Anda di halaman 1dari 5

Buka Peluang Usaha di Bidang Pertanian, Mahasiswa KKN Uniska Kenalkan

Teknologi Pertanian Terbaru

BATUJAYA, KARAWANG - Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang sedang


melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) menggelar kegiatan penyuluhan terkait "Diseminasi Jamur tiram
putih hias dan sayuran komersil berbasis sumber daya alam lokal Desa Kutaampel, Kecamatan Batujaya,
Kabupaten Karawang".

Kegiatan tersebut  bertujuan mengenalkan teknologi pertanian terbaru dengan memanfaatkan sumber
daya alam lokal kepada masyarakat Desa Kutaampel. Dengan dihadiri oleh 60 Peserta yang terdiri dari
UPTD Kecamatan Batujaya, Anggota Kelompok tani Desa Kutaampel, ibu-ibu PKK, Aparat Desa, dan
tokoh masyarakat.

Dosen Fakultas Pertanian Unsika Rommy Andhika Laksono Memaparkan, banyak sekali sumber daya
alam yang bisa dimanfaatkan didesa Kutaampel. "Didesa ini banyak sekali masalah lingkungan mengenai
sampah organik atau rumah tangga, selain itu banyak juga Eceng Gondok yang menjadi Gulma atau
hama  yang ternyata memiliki potensi besar dibidang pertanian".

Melalui kegiatan penyuluhan tersebut Ia memperkenalkan beberapa produk hasil teknologi pertanian
terbaru diantaranya :

Magophonik Unsika (Magonika),  merupakan starterpack integrasi plasma budidaya Maggot (Black
Soldier Fly) BSF dan aquaponic sebagai dekoposisi sampah rumah tangga yang menghasilkan 4 produk
turunan seperti maggot kering, pupuk Kasgot, Ikan segar, dan sayuran sehat keluarga.

White Oyster Growth Unsika (Wogka), yaitu starterpack baglog budidaya jamur tiram putih  sebagai
hiasan dan media pembelajaran budidaya jamur tiram putih secara sederhana.

Dan terakhir pengolahan Eceng Gondok menjadi pupuk organik cair dan pupuk organik padat yang kaya
unsur hara makro dan mikro esensial sebagai pelengkap nutrisi bagi tanaman budidaya dan sebagai
peningkat kesuburan dan kesehatan tanah pada lahan pertanian.
"Seluruh Produk ciptaan yang ditawarkan sudah terdaftar dibadan hukum secara resmi atas nama LPPM
Unsika, jadi masyarakat bebas dan aman untuk mengadopsi produk tersebut sebagai usaha",
tambahnya.

kegiatan penyuluhan tersebut mendapatkan apresiasi dari Kordinator penyuluh pertanian kecamatan
batujaya dan juga masyarakat. Hal tersebut terlihat dengan banyaknya masyarakat yang penasaran dan
ingin mencoba mempraktikannya langsung. Ia menyampaikan sebagai petani sangat terbantu dengan
adanya penyuluhan ini. 

"Alhamdulillah ditengah pupuk kimia yang Harganya mahal dan hampir punah, sekarang saya tau Kalo
eceng gondok bisa dijadikan pupuk juga jadi lumayan mengurangi pengeluaran modal", pungkasnya.

Salah satu anggota kelompok tani Wardi juga menyampaikan.  "Kebetulan saya Suka pelihara lele jadi
Saya tertarik membuat instalasi Magonika, gak perlu beli pakan ikan lagi kan bisa dikasih pakan
maggot". 

Selaku Dosen Pembimbing Lapangan sekaligus pemateri Rommy juga menambahkan. "untuk masyarakat
desa Kutaampel, semoga metode atau teknologi yang disampaikan ini bisa bermanfaat dibidang
pertanian dan lingkungan mengenai masalah-masalah lingkungan baik itu sampah organik maupun
sampah rumah tangga". (jn)

Anda mungkin juga menyukai