Anda di halaman 1dari 20

SISTEM SARAF OTONOM

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi


Fisiologi Manusia)

Universitas Al-Ghifari, Jl. Soekarno Hatta No. 775-777


Bandung - Jawa Barat - 40283
Disusun Oleh :
 Dini Febrianti
 Mega Astia
 Rini Silviya

Kelas : Farmasi IB Non-Reg


Pendahuluan
Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf
dan sistem hormon. Sistem koordinasi merupakan
suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem
koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian
meneruskannya untuk menaggapi rangsangan.
Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima
melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian
otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke
organ yang bersangkutan.
Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem koordinasi
(pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul
saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul
saraf dan perintah untuk memberi tanggapan
rangsangan.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel
saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja
seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan
efektor.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan
sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas
sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama,
yaitu :
1. Menerima informasi dalam bentuk rangsangan
atau stimulus
2. Memproses informasi yang diterima
3. Memberi tanggapan (respon) terhadap
rangsangan.
Pembahasan

Sistem Saraf Otonom


Pengertian Sistem Saraf Otonom
Bagian sistem saraf yang mengatur
kebanyakan fungsi viseral tubuh disebut sistem
saraf otonom.
Karena sistem saraf otonom itu berkenaan
dengan pengendalian organ-organ dalam secara
tidak sadar, disebut juga susunan saraf tak sadar.
Salah satu sifat sistem saraf otonom yang
paling menonjol adalah kecepatan dan
intensitasnya yang dapat mengubah fungsi
viseral dalam waktu singkat.
Contohnya, dalam waktu 3 sampai 5 detik
saja sistem ini sudah dapat meningkatkan
frekuensi denyut jantung sebesar dua kali dari
normal, dan tekanan arterinya dapat digandakan
hanya dalam waktu 10 sampai 15 detik.

Berkeringat dapat ditimbulkan dalam waktu


beberapa detik saja. Dan secara tidak disadari
timbul pengosongan kandung kemih, yang juga
terjadi dalam waktu beberapa detik.
Susunan Umum Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom terutama diaktifkan
oleh pusat-pusat yang terletak di medulla spinalis,
batang otak, dan hipotalamus.

Penjalaran sinyal otonomik eferen ke


berbagai organ diseluruh tubuh dapat dibagi dalam
dua subdivisi utama yang disebut sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Sistem Saraf Simpatis
Sistem simpatis terdiri atas serangkaian urat
kembar yang bermuatan ganglion-ganglion.
Ganglion-ganglion itu tersusun berpasangan
dan disebarkan dari daerah-daerah berikut:
 Daerah leher : Tiga pasang ganglion servikal
 Daerah dada : Sebelas pasang ganglion torakal
 Daerah pinggang: Empat pasang ganglion
lumbal
 Daerah pelvis : Empat pasang ganglion sacral
 Di depan koksigis : Ganglion koksigens
Fungsi Saraf Simpatis

Serabut-serabut saraf simpatis menyarafi


otot jantung, otot otot tak sadar semua pembuluh
darah, serta semua alat dalam, seperti lambung,
pankreas, dan usus. Melayani serabut motorik
sekretorik dalam kelenjar keringat, serabut-serabut
motorik pada otot tak sadar dalam kulit arektores
pilorum serta mempertahankan tonus semua otot,
termasuk tonus otot sadar.
Sistem Saraf Parasimpatis

Sistem saraf parasimpatis terbagi dalam dua


bagian yang terdiri atas saraf otonom kranial dan
saraf otonom sakral.
Fungsi Saraf Parasimpatis
Fungsi saraf parasimpatis adalah sebagai berikut:
 Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar
sublingualis, submandibularis dan kelenjar-kelenjar
dalam mukosa rongga hidung
 Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung
 Menpersarafi kelenjar ludah
 Mempersarafi kelenjar parotis
 Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung,
paru-paru, GIT, ginjal, pankreas, lien, hepar dan kelenjar
suprarenalis
 Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika
urinaria dan alat kelamin
Efek Perangsangan Simpatis dan
Parasimpatis pada Organ Spesifik
Penutup
Kesimpulan
Sistem saraf otonom berfungsi untuk
mempertahankan keadaan tubuh dalam kondisi
terkontrol tanpa pengendalian secara sadar. Sistem
saraf otonom bekerja secara otomatis tanpa
perintah dari sistem saraf sadar.Sistem saraf
otonom juga disebut sistem saraf tak sadar, karena
bekerja diluar kesadaran.

Secara umum, sistem saraf otonom dibagi


menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf simpatis
dan sistem saraf parasimpatis.
Saraf simpatis terletak di depan kolumna
vertebra dan berhubungan serta bersambung
dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-
serabut saraf. Sistem Simpatis yang mempunyai
aktivitas perangsangan, responnya antara lain
adalah peningkatan denyut jantung, peningkatan
kekuatan jantung, gula darah dan tekanan darah.
Saraf parasimpatis terbagi dalam dua bagian
yang terdiri atas saraf otonom kranial dan saraf
otonom sakral. Sistem Parasimpatis berkaitan
dengan pertahanan tubuh dan perbaikan sumber-
sumber tubuh antara lain penurunan denyut
jantung, peningkatan aktivitas gastrointestinal dan
absorbsi makanan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai