Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PENERAPAN SEL VOLTA

Tanggal Pelaksanaan : 10 Oktober 2018

Kelompok :2

Kelas : XII MIPA – 1

Anggota Kelompok :
- Anita Cahya Dewi
- Fauzan Salman
- Lina Rosliana Nadia
- M. Daffa Shaleh
- Restu Malihah N.
- Siti Solihatun M.
- Sofi Solihah

MAN 2 KOTA BANDUNG


PEMBUATAN BATERAI DARI BUAH-BUAHAN

Pasta baterai merupakan penghantar atau elektrolit yang berasal dari campuran ammonium klorida
(NH4Cl) dan seng klorida (ZnCl2) dalam air.

Larutan adalah yang antarzat penyusunnya tidak memiliki


bidang batas dan bersifat homogen di setiap bagian
campuran. Komponen larutan dalah pelarut dan zat
terlarut. Elektrolit merupakan suatu zat yang ketika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang dapat
menghasilkan arus listrik. Nonelektrolit adalah tidak dapat
menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam air.
[1]
 Semakin banyak jumlah ion, semakin kuat daya hantarnya.
Sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik disebabkan karena zat-zat tersebut tetap berwujud
molekul-molekul netral yang tidak bermuatan[2]
Berdasarkan daya hantarnya larutan elektrolit terbagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dengan daya
hantar yang besar. Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan garam. yang kedua elektrolit lemah, yaitu
larutan dengan daya hantar yang lemah.[3]
Dalam perkembangannya, sel volta mendasari sejumlah sumber energy alternative berbahan alam,
misalnya adalah baterai limbah kulit pisang. Hal utama yang dilakukan adalah memodifikasi pasta pada
baterai menggunakan kulit pisang.

Adanya kandungan dalam kulit pisang yang memenuhi syarat untuk menjadi pasta pada baterai, karena
mengandung air, gula, protein, lemak, vitamin, dan mineral seperti 68% air. 0,23% magnesium dan
5,27% potassium (kalium) dalam 100 gram kulit pisang. Pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai
elektrolit pada sel kering ini dapat dilakukan melalui beberapa tahap sehingga pasta kult pisang dapat
menghantarkan listrik pada sel kering. Namun, penambahan zat elektrolit pada pasta dapat pula
mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh baterai berbahan alami seperti kulit pisang.

Tahap-tahap membuat baterai dari tumbuhan ( kulit pisang ) :

1. Siapkan 2 buah baterai bekas berukuran 1,5 volt. Buka bagian positif pada baterai dengan cutter,
keluarkan pasta baterai menggunakan spatula secara hati-hati, sisakan batang karbon dan penutup
bagian positif yang ada dalam batu baterai, bersikan tabung baterai menggunakan sikat tabung
samapai bersih dan keringkan.
2. Siapkan kulit pisang , kemudian tumbuh hingga halus. Kulit pisang yang telah ditumbuk, dibagi
menjadi 2 bagian. Pasta kulit pisang pertama ditambahkan secukupnya garam NaCl lalu diaduk
rata. Pasta kedua, tidak diberikan tambahan garam NaCl.
3. Masukan batang karbon pada baterai kosong yang telah bersih, kemudian masukkan ekstrak kulit
pisang pada masing-masing tabung baterai dengan menggunakan spatula secara hati-hati. Tutup
kembali bagian positif batu baterai dan rekatkan dengan menggunakan solatip, lalu ukur voltase
yang dihasilan pada masing-masing baterai menggunakan voltmeter dan ujikan pada lampu LED.
1. Rumusan Masalah

1. Bagaimana daya yang dihasilkan ?


2. Mengapa pasta kulit pisang dapat menghantarkan listrik ?
3. Apakah penambahan zat elektrolit pada pasta berpengaruh ?

2. Rumusan Hipotesis

1. Daya sangat berpengaruh dan menghasilkan hantaran listrik pada sel kering, sesuai
dengan tahap pengerjaannya agar tujuan pembuatan dapat terpenuhi dan baterai
yang telah mati dapat menyal dengan bahan alami.
2. Karena di dalam kulit pisang terdapat kandungan yang memenuhi syarat untuk
menjadi pasta pada baterai tersebut yaitu air,gula , protein, lemak, vitamin dan
mineral air mineral magnesium dan potassium.
3. Sangat berpengaruh karena suatu larutan yang dapat menghantarkan listrik dan
membentuk ion-ionnya apabila dilarutkan dalam air itu masuk kedalam 3
komponen batang karbo, katoda, dan anodanya.

3. Table Alat dan Bahan yang di perlukan

No. Alat dan Bahan Jumlah


1. Kulit pisang 2
2. Cutter 1
3. Baterai bekas 2
4. Garam ½ ons
5. Kabel ½m
6. Lampu LED 1
7. Lumpang 1
8. Voltmeter 1
9. Alu 1
10. Spatula 1
11. Solatip 1
12. Tissue / lap 1 bungkus kecil
13. Sikat kecil 1
14. Air 2 sendok spatula
15. Wadah 1
4. Tahapan praktikum

1. Siapkan 2 buah baterai bekas berukuran 1,5 volt. Buka bagian positif pada baterai dengan
cutter, keluarkan pasta baterai menggunakan spatula secara hati-hati, sisakan batang
karbon dan penutup bagian positif yang ada dalam batu baterai, bersikan tabung baterai
menggunakan sikat tabung samapai bersih dan keringkan.
2. Siapkan kulit pisang , kemudian tumbuh hingga halus. Kulit pisang yang telah ditumbuk,
dibagi menjadi 2 bagian. Pasta kulit pisang pertama ditambahkan secukupnya garam NaCl
lalu diaduk rata. Pasta kedua, tidak diberikan tambahan garam NaCl.
3. Masukan batang karbon pada baterai kosong yang telah bersih, kemudian masukkan
ekstrak kulit pisang pada masing-masing tabung baterai dengan menggunakan spatula
secara hati-hati. Tutup kembali bagian positif batu baterai dan rekatkan dengan
menggunakan solatip, lalu ukur voltase yang dihasilan pada masing-masing baterai
menggunakan voltmeter dan ujikan pada lampu LED.

5. Pengumpulan data

No. sampel Pengamatan


voltase Nyala lampu
1. Baterai kult pisang ( NO NaCl ) 1.14 Redup
2. Baterai kulit pisang ( NaCl ) 0.70 Tidak nyala

6. Pembuktian Hipotesis

Kulit pisang mengandug syarta pasta pada baterai sehingga dapat mendaur ulang baterai
bekas dengan menggunakan bahan alami yaitu kulit pisang. Beberapa kandungan dan
manfaat yang terdapat dalam kulit pisang sehingga limbah pisang dapat digunakan

1. Sempel kulit pisang pasta 2 yang tidak menggunakn NaCl . menghasilkan 0,70 volt
dan uji coba pada lampu tidak menyala dikarenakan tidak mengandung NaCl dan
elektrolitnya lemah.
2. Sempel kulit pisangpasta 1 menghasilkan 1,14 volt dengan uji lampu menyala
redup dikarenakan di dalam pasta pisang terdapat kandungan elektrolit yang
dikarenakan redup ada sedikit hantaran sedikit hantaran yang berupa
uristal,kumpulan senyawa terbesar , natrium klorida , dan mudah menyerap serbuk
dan titik lebur untuk menghasilkan listrik.

7. Manfaat pembuatan dan penggunaan batu baterai dari limbah kulit pisang
1. Dapat menghidupkan kembali baterai yang sudah mati
2. Tidak merusak lingkungan
3. Memanfaatkan bahan bekas alami
4. Sebagai komponen alternative pemnghidupan daya baterai
5. Sumber arus listrik
6. Mengembangkan plikasi ilmu alam dalam kehidupan sehari-hari

8. Kesimpulan

Kulit pisang merupakan bahan alami yang mengandung senyawa elektrolit , kandungan
senyawa yang besifat elektrolit cukup banyak, direaksikan oleh lempengan tembaga dan seng
yang dapat menghasilkan arus listrik. Tegangan arus listrik yang dihasilakan sekitar 1 volt ,
karena arus listrik yang cukup ada dari kulit pisang dapat dijadikan sumber arus listrik yang
cukup baik.

Berdasarkan daya hantarnya larutan elektrolit terbagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat
dengan daya hantar yang besar. Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan garam. yang
kedua elektrolit lemah, yaitu larutan dengan daya hantar yang lemah. [3]
Dalam perkembangannya, sel volta mendasari sejumlah sumber energy alternative berbahan
alam, misalnya adalah baterai limbah kulit pisang. Hal utama yang dilakukan adalah
memodifikasi pasta pada baterai menggunakan kulit pisang.

Adanya kandungan dalam kulit pisang yang memenuhi syarat untuk menjadi pasta pada
baterai, karena mengandung air, gula, protein, lemak, vitamin, dan mineral seperti 68% air.
0,23% magnesium dan 5,27% potassium (kalium) dalam 100 gram kulit pisang. Pemanfaatan
limbah kulit pisang sebagai elektrolit pada sel kering ini dapat dilakukan melalui beberapa
tahap sehingga pasta kult pisang dapat menghantarkan listrik pada sel kering. Namun,
penambahan zat elektrolit pada pasta dapat pula mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh
baterai berbahan alami seperti kulit pisang.

Anda mungkin juga menyukai