Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah Anda berpikir jika kita bias mendapatkan listrik dari buah tomat? Atau
mungkin dari buah-buahan yang lain? Menghasilkan listrik dari buah tomat atau buah-
buahan lain bukanlah sebuah mitos atau sihir. Pemahaman tentang elektrokimia
mengarahkan kita agar dapat menjelaskan buah tomat yang telah dirangkai sedemikian rupa
dapat menghasilkan arus listrik.
 Perkembangan elektrokimia dimulai dari penemuan Galvani pada tahun 1971 yang secara
tak sengaja melihat kaki kodok yang sudah mati bisa terkejut saat pisau bedahnya
menyentuh saraf kaki kodok, ia berpendapat bahwa efek ini berkaitan dengan sifat-sifat
syaraf. Selanjutntya penemuan Galvani dikembangkan oleh Volta dan membuktikan
bahwa teori Galvani yaitu efek kejutan kaki kodok adalah salah. Secara fakta, efek ini
muncul akibat dua logam tak sejenis dari pisau bedah Galvani. Berdasarkan pendapat ini,
Volta berhasil menciptakan Baterai Volta (Voltac Pile) yang tersusun dari tumpukan
logam yang berbeda yang di tengahnya terdapat cairan elektrolit. Atas jasanya, satuan
beda potensial listrik dinamakan Volt. Ironisnya, kedua ilmuwan tersebut ternyata benar.
Selanjutnya alat yang dapat merubah reaksi kimia menjadi energi listrik dinamakan sel
Volta atau sel Galvani.
 Aplikasi dari konsep tersebut melahirkan gagasan-gagasan baru. Salah satunya adalah
baterai dari buah tomat. Dengan menggunakan logam tak sejenis yang ditancapkan pada
sebuah buah tomat kita dapat menghasilkan listrik, minimal listrik tersebut dapat
digunakan untuk menyalakan sebuah lampu LED.Menurut Anda, apakah baterai dari
buah tomat dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif?
B. Rumusan Masalah
1. Apakah buah tomat digunakan sebagai sumber energi alternatif untuk menyalakan lampu
LED?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah buah tomat bisa digunakan sebagai sumber energi alternatif
untuk menyalakan lampu LED?
D. Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui dan bisa mempraktikkan pembuatan sumber energi alternatif dalam
kehidupan sehari-hari serta dapat menambah wawasan tentang materi elektrokimia pada mata
pelajaran kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Angka yang biasanya tertera di pengukuran lingkar arus listrik menunjukan perbedaan
potensial di antara dua setengah sel tersebut. Karena perbedaan potensial ini merupakan
“daya dorong” elektron, maka sering disebut daya elektromotif (eruf) sel atau potensial sel
satuan yang digunakan untuk mengukur potensial listrik adalah Volt, jadi potensial sel
disebut juga Voltase Sel.
Dua aturan yang cocok untuk menghitung daya gerak listrik suatu sel penentuan reaksi
sel, dan untuk menentukan apakah reaksi sel seperti tertulis berlangsung spontan daya gerak
listrik sel E0 adalah daya gerak listrik bila semua konstituen terdapat pada keaktifan satu.
1)        Daya gerak listrik suatu sel sama dengan potensial elektroda standar elektroda katode
dikurangi potensial elektroda anode.
E0 sel = E0 katode - E0anode
Hasil E0 sel > 0 menyatakan reaksi berlangsung spontan, dan E0 sel < 0 maka menyatakan
reaksi berlangsung tidak spontan.
2)        Reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang
berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang berlangsung pada
katode adalah reaksi reduksi. Reaksi sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini.
Untuk mengetahui reaksi redoks spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam deret
keaktifan logam yaitu :
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn (H 2O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au, semakin
kekanan maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga semakin mudah untuk
direduksi, dan semakin ke kiri makin mudah untuk dioksidasi.
Elektroda acuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda hidrogen baku.
Potensial elektroda standar suatu elektroda diberi nilai positif bila elektroda ini lebih positif
dari pada elektroda hidrogen standar, dan tandanya negatif bila lebih negatif daripada
elekrtoda hidrogen standar.
Penulisan dengan lambang kerap kali digunakan untuk menggambarkan sebuah sel.
Penulisan ini disebut diagram sel, untuk sel elektrokimia :
Zn /│Zn2+ ││Ag+ │ Ag
Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupakan elektroda dimana terjadi oksidasi
dan disebut anode. Sedangkan kanan merupakan elektroda dimana terjadi reduksi disebut
katode. Garis tegak lurus tunggal merupakan batas antara suatu elektroda dan fase lain. Garis
tegak lurus ganda menekankan bahwa larutan tersebut dihubungkan oleh jembatan garam.
Dengan menghubungkan elektroda dengan sumber energi luar (berupa suatu generator
atau baterai timbal), elektroda dapat dibuat mengalir dalam arah yang berlawanan. Dalam
reaksi elektrolisis, energi listrik digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan kimia yang
tidak akan terjadi secara spontan (E sel bernilai negatif).
B. Hipotesis
Menurut dugaan kami, buah tomat dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif
untuk menyalakan lampu LED.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel-Variabel
1. Variabel Manipulasi (Bebas): Jumlah buah tomat.
2. Variabel Terikat (Respons): Nyala lampu.
3. Variabel Kontrol: Paku dan uang logam.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi: Buah tomat yang masih segar.
2. Sampel: 5 biji buah tomat yang masih segar.
C. Alat dan Bahan
1. Buah tomat.
2. Paku.
3. Uang logam.
4. Kabel berawarna merah-hitam.
5. Penjepit buaya.
6. Lampu LED.
7. Kardus.
8. Kertas berwarna.
9. Selotip dan lem.
10. Cutter.
11. Korek api.
D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Tancapkan paku dan uang logam pada masing-masing tomat.
3. Pisahkan kabel menjadi dua.
4. Lilitkan kabel pada penjepit buaya yang dijepitkan pada uang logam dan lilitkan pula
pada paku.
5. Ujung-ujung kabel yang tidak dililitkan pada paku dan uang logam dililitkan lampu
LED.
6. Alhamdulillah, lampu dapat menyala.
7. Setelah rangkaian sel Volta berhasil dibuat, buatlah wadah untuk meletakkannya.
8. Sebagai wadahnya, kami membuat bentuk kapal dan berilah hiasan pada kapal tersebut
agar terlihat lebih menarik.
BAB IV

PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan

B. Analisis Data dan Pembahasan


Dari percobaan rangkaian sel Volta dari buah tomat yang telah kami buat, lampu LED
dapat menyala, tetapi cahayanya redup. Mungkin buah tomat yang digunakan sangat sedikit,
dan rangkaian sel Volta yang kami buat mungkin saja belum terlalu pas. Selain itu, buah
tomat mudah busuk sehingga tidak bisa digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Akan tetapi, buah tomat mudah didapatkan dan harganya relatif murah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, ternyata buah tomat dapat digunakan
sebagai sumber energi listrik alternatif untuk menyalakan lampu LED. Akan, tetapi lampu
LED tidak bisa menyala dengan terang.
B. Saran
Dalam melakukan percobaan, hendaknya lebih memperhatikan kerapian dan ketelitian
dalam merangkai rangkaian sel Volta. Selain itu, pilihlah buah atau bahan lain yang cocok
untuk digunakan sebagai sumber energi alternatif yang dapat bertahan lama dan membuat
lampu menyala dengan terang.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-Lampiran

Anda mungkin juga menyukai