Anda di halaman 1dari 3

Larutan elektrolit dan non elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Sedangkan larutan
non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Daya hantar listrik
larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Daya hantar listrik larutan adalah
kemampuan larutan untuk menghantarkan listrik. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan lemah.
Alat dan bahan
1. 1 lampu 7. Air asam (HCl)
2. Kabel + dan – 8. Air gula (4 sendok)
3. Penjepit buaya + dan – 9. Air garam (garam kotak)
4. Baterai besar (3 buah) 10. Air sabun (4 sendok deterjen)
5. Kertas amplas 11. Asam cuka
6. 2 katoda baterai besar 12. Tomat maupun jeruk (masing- masing 4 buah)

Prosedur eksperimen (pengujian larutan elektrolit dan non elektrolit)


1. Rangkailah alat penguji elektrolit.

2. Periksalah apakah alat penguji elektrolit dapat bekerja dengan baik atau tidak jika kedua
elektroda dihubungkan, lampu dapat menyala.
3. Masukkan salah satu larutan yang akan diuji kekuatan daya hantar listriknya dengan 2
buah katoda ke dalam gelas beker hingga setengahnya. Perhatikan jangan sampai
bersentuhan.
4. Catat dan periksalah apa yang terjadi pada alat prngujinya, apaka lampu menyala atau
padam, memiliki gelembung atau tidak.
5. Bersihkan kedua katoda / elektroda tersebut dengan amplas.
6. Ulangi kegiatan 3 - 5 sampai semua larutan teruji.

Kkn Unnes Alt. 2b 2019(Ilmuwan Kecil Mts)


Prosedur eksperimen (buah sebagai pengganti baterai)
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil sebuah jeruk nipis kemudian membuat sayatan untuk tempat koin.
3. Memasukkan koin ke masing-masing sayatan jeruk nipis (sebagai kutub +).
4. Menancapkan paku pada jeruk nipis disisi sejajar dengan koin (sebagai kutub -).
5. Mengulangi langkah 2-4 untuk jeruk nipis lainnya.
6. Mencapit salah satu kaki LED dengan menggunakan capit buaya dan kaki lainnya dengan
menggunakan capit buaya yang berbeda yang dihubungkan ke salah satu kutub pada
buah.
7. Menyambungkan kutub positif buah dengan kutub negatif buah lainnya hingga
membentuk sebuah rangkaian dengan menggunakan pencapit buaya.

8. Menyambungkancapit buaya yang telah dihubungkan dengan LED pada salah satu kutub
buah yang belum terhubung, sehingga rangkaian menjadi rangkaian tertutup. (LED
merupakan komponen DC sehingga dalam pemasangannya tidak boleh terbalik antara
kaki positif dan kaki negatifnya).
9. Mengamati yang terjadi.
10. Merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.

Penjelasan:

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori
elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan
gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut
Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik

Kkn Unnes Alt. 2b 2019(Ilmuwan Kecil Mts)


positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan
sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion
inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.

” Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak
bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik melalui larutan”.

Berdasarkan hasil percobaan akan didapat:

1. Larutan NaCl ( garam ) merupakan larutan elektrolit kuat, karna pada saat pengujian di
dapatkan bahwa indikator lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung di sekitar
elektroda.
2. Larutan Gula merupakan larutan non elektrolit karna pada saat pengujian tidak ada gejala
yang menunjukkan indicator lampu menyala dan tidak terdapat gelembung di sekitar
elektroda.
3. Larutan asam cuka merupakan larutan elektrolit lemah, karena gejala yang timbul adalah
indicator lampu menyala redup dan masih ada gelembung di sekitar elektroda meskipun tidak
banyak.

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum buah sebagai pengganti baterai, dapat
ditunjukkan bahwa buah lemon dapat menghasilkan arus listrik. Hal ini dibuktikan ketika buah
dihubungkan satu sama lain sebanyak empat buah dan dihubungkan dengan sebuah LED, LED
tersebut dapat memancarkan cahaya. Akan tetapi jika dibandingkan dengan yang ada di video
referensi, terang lampu hasil eksperimen berbeda dengan yang ada divideo. Terang LED hasil
eksperimen tidak seterang LED pada eksperimen didalam video. Hal ini disebabkan karena
elektrolit yang berada didalam buah tidaklah kuat.

Dari percobaan ini dapat kita simpulkan kita dapat menggunakan buah jeruk nipis sebagai
sumber listrik pengganti baterai. Jeruk nipis seperti halnya sebuah baterai mengandung asam
yang bersifat elektrolit yang dapat menghasilkan energi listrik. Ketika reaksi kimia antara asam
pada jeruk nipis dan lempengan-lempengan berlangsung, pada saat itulah energi listrik dapat
dihasilkan. Walaupun energi listrik yang dihasilkan tidaklah besar, sumber energi alternatif ini
dapat dibuat dalam keadaan darurat ketika berada di alam seperti jika dilakukan oleh para
pendaki gunung dan penjelajah hutan.

Kkn Unnes Alt. 2b 2019(Ilmuwan Kecil Mts)

Anda mungkin juga menyukai