil pemeriksaan fisik dengan catatan persediaan perlengkapan.
d). Memeriksa pencatatan perlengkapan dalam laporan keuangan perusahaan apakah telah
dilakukan penyesuian terhadap perlengkapan yang telah dipakai.
e). Periksa apakah penyajian perlengkapan kantor sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

Sumber: BMP EKSI4414 Laboratorium Auditing Modul 4 (4.2–4.16)

Anda mungkin juga menyukai