2, 2016
Andi Hasrianti
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Sorong
Jalan Sorong-Klamono Km. 17 Klablin Kota Sorong, Papua Barat
Telepon/Fax. 0951-322133
Email: andihasrianti@gmal.com
Info
Abstract
Artikel
Sorong is a city that have been built with religious and culture, so that the daily
activities of Sorong societies show the integration. This article aims to describe the
religious and cultural pluralism in Sorong City. By using descriptive analyze, this
article proves that the practices of pluralism Sorong City community are reflected
in religious life and culture. In the reality, the Sorong societies have well
Diterima understood pluralism as a frame by local culture. This can be observed from the
15 attitude and behavior of Sorong society who accepted and understood differences
Juni in religious and culture. The harmonization in religious life go hand in hand with
2016 harmonization in the culture, so it can become a social cohesion. Religion and
culture are two important elements that differentiate well as adhesive strength for
Revisi I the Sorong City.
13 Keywords: Pluralism, Religious, Culture, Sorong City
Juli
2016 Kotas Sorong adalah kota yang dibangun atas perbedaan agama dan kebudayaan
yang beraneka ragam, sehingga dalam aktivitas sehari-hari masyarakat
Revisi II memperlihatkan pembauran. Artikel ini bermaksud untuk mendiskripsikan
10 fluralisme agama dan budaya di Kota Sorong. Dengan menggunakan analisis
September deskriptif penelitian untuk membuktikan bahwa praktek fluralisme masyarakat
2016 Kota Sorong tercermin pada kehidupan keagamaan dan kebudayaan. Realitas
pemahaman masyarakat Kota Sorong terhadap fluralisme yang dibingkai dalam
Disetujui budaya lokal telah dipahami dengan baik. Hal ini terlihat dengan adanya sikap dan
27 perilaku masyarakat Kota Sorong dalam menerima dan memahami perbedaan
Oktober agama dan budaya. Harmonisasi dalam kehidupan beragama berjalan seiring
2016 dengan harmonisasi dalam bidang kebudayaan, sehingga dapat menjadi perekat
sosial. Agama dan budaya adalah dua elemen penting yang membedakan sekaligus
menjadi kekuatan perekat bagi masyarakat Kota Sorong.
167
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti
168
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016
169
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti
170
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016
171
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti
172
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016
173
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti
174
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016
175
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti
176
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016
177
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti
pengaruhnya, justru yang kedua ini bang yang tak ternilai harganya dan
dalam banyak hal sangat berpe- kekayaan rempah-rempah sehingga
ngaruh. daerah ini menjadi incaran para
Dengan adanya pengaruh pedagang. Karena kandungan mine-
kedua kesultanan Islam ini di Raja ral dan kekayaan rempah-rempah
Ampat, Sorong dan Fakfak, maka maka terjadi hubungan politik dan
telah dapat diduga (dipastikan) bah- perdagangan antara kepulauan Raja
wa Islam masuk ke Raja Ampat dan Ampat dan Fakfak dengan pusat
Semenanjung Onim Fakfak serta kerajaan Ternate dan Tidore, se-
sebagian besar wilayah pantai selatan hingga banyak pedagang datang
daerah Kepala Burung pada untuk memburu dagangan di daerah
umumnya termasuk kaimana di tersebut. Ambary hasan, dalam
dalamnya adalah wilayah lingkup tulisannya yang dikutif oleh Halwany
pengaruh kedua kesultanan itu (Onim Michrob mengatakan bahwa sejarah
2006; 83) Kajian masuknya Islam di masuknya Islam di Sorong dan
Tanah Papua juga pernah dilakukan Fakfak terjadi melalui dua jalur.
oleh Thomas W Arnold seorang c. Kristen
orientalis Inggris didasarkan atas Tidak ada catatan yang dite-
sumber-sumber primer antara lain mukan penulis tentang masuk
dari Portugis, Spanyol, Belanda dan Kristen di Kota Sorong. Hanya saja
Inggris. Dalam bukunya yang berju- diketahui secara bahwa Kristen
dul The preaching of Islam yang masuk di tanah papua 5 Februari
dikutip oleh Bagyo Prasetyo 1855. dan menempatkan kota
disebutkan bahwa pada awal abad Manokwari sebagai kota bersejarah
ke-16, suku-suku di Papua serta terhadap perkembangan Kristen.
pulau-pulau di sebelah barat lautnya, Kebupaten Manokwari adalah
seperti Waigeo, Misool, Waigama, Kabupaten tersulng di Tanah Papua
dan Salawati telah tunduk kepada yang amat penting dalam sejarah
Sultan Bacan salah seorang raja di peradaban dan perubahan budaya
Maluku kemudian Sultan Bacan orang Papua. Oleh karena Kota
meluaskan kekuasaannya sampai Manokwari sebagai pusat penyeba-
Semenanjung Onim (Fakfak), di ran agama Kristen dan pusat
barat laut Irian pada tahun 1606, Pemerintahan pertama di Tanah
melalui pengaruhnya dan pedagang Papua. Kota Manokwari menjadi
muslim maka para pemuka masya- start Gereja (Zending) dengan Peme-
rakat pulau-pulau tadi memeluk rintahan Belanda memulai pemba-
agama Islam meskipun masyarakat ngunan semesta (modern) bagi suku
pedalaman masih menganut animis- bangsa yang mendiami Tanah Papua.
me, tetapi rakyat pesisir adalah Kemungkinan atas dasar tersebut,
Islam. orang Biak Numfor mengabadikan/
Karena letak Papua yang mengungkapkannya dalam etimolo-
strategis menjadikan wilayah ini gi, dari tiga morfem dasar Mnu,
pada masa lampau menjadi perhatian Kampung- dan kwar, lama + “dia”
dunia Barat, maupun para pedagang itu) Kemudian disebut dengan nama
lokal Indonesia sendiri. Daerah ini Manokwari yang diartikan dengan
kaya akan barang galian atau tam- ungkapan “Kampung yang didahulu-
178
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016
179
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti
dengan yang lain. Mereka saling maka dapat kita melangkah pada
mengunjungi dalam bingkai persau- gagasan kerja sama, misalnya diben-
daraan. Menurut penuturan Rahmat, tuk forum dialog antar pemuda
salah seorang peserta diskusi bahwa agama. Dialog tersebut dilakukan
kalau peringatan hari besar agama untuk memberikan kesempatan
sering dibentuk panitia yang meli- kepada mereka saling mengerti dan
batkan unsur agama sebagai bentuk memahami, yang pada akhirnya
kerjasama pemuda lintas agama. terwujud saling menhargai. Dialog
Bahkan di antara mereka itu diupayakan bernuansa akademik,
menyatakan bahwa kalau untuk ke- artinya berdasarkan logika-logika
gotongroyongan, kerja sama dan ke- agama yang mendasari aktivitas.
kompakan, maka tinggalkan perbe- Tradisi yang sudah ada ini,
daan, kita utamakan kebersamaan. tinggal dilembagakan sedemikian
Kalau membersihkan lingkungan, rupa. Hal ini bisa dimulai dengan
memperbaiki jalan, mengerjakan workshop toleransi umat beragama.
kepentingan umum, mari bersama, (2) Pengembangan Ekonomi untuk
tidak usah melihat agama, utamakan Pengentasan Kemiskinan
kerukunan. Selain itu, sebenarnya di-
Di samping itu, untuk memu- mungkinkan juga adanya kerja sama
puk persaudaraan diantara pemuda ekonomi dalam bentuk pengentasan
perlu digagas kegiatan sosial bersa- kemiskinan. Sebenarnya dari pihak
ma, kegiatan olah raga dan kami Katoloik dan Kristen (jelas
semacamnya yang mengarah pada Anton) sangat ingin melakukan itu.
pembinaan bakat dan minat serta Selalu kami pada setiap acara
kreatifitas remaja. Secara internal, keagamaan mengumpulkan sumba-
para pemuda setiap agama perlu ngan untuk masyarakat kurang mam-
dibina dan dibekali dengan pemaha- pu, namun terkadang kami sangat
man ajaran agamanya masing- hati-hati karena menghindari kecuri-
masing. Hal tersebut dijelaskan gaan dari umat lain, jangan sampai
Pastor Anton. Menurutnya, pemaha- dinilai sebagai misi untuk kristeni-
man akan ajaran agama yang baik sasi. Bahkan suatu saat pernah kami
dapat menjadi dasar bertindak dan sudah kumpul sumbangan itu, tetapi
bergaul di tengah masyarakat. tidak jadi disalurkan karena
Saat ini banyak sekali muncul kekhawatiran itu tadi.
sekte dalam ajaran kami, dan juga Dapat dipahami bahwa baik
mungkin di agama lain. Hal itu pihak pemuda Islam maupun pemuda
terjadi karena cara pembinaan yang Kristen, sama-sama menginginkan
mungkin perlu ada diperbaiki. adanya kerja sama itu tanpa ada
Misalnya kalau ada kasus yang kecurigaan antara satu dengan yang
muncul dan terkait dengan agama lain. Hanya saja menurut mereka,
Kristen atau Katolik, maka dilihat kerja sama itu perlu difasilitasi oleh
dulu Kristen yang mana? Sehingga pihak pemerintah dengan melibatkan
tidak terjadi klaim secara general semua komponen, termasuk tokoh
terhadap seluruh Kristen. agama masing-masing agama. Kele-
Selanjutnya, kalau ajaran mahan selama ini, masih kurang
agama sudah tertanam dengan baik prakarsa antar kelompok yang mau
180
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016
181
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti
182
Jurnal Pusaka, Vol. 4, No. 2, 2016
183
Pluralisme Agama dan Budaya dalam Masyarakat Kota Sorong – Andi Hasrianti
184