Anda di halaman 1dari 3

Sistem saraf otonom sangat penting.

Tubuh manusia membutuhkan sistem yang ada pada saraf otonom


ini karena memiliki keunikan tersendiri. Adapun saraf otonom ini merupakan anatomi tubuh yang ada di
bagian otak manusia.

Semua makhluk hidup yang ada di dunia ini pastinya memiliki sistem tubuh yang berbeda-beda. Manusia
menjadi makhluk hidup yang memiliki sistem tubuh terbaik.

Sistem pusat dari tubuh manusia adalah otak. Di dalam organ ini terdapat berbagai sistem saraf, salah
satunya adalah saraf otonom.

Mengenal Sistem Saraf Otonom pada Tubuh

Bagian paling vital di dalam anatomi tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya adalah otak. Organ ini
memiliki fungsi untuk mengontrol setiap aktivitas atau gerakan yang akan manusia lakukan.

Berada di dalam tengkorak, otak terdiri dari berbagai macam saraf yang mengatur setiap gerakan. Setiap
saraf di otak memiliki tugas dan fungsi yang pastinya juga berbeda.

Salah satu jenis saraf yang ada di otak adalah saraf otonom. Saraf ini tentunya memiliki peran tersendiri.

Apa yang Dimaksud Saraf Otonom?

Melansir dari Wikipedia, saraf otonom adalah suatu sistem saraf yang mewakili beberapa sistem saraf
lainnya yang ada di motorik otot polos, otot jantung, dan juga sel-sel kelenjar di dalam tubuh.

Kehadiran sistem saraf otonom ini sangatlah penting. Itu karena sistem saraf ini berfungsi untuk
mengontrol aktivitas tubuh manusia yang terjadi secara tidak sadar.

Sistem saraf satu ini terjadi dari 12 pasang saraf yang berupa kranial. Serta yang lainnya terdiri atas 31
pasang saraf spinal atau sumsum tulang belakang.

Saraf otonom juga akan terkena pengaruh dari hipotalamus yang berada pada otak. Hipotalamus akan
dapat terangsang dan juga bisa berpengaruh terhadap gerakan otonom.

Bagaimana Sistem dari Saraf Otonom Bekerja?

Tahukah Anda bahwa saraf otonom juga terkenal sebagai sistem saraf tidak sadar. Hal itu karena saraf
otonom bekerja di bawah kesadaran tubuh manusia.
Sistem saraf ini akan bekerja dengan berdasarkan perintah ataupun tanpa kita sadari. Saraf otonom juga
bergerak dengan cara otomatis yang tidak kita kehendaki melalui saraf pusat (otak) terlebih dahulu.

Dengan kata lain, kita bahkan tidak akan merasakan ketika sistem saraf otonom bekerja. Beberapa
contoh dari kerja sistem saraf ini adalah seperti perubahan pada pupil mata, mengeluarkan keringat,
gerakan pencernaan, denyut pada jantung, dan masih banyak lagi.

Perlu Anda ketahui juga bahwa sistem saraf tak sadar ini adalah gabungan antara saraf motorik dengan
saraf sensorik.

Dengan kata lain, kita bahkan tidak akan merasakan ketika sistem saraf otonom bekerja. Beberapa
contoh dari kerja sistem saraf ini adalah seperti perubahan pada pupil mata, mengeluarkan keringat,
gerakan pencernaan, denyut pada jantung, dan masih banyak lagi.

Perlu Anda ketahui juga bahwa sistem saraf tak sadar ini adalah gabungan antara saraf motorik dengan
saraf sensorik.

Sistem Saraf Simpatik

Pertama ada sistem saraf simpatik. Sistem saraf ini berada di depan tulang rusuk bagian belakang,
tepatnya ada di pangkal sumsum tulang belakang.

Saraf simpatik ini berupa medula spinalis yang ada di bagian dada dan juga pinggang. Selain nama
simpatik, sistem saraf ini juga terkenal dengan sebutan torakolumbar.

Hal tersebut karena saraf preganglion keluar berasal dari tulang belakang pada otak dari pertama hingga
yang ke-12. Dalam sistem saraf simpatik ini terdapat 25 pasang ganglion atau simpul sumsum tulang
belakang..

Umumnya sistem saraf ini berfungsi untuk memacu kerja organ dalam tubuh manusia. Namun, ada juga
saraf simpatik yang dapat menghambat kerja dari organ tersebut.

Beberapa fungsinya yaitu memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus, menghambat ereksi,
mempercepat detak jantung, menghambat sekresi dari kantung kemih, dan lain sebagainya.

Sistem Saraf Parasimpatik


Jenis sistem saraf otonom selanjutnya adalah saraf parasimpatik. Ini merupakan sistem saraf yang
memiliki pangkal di bagian medula oblongata atau sumsum tulang belakang lanjutan.Sistem ini juga
terkenal dengan nama sistem saraf kranosakral karena preganglionnya keluar dari sakral dan juga otak.

Saraf parasimpatik ini terdiri atas jaringan yang terhubung dengan ganglion yang tersebar ke seluruh
tubuh. Adapun fungsi sistem saraf ini sangat berbeda dari saraf simpatik.

Sebab, sistem saraf parasimpatik ini berfungsi untuk memperlambat kerja organ. Beberapa di antaranya
seperti meningkatkan tekanan darah, menghambat sekresi dari adrenalin, memperkecil bronkus, dan
lainnya.

Kehadiran dari simpatik dan parasimpatik pada sistem saraf otonom ini saling melengkapi. Alhasil,
keduanya akan membuat kinerja tubuh menjadi stabil.

Anda mungkin juga menyukai