Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Nopember 2013
R JENDERAL 4
AN MASYARAKAT ISLAM,
. ABDULJAMIL, M.A f.
7O414L982O310O3I
/.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAI{AT ISLAM
NOMOR DJ.ttl rt42 TAHUN 2OL3
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN DAN PENULISAN BLANGKO NIKAH
BAB I
PENDAHULUAN
a. Pasal 33
(2) Pengisian blangko-blangko yang digunakan dalam pendaftaran
pemeriksaan dan pencatatan peristiwa nikah, cerai/talak dan rujuk
ditulis dengan huruf balok, dan menggunakan tinta hitam;
(3) Penulisan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin ketik atau komputer.
b. Pasal 34
(1) Perbaikan penulisan dilakukan dengan mencoret kata yang salah dengan
tidak menghilangkan tulisan salah tersebut, kemudian menulis kembali
perbaikannya dengan dibubuhi paraf oleh PPN dan diberi stempel KUA;
(2) Perubahan yang menyangkut biodata suami, istri ataupun wali harus
berdasarkan kepada Keputusan Pengadilan pada wilayah yang
bersangkutan.
Dari Pasal ini diharapkan agar penulisan baru dilakukan setelah diteliti
dengan cermat, sehingga terhindar dari kesalahan. Apabila ada kesalahan
jangan sekali-kali kesalahan itu ditutup dengan tipp ex misalnya, tetapi harr.s
dicoret dua garis pada bagian yang salah dan bagian yang salah itu harus
tetap dapat dibaca, lalu ditulis pembetulannya pada bagian kertas yang masih
tersedia, kemudian Penghulu memberikan paraf pada tiap bagian yang
dibetulkan tersebut.
BAB II
TATA CARA PENGISIAN FORMULIR
Contoh: Solehah
Huruf a, b, c, d, e, f, dan g (tempat dan tanggal lahir, NIK,
kewarganegaraan, agama, pekerjaan dan alamat timpat tinggalj
diisi sesuai dengan keterangan dari kepala desa/lurah.
6) Butir 11 (status perkawinan) apabila keterangan dari kepala
desa/lurah status yang bersangkutan perjaka rnaka dilampirkan
surat pernyataan bermaterai 6000, selanjutnya kolom duda dan
kolom beristri di garis silang.
Jika berstatus duda, maka dituliskan nama, tempat tinggal bekas
istri dan bukti perceraian berdasarkan surat putusan pengadilan
Agama/surat kematian, nomor dan tanggal untuk bekas istri ke I,
II, dan III.
Jika duda lebih dari tiga kali maka bekas istri ke IV dan
seterusnya ditulis dalam lembar terpisah.
7l Butir 12 fiika beristri) maka dituliskan nama istri, Nomor Akta
nikah, dan tanggal akta nikah baik untuk istri I, II, dan III, serta
menuliskan surat izin Pengadilan Agama Kabupaten f Kota, nomor
dan tanggal. Untuk istri ke III dan IV ditulis pada lembar terpisah.
Jika memiliki istri yang keempat maka datanya ditulis dalam
lembar terpisah.
8) Butir 13, diisi dengan melingkari poin I, II, III, dan IV sesuai
dengan jumlah istri.
e) Butir 14, hubungan nasab, radla'ah atau mushaharah (semenda)
antara calon istri dengan :
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 19 Nopember 2OL3