Anda di halaman 1dari 6

Laporan Hasil Pengamatan

Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.

Alfian Denny Kurniawan (03)


Azzubair Ibrahim A
(07)
Eleonora Sekar Widya (11)
Neni Nistiyana
(21)

KATA PENGANTAR

Dengan pembahasan melalui laporan yang kami sajikan ini, kami berharap kita akan mengetahui
lebih lanjut tentang ilmu kimia dan mengetahui jawaban dari Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
kami yang berjudul Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit Dalam karya ini kami menyajikan berbagai
hal tentang ilmu kimia.
Ilmu kimia merupakan hal yang akrab dengan kegiatan sehari-hari kita. Dalam berbagai bidang,
ilmu kimia memiliki perang penting untuk membantu kita menyelesaikan berbagai masalah. Karena
ilmu kimia begitu penting maka kita perlu mengenal dan memahaminya lebih jauh. Mulai dari berbagai
bidang yang menggunakan pengertian ilmu kimia, seberapa penting keberadaan ilmu kimia, cabangcabang ilmu kimia dan bidang bidang yang menggunakan berbagai masalah diatas.
Kami harap laporan ini dapat membuat kita lebih jauh mengenal tentang larutan yang berada di
sekitar kita. Kami mengerti bahwa karya kami ini tidaklah sempurna, kami mohon maaf atas segala
kesalahan dalam makalah ini. Semoga laporan ini dapat membantu kita semua.

Kelompok 7

Pembahasan
1. Dasar Teori
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan
dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat
terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Svante
Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada
tahun 1884. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam
partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif
dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion
negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral Ion-ion inilah yang
bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel
yang bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa
ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa
yang mempunyai ikatan kovalen polar).
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna
(derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak
mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik.
Contohnya: NaCl
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian
(derajat ionisasi = 0 < < 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut
sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion.

Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan,


sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
(derajat ionisasi = 0)
Contohnya: Larutan urea, dan glukosa.
2. Alat dan Bahan

Alat
Batang karbon 2 batang
Kabel 2 buah yang telah dipasang dengan
selotip
Gelas beker 50 mL
Penguji elektrolit (lampu 12 V)
Baterai 9 V
Kain lap

Bahan
Larutan natrium hidroksida (NaOH) 1 M
Larutan asam klorida (HCl) 1 M
Larutan barium klorida (BaCl2) 1 M
Larutan natrium klorida (NaCl) 1 M
Larutan asam cuka (CH3COOH) 1 M
Larutan bensin
Sabun cair
Air

3. Proses
Merangkai lampu, baterai, 2 batang karbon, kabel.
Mengukur setiap larutan 25 mL, di tiap gelas beker.
Memasukkan 2 batang karbon secara sejajar.
Mengamati gejala yang terjadi (kurang lebih 1 menit)
Adanya gelembung gas
Nyala lampu
Mencatat gejala yang terjadi.
Mencuci batang karbon dengan air, lalu dikeringkan dengan tisu.
Mengulangi langkah no. 1-6 dengan larutan yang berbeda.

4. Hasil Pengamatan

N
o

Bahan

Rumus

Air hujan

Pengamatan

Jenis Elektrolit

Lampu

Elektroda

Tidak
Menyala

Tidak ada
gelembun
g

Non-elektrolit

Air garam

NaCl

Terang

Ada
gelembun
g

Elektrolit kuat

Air gula

C12H22O1
1

Tidak
Menyala

Ada
gelembun
g

Elektrolit
lemah

Urea

CO(NH2)2

Tidak
Menyala

Ada
gelembun
g

Elektrolit
lemah

Asam cuka

CH3COOH

Redup

Ada
gelembun
g

Elektrolit
lemah

Etanol (alkohol)

C2H5OH

Tidak
Menyala

Ada
gelembun
g

Elektrolit
lemah

Asam sulfat (air


aki)

H2SO4

Terang

Ada
gelembun
g

Elektrolit kuat

Air sabun

Terang

Ada
gelembun
g

Elektrolit kuat

Amonia

NH3

Redup

Ada
gelembun
g

Elektrolit
lemah

10

Asam klorida
(HCl)

HCl

Terang

Ada
gelembun
g

Elektrolit kuat

11

Akuades

Tidak
Menyala

Tidak ada
gelembun
g

Non-elektrolit

5. Kesimpulan
Larutan NaCl yang dialiri arus listrik memiliki banyak gelembung dan lampu menyala
terang. Ini menunjukkan bahwa larutan NaCl termasuk elektrolit kuat.
larutan gula gejala yang timbul adalah tdak adanya gelembung gas,dan lampu tidak
menyala,sehingga larutatn disebut larutan nonelektrolit
larutan asam cuka gejala yang timbul adalah gelembung sedikit dan lampu menyala
redup,sehingga larutan disebt larutan elektrolit lemah
Dapat disimpulkan bahwa suatu larutan akan dapat menghantarkan listrik apabila larutan
tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas, tapi apabila ion-ion berbentuk rapat dan
kuat, sehingga tidak dapat bergerak bebas maka larutan tersebut tidak dapat
menghantarkan listrik. Arus listrik pada kawat penghantar merupakan electron sedangkan
arus listrik dalam larutanmerupakan aliran muatan (ion-ion) dan HCL merupakan contoh
dari larutanelektrolit kuat.

Anda mungkin juga menyukai