Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KIMIA

“LAPORAN PRAKTIKUM”

REZA LISYE EVANGELISTA TAKAKOBI


X MIPA 2
GURU : ENCI HELLEN PALENDENG, S.Pd

SMA NEGERI 2 BITUNG


BAB I PENDAHULUAN

Tujuan :

- Untuk mengetahui perbedaan antara larutan elektrolit lemah, kuat dan non elektrolit.
- Mengetahui jenis dan ciri-ciri larutan elektrolit lemah, kuat dan non elektrolit.
- Membandingkan beberapa larutan untuk mengetahui apakah termasuk ke dalam larutan
lemah, kuat dan non elektrolit.

Latar Belakang

Larutan memiliki peran yang cukup penting dalam beberapa aspek kehidupan sehari-hari. Salah satu
contohnya adalah air mineral yang dikonsumsi oleh manusia, larutan elektrolit dan larutan air garam.

Manusia tidak menyadari bahwa dari beberapa larutan di atas ada yang mampu menghantarkan listrik
jika disambungkan dengan sebuah alat tertentu. Larutan elektrolit bisa berupa asam, garam dan
basa. Untuk basa dan asam bisa berupa elektrolit lemah atau kuat.

Sedangkan garam masuk ke dalam elektrolit kuat, namun jika susah larut dalam air maka termasuk
elektrolit lemah walaupun tersusun dari banyak ion. Larutan elektrolit adalah larutan yang tidak
mampu menghantarkan listrik karena terdapat zat non elektrolit yang tidak bisa terurai menjadi ion.

Namun tetap berbentuk molekul. Contohnya adalah larutan minyak tanah, gula, alkohol dan lain
sebagainya. Pada percobaan kali ini dilakukan dengan tiga bahan yaitu pemutih, susu cair dan
perasan mentimun.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Pengertian larutan adalah campuran dua zat atau lebih (homogen) yang memiliki kesamaan
dalam zat penyusunnya, tidak bisa dibedakan secara fisik dan saling melarutkan. Disebut zat
terlarut atau solut jika jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan.
Kemudian disebut pelarut atau solven jika jumlahnya lebih banyak dibanding zat yang
lainnya. Kedua komposisi baik zat solut atau solven dinyatakan dalam konsentrasi larutan
sedangkan proses pencampurannya disebut dengan solvasi.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, larutan elektrolit merupakan larutan yang mampu
menghantarkan arus listrik. Arrhenius dari Swedia mengatakan bahwa larutan elektrolit yang
ada di dalam air mengalami disosiasi ke dalam partikel yang bermuatan listrik negatif dan
positif.
Jumlahnya sama sehingga muatan ion dalam larutan bersifat netral. Ion inilah yang berfungsi
untuk menghantarkan listrik. Ciri dari elektrolit adalah mampu membuat lampu menyala atau
menimbulkan gelembung gas dalam larutan karena mengandung kation dan anion.
Sedangkan larutan non elektolit adalah larutan yang di dalamnya tidak memuat ion yang bisa
menghantarkan listrik. Apabila diuji maka gelembung akan sedikit dan tidak membuat lampu
bohlam menyala.

B. Asal Mula Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit berasal dari senyawa kovalen polar atau yang memiliki ikatan ion. Disebut
sebagai larutan elektrolit kuat jika mampu menghantarkan arus listrik dengan baik, zat terlarut
(solut) terurai secara sempurna (derajat ionisasi =1) sehingga menjadi ion.
Tidak bisa menghantarkan listrik jika senyawa ionik berbentuk padat karena masing-masing
ion sudah terikat kuat dan tidak bisa melakukan pergerakan ketika diberi beda potensial.
Namun jika ionik tersebut dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka ionik tersebut
menjadi elektrolit.
Ion yang awalnya sudah terikat akan terlepas, masuk dan menyebar dengan air yang secara
langsung juga menjadi medium untuk bergerak. Tetapi lelehan senyawa ionik mempunyai
daya hantar yang lebih baik dibandingkan dengan larutannya.
Hal tersebut bisa terjadi karena susunan ion di dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat
dibanding ketika berbentuk larutan. Ion lebih mudah bergerak menuju katoda dan anoda
ketika diberi potensial yang berbeda.
Hantarannya bisa menjadi sangat kuat apabila jumlah ion dalam larutan cukup banyak,
contohnya adalah NaCI. Larutan elektrolit lemah yaitu larutan yang tidak dapat
menghantarkan listrik karena sifatnya lemah dan tidak terionisasi secara sempurna atau
bahkan tidak sama sekali.
Hal ini dikarenakan zat terlarut hanya terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1) sehingga
kandungan ion menjadi sedikit dan tidak mencukupi untuk menghantarkan arus listrik,
contohnya adalah air biasa, NH3.
Molekul pada larutan elektrolit tidak terionisasi ke dalam larutan sehingga tidak ada yang
dapat menghantarkan arus listrik (derajat ionisasi = 0). Contohnya adalah larutan urea dan
glukosa.
Derajat ionisasi berbicara tentang apabila zat dilarutkan dalam air, maka terdapat 3
kemungkinan yaitu larut secara sempurna, sebagian atau tidak larut. Arti lainnya adalah
perbandingan antara jumlah molekul zat yang sudah terionisasi dengan mol asal, sehingga
dapat ditulis seperti berikut ini :

Jumlah zat yang terionisasi


α=
Jumlah mol zat mula-mula

Artinya adalah α di antara 0 ≤ α ≥ 1. α ≤ 0 artinya adalah tidak terjadi ionisasi. Sedangkan α ≥ i maka
terjadi ionisasi sempurna.

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Dalam kegiatan pengamatan ini diperlukan beberapa alat dan bahan yang harus disiapkan
seperti:
 Alat :
 Gelas kimia
 Tisu
 Air secukupnya (pembersih elektroda)
 Baterai berukuran 9 volt
 Kabel listrik
 Bola lampu kecil (usahakan lampu LED 6 volt)
 Bahan :
 3 macam larutan yaitu susu cair, perasan mentimun, dan larutan pemutih
 Elektroda (2 buah paku)

B. Prosedur Kerja atau Cara Kerja


Cara atau langkah kerja pada praktikum ini adalah: -
Merangkai alat seperti gambar:
- Menyiapkan larutan dari gelas kimia.
- merangkai beberapa alat penguji seperti kabel, lampu, elektroda dan baterai.
- Menguji larutan dengan cara memasukkan kedua elektroda ke dalam larutan hingga saling
bersentuhan.
- Mengamati perubahan yang terjadi, apakah lampu menyala redup, tidak menyala atau justru
terang.
- Mengamati apakah terdapat gelembung, tidak ada atau sedikit.
- Setelah pengujian selesai dilaksanakan maka larutan akan dibersihkan terlebih dahulu,
caranya elektroda yang sudah digunakan dibilas dengan air biasa dan dikeringkan
menggunakan tisu.
- Menjaga larutan agar tidak tercampur atau terkontaminasi dengan bahan lainnya.
- Mengamatinya dengan teliti hingga hasil bisa didapatkan (apakah lampu menyala dan
banyaknya gelembung).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Daya Hantar Listrik


No Larutan Pengamatan
(Voltmeter)
– Gelembung gas
sedikit
1. Susu cair 27 volt
– Lampu tidak
berhasil menyala
– Gelembung gas
Perasan banyak
2. 34 volt
mentimun – Lampu tidak
berhasil menyala
– Terdapat
gelembung gas
3. Pemutih 36 volt
– Lampu berhasil
menyala terang
B. Pembahasan

Alat uji elektrolit bisa digunakan untuk mengetahui keelektrolitan suatu larutan. Berdasarkan
data di atas dan percobaan yang sudah dilakukan, beberapa bisa menyalakan lampu dan
menghasilkan gelembung namun ada juga yang tidak.
Larutan yang berhasil menghasilkan gelembung termasuk larutan elektrolit. Kebalikannya,
jika tidak menghasilkan gelembung maka disebut dengan larutan non elektrolit. Lampu yang
berhasil menyala terang menandakan bahwa suatu larutan terionisasi dengan baik.
Sedangkan larutan yang hanya mampu membuat lampu menyala redup berarti tidak dapat
terionisasi dengan baik, penghantar listrik yang buruk dan lemah. Begitupun dengan larutan
yang tidak dapat menghidupkan lampu, berarti tidak dapat terionisasi sama sekali.
Voltmeter adalah alat pengukur tegangan listrik yang mana jarum akan bergerak ketika
terdapat arus listrik. Semakin banyak arus yang mengalir maka semakin besar pula
penyimpangan jarumnya.
Berdasarkan hasil percobaan di atas dengan masing-masing larutan, uji elektroda dan
setelah diamati ada atau tidaknya gelombang dan nyala lampu, maka bisa dipastikan
beberapa larutan yang sudah diuji dikategorikan menjadi tiga golongan.
Pertama adalah larutan elektrolit kuat. Kedua larutan elektrolit lemah dan terakhir larutan non
elektrolit. Tiga sampel di atas yaitu perasan mentimun, larutan pemutih dan susu cair diuji
berdasarkan sifat larutannya apakah tidak bisa menghantarkan listrik atau sebaliknya.
- Larutan Perasan Mentimun
Pada larutan perasan mentimun lampu tidak menyala namun gelembung yang muncul
lumayan banyak. Oleh karena itu dikategorikan sebagai elektrolit lemah.
Beberapa faktor penentunya adalah kandungan dalam mentimun. Terdiri dari cucumis sativus
dengan kalium 147 mg per 100 gramnya yang merupakan elektrolit penting. Selain itu, juga
terdapat antioksidan sebagai senyawa pemberi elektron atau reduktor.
- Larutan Pemutih
Dalam pengujian elektrolit dan non elektrolit ini melibatkan larutan pemutih dan dimasukkan
ke dalam gelas kimia. Setelah itu, dicelupkan alat uji elektroda dan ternyata terbukti
menghasilkan listrik karena nyala lampu terang dan gelembung yang sangat banyak. Hal
tersebut berarti sifat elektronik adalah kuat. Reaksi ionisasi elektrolit ini merupakan reaksi
berkesudahan yang mana molekul elektrolit yang netral sudah tidak ada lagi dan semuanya
berubah menjadi ion.
Penyebabnya adalah zat terlarut NaCIO yang merupakan senyawa ion ketika dilarutkan ke
dalam air akan membentuk sebuah ikatan antara ion negatif dan positif namun terputus dan
tersebar sehingga bergerak bebas di dalam larutan. Jika dituliskan sebagai berikut :
NaClO → Na+ + ClO–
- Susu Cair
Terakhir adalah larutan susu cair yang hasilnya adalah tidak menghantarkan listrik. Ditandai
dengan lampu tidak menyala dan gelembung yang dihasilkan sedikit. Kesimpulannya susu
cair merupakan larutan non elektrolit.
Namun pada pengukuran yang sudah dilakukan menggunakan voltmeter, susu cair
menunjukkan angka 27 volt yang itu berarti larutan elektrolitnya dinilai lebih lemah
dibandingkan mentimun.
Penyebabnya adalah jumlah sumber elektrolit yaitu kandungan dalam susu cair seperti kalium
8% dan vitamin C 8% dinilai sedikit sehingga tidak mampu menghantarkan listrik secara lebih
besar.
BAB V PENUTUP

Kesimpulan :

Kesimpulan dari pengujian dan percobaan di atas adalah larutan non elektronik merupakan larutan
yang tidak bisa menghantarkan listrik. Kebalikan dari larutan elektronik yang mampu menghantarkan
listrik. Larutan elektrolit sendiri dibagi menjadi dua yaitu kuat dan lemah.
Dikatakan kuat jika larutan terionisasi dengan baik, dan dikatakan lemah jika ionisasi buruk atau tidak
terjadi sama sekali. Tandanya adalah nyala lampu dan gelembung, semakin terang dan banyak maka
suatu larutan termasuk elektrolit kuat.

Dalam pengujian yang dilakukan terdapat tiga sampel yaitu larutan pemutih, susu cair dan perasan
mentimun. Dari ketiganya, yang menunjukkan sebagai larutan elektrolit adalah larutan pemutih
karena bisa menghantarkan listrik, bola lampu bisa menyala dan memiliki banyak gelembung.

Sedangkan untuk susu cair dikategorikan sebagai larutan non elektrolit dan perasan mentimun,
larutan elektrolitnya lemah sehingga bola lampu tidak berhasil menyala. Salah satu faktor yang
menyebabkan gelembung pada perasan mentimun lebih banyak dibandingkan dengan susu cair
adalah kandungan bahan yang ada di masing-masing bahan.

Susu cair memiliki larutan elektrolit lebih sedikit dibandingkan dengan perasaan mentimun. Hal inilah
yang membuat gelembung pada mentimun lebih banyak walaupun sama-sama tidak menyala.

Anda mungkin juga menyukai