Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Pusaka, Vol. 4, No.

2, 2016

PLURALISME AGAMA DAN BUDAYA DALAM


MASYARAKAT KOTA SORONG

RELIGION AND CULTURAL PLURALISME IN SORONG CITY

Andi Hasrianti
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Sorong
Jalan Sorong-Klamono Km. 17 Klablin Kota Sorong, Papua Barat
Telepon/Fax. 0951-322133
Email: andihasrianti@gmal.com

Info
Abstract
Artikel
Sorong is a city that have been built with religious and culture, so that the daily
activities of Sorong societies show the integration. This article aims to describe the
religious and cultural pluralism in Sorong City. By using descriptive analyze, this
article proves that the practices of pluralism Sorong City community are reflected
in religious life and culture. In the reality, the Sorong societies have well
Diterima understood pluralism as a frame by local culture. This can be observed from the
15 attitude and behavior of Sorong society who accepted and understood differences
Juni in religious and culture. The harmonization in religious life go hand in hand with
2016 harmonization in the culture, so it can become a social cohesion. Religion and
culture are two important elements that differentiate well as adhesive strength for
Revisi I the Sorong City.
13 Keywords: Pluralism, Religious, Culture, Sorong City
Juli
2016 Kotas Sorong adalah kota yang dibangun atas perbedaan agama dan kebudayaan
yang beraneka ragam, sehingga dalam aktivitas sehari-hari masyarakat
Revisi II memperlihatkan pembauran. Artikel ini bermaksud untuk mendiskripsikan
10 fluralisme agama dan budaya di Kota Sorong. Dengan menggunakan analisis
September deskriptif penelitian untuk membuktikan bahwa praktek fluralisme masyarakat
2016 Kota Sorong tercermin pada kehidupan keagamaan dan kebudayaan. Realitas
pemahaman masyarakat Kota Sorong terhadap fluralisme yang dibingkai dalam
Disetujui budaya lokal telah dipahami dengan baik. Hal ini terlihat dengan adanya sikap dan
27 perilaku masyarakat Kota Sorong dalam menerima dan memahami perbedaan
Oktober agama dan budaya. Harmonisasi dalam kehidupan beragama berjalan seiring
2016 dengan harmonisasi dalam bidang kebudayaan, sehingga dapat menjadi perekat
sosial. Agama dan budaya adalah dua elemen penting yang membedakan sekaligus
menjadi kekuatan perekat bagi masyarakat Kota Sorong.

Kata Kunci: Fluralisme, Agama, Budaya, Kota Sorong

167
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti

Pendahuluan dan etnistas yang terlihat dalam


Agama dan budaya unsur pembentukan konsentrasi pemu-
penting dalam melihat masyarakat kiman. Mengacu pada Hall (1990:
Kota Sorong. Kedua unsur ini 222) bahwa identitas budaya
memperlihatkan komposisi tumpang berhubungan dengan persamaan
tindih dalam masyarakat Kota budaya pada suatu kelompok tertentu
Sorong. Pendatang yang mayoritas dimana anggota-anggotanya berbagi
beragama Islam dengan membawa sejarah dan memiliki nenek moyang
corak kebudayaan tersendiri, semen- yang sama. Dalam definisi ini,
tara penduduk asli Kota Sorong identitas budaya menggambarkan
mayoritas beragama Nasrani juga persamaan pengalaman sejarah dan
memiliki corak kebudayaan sendiri. berbagi kode-kode budaya yang
Komposisi penduduk ini kemudian membuat mereka menjadi satu
merepresentasikan juga pembentukan komunitas yang stabil, tidak berubah;
kampung-kampung berdasarkan aga- dan melanjutkan kerangka acuan dan
ma dan etnisitas. Komposisi pen- pemaknaan di bawah perubahan
duduk terkonsentrasi berdasarkan dalam sejarah. Hal ini menunjukkan
agama dan etnisitas. Para pendatang bahwa pembentukan pemukiman
mayoritas beragama Islam, Hindu berdasarkan etnisitas di Kota Sorong
dan Budha, sementara penduduk tidak dapat dilepaskan dari fondasi
lokal beragama Kristen dan Katolik. persamaan aspek-aspek kebudayaan
Etnis-etnis yang ada di Kota Sorong dan pengalaman sejarah.
bertempat tinggal secara menge- Artikel ini berusaha untuk
lompok, etnis Bugis yang merupakan melihat fluralisme agama dan budaya
etnis pendatang terbesar terkonsen- dalam masyarakat Kota Sorong.
trasi di Kelurahan Pasar Baru, Apakah konsentrasi pemukiman ber-
Kampung Bugis Kelurahan Klasa- dasarkan etnisitas dan agama berlaku
man dan Kelurahan Rufei. Selain sama dengan hubungan sosial dan
sebagai kantong etnis Bugis, ekonomi dalam masyarakat Kota
Kelurahan Rufei juga merupakan Sorong? Bagaimana fluralissme
kantong etnis Buton. Selain di Rufei, agama dan budaya masyarakat Kota
Etnis Buton juga terkonsentrasi di Sorong tercermin dalam praktek
Kampung Buton Distrik Manoi. kehidupan sehari-hari? Adalah
Etnis Key di Kampung Key pertanyaan penting yang akan
Kelurahan Kampung Baru. Etnis diuraikan dalam artikel ini.
Jawa di Kelurahan Matamalage dan Studi tentang kehidupan
Kilometer 9 dan 10. Sementara fluralise agama dan budaya di
penduduk pribumi berada di Indonesia telah telah mendapat
pinggiran kota. (Ahmad, 2011: 41). parhatian dari berbagai disiplin ilmu,
Realias di atas memper- baik dilihat dari segi praktek
lihatkan bahwa terdapat batas dan keagaamaan maupun dalam bentuk
sekat keagamaan dan etnitas jika konflik sara. Studi Gerry van
dilihat dari aspek komposisi Klinken (2007) yang melihat keke-
penduduk dan pemukiman. rasan komunal dan demokratisasi di
Nampaknya terdapat duplikasi Indonesia di lima daerah, yaitu
pemukiman berdasarkan daerah asal Sambas, Ambon, Poso, Sampit, dan

168
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016

Maluku Utara. Klinken memberi berbagai disiplin ilmu juga telah


argumentasi bahwa terjadinya banyak mendapat perhatian, seperti;
konflik di lima daerah ini adalah saat studi Indria Nur dan Hamsah yang
kekosongan kekuasaan pusat yang mengalisis interaksi sosial antar umat
berujung pada reformasi yang me- beragama di Kota Sorong. Studi ini
ngubah konstelasi politik lokal. Ada menunjukkan program-program pe-
sentimen anti orang luar untuk ke- ningkatan keharmonisan umat bera-
pemimpinan lokal dengan isu “putra gama di Kota Sorong menciptakan
daerah.”Kemudian studi yang suasana kondusif dalam suatu kon-
dilakukan Andik Wahyun teks berbangsa dan bernegara dalam
Muqoyyidin (2012) mencoba realitas masyarakat yang plural.
memotret konflik bernuansa agama Kendatipun terdapat riak-riak dalam
di Indonesia dari sudut resolusi proses interaksi sosial, namun keber-
berbasis teologi transformatif. samaan, keharmonisan dan keruku-
Muqoyyidin melihat bahwa konflik nan untuk memajukan kesejahteraan
keagamaan di Indonesia terlihat tiga masyarakat lahir dan batin dapat
pola besar, konflik antarumat beraga- selalu terjalin di Kota Sorong.
ma yang berbeda, konflik antara satu Kemudian, studi Haidlor Ali Ahmad
umat agama dengan kelompok yang (2011) melihat kondisi kehidupan
dicap sebagai sesat, dan konflik antar umat beragama di Kota Sorong
internal umat satu agama yang yang berada antara harmoni dan
memiliki perbedaan pemahaman. konflik. Karena di satu sisi di Kota
Kemudian, studi Abdul Aziz dkk. Sorong tidak pernah terjadi konflik
(1996) mengungkapkan fakta terjadi terbuka seperti Ambon, Poso dan
pergeseran pola afiliasi dan aktivitas Sampit. Namun di sisi lain kota ini
keagamaan yang disebabkan oleh juga tidak pernah sepi dari gesekan-
akibat adanya dikotomi antara gesekan etnis maupun antar kelom-
gerakan yang bersifat tradisional dan pok keagamaan. Meski gesekan-
yang modernis. Adapun Asgart, gesekan tersebut dapat diselesaikan
(2003) yang melihat konflik sosial dan dikendalikan karena adanya
bernuansa Sara sering dinilai banyak falsafah “satu tungku tiga batu” yang
pihak sebagai dampak lain dari merupakan perekat sosial budaya
reformasi yang tak terkendali. warisan budaya Papua.
Namun demikian, hasil studi ini lebih Berbagai hasil penelitian di
melihat bahwa konflik Sara bukanlah atas memberi pemahaman mendasar
sesuatu yang berdiri sendiri. mengenai persoalan-persoalan keaga-
Persoalan Sara yang kerap muncul maan di Indonesia umumnya dan
pada masa transisi ini merupakan Kota Sorong khusunya. Artikel ini
warisan dari masa sebelumnya. berusaha mengungkap secara deskri-
Jika studi di atas memper- ptif fluralisme agama dan budaya di
lihatkan konflik bernuangsa agama, Kota Sorong sehingga diharapkan
maka studi ini berusaha mendiskrip- dapat memberi pemahaman utuh
sikan fluralisme agama dan budaya mengenai fluralisme agama dan
di Kota Sorong. Studi tentang budaya.
tentang kehidupan sosial dan
keagmaan di Kota Sorong dari Metode Peneltian

169
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti

Metode penelitian yang digu- Pedoman wawancara yang diguna-


nakan dalam penelitian ini adalah kan adalah bentuk “semi structured.”
metode deskriptif dengan menggu- Dalam hal ini, mula-mula inter-
nakan pendekatan kualitatif. Adapun viewer mengajukan serentetan perta-
definisi kualitatif yang dijelaskan nyaan yang sudah terstruktur,
Sugiyono (2005:1) adalah jenis kemudian satu per satu diperdalam
penelitian naturalistik, karena dengan mengorek keterangan lebih
penelitiannya dilakukan pada kondisi lanjut. Dengan demikian, jawaban
yang alamiah (natural setting). yang diperoleh bisa meliputi semua
Sedangkan jenis penelitian yang variabel, dengan keterangan yang
digunakan peneliti adalah penelitian lengkap dan mendalam. Ketiga, me-
deskriptif. Penelitian deskriptif me- tode Dokumentasi. Metode Doku-
rupakan penelitian yang berusaha mentasi dilakukan untuk mencari
mendeskripsikan dan menginterpre- data mengenai hal-hal yang berkaitan
tasikan data yang ada, disamping itu dengan variabel penelitian. Adapun
penelitian deskriptif terbatas pada data dokumentasi yang diperoleh dari
usaha mengungkapkan masalah, objek penelitian adalah aktivitas ma-
keadaan atau peristiwa sebagaimana syarakat kota Sorong dalam ke-
adanya sehingga bersifat sekedar hidupan sehari-hari.
mengungkapkan fakta atau fact Instrumen penelitian dilaku-
finding (Nawawi, 2007:67). Data kan secara partisipatif, dalam hal ini,
dalam penelitian ini adalah semua peneliti sebagai instrumen dan se-
bentuk pendidikan yang berlangsung kaligus sebagai pengumpul data.
di kota Sorong, baik dalam bentuk Dalam penelitian kualitatif, peneliti
formal dan nonformal serta bentuk- harus mutlak hadir sebagai pelaku
bentuk komunikasi yang berlangsung penelitian. Kehadiran peneliti harus
antarmasyarakat yang tinggal di kota dilukiskan secara eksplisit dalam
Sorong. Sumber data dalam peneli- laporan penelitian serta perlu di-
tian ini adalah aktivitas masyarakat jelaskan apakah peran peneliti seba-
kota Sorong, baik penduduk pribumi gai partisipan penuh atau pengamat
maupun masyarakat pendatang. penuh. Selain itu, instrumen pendu-
Teknik pengumpulan data kungnya dalam penelitian ini adalah
merupakan komponen yang sangat pedoman wawancara, pedoman ob-
esensial yang menjamin baik tidak- servasi, dan pedoman dokumentasi.
nya sebuah penelitian. Oleh karena Prosedur pengumpulan data
itu, pengumpulan data yang digu- dalam penelitian ini mengacau pada
nakan penulis adalah meliputi, pendapat pendapat Bogdan dan
pertama metode Observasi.Metode Biken (1982) dalam Moleong
ini dipergunakan untuk memperoleh (2006:248) adalah upaya yang dila-
data dengan melakukan pengamatan kukan dengan jalan bekerja dengan
obyek secara langsung atau penulis data, mengorganisasikan data,
terjun secara langsung ke obyek memilah-milahnya meenjadi satuan
penelitian. Kedua, Metode Interview. yang dapat dikelola, mensintesis-
Metode interview adalah sebuah kannya, mencari dan menemukan
dialog yang dilakukan peneliti untuk pola, menemukan apa yang penting
memperoleh informasi dari informan. dan apa yang dipelajari, dan

170
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016

memutuskan apa yang dapat teori-teori yang berhubungan dengan


diceritakan kepada orang lain. penelitian, baik data yang diperoleh
Kemudian teknik analisis dari wawancara, observasi atau do-
data yang digunakan dalam kumentasi. Analisis ini bertujuan
penelitian ini melalui beberapa agar data mentah yang telah
tahapan, pertama, editing. Pada diperoleh tersebut bisa lebih mudah
tahap pertama dilakukan dengan cara untuk dipahami. Kelima adalah
pemisahan atau pemilihan dan Concluding atau pengambilan kesim-
pengambilan data yang terpenting pulan dari data-data yang telah
atau yang memang benar-benar data diolah untuk mendapatkan suatu
dan mana yang bukan data. Cara ini jawaban. Peneliti pada tahap ini,
dilakukan untuk mendapatkan data membuat kesimpulan untuk menja-
yang berkualitas. Dalam proses ini, wab permasalahan dalam rumusan
peneliti juga akan mencermati bahan- masalah, yang kemudian menghasil-
bahan yang telah dikumpulkan kan gambaran secara ringkas, jelas,
dengan membuang hal-hal yang tidak dan mudah dipahami.
berhubungan dengan penelitian.
Misalnya, hasil interview dengan Pembahasan
para subjek penelitian yang tidak Kehidupan Masyarakat Kota
berhubungan dengan penelitian yang Sorong
peneliti lakukan. Kedua, Classifying. Masyarakat Indonesia me-
Saifullah (2006:59) menjelaskan rupakan masyarakat majemuk yang
bahwa mereduksi data yang ada de- terdiri dari beragam agama. Kema-
ngan cara menyusun dan meng- jemukan yang ditandai dengan
klasifikasikan data yang diperoleh ke keanekaragaman agama itu mempu-
dalam pola tertentu atau permasa- nyai kecenderungan kuat terhadap
lahan tertentu untuk mempermudah identitas agama masing- masing dan
pembahasannya. Dalam proses ini, berpotensi konflik. Oleh karena itu,
peneliti memisahkan data yang telah untuk mewujudkan kerukunan hidup
diedit sesuai dengan pembagian- antarumat beragama yang sejati,
pembagian yang dibutuhkan dalam harus tercipta satu konsep hidup
pemaparan data. bernegara yang mengikat semua
Ketiga, Verifying. Setelah anggota kelompok sosial yang
data-data terkumpul, selanjutnya berbeda agama guna menghindari
dilakukan pengecekan ulang terha- konflik antar kelompok sosial yang
dap data tersebut untuk menjamin terjadi. Oleh karena itulah pilihan
validitas data. Dalam proses ini, para founding fathers bahwa negara
peneliti melakukan cara, yaitu de- Indonesia bukanlah negara agama
ngan menemui subjek penelitian dan bukan pula negara sekuler
kembali apakah hasil wawancara ter- dimaksudkan untuk menampung
sebut sudah benar dengan apa yang seluruh aspirasi rakyat dalam
diinformasikannya atau tidak. Keem- beragama. Namun demikian, dasar
pat adalah Analyzing. Pada tahap ini negara dipilih adalah Pancasila yang
peneliti menganalisis data-data menampung seluruh aspirasi ajaran-
tersebut dengan cara memban- ajaran agama dan bukan agama
dingkan atau menambahi dengan

171
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti

tertentu.(Departemen Agama RI, masyarakat yang berlainan agama,


2007: 12-15) bukan hal yang menjadi perbedaan
Dalam perjalanan sejarah tetapi dengan keberagaman tersebut
bangsa Indonesia, perdebatan tentang menjadikan kota Sorong menjadi
pemilihan bentuk negara pada akhir- lebih kondusif. Hal ini disebabkan
nya sampai pada suatu keputusan karena masyarakatnya mempunyai
untuk menetapkan Pancasila sebagai sikap toleransi antara umat beragama
dasar negara. Hal ini terjadi setelah dan saling tepa salira, hormat-
perdebatan yang berkepanjangan menghormati antara satu dengan
untuk menentukan ideologi negara yang lain.
dan gagalnya demokrasi terpimpin. Kota Sorong yang sangat be-
Ketetapan untuk kembali kepada ragam dari etnis dan agama meru-
Pancasila dan UUD 1945 dengan pakan suatu masyarakat heterogen.
dekrit presiden 5 Juli 1959. Dengan Adanya perbedaan karakter setiap
adanya ketetapan ini, maka Pancasila masyarakat pendatang dan masya-
menjadi dasar negara dan usaha-usa- rakat pribumi. Kebebasan melaksa-
ha untuk menggantikan Pancasila nakan ibadah tanpa gangguan dari
sebagai dasar negara menjadi suatu pemeluk agama lain menjadikan
hal yang tidak sah.(Ahmad Syafi’i mereka saling percaya antara satu
Ma’arif, 2006:179, Majlis Ulama dengan yang lainnya.
Indonesia, 1991:401, B.J. 1) Masyarakat Pendatang
Boland,1985: 89-103). Masyarakat perantauan secara
Kota Sorong yang banyak teoritis maupun faktual mempunyai
dihuni oleh masyarakat pendatang karakteristik sosial yang sedikit
baik dari pulau Sulawesi, Bali, Jawa, impersonal, dan gerak hidupnya se-
dan Ambon tetap kondusif hal ini pertinya disesuaikan dengan kehi-
terbukti dengan pendapat yang dupan kota yang selalu mengejar
dikemukakan oleh salah seorang tingkat produksi. Jika diamati secara
responden yang menyatakan bahwa singkat, maka lingkaran kehidupan
Kota Sorong banyak dihuni oleh masyarakat perantauan ditinjau dari
masyarakat pendatang yang berbaur aspek psikologi sosial dapat
antara satu dengan yang lain, tanpa dibedakan dalam dua keadaan yaitu:
melihat warna kulit, suku, dan 1. Lingkaran kehidupan mereka di
agama. Mereka bahu-membahu perusahaan atau tempat mereka
menghidupkan perekonomian kota bekerja. Dalam situasi seperti
Sorong melalui perdagangan. Disisi ini, mereka dipisah-pisahkan da-
lain lain banyak putra pendatang lam satuan-satuan kerja berda-
yang mengabdi demi kemajuan kota sarkan keahlian, atau pembi-
Sorong. Bahkan mereka menganggap dangan pekerjaan. Mereka dibe-
bahwa Sorong adalah kota leluhur dakan dalam status, hak, dan
mereka. (wawancara Marcelinus, kewajiban berdasarkan aturan-
5/10/13) aturan perusahaan, sehingga
Senada dengan pendapat di terdapat dua lapisan yaitu lapisan
atas, Fransiskus (wawancara 5/10/ karyawan dan lapisan pimpinan.
2013) menjelaskan bahwa meskipun 2. Lingkaran kehidupan karyawan
kota Sorong banyak di huni oleh industri di masyarakat, dimana

172
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016

mereka bertempat tinggal. Da- pendatang. Hal ini disebabkan karena


lam situasi ini mereka tinggal perekonomian umumnya dipegang
diperumahan karyawan dan ting- oleh masyarakat pendatang. Adat dan
gal bersama masyarakat disekitar budaya masyarakat pribumi menjadi
industry atau perusahaan dimana sesuatu pembeda dengan masyarakat
mereka bekerja. pendatang. Salah satu adat dan bu-
Refleksi lain dari kehidupan daya masyarakat asli adalah ketika
di kompleks perumahan ialah mempunyai uang maka uang tersebut
seringkali tumbuhnya sikap elitis dibelanjakan dan dihabiskan untuk
yang berlebihan. Sikap elitis ini hari itu juga. Menurut Muhlis
terjadi karena terhambatnya interaksi (wawancara 5/11/2013) mengatakan
lebih luas dengan masyarakat, akibat bahwa penduduk asli umumnya
lokasi pemukiman yang khusus. memikirkan hari esok untuk esoknya
Dunia kerja mereka dengan dunia saja, bila belanja maka uang yang
sosialnya hampir tidak memiliki dipegangnya akan dihabiskan untuk
jarak dan tidak ada variasi kehidupan belanja hari ini. Sikap seperti sikap
yang lebih bernuansa. boros yang setidaknya akan mem-
Dalam situasi kehidupan pengaruhi karakter penduduk pribu-
transisi seperti itu tidak jarang mi. Tapi hal itu bukan sesuatu yang
menimbulkan problema sosial. Pen- mustahil untuk diubah, karena lam-
duduk setempat tidak sepenuhnya bat laun dengan adanya masyarakat
memberikan peran sosial yang layak pendatang yang membawa adat dan
dimana mereka tinggal. Kehidupan budayanya maka akan terjadi
urban juga mendorong mereka untuk akulturasi dan engkulturasi budaya.
memulai berlatih dengan pola hidup Kemajemukan Kota Sorong
baru, yaitu hidup yang disandarkan berafiliasi dengan perkembangan
pada uang. Masa transisi membuat kota kea rah yang lebih maju. Pen-
sebagian besar mereka kehilangan duduk pribumi perlahan namum pasti
pegangan ditambah tidak adanya membentengi dirinya dan ikut ber-
lembaga atau tokoh perorangan peran dalam perkembangan kota
sebagai kontrol sosial, yang mampu Sorong. Salah satu Tokoh masya-
mendampingi mereka dan memberi rakat yang diwawancarai mengung-
petunjuk dalam meniti masa kapkan bahwa Masyarakat pribumi
perubahan itu. mulai tersadar akan kehidupan me-
Ujungnya banyak tindakan reka setelah masyarakat pendatang
kriminal sebagai jalan pintas. semakin banyak. Kemajuan berpikir
Adapun dalam interaksi sosial jauh kedepanyang dimiliki oleh
mereka dengan sesama rekan kerja, masyarakat pendatang menjadi se-
rasa solidaritas sebagai kawan suatu yang diiri oleh masyarakat
sekerja bisa tumbuh akan tetapi pribumi dan direspon secara positif.
semangat bersaing dan gosip tidak Respon positif tersebut memberikan
bisa dihindarkan amunisi dengan ikut menyekolahkan
2. Masyarakat Pribumi anak-anaknya ke jenjang pendidikan
Masyarakat kota Sorong yang formal demi kemajuan masyarakat
merupakan penduduk asli hidupnya pribumi untuk bersaing membangun
mulai tersingkirkan oleh masyarakat kota Sorong.

173
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti

a. Ideologi dan Keberagaman Yaitu sama-sama sebagai pedoman


Kota Sorong pemikiran dan perilaku. Soal dalam
Membahas idiologi dalam beberapa hal mendasar ada perten-
konteks masyarakat papua khususnya tangan nilai di antara keduanya,
kota Sorong, adalah bicara tentang tugas manusia yang berakalah untuk
cara pandang memahami diri sendiri, memilah, mana yang baik dan buruk
memahami lingkungan sekitar dan - dan mana yang mau dianutnya.
perubahannya, dan memahami cita- Karena kita tak bisa membantah,
cita yang menjadi tujuan perubahan. bahwa nilai-nilai luhur kebudayaan
Agama dan kebudayaan dalam tata- dijadikan oleh Tuhan sebagai
ran praktis adalah idiologi. Karena perintah dan aturan agama. Ini kalau
keduanya membentuk nilai dan prin- kita percaya, bahwa tidak ada
sip, sikap dan perilaku, tata aturan, satupun kejadian dan perubahan di
dan mengandung tujuan cita-cita dunia (manusia) bisa terjadi tanpa
perubahan. kehendak Tuhan sebagai Maha
Bila tujuan kemerdekaan Memiliki dan Maha Menciptakan.
penduduk pribumi sebagai bangsa Bagi anda yang beragama
berdaulat (bukan merdeka) adalah Islam dan Kristen, bila anda mem-
untuk menciptakan tata kehidupan baca dan memahami baik isi Al
manusia yang damai, adil dan sejah- Qur’an dan Injil, anda akan sadar,
tera, maka tujuan mulia ini tidak bahwa Tuhan mengisi kedua kitab
bertentangan dengan agama. Mala- suci-Nya lebih banyak dengan
han nilai-nilai agama harus dijadikan sejarah kehidupan umat-umat ter-
sebagai starting point untuk mem- dahulu. Tuhan tidak mengakatakan,
persatukan dan menyelaraskan “jangan mengikuti atau menjadikan
elemen-elemen pembentuk bangsa kebudayaan sebagai pedoman
Papua menuju pencapaian cita-cita hidup”. Tapi Tuhan berkata, “Jangan
bersama. berzina, Jangan membunuh, Jangan
Bila kita mengaku beragama mencuri, Berbuatlah jujur, Tolong
dan yakin akan adanya Tuhan, kita menolonglah di dalam kebaikan,
pasti jujur melihat, bahwa dikeba- Percayalah kepada sumber kebenaran
nyakan negara di dunia, agama (Tuhan – Allah).” Apakah perintah-
belum bisa dijadikan sebagai kekua- perintah ini (prinsip hidup) tidak ada
tan perubahan pada era kekinian. dalam kebudayaan asli suku-suku
Meskipun tujuan utama agama Papua? Jawabannya, Ada!
adalah melakukan perubahan mental Penjelasan di atas menegas-
dan perilaku manusia. Kenapa kan, bahwa Tuhan berfirman di
demikian, karena nilai-nilai agama dalam Al Qur’an dan Injil tidak
juga terdapat di dalam kebudayaan. berdasarkan bahasa imajinatif dan
Dan yang lebih dominan terjadi, hiperbolis. Tapi Tuhan berfirman
nilai-nilai kebudayaan yang sifatnya dengan menyajikan fakta kehidupan
dinamis, mencair, dan elastis, bisa manusia (cerminan dan potret dari
menerima perubahan. kebudayaan). Karena memang kebu-
Kondisi ini menegaskan, dayaan adalah hasil cipta dan kreasi
bahwa agama dan kebudayaan dalam manusia, dan manusia pun adalah
banyak hal memiliki kesamaan. makluk ciptaan Tuhan.

174
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016

Selanjutnya, saya telah anggapan, yang keseluruhannya


singgung di awal, bahwa bangsa menjadi dan dijadikan model
Papua tidak boleh ber-Islam gaya tindakan dan hasil tindakan. Dalam
Arab Saudi dan ber-Kristen gaya setiap masyarakat itu, pada batas-
Israel. Kita harus beragama mengi- batas tertentu, memiliki perbedaan
kuti identitas kebangsaan kita. Yaitu sekalgus persamaan dengan ma-
identitas yang mengkristal dari nilai- syarakat di luarnya. Perbedaan-
nilai luhur kebudayaan asli bangsa perbedaan yang menjadi khas dari
Papua. Sudah tentu yang tidak setiap masyarakat yang bersangkutan
bertentangan dengan nilai-nilai jika diakumulasikan menjadi masya-
Ilahiyah (bukan nilai agama). rakat yang multicultural, karena itu,
Contoh, orang Papua menyatakan memiliki potensi-potensi yang bias
kebenaran secara tegas dengan tidak bercorak negative tetapi juga
menggunakan bahasa membujuk dan sebaliknya menjadi potensi positif.
bergelombang; orang Papua memi- Dilihat dari isi atau ekspresi,
liki sifat kasih sayang terhadap setiap kebudayaan itu bersifat dina-
kemanusiaan dan kehidupan; orang mis. Karena itu,dilihat dari dimensi
Papua menghargai perbedaan dan ruang dan waktu, kebudayaan-
melindungi kehidupan orang/pihak kebudayaan masyarakat itu dapat
yang berbeda; orang Papua suka dipilah kedalam tiga corak. Pertama,
membagi berkat dan karunia dari kebudayaan yang sudah terbentuk
Tuhan kepada sesama; orang Papua atau membentuk. Kedua, kebudayaan
memiliki adab dan sopan santun yang sedang membentuk. Ketiga,
terhadap orang luar; dll. Kebudayaan yang direncanakan
Bangsa Papua harus berani untuk dibentuk. (Thohir, 2013: 42)
menunjukkan kepada bangsa dan Sejalan dengan pendapat itu,
negara lain, bahwa kita mampu kebudayaan masyarakat Kota Sorong
merumuskan Identitas Politik dan yang dihuni oleh pendatang dan pri-
Idiologi Bangsa yang mengakar pada bumi merupakan kebudayaan yang
nilai-nilai Ilahiyah (bukan Agama) sedang membentuk hal ini disebab-
dan dan nilai-nilai luhur kemanu- kan karena dua beberapa etnis yang
siaan (Kebudayaan – adat dan mendiami kota Sorong mempunyai
tradisi) asli Papua. prinsip kehidupan yang berbeda.
a. Budaya Asli Salah satu perbedaan
Inti dari apa yang disebut mendasar budaya yang pendatang
kebudayaan adalah cara hidup dan pribumi adalah semangat kerja.
masyarakat, baik masyarakat dalam Masyarakat pendatang melakukan
artian sempit seperti masyarakat- ekspansi dengan meninggalkan
masyarakat tertentu yang dibatasi daerahnya demi mencari kehidupan
oleh kesatuan wilayah atau etnisitas, yang lebih baik. Menurut Jamaluddin
maupun masyarakat dalam arti luas (wawancara 3/11/2013), mereka
seperti masyarakat bangsa. Cara hi- meninggalkan daerah Bugis untuk
dup itu terinternalisasi dan terso- memperbaiki kehidupan ekonomi
sialisasi secara berkelanjutan, sehi- mereka. Jauh-jauh kami meninggal-
ngga membentuk pandangan dan pe- kan daerah kami hanya untuk
ngetahuan, keyakinan dan anggapan- berjuang memperbaiki nasib. Oleh

175
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti

karena itu, apapun yang kami Di wilayah kepala burung,


lakukan disini demi mencari uang, semua suku hampir berasal dari satu
dan yang terpenting jalannya halal nenek moyang Kelimplasa di daerah
dan tidak melanggar adat dan budaya Maladofok yang kemudian terpencar
setempat. Berbeda dengan masyara- menjadi suku-suku baru, yaitu, Suku
kat pribumi adat kebiasaannya yang Ayamaru dan Suku Knasaimos. Suku
bergantung pada alam. Hal ini Amayaru dengan marga-marga:
disebabkan karena alam papua sangat Salossa, Kambuaya, Sevaniwi, Bless,
subur dan banyak hasil alam yang tak Sraun, Duwith, Bleskadith, di Temi-
perlu diolah hingga menghasilkan nabuan sedangkan suku Knasaimos
uang dan untuk langsung di makan. dengan marga-marga : Karsau, Sese,
Sedikitnya akan berpengaruh pada Kehek, Snanfi, Thesia, Bleskadith,
budaya kerja mereka yang sedikit Kondologit, Konjol, Kamesok,
melamban dan cenderung tidak Salambau dan Momot. Demikianlah
berpikir tentang kehidupan yang dalam sejarah orang Moi tidak
lebih baik. terpisah dengan orang Ayamaru dan
Berbeda dengan wilayah Teminabuan (Sorong Selatan)
indonesia yang lainnya. Di papua maupun sub suku Moi Maya di Raja
barat khususnya Wilayah Sorong Ampat.
memiliki keunikan tersendiri. Sorong Suku yang tetap tinggal di
merupakan wilayah kepala burung di tanah asal kemudian menjadi satu
pulau Papua dan merupakan pintu suku besar Moi yang kemudian
masuk wilayah Papua. Kota ini terbagi dalam 10 sub suku, dan lebih
memiliki slogan “Sorong Kota dari 100 marga dengan sejarah tanah,
Bersama”. Sebuah slogan yang telah sistem pembagian wilayah dan
membuktikan betapa masyarakat asli bahasa yang satu yaitu bahasa Moi.
kota Sorong memiliki tingkat Suku Moi juga memiliki pakaian
toleransi yang tinggi terhadap suku- adat yang berbeda dengan suku-suku
suku lain ( masyarakat pendatang) yang ada di Papua. Pakaian adat
untuk tinggal bersama di tanah adat mereka lebih tertutup. Penduduk asli
mereka. “Tak kenal maka tak Sorong adalah satu-satunya kota di
sayang” begitulah kata pepatah lama. Papua yang memiliki keterampilan
So, yuk kita simak sejarah singkat tenun ikat. Bayangkan, ketika
kota Sorong melalui suku aslinya. sebagian besar penduduk asli Papua
Masyarakat asli (suku) dari suku lainnya memakai Koteka,
Sorong adalah Moi. Menurut sejarah Rumbai, dan Awur, penduduk asli
yang diceritakan oleh para orang tua Sorong justru telah mengenakan
adat, peradaban orang moi berawal sarung hasil tenun sendiri. Sarung
dari dua kekuatan: yaitu Tambrau tenun ini dikenal dengan sebutan
dan Malodofok. Orang Moi menye- Kain Timor.
but maladofok sebagai kekuatan Dalam hal Kerohanian, seba-
perempuan dan Tambrau sebagai gian besar penduduk asli Papua telah
kekuatan laki-laki. Kemudian ber- mempunyai kepercayaan dan bertaq-
pencar dan bermigrasi ke Manok- wa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
wari, Teminabuan, Ayamaru, dan Namun demikian ada sebagian dari
kepulauan Raja Ampat. penduduk terutama yang berada di

176
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016

daerah pedalaman masih menganut Umar, menyiarkan agama Islam di


faham animisme. Untuk pertama Halmahera belakang, Maba, Patani
kalinya pada tanggal 5 Februari 1855 dan sekitarnya. Keduanya dikabarkan
agama Kristen masuk di Pulau yang kembali ke Irak.
dibawa oleh 2 (dua) orang penginjil Sedangkan menurut sumber
yaitu Ottow dan Geizler dari Belanda lain Islam masuk ke Ternate di
dan Jerman. Sejak itu agama Kristen sekitar tahun jatuhnya kerajaan
mulai berkembang ke seluruh. Hindu Majapahit 1478, jadi sekitar
Dengan demikian mayoritas pendu- akhir abad ke-15. Sumber lain
duk di Papua memeluk agama berdasarkan catatan Antonio Galvao
Kristen Penduduk di bagian utara, dan Tome Pires bahwa Islam masuk
barat dan timur kebanyakan agama ke Ternate pada tahun 1460-1465.
Kristen Protestan, sedangkan pendu- Dari beberapa sumber tadi dengan
duk bagian selatan dan sebagian demikian dapat diperkirakan bahwa
pedalaman Enarotali memeluk Islam masuk ke Maluku pada abad
agama Kristen Katolik. Selain agama ke-15 selanjutnya masuk ke Papua
Kristen, sebagian penduduk asli pada abad ke-16, sebagain ahli
terutama daerah Fak Fak dan memprediksikan bahwa telah masuk
kepulauan Raja Ampat Sorong sejak abad ke-15 Sebagaimana
menganut agama Islam. disebutkan situs Wikipedia.
b. Islam Secara geografis tanah Papua
Sejarah masuknya Islam di memiliki kedekatan relasi etnik dan
wilayah Maluku dan Papua dapat kebudayaan dengan Maluku. Dalam
ditelusuri dari berbagai sumber baik hal ini Fakfak memiliki kedekatan
sumber lisan dari masyarakat pri- dengan Maluku Tengah, Tenggara
bumi maupun sumber tertulis. dan Selatan, sedangkan dengan Raja
Menurut tradisi lisan setempat, pada Ampat memiliki kedekatan dengan
abad kedua Hijriah atau abad Maluku Utara. Oleh karena itu, da-
kedelapan Masehi, telah tiba di lam membahas sejarah masuknya
kepulauan Maluku (Utara) empat Islam ke Fakfak kedua alur komuni-
orang Syekh dari Irak. Kedatangan kasi dan relasi ini perlu ditelusuri
mereka dikaitkan dengan pergolakan mengingat warga masyarakat baik di
politik di Irak, dimana golongan Semenanjung Onim Fakfak maupun
Syiah dikejar-kejar oleh penguasa, Raja Ampat di Sorong, keduanya
baik Bani Umayah maupun golongan telah lama menjadi wilayah ajang
Bani Abasyiah. Keempat orang asing perebutan pengaruh kekuasaan antara
membawa faham Syiah. Mereka dua buah kesultanan atau kerajaan
adalah Syekh Mansyur, Syekh besar di Maluku Utara (Kesultanan
Yakub, Syekh Amin dan Syekh Ternate dan Tidore). Nampaknya
Umar. Syekh Umar menyiarkan historiografi Papua memperlihatkan
agama Islam di Ternate dan Halma- bahwa yang terakhir inilah (Kesulta-
hera muka. Syekh Yakub menyiar- nan Tidore) yang lebih besar domi-
kan agama Islam di Tidore dan Ma- nasinya di pesisir pantai kepulauan
kian. Ia meninggal dan dikuburkan di Raja Ampat dan Semenajung Onim
puncak Kie Besi, Makian. Kedua Fakfak. Walaupun demikian tidak
Syekh yang lain, Syekh Amin dan berarti bahwa Ternate tidak ada

177
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti

pengaruhnya, justru yang kedua ini bang yang tak ternilai harganya dan
dalam banyak hal sangat berpe- kekayaan rempah-rempah sehingga
ngaruh. daerah ini menjadi incaran para
Dengan adanya pengaruh pedagang. Karena kandungan mine-
kedua kesultanan Islam ini di Raja ral dan kekayaan rempah-rempah
Ampat, Sorong dan Fakfak, maka maka terjadi hubungan politik dan
telah dapat diduga (dipastikan) bah- perdagangan antara kepulauan Raja
wa Islam masuk ke Raja Ampat dan Ampat dan Fakfak dengan pusat
Semenanjung Onim Fakfak serta kerajaan Ternate dan Tidore, se-
sebagian besar wilayah pantai selatan hingga banyak pedagang datang
daerah Kepala Burung pada untuk memburu dagangan di daerah
umumnya termasuk kaimana di tersebut. Ambary hasan, dalam
dalamnya adalah wilayah lingkup tulisannya yang dikutif oleh Halwany
pengaruh kedua kesultanan itu (Onim Michrob mengatakan bahwa sejarah
2006; 83) Kajian masuknya Islam di masuknya Islam di Sorong dan
Tanah Papua juga pernah dilakukan Fakfak terjadi melalui dua jalur.
oleh Thomas W Arnold seorang c. Kristen
orientalis Inggris didasarkan atas Tidak ada catatan yang dite-
sumber-sumber primer antara lain mukan penulis tentang masuk
dari Portugis, Spanyol, Belanda dan Kristen di Kota Sorong. Hanya saja
Inggris. Dalam bukunya yang berju- diketahui secara bahwa Kristen
dul The preaching of Islam yang masuk di tanah papua 5 Februari
dikutip oleh Bagyo Prasetyo 1855. dan menempatkan kota
disebutkan bahwa pada awal abad Manokwari sebagai kota bersejarah
ke-16, suku-suku di Papua serta terhadap perkembangan Kristen.
pulau-pulau di sebelah barat lautnya, Kebupaten Manokwari adalah
seperti Waigeo, Misool, Waigama, Kabupaten tersulng di Tanah Papua
dan Salawati telah tunduk kepada yang amat penting dalam sejarah
Sultan Bacan salah seorang raja di peradaban dan perubahan budaya
Maluku kemudian Sultan Bacan orang Papua. Oleh karena Kota
meluaskan kekuasaannya sampai Manokwari sebagai pusat penyeba-
Semenanjung Onim (Fakfak), di ran agama Kristen dan pusat
barat laut Irian pada tahun 1606, Pemerintahan pertama di Tanah
melalui pengaruhnya dan pedagang Papua. Kota Manokwari menjadi
muslim maka para pemuka masya- start Gereja (Zending) dengan Peme-
rakat pulau-pulau tadi memeluk rintahan Belanda memulai pemba-
agama Islam meskipun masyarakat ngunan semesta (modern) bagi suku
pedalaman masih menganut animis- bangsa yang mendiami Tanah Papua.
me, tetapi rakyat pesisir adalah Kemungkinan atas dasar tersebut,
Islam. orang Biak Numfor mengabadikan/
Karena letak Papua yang mengungkapkannya dalam etimolo-
strategis menjadikan wilayah ini gi, dari tiga morfem dasar Mnu,
pada masa lampau menjadi perhatian Kampung- dan kwar, lama + “dia”
dunia Barat, maupun para pedagang itu) Kemudian disebut dengan nama
lokal Indonesia sendiri. Daerah ini Manokwari yang diartikan dengan
kaya akan barang galian atau tam- ungkapan “Kampung yang didahulu-

178
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016

kan, tertua, terlama, dimana bentuk pembunuhan-perampasan


dimulainya sebuah peradaban dan harta benda-penjualan-pembelian
budaya asing dalam konteks terang budak pembakaran kampong-kam-
penyebaran Kekristenan tentang Injil pung penduduk orang Papua dan
Kristus. Sejarah dengan mencatat sesama etnis Papua saat itu. Oleh
sejak Tokoh Legendaris berkebang- sebab itulah kota Manokeari pada
saan Jerman yang pertamakali tanggal 9 November 1896, Peme-
bergabung dalam missi Pekabaran rintah Belanda secara definitive atau
Injil Zending (Goissner) Jerman resmi memulai sistim Pemerintahan
(Heldering Nederland) di Tanah di Tanah Papua. Dengan demikian
Papua melalui utusan Missionaris secara resmi di Kota Manokwarilah
Ottow dan Gaissler yang mulai me- pihak Pemerintah Belanda ertama
nginjakkan kaki di Pulau Mansinam kali memulai system pemerintahan-
tanggal 5 Februari 1855 dengan doa nya untuk membangun orang Papua
Sulung mereka, “Dengan Nama menuju kehidupan modern.
Allah kami menginjak Tanah ini”. d. Sikap Toleransi dalam
Menandakan bahwa pembangunan Masyarakat Kota Sorong
yang modern di Tanah Papua sudah Kerukunan dan toleransi tetap
dimulai sejak Injil Kristus atau saja menjadi issu penting untuk terus
penyebaran Agama Kristen mulai dikembangkan, khususnya di kota
masuk dan menerangi kegelapan dan seperti Sorong yang sangat plural.
kekafiran orang Papua Tempo itu di Apalagi selama ini, issu ini belum
Pulau Mansinam Manokwari. Oleh pernah atau kurang ditangani oleh
sebab itu, siapapun tidak dapat rumah-rumah ibadah, apalagi pemu-
menyangkal bahwa hasil karya besar da-pemudanya. Selain itu isu-isu
yang diperjuangakan dengan susah global maupun nasional saat ini yang
payah oleh para Pekabar Injil dulu bisa memantik perpecahan antara
ituah yang setiap suku bangsa dari agama juga semakin menguatkan
manapun yang mendiami bumi Telik agar senantiasa mendorong kerja
Cenderawasih Tanah Papua boleh sama antara agama ini. Hal ini bisa
menikmati dan alami saat ini di era dilakukan oleh anak mudanya, khu-
demokrasi-otonomisasi ini dalam susnya yang berbasis rumah ibadah.
berbagai bidang sektor pembangunan Hal ini terkait dengan penga-
di Tanah Papua. laman selama ini, dimana menun-
Dokumen sejarah Pekabaran jukkan kalangan pemuda inilah yang
Injil juga dapat mencatat bahwa atas biasa terpancing dalam berbagai
jasa, kerja keras dan perjuangan tindak kekerasan atas nama agama.
gigih yang panjang yang dilakukan Adapun isu di Sorong yang
oleh zending (Gereja) terus menerus bisa dikembangkan antara lain:
dan mendesak pemerintah Belanda (1) Pengembangan Persaudaraan
untuk segera menetapkan dan me- dan CoEksistensi
laksanakan pemerintahan secara Pada momentum tertentu
definitive d Tanah Papua untuk me- misalnya peringatan hari-hari besar
nghentikan perlakuan yang betahun- agama, umat beragama dan pemuda
tahun dilakukan oleh Kesultanan lintas agama selalu menjalin kerjasa-
Tidore dan Pemerintah VOC dalam ma untuk menghormati antara satu

179
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti

dengan yang lain. Mereka saling maka dapat kita melangkah pada
mengunjungi dalam bingkai persau- gagasan kerja sama, misalnya diben-
daraan. Menurut penuturan Rahmat, tuk forum dialog antar pemuda
salah seorang peserta diskusi bahwa agama. Dialog tersebut dilakukan
kalau peringatan hari besar agama untuk memberikan kesempatan
sering dibentuk panitia yang meli- kepada mereka saling mengerti dan
batkan unsur agama sebagai bentuk memahami, yang pada akhirnya
kerjasama pemuda lintas agama. terwujud saling menhargai. Dialog
Bahkan di antara mereka itu diupayakan bernuansa akademik,
menyatakan bahwa kalau untuk ke- artinya berdasarkan logika-logika
gotongroyongan, kerja sama dan ke- agama yang mendasari aktivitas.
kompakan, maka tinggalkan perbe- Tradisi yang sudah ada ini,
daan, kita utamakan kebersamaan. tinggal dilembagakan sedemikian
Kalau membersihkan lingkungan, rupa. Hal ini bisa dimulai dengan
memperbaiki jalan, mengerjakan workshop toleransi umat beragama.
kepentingan umum, mari bersama, (2) Pengembangan Ekonomi untuk
tidak usah melihat agama, utamakan Pengentasan Kemiskinan
kerukunan. Selain itu, sebenarnya di-
Di samping itu, untuk memu- mungkinkan juga adanya kerja sama
puk persaudaraan diantara pemuda ekonomi dalam bentuk pengentasan
perlu digagas kegiatan sosial bersa- kemiskinan. Sebenarnya dari pihak
ma, kegiatan olah raga dan kami Katoloik dan Kristen (jelas
semacamnya yang mengarah pada Anton) sangat ingin melakukan itu.
pembinaan bakat dan minat serta Selalu kami pada setiap acara
kreatifitas remaja. Secara internal, keagamaan mengumpulkan sumba-
para pemuda setiap agama perlu ngan untuk masyarakat kurang mam-
dibina dan dibekali dengan pemaha- pu, namun terkadang kami sangat
man ajaran agamanya masing- hati-hati karena menghindari kecuri-
masing. Hal tersebut dijelaskan gaan dari umat lain, jangan sampai
Pastor Anton. Menurutnya, pemaha- dinilai sebagai misi untuk kristeni-
man akan ajaran agama yang baik sasi. Bahkan suatu saat pernah kami
dapat menjadi dasar bertindak dan sudah kumpul sumbangan itu, tetapi
bergaul di tengah masyarakat. tidak jadi disalurkan karena
Saat ini banyak sekali muncul kekhawatiran itu tadi.
sekte dalam ajaran kami, dan juga Dapat dipahami bahwa baik
mungkin di agama lain. Hal itu pihak pemuda Islam maupun pemuda
terjadi karena cara pembinaan yang Kristen, sama-sama menginginkan
mungkin perlu ada diperbaiki. adanya kerja sama itu tanpa ada
Misalnya kalau ada kasus yang kecurigaan antara satu dengan yang
muncul dan terkait dengan agama lain. Hanya saja menurut mereka,
Kristen atau Katolik, maka dilihat kerja sama itu perlu difasilitasi oleh
dulu Kristen yang mana? Sehingga pihak pemerintah dengan melibatkan
tidak terjadi klaim secara general semua komponen, termasuk tokoh
terhadap seluruh Kristen. agama masing-masing agama. Kele-
Selanjutnya, kalau ajaran mahan selama ini, masih kurang
agama sudah tertanam dengan baik prakarsa antar kelompok yang mau

180
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016

memulai dan merintis kerja sama itu secara bersama-sama membentuk


secara melembaga dan berkesinam- sebuah kelompok menangani ma-
bungan, sehingga kerjsa sama selama salah pendidikan bagi keluarga yang
ini masih terkesan insidentil dan kurang mampu.
masih terkait dengan momentum Menurut Oce Makatupung,
tertentu. hal yang dapat dikerjasamakan pe-
(3) Pengembangan FKUB nanggulangan pendidikan bagi ke-
Salah satu hal yang perlu luarga kurang mampu. Baik dari ka-
mendapat perhatian dalam rangka langan penduduk asli Sorong, mau-
peningkatan kerja sama pemuda lin- pun pendatang. Demikian pula, pem-
tas agama di Sorong adalah pengem- berdayaan masyarakat kurang mam-
bangan peran FKUB. Temuan pene- pu. Kegiatan-kegiatan lainnya yang
litian menunjukkan bahwa pemuda dapat pula dilakukan dalam hal bakti
agama-agama dan tokoh lintas agama sosial seperti pelaksanaan sunatan
menghendaki peran FKUB secara massal bagi anak-anak, dan kerja
maksimal dalam menfasilitasi ter- bakti membersihkan lingkungan.
wujudnya kerukunan hidup antar Senada dengan yang dikemu-
umat beragama. kakan Nurul Huda yang menyebut-
Untuk memberdayakan kan bahwa untuk bekerjasama
FKUB, peran pemerintah sangat dengan remaja rumah ibadah lintas
strategis berdasarkan PBM No. 9 dan agama dapat dilaksanakan dalam hal
No. 8 Menteri Agama dan Menteri muamalah (sosial). Seperti kegiatan
Dalam Negeri yang salah satunya pertandingan persahabatan dalam
mengatur tentang pemberdayaan bidang olah raga, mengadakan keber-
FKUB. Dalam peraturan itu, FKUB sihan lingkungan, pemberian bantuan
adalah forum yang dibentuk oleh ma- bagi orang-orang miskin. Secara
syarakat dan difasilitasi oleh peme- garis besarnya kegiatan bersama ke
rintah dalam rangka membangun, depan dapat dilaksanakan baik dalam
memelihara, dan memberdayakan bidang pendidikan, kesehatan,
umat beragama untuk kerukunan dan keamanan lingkungan dan kegiatan-
kesejahteraan. kegiatan dalam bentuk muamalah.
Di samping itu, FKUB juga Pada dasarnya pemuda rumah
diharapkan menjaga kerukunan yang ibadah menurut Amat Rahmat: baik
telah terbangun selama ini di Sorong. Islam maupun Kristen berkecenderu-
Secara umum di wilayah Sorong ngan untuk melakukan kerjasama da-
menunjukkan bahwa kerukunan umat lam kegiatan di bidang sosial
beragama cukup kondusif, bahkan di (muamalah) apabila dikoordinir atau-
Malino khususnya telah tercipta pun diprakarsai baik dari pihak
salingpengertian antar pemeluk aga- pemerintah maupun FKUB.
ma yang cukup tinggi.
Untuk di Sorong, Papua Ba- Penutup
rat, kerjasama tersebut dapat dilaku- Fluralisme agama dan budaya
kan dalam bidang sosial kemasyara- masyarakat Kota Sorong tercermin
katan, misalnya dalam bidang pada aktivitas masyarakat Kota
pendidikan, baik pemuda Kristen, Sorong dalam segala bidang.
Katholik, Islam, Hindu dan Budha Perbedaan agama dan budaya terlihat

181
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti

pada konsentrasi penduduk yang Googel. Com/Warung Fiksi.


cenderung menciptakan sekat-sekat Wordpress Com. Diakses
agama dan etnis. Akan tetapi tanggal, 16 April 2008.
konsentrasi penduduk berdasarkana
gama dan suku tidak menjadi Bakker, SJ, W.W.W. 1984. Filsafat
penghalang bagi masyarakat Kota Kebudayaan Sebuah
Sorong dalam melakukan interaksi Pengantar. Yogyakarta:
sosial dan ekonomi. Kanisiun.

Daftar Pustaka Barker, Chris. 2000. Cultural Studies


Teori dan Praktik.
Diterjemahkan oleh Tim
Abdul, Aziz dkk. 1996. Pergolakan Kunci Cultural Studies
Politik Islam: dari Center. Yogyakarta: PT.
Fundamentalisme, Modernisme Bentang Pustaka.
hingga Post-Modernisme.
Jakarta. Paramadina. Driyarkara. 1980. Tentang
Pendidikan. Jakarta.
Ahmad, Haidlor Ali. 2011. “Antara Kanisius.
Harmoni dan Konflik Etnis di
Kota Sorong” Jurnal Harmoni. Fiske, John. 2006. Cultural And
Januari-Maret Communication Studies
Sebuah Pengantar Paling
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Komprehensif. Diterjemahkan
Penelitian Suatu Pendekatan oleh Yosal Iriantara dan Idi
Praktek. Edisi Revisi V. Subandy Ibrahim. Yokyakarta
Penerbit PT. Rineka Cipta, dan Bandung: Jalasutra
Jakarta.
Geerzt, Clifford. 1963. “The
Arnold, W. Thomas. “ The Preaching Integrative Revolution:
of Islam “ Dalam Prasetyo, Primordial Sentiments and
Bagyo, Perkembangan Hasil Civil Politics in The New
Penelitian di Papua, State” dalam Clifford Geerzt
disampaikan dalam Seminar (Ed) Old Socities and New
Semarak Arkeologi Jayapura States: The Quest for
2009. Modernity in Asia and Africa.
New York. Free Press
Asgart, Sofian Munawar. 2003.
Politisasi Sara: dari Masa Hall, Stuart. 1990. Cultural Identity
Orba ke Masa Transisi and Diaspore. London
Demokrasi. Jakarta. ISAI-
DEMOS Hamonic, Gilbert. 1983. Pengantar
Studi Perbandingan
Asrori, Mochammad. 2008. Kosmogoni Sulawesi
Permanent Link to Merefleksi Selatan. (dalam buku Citra
Tubuh dan Aksesoris Joko Masyarakat Indonesia).
Pinurbo. Http://WWW. Jakarta: Sinar Harapan.

182
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016

Ibrahim, Rustam, 2013: 132). Pandang: Hasanuddin


“Pendidikan Multikultural: University Press.
Pengertian, Prinsip, dan
Relevansinya dengan Tujuan Maussen, M dan Grillo. 2014.
Pendidikan Islam” Jurnal “Regulation of Speech in
Addin, Vol. 7 No. 1 Februari Multicultural Societies:
Introduction” Journal of
Klinken, Gerry van. 2007. Perang Ethic and Migration Studies.
Kota Kecil: Kekerasan Vol. 40 No. 2
Komunal dan Demokratisasi di
Indonesia, Jakarta. Obor- Miles, Matthew B. and A. Michael
KITKV Huberman. 1992. Analisis
Data Kualitatif: Buku Sumber
Koentjaraningrat, 1996. Refleksi Bu- tentang Metode-Metode Baru.
daya. http://group.yahoo.com. (Diterjemahkan oleh Tjetjep
Rohendi Rohidi). Jakarta:
Kutha, Nyoman Ratna. 2007. Sastra Universitas Indonesia Press
dan Cultural Studies, (UI- Press)
Representasi Fiksi dan Fakta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moleong J Lexy. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif. PT
Marzuki. 1983. Metodologi Riset. Remaja Rosda Karya,
Penerbit BPFE-UII, Bandung.
Yogyakarta.
Moleong J Lexy. 2006. Metodologi
Masinaboru. 1989. Koentjaraningrat Penelitian Kualitatif. PT
dan Antropologi Indonesia. Remaja Rosda Karya,
Jakarta: Yayasan Obor Bandung.
Indonesia.
Mu.qoyyidin, Andik Wahyun. 2012.
Masinambow, F.K.M, Halmahera “Potret Konflik Bernuansa
Dan Raja Ampat, Konsep dan Agama di Indonesia:
Strategi Penelitian, Dalam Signifikansi Model Resolusi
Islam Dan Kristen Di Tanah Berbasis Teologi
Papua, Bandung: Jurnal Info Transformatif” Jurnal Analisis,
Media, 2006 Volume XII, Nomor 2,
Desember
Maslikhah. 2007. Quo Vadis
Pendidikan Multikultural: Mulyana Deddy, Rahmat Jalaludin.
Reconstruksi Sistem 1993. Komunikasi Antar
Pendidikan berbasis Budaya. Bandung, Remaja
Kebangsaan. Surabaya. JP Rosdakarya.
Books.
Nasution. 2007. Metode Research
Matullada, A. 1997. Kebudayaan, (Penelitian Ilmiah). Penerbit
Kemanusiaan dan Bumi Aksara, Jakarta.
Lingkungan Hidup. Ujung

183
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti

Nawawi, Hadari. 2007. Metode Kabupaten Fakfak Irian Jaya”


Penelitian Bidang Sosial. belum terbit, 1999
Penerbit Gajah Mada Press,
Yogyakarta. Wekke, Ismail Suwardi. 2012.
Tindak Tutur dari Mimbar
Nawawi, Hadari. 2007. Metode Keagamaan dalam Harmony
Penelitian Bidang Sosial. Papua Barat. Yogyakarta.
Yogyakarta. Gajah Mada Deepublish
Press.
Yaqin, M. Ainun. 2005. Pendidikan
Onim, J.F. “ Islam dan Kristen di Multikultural: Cross-Cultural
Tanah Papua” Bandung: Understanding untuk
Jurnal Info Media, 2006 Demokrasi dan Keadilan.
Yogyakarta. Pilar Media.
Piliang, Yasraf Amir. 1998. Sebuah
Dunia yang Dilipat: Realitas
Kebudayaan Menjelang
Milenium Ketiga dan Matinya Internet
Posmodernisme. Bandung: http://www.kemendagri.go.id/pages/
Misan. profil-daerah/kabupaten/id/92/name/
papua-barat/detail/9271/kota-Sorong
Ricklefs, M.C., 2005. Sejarah http://www.kopertis12.or.id/2011/11/
Indonesia Modern 1200- 18/sosialisasi-pendidikan-komunitas.
2004. Jakarta. Serambi. html#sthash.sPLo8hY0.dpuf
Saifulloh. 2006. Metodologi
Penelitian. Malang. UIN
Malang.
Wawancara
Saifulloh. 2006. Metodologi Cornelius, wawancara di Sorong 29
Penelitian. Penerbit UIN Oktober 2013
Malang, Malang.
Edwin Rosely, wawancara di Sorong
Sairing, Weinata. 2011. Agama dan 5 November 2013)
Praksis Kehidupan. Jakarta: Emilia Ndaol, wawancara di Sorong
Buletin BSNP. 5 Novembeer 2013
Sugiyono. 2005. Memahami Horsila M. Solossa, wawancara di
Penelitian Kualitatif. Sorong 29 Oktober 2013
Bandung. CV. ALFABETA.
Nurhikmah, wawancara di Sorong
Sugiyono. 2005. Memahami 29 Oktober 2013
Penelitian Kualitatif. CV.
ALFABETA, Bandung.

Tim Peneliti, “Penelitian Arkeologi


Islam di Kecamatan Fakfak

184

Anda mungkin juga menyukai