Nama Anggota:
- Berith S. W. Boro
- Josalin D. Sahuburua
- Kezia G. Sitania
- Olivia N. Buluboleng
I. Tujuan Praktikum
Agar kita dapat mengetahui larutan apa saja yang dapat menghantarkan
arus listrik.
II. Kajian Teori
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia
mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap
bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di
Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut
Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-
partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif
dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah
muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-
ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. Larutan ini
memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung
gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang
bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan
oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke
dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang
menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif
mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Elektrolit
merupakan zat terutai atau larut di dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya
larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion adalah atom bermuatan
elektrik. Zat elektrolit dapat berupa asam, basa, air atau juga dapat berupa
senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, garam atau
basa. Larutan ini terbagi lagi menjadi 2, yaitu: elektrolit kuat dan
elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai
daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < α < 1. Nonelektrolit
merupakan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik saat dilarutkan
didalam air. Semakin banyak jumlah ion, maka akan semakin kuat daya
hantarnya. Dan sedangkan larutan yang tidak bisa menghantarkan arus
listrik disebabkan oleh zat-zat itu tetap berwujud dalam molekul netral
yang tidak bisa bermuatan.
III. Alat dan bahan
- Bola lampu 1 buah
- Kabel listrik secukupnya
- Baterai 2 buah
- Paku besi 2 buah
- Gelas plastic 8 buah
- Tisu
- Air mizone
- Air garam
- Air jeruk
- Air gula
- Air sumur
- Air laut
- Air cuka
- Sprite
IV. Langkah kerja
1. Siapkan kedua baterai, kabel, lampu, dan paku
2. Gabungkan kedua baterai lalu tempel kuat di bagian tengah
menggunakan plakban
3. Gunting kabel menjadi 3 bagian dengan ukuran yang sama panjang,
buka pembungkus kabel di bagian ujung kabel sehingga pada ujung
kabel hanya terlihat kawat
4. Setelah itu, tempelkan kawat kabel di baterai lalu pada bagian ujung
kaitkan kawat dengan lampu
5. Ambil kabel kedua, lalu pada ujung kabel kaitkan dengan kampu dan
pada ujun kabel yan satu lagi kawatnya dikaitkan dengan paku
6. Ambil kabel ketiga lalu tempel ujung kabel pada sisi baterai yang
satu, lalu kawat ujung kabel yang satu dikaitkan ke paku yang kedua
7. Setelah lampu bisa nyala, rangkaian itu sudah bisa dijadikan alat uji
elektrolit dengan cara memasukkan kedua paku ke masing-masing air
V. Data hasil praktikum