Anda di halaman 1dari 10

I.

KEBIJAKAN DASAR

A. PENDAHULUAN

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kementerian Sosial dibentuk oleh


Kementerian Sosial berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial No. ............
Pendirian LSP Kementerian Sosial didasarkan pada amanah UU no. 11 tahun 2009
yang menyatakan bahwa pekerja sosial dan tenaga kesejahteraan sosial sebagai
sumber daya manusia di dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial perlu untuk
disertifikasi. Selanjutnya, Permensos No.29 tahun 2017, juga menyatakan bahwa
semua SDM penyelenggara kesejahteraan sosial, baik pekerja sosial, tenaga
kesejahteraan sosial, penyuluh sosial, maupun relawan sosial perlu lulus sertifikasi.

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada SDM penyelenggara


kesejahteraan sosial, yang dilakukan untuk menentukan kualifikasi dan kompetensi
yang sesuai di bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Sertifikat tersebut
diberikan oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP). LSP yang dapat menjamin
terlaksananya sertifikasi SDM penyelenggara kesejahteraan sosial adalah Lembaga
Sertifikasi profesi Kementerian sosial (LSP Kementerian Sosial). LSP Kementerian
sosial Hadir untuk ikut berperan serta dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi
kerja SDM peneyelenggara kesejahteraan sosial di Indonesia sesuai dengan visi,
misi tujuan, sasaran, peningkatan kualitas kompetensi dan profesionalisme
Sumber Daya Manusia menuju SDM Unggul guna mencapai Indonesia Maju.

Besarnya tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan sosial yang


berkualitas dan akuntabel, mendorong perlunya SDM yang memiliki kompetensi
tersandar. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial membutuhkan peningkatan
kualitas SDM profesi penyelenggara kesejahteraan sosial yang kompeten dan
terstandar untuk menjamin dan memberikan perlindungan kepada masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan sosial yang berkualitas. Untuk itulah LSP
Kementerian Sosial Hadir.

Beberapa hal yang menjadi faktor penting atas keberhasilan LSP


Kementerian Sosial dalam mendukung program pemerintah, yakni antara lain :

1. LSP Kementerian Sosial merupakan perpanjangan tangan dari Badan Nasional


Sertifikasi Profesi (BNSP) yang bertanggung jawab melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja SDM penyelenggara kesejahteraan sosial berdasarkan Surat
Keputusan Menteri No........... tentang Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi
LSP Kementerian Sosial.
2. LSP Kementerian Sosial didirikan untuk memenuhi kebutuhan sertifikasi bagi
SDM unggul di bidang penyelenggara kesejahteraan sosial, yang kedepannya
akan dikembangkan ke setting-setting dan bidang pekerjaan lain sesuai
kebutuhan tenaga kerja penyelenggara kesejahteraan sosial, ba ik yang akan
bekerja mandiri ataupun bekerja untuk institusi untuk memberikan jaminan bagi
layanan sosial yang berkualitas dan akuntabel .

3. Didorong oleh keinginan untuk memberikan jaminan kualitas (quality insurance)


dan jaminan akuntabilitas (accountability insurance) serta jaminan keselamatan
(safety insurance) bagi pemilik sertifikat kompetensi, user maupun masyarakat
yang dilayani, maka LSP Kementerian Sosial meskipun pendanaannya disubsidi
oleh Kementerian sosial, namun pengelolaannya dilakukan secara independen
sesuai dengan pedoman BNSP.

B. NILAI-NILAI DASAR
1. Nilai-nilai Pancasila yang meliputi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan.
2. Nilai-nilai keilmuan yang meliputi nilai universalitas dan objektivitas ilmu,
kebebasan akademik dan mimbar akademik, nilai Hak Azasi manusia, keadilan,
kesetaraan, penghargaan atas hak dan martabat manusia, menghargai
keragaman, kesempatan yang sama, integitas, dll.

C. VISI
Menjadikan Lembaga Sertifikasi Profesi LSP Kementerian Sosial sebagai lembaga
sertifikasi profesi yang independen yang terpercaya secara nasional maupun
internasional

D. MISI
1. Meningkatkan pengelolaan sistem managemen mutu pelaksanaan sertifikasi
kompetensi kerja secara konsisten dan berkesinambungan
3. Meningkatkan kemampuan personil LSP dan asesor kompetensi yang
berkualitas dan berkompetensi sesuai dengan tuntutan DU/DI Meningkatkan
dan memelihara sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan dan tuntutan
skema sertifikasi
4. Mengembangkan skema sertifikasi
5. Mengembangkan perangkat uji sesuai dengan tuntutan skema sertifikasi
kompetensi kerja
6. Mengembangkan jejaring dan kerjasama dengan pemangku kepentingan
7. Melakukan sosialisasi kepada jejaring baik dalam dan luar negeri
8. Mengembangkan sistem informasi sertifikasi kompetensi

E. Kebijakan Mutu
Lembaga Sertifikasi Profesi LSP Kementerian Sosial bertekad dan berkomitmen
untuk menerapkan dan memelihara proses mutu sesuai dengan pedoman
BNSP serta menyelenggarakan Uji Kompetensi Penyelenggara Kesejahteraan
Sosial secara professional.

F. Sasaran Mutu
1. Tersertifikasinya SDM Penyelenggara Kesejahteraan Sosial oleh LSP
Kementerian Sosial yang telah memenuhi persyaratan sesuai skema
sertifikasi
2. Meningkatkan jumlah dan kemampuan kompetensi teknis SDM
Penyelenggara Kesejahteraan Sosial dan asesor yang mempunyai
Kompetensi dibidangnya

II. ANALISIS SITUASI

Dalam rangka menjabarkan mandat sebagaimana tertuang dalam visi, misi dan
tujuan di atas ke dalam sasaran dan strategi pencapaiannya, perlu dilakukan analisis
situasi terhadap kondisi saat ini dan kemungkinan perubahannya ke depan. Analisis
mencakup dua dimensi sekaligus, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Analisis
terhadap dimensi internal ditujukan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki LSP Kementerian Sosial, sedangkan analisis terhadap dimensi eksternal untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang berpotensi mempengaruhi LSP
Kementerian Sosial dalam mewujudkan Visi dan menyelenggarakan Misinya.
Terwujudnya kualitas SDM Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
yang unggul dalam berbagai setting dan bidang pelayanan sosial, yang mengacu pada
standar kompetensi kerja serta memiliki daya saing di pasar kerja nasional dan
intemasional.

A. FAKTOR INTERNAL
Kekuatan
1. Asesor yang dimiliki oleh LSP Kementerian Sosial adalah asesor kompetensi
bidang Penyelenggara Kesejahteraan Sosial berjumlah 161 orang.

2. Organisasi LSP Kementerian Sosial telah menyusun visi, misi, tujuan dan
sasaran program. yang jelas dan didukung oleh tatakelola organisasi yang
sederhana, fleksibel dan akuntabel, yang dapat mendukung tercapainya tujuan
secara efektif.

3. Sarana yang digunakan dalam penyelenggaraan TUK telah memenuhi syarat


dan representative.

4. Anggaran biaya pendukung LSP untuk melaksanakan uji kompetensi cukup


memadai. Mekanisme dan sistem uji kompetensi sudah cukup memadai,
meskipun belum sempurna.

Kelemahan
1. Pemahaman personil tentang LSP belum memadai

2. Asesor yang terlisensi jumlahnya masih terbatas

3. Laboratorium serta sistem pendukung penyelenggaraan uji kompetensi belum


memadai karena lembaga ini baru akan dilaksanakan dan dijalankan.

B. FAKTOR EKSTERNAL
Peluang
1. LSP Kementerian berpeluang menarik peserta diluar SDM penyelenggara
kesejahteraan sosial di Kementerian Sosial, karena telah memiliki asesor,
tempat uji kompetensi, mekanisme dan sistem uji kompetensi yang cukup
memadai.

2. Biaya sertifikasi di LSP Kementerian Sosial yang terjangkau, karena ada subsidi
dari Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sosial.

3. Peluang untuk mengembangkan jejaring LSP Kementerian sosial dengan


Sekolah Menengah Kejuruan Pekerjaan Sosial (22 SMK), Perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan kesejahteraan sosial/pekerjaan sosial (31 PT),
Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) milik Pemerintah maupun Swasta, NGO
Nasional maupun Internasional LSP, dan seluruh satuan kerja (Satker) di
Kementerian Sosial dan Kementerian Terkait.l.

4. Semakin ketatnya persaingan dunia kerja sehingga membutuhkan tenaga


penyelenggara kesejahteraan sosial yang handal dan professional.
5. Pemberlakuan MEA sehingga pekerja dituntut untuk lebih profesional
Ancaman
1. Pemahaman masyarakat dan stakeholder tentang pentingnya sertifikasi dan
profesionalisme SDM untuk peningkatan kualitas dan akutabilitas pelayanan
sosial dan penyelenggara kesejahteraan sosial masih rendah.
2. Adanya tuntutan masyarakat terhadap implikasi dari sertifikasi, berupa
tunjangan kinerja.

C. STRATEGI UMUM
1. LSP Kementerian Sosial akan bersinergi dengan stake holders program studi Ilmu
kesejahteraan sosial/ pekerjaan sosial dan program studi lain serta sekolah
menengah kejuruan pekerjaan sosial yang dibutuhkan dan bersinergi dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial untuk memahami semua aspek yang terkait
dengan kegiatan program studi, yakni visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi.
Pengelola harus secara rutin dan berkesinambungan melakukan sosialisasi kepada
seluruh stake holders, khususnya kepada Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah
Kejuruan yang mencetak SDM yang memiliki kompetensi dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.

2. Perencanaan dirancang secara matang dan komprehensif terutama dalam bidang


penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

3. Menjadikan LSP Kementerian Sosial sebagai model center of excellent dalam


penyelenggaraan sertifikasi kompetensi kerja profesi.
4. Mengembangkan jejaring kerjasama dengan mitra kerja terkait dalam proses dan
prosedur uji kompetensi dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja bagi SDM
penyelenggara kesejahteraan sosial yang profesional.
5. Mensinergikan hubungan koordinasi dengan Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP) dan instansi pembina teknis terkait.

III. RENCANA STRATEGIS LSP KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2020


1. Pemilihan personil LSP Kementerian Sosial
2. Menyiapkan kantor dan fasilitas pendukung yang dibutuhkan
3. Mengurus lisensi LSP Kementerian Sosial ke BNSP
4. Melaksanakan verifikasi dan pengesahan panduan mutu LSP Kementerian Sosial
5. Melaksanakan pelatihan awareness training panduan/ prosedur mutu kepada
pengurus LSP Kementerian Sosial
6. Melakukan verifikasi dan validasi skema sertifikasi
7. Penyiapan Asesor Lisensi
8. Melakukan Verifikasi dan Penerbitan Lisensi TUK LSP Kementerian Sosial
9. Melaksanakan pelatihan penerapan sistem mutu LSP Kementerian Sosial

IV. RENCANA STRATEGIS LSP Kementerian Sosial TAHUN 2019 - 2024


No. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Penanggung Anggaran biaya
Jawab
Untuk meningkatkan
mutu LSP dengan Mengikuti
1. Pelatihan Guru mata pelajaran Bagian 24 0rang x Rp. 8.500.000
jalan melengkapi jadwal
kekurangan
Asesor produktif di LSP pelatihan yang Sertifikasi = Rp. 204.000.000,-
Kompetensi Kementerian Sosial diadakan oleh
jumlah asesor dengan latar belakang BNSP
kompetensi, sehingga pendidikan sesuai
pelaksanaan sertifikasidengan skema
kompetensi dapat sertifikasi kompetensi
berjalan dengan lebih yang ada di LSP
optimal. Kementerian Sosial
Berdasarkan peta situasi internal dan eksternal serta rumusan strategi umum, berikut ini
ditetapkan sasaran dan program-program untuk diwujudkan dalam tiga tahun. Sasaran
dan program diturunkan dari tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran dan program ini
kemudian akan menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja dan Anggran Biaya yang berisi
target dan indikator dari setiap sasaran dan operasionalisasi program berupa kegiatan-
kegiatan.

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Penanggung Angg


Jawab
2. Pelatihan Untuk meningkatkan Dewan Pengarah, Juli 2020 Bagian 5 ora
Auditor SMM mutu LSP dengan jalan Ketua LSP, Komite Manajemen = Rp.
membekali personil Skema, Bagian Mutu
LSP Kementerian Manajemen Mutu,
Sosial dengan Bagian Sertifikasi, dan
kemampuan audit, Bagian Administrasi.
sehingga mutu LSP
Kementerian Sosial
dapat terjamin melalui
terselenggaranya audit
internal yang baik.
3. Audit internal Melakukan evaluasi Sistem yang berjalan di 2 x dalam Bagian Rp. 4
atau pemeriksaan LSP Kementerian setahun pada Manajemen
mandiri (oleh internal Sosial Bulan Februari Mutu
LSP) secara berkala dan Oktober
untuk memastikan
kegiatan LSP berjalan
sesuai prosedur yang
ada, mengetahui sejak
dini kelemahan-
kelemahan yang ada di
internal LSP, sehingga
dapat dengan segera
mendapatkan solusi
atas kelemahan yang
ditemukan.

Rencana Strategis
LSP Kemensos RI

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Penanggung


Jawab
4 Kaji Ulang Melakukan Personil dan 2 x dalam Bagian Rp.
pembahasan
Manajemen terhadap manajemen LSP setahun pada Manajemen
hasil-hasil temuan Bulan Maret
pada Kementerian Sosial dan Mutu
Audit Internal November
5 Pengadaan Melengkapi sarana LSP Kementerian Januari 2019, Bagian Rp.
sarana dan prasarana penunjang Sosial Kondisional Administrasi
prasarana LSP Kementerian sesuai
Sosial kebutuhan
6 Penataan Mengkondisikan Administrasi LSP Januari 2021, Bagian Rp.
Administrasi administrasi LSP Kementerian Sosial Januari 2022, Administrasi
Kementerian Sosial Januari 2023
dalam kondisi sesuai
dengan prosedur yang
telah ditetapkan.
Rp.
7. Pelaksanaan Menjalankan fungsi Peserta LSP 27.000. peserta Bagian tahu
sertifikasi LSP Kementerian Kementerian Sosial Tahun 2020 Sertifikasi
kompetensi Sosial

Desember
8. Surveilen Sebagai bentuk Personil dan 2021, Bagian 2 or
Desember
pengawasan secara manajemen LSP 2022, Sertifikasi loka
Desember
berkala terhadap Kementerian Sosial 2023, per t
pemegang sertifikat Desember 2024
kompetensi.

Rencana Strategis
LSP Kemensos RI
V. PENUTUP

Rencana Strategis 2019-2024 ini menjadi landasan penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Tahunan LSP Kementerian Sosial. Pendanaan implementasi renstra ini berasal dari
APBN Kementerian Sosial dan sumber-sumber lainnya.
Monitoring dan evaluasi akan diselenggarakan untuk menilai implementasi dan
ketercapaian target kinerja. Penyesuaian renstra dapat dilakukan apabila terjadi
perubahan lingkungan internal maupun eksternal yang belum terantisipasi pada saat
penyusunan dan menjadi kendala dalam implementasi renstra. Penyesuaian dilakukan
atas inisiatif Dewan Pengarah LSP Kementerian Sosial yang diajukan kepada anggota
LSP untuk mendapat persetujuan.

Ditetapkan di : Jakarta
: 1 September
Pada Tanggal 2019

Dewan Pengarah
LSP Kementerian Sosial

Ketua
LSP Kementerian Sosial
..................................... .............................................

Rencana Strategis 10
LSP Kemensos RI

Anda mungkin juga menyukai