Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ilyasa Yusuf

NPM : 0119101195

Kelas :E

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Prodi : Akuntansi S1

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan

Nama Dosen : Mochamad Kohar Mudzakar, S.E., M.Si.

SOAL

1. Kenapa diperlukan pemeriksaan akuntan atas laporan keuangan, dana apa saja
langkah-langkahnya?
2. Pihak-pihak mana saja yang membutuhkan laporan keuangan?
3. Sebutkan dan jelaskan pengertian dan penggolongan rasio keuangan!
4. Sebutkan dan jelaskan kegunaan dan tujuan penggunaan rasio keuangan!
5. Sebutkan dan jelaskan cara menggunakan informasi rasio!
6. Sebutkan dan jelaskan cara melakukan perbandingan perusahaan!
JAWABAN

1. Audit laporan keuangan memiliki tujuan, yaitu untuk mendapatkan keyakinan bahwa
laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, organisasi, dan lembaga disusun
melalui prinsip dan standar akuntansi yang berlaku. Laporan keuangan juga harus
menyajikan kondisi keuangan perusahaan sebenarnya pada tanggal pelaporan dan
kinerja manajemen pada periode tersebut.
Tahapan-tahapan dalam audit keuangan:

1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit


Tahapan pertama dalam pemeriksaan laporan keuangan secara menyeluruh adalah
merencanakan dan merancang pendekatan audit. Dalam mengaudit, auditor
mempertimbangkan 2 hal yang mempengaruhi jenis pendekatan.

a. Pertimbangan pertama adalah bukti audit yang terkumpul harus kompeten agar
tanggung jawab dan profesionalisme auditor terpenuhi.
b. Pertimbangan kedua adalah masalah biaya pengumpulan bukti yang minimal.
Kedua pertimbangan ini diperlukan untuk merencanakan audit dan menghasilkan
pendekatan audit yang efektif dengan biaya audit yang wajar.

2. Melaksanakan uji pengendalian dan uji substantif


Tahapan selanjutnya dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan adalah
melaksanakan uji pengendalian serta uji substantif atas transaksi. Auditor akan
mengurangi lingkup pemeriksaan beberapa tempat ketika laporan keuangan kurang akurat
dan tidak disertai dengan bukti audit.

Dalam tahap ini, auditor harus melakukan uji terhadap efektivitas pengendalian akurasi
informasi dalam laporan keuangan. Selain itu, auditor juga harus melakukan evaluasi atau
penilaian atas pencatatan berbagai transaksi oleh klien serta memverifikasi nilai moneter
terhadap berbagai transaksi tersebut. Verifikasi inilah yang disebut dengan uji substantif
atas transaksi.

3. Mengimplementasikan prosedur analitis dan uji rincian saldo


Mengimplementasikan prosedur analitis dan uji rincian saldo merupakan tahapan
selanjutnya yang perlu Anda pahami dalam pemeriksaan laporan keuangan. Dalam
melakukan audit, perbandingan-perbandingan serta hubungan antara saldo akun dengan
tampilan data yang wajar akan digunakan untuk melakukan prosedur analitis.

Sedangkan saat melakukan prosedur uji rincian saldo, auditor akan  melakukan berbagai
prosedur spesifik yang bertujuan untuk menguji salah saji moneter pada akun-akun
laporan keuangan.

4. Melengkapi proses audit dan menerbitkan laporan audit


Melengkapi prosedur audit sangat penting bagi auditor. Hal ini bertujuan untuk
menghubungkan semua informasi yang diperoleh untuk mendapatkan suatu kesimpulan
secara menyeluruh sehingga laporan keuangan tersebut dapat dipresentasikan secara
wajar.

Memiliki laporan keuangan yang wajar menjadi suatu proses yang penting dan
berdasarkan pada pertimbangan profesionalisme auditor. Dalam praktiknya, auditor akan
menggabungkan semua informasi yang didapatkan selama proses audit. Setelah semua
informasi diperoleh dan proses audit selesai, maka akuntan publik harus menerbitkan
laporan audit untuk melengkapi laporan keuangan.

2. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan, yaitu:


 Pihak internal
a. Pemilik perusahaan
b. Manajer dan para pimpinan perusahaan
c. Karyawan .
 Pihak eksternal
a. Investor .
b. Kreditur
c. Pelanggan
d. Pemerintah
e. Direktorat Jenderal Pajak.
f. Masyarakat
3. Rasio keuangan merupakan alat analisis yang dibuat dengan menggunakan data –data
yang diambil dari laporan keuangan untuk mendapatkan informasi yang berarti tentang
perusahaan. Data yang diambil dari laporan keuangan perusahaan – neraca , laporan
laba rugi , dan laporan arus kas ini digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif dan
menilai likuiditas, leverage, pertumbuhan, marjin, profitabilitas, tingkat
pengembalian, penilaian, dan hal lainnya menyangkut kesehatan keuangan
perusahaan.
 Pengelompokan rasio keuangan dapat dikelompokan kedalam lima kategori dibawah
ini
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kembali
kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Rasio likuiditas umum termasuk yang berikut:

Rasio mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek dengan
aset lancar:
a. Rasio lancar = Aset lancar / Kewajiban lancar
Analisa rasio cepat untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban
jangka pendek dengan aset cepat:

Rasio cepat = Aktiva lancar – Persediaan / Kewajiban lancar

Rasio Kas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek
dengan kas dan setara kas:

b. Rasio kas = Kas dan Setara Kas / Kewajiban Lancar


Rasio arus kas adalah ukuran berapa kali perusahaan dapat melunasi kewajiban lancar dengan
kas yang dihasilkan dalam periode tertentu:

Rasio arus kas operasi = Arus kas operasi / Kewajiban lancar

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratios)


Rasio Solvabilitas mengukur jumlah modal yang berasal dari utang. Dengan kata lain, Rasio
solvabilitas digunakan untuk mengevaluasi tingkat utang perusahaan. Rasio solvabilitas
umum termasuk yang berikut:

Rasio utang ukuran jumlah aset perusahaan yang disediakan dari utang:

a. Rasio utang = Total kewajiban / Total aset


Rasio utang terhadap ekuitas Rasio menghitung bobot total utang dan kewajiban keuangan
terhadap ekuitas pemegang saham:

Rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to equity ratio) = Jumlah kewajiban / ekuitas Pemegang
Saham

rasio hutang dan profitabilitas (Interest coverage ratio) menentukan seberapa mudah
perusahaan dapat membayar biaya bunga:
Interest coverage ratio = Penghasilan operasional / Beban bunga

Rasio cakupan layanan utang menentukan seberapa mudah perusahaan dapat membayar
kewajiban utangnya:

Rasio cakupan layanan utang = Penghasilan operasional / Total besaran utang

3. Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi, juga dikenal sebagai rasio aktivitas, digunakan untuk mengukur seberapa
baik perusahaan menggunakan aset dan sumber dayanya. Rasio efisiensi umum meliputi:

Rasio perputaran aset mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari
aset:

Rasio perputaran aset = Penjualan bersih / Total aset

Rasio perputaran persediaan  (Inventory turnover ratio) mengukur berapa kali persediaan
perusahaan dijual dan diganti selama periode tertentu:

Inventory turnover ratio = Harga pokok penjualan / persediaan rata-rata

Rasio perputaran piutang mengukur seberapa sering suatu perusahaan dapat mengubah
piutang menjadi uang tunai selama periode tertentu:
Rasio perputaran piutang = Penjualan kredit bersih / piutang rata-rata

Rasio penjualan perhari dalam persediaan adalah mengukur jumlah rata – rata yang disimpan
perusahaan atau srok  ke sebelum menjualnya kepada pelanggan:

Rasio penjualan perhari dalam persediaan = 365 hari / Rasio perputaran persediaan

4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitbilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit terhadap
pendapatan, aset neraca, biaya operasi, dan ekuitas. Rasio profitabilitas umum meliputi hal-
hal berikut:

Rasio marjin membandingkan laba kotor perusahaan dengan penjualan bersihnya untuk
menunjukkan berapa banyak laba yang diperoleh perusahaan setelah melunasi biaya barang
yang dijual:

Rasio marjin kotor = Laba kotor / Penjualan bersih

Rasio marjin operasi membandingkan pendapatan operasi suatu perusahaan dengan penjualan
bersihnya untuk menentukan efisiensi operasi:

Rasio marjin operasi = Penghasilan operasional / Penjualan bersih

Rasio laba atas aset mengukur seberapa efisien suatu perusahaan menggunakan asetnya untuk
menghasilkan laba:

Return on assets ratio = Penghasilan bersih / Total aset

Rasio pengembalian equitas untuk mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan


ekuitasnya untuk menghasilkan laba:

Return on equity ratio = Penghasilan bersih / ekuitas Pemegang Saham

5. Rasio Nilai Pasar


Rasio nilai pasar digunakan untuk mengevaluasi harga saham suatu saham perusahaan. Rasio
nilai pasar umum mencakup hal-hal berikut:

Rasio nilai per-lembar saham menghitung nilai per saham perusahaan berdasarkan ekuitas
yang tersedia bagi pemegang saham:

Rasio nilai per-lembar saham = Ekuitas pemegang saham / Total saham yang beredar

Rasio hasil dividen mengukur jumlah dividen yang dikaitkan dengan pemegang saham relatif
terhadap nilai pasar per saham:

Rasio hasil dividen = Dividen per saham / Harga saham

Rasio laba per-saham mengukur jumlah pendapatan bersih yang diperoleh untuk setiap saham
yang beredar:

Rasio laba per saham = Penghasilan bersih / Total saham yang beredar

Rasio harga dan pendapatan Rasio membandingkan harga saham perusahaan dengan laba per
saham:
Rasio harga dan pendapatan = Harga saham / Penghasilan per saham

4. Kegunaan Rasio Keuangan, antara lain:


1. Perwujudan visualisasi tentang sejarah perusahaan disertai dengan nilai keadaan suatu
perusahaan tersebut.
2. Perwujudan visualisasi kepada investor serta kreditor tentang kebaikan dan keburukan
suatu keadaan atau tempat keuangan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
3. Mampu menetapkan efisiensi kinerja pada manajer perusahaan dengan dituangkan ke
dalam catatan keuangan serta laporan keuangan.
4. Adanya kemungkinan manajer keuangan melakukan prediksi reaksi dari para calon
investor serta kreditor disaat melakukan pencarian guna menambah dana.
5. Mampu mewujudkan pembuatan keputasan, adanya pertimbangan serta melakukan
prediksi berdasarkan tren pasar dengan pencapaian perusahaan serta prospek yang
akan terjadi nanti di masa datang.
6. Standarisasi ukuran penilaian perusahaan agar memudahkan untuk memahami posisi
perusahaan yang berada di kalangan industri lainnya.
Tujuan rasio keuangan adalah untuk menjawab:

1. Tingkat likuiditas perusahaan.


2. Keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki
perusahaan.
3. Dana untuk perusahaan.
4. Tingkat pengembalian pemegang saham biasa.
5. Cara menggunakan informasi rasio:
1. Pilih & Pahami Latar Belakang Perusahaan
Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk melakukan analisis rasio keuangan yakni
memiliki perusahaan. Jika Anda sudah memilih perusahaan yang akan Anda analisis,
selanjutnya pahami latar belakang perusahaan tersebut. Minimal Anda memiliki pemahaman
terkait bidang usaha yang ditekuni perusahaan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang
diterapkan perusahaan.

2. Perhatikan Faktor-faktor yang Berpengaruh


Langkah kedua yakni perhatikan faktor atau kondisi yang berpengaruh terhadap perusahaan.
Faktor-faktor atau kondisi yang perlu Anda perhatikan dan pahami yaitu berkaitan dengan
informasi trend dan kemajuan industri. Contohnya seperti pendapatan per kapita, tingkat
bunga, tingkat inflasi dan pajak, tingkat bunga, manajemen, dan lainnya. Hal ini karena faktor
eksternal juga berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan pada tahun berjalan.
Sehingga untuk menganalisis keuangan perusahaan, Anda juga harus memperhatikan kondisi-
kondisi yang terjadi.

3. Review Laporan Keuangan


Untuk menganalisis rasio keuangan, pastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang
dipilih jelas. Maksudnya laporan keuangannya menggambarkan informasi keuangan yang
benar. Selain itu pastikan juga laporan keuangan dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku. Anda juga dapat melakukan review laporan keuangan secara
sederhana terlebih dahulu. Hal tersebut akan memudahkan Anda untuk melakukan langkah
selanjutnya.

4. Analisis Rasio Keuangan


Setelah melakukan 3 langkah sebelumnya, selanjutnya pada langkah ke empat ini dapat
melakukan analisis rasio keuangan. Anda dapat melakukan analisis rasio keuangan dengan
menggunakan berbagai metode atau teknik analisis yang ada. Berdasarkan tujuannya, rasio
keuangan dibagi menjadi empat  metode yaitu.

1. Rasio Profitabilitas
2. Rasio Likuiditas
3. Rasio Solvabilitas
4. Rasio Aktivitas
5. Membuat Kesimpulan
Setelah menghitung dan melakukan analisis rasio keuangan, langkah terakhir yakni membuat
kesimpulan. Buatlah kesimpulan sesuai dengan hasil analisis atau perhitungan.

6. 4 Cara yang Digunakan Dalam Melakukan Benchmarking
1. Riset in-house.
Melakukan penilaian terhadap informasi dalam perusahaan sendiri maupun informasi yang
ada di publik.

2. Riset Pihak Ketiga.


Membiayai kegiatan benchmarking yang akan dilakukan oleh perusahaan surveyor .

3. Pertukaran Langsung
Pertukaran informasi secara langsung dapat dilakukan melalui kuesioner, survei melalui
telepon, dll.

4. Kunjungan Langsung.
Melakukan kunjungan ke lokasi mitra benchmarking (cara ini dianggap yang paling efektif ).

Anda mungkin juga menyukai