Anda di halaman 1dari 28

BEST PRACTICES &

BASIC PRINCIPLES IN
COAL EXPLORATION
Muhammad Hidayat
Drilling & Logging Department

w w w. m i n t e c a b a d i . c o m
OUTLINE

1 PROFIL PERUSAHAAN

2 PENDAHULUAN

3 SURVEY GEOLOGI & TRENCHING

4 KEGIATAN PEMBORAN

5 SAMPEL PEMBORAN

6 GEOFISIKA LOGGING

7 PENGOLAHAN DATABASE
PROFIL PERUSAHAAN

PT. Mintec Abadi adalah perusahaan jasa pertambangan profesional yang berdiri sejak 2007 di
Indonesia dan memiliki dedikasi untuk memberikan rangkaian layanan eksplorasi batubara terbaik
seperti Geological Survey, Drilling Service, Geophysical Logging, Geotech Exploration, dan Trenching.
Kami berlokasi di Mine Site PT. Kideco Jaya Agung di Batu kajang, Kalimantan Timur, Indonesia.

NILAI INTI PT MINTEC ABADI


PENDAHULUAN
A. BATUBARA
Batubara (CO) adalah batuan yang siap untuk dibakar (readily combustible rock) yang memiliki
jumlah material organik yang lebih dari 50% berat atau 70% volume yang terbentuk dari kompaksi
berbagai macam tanaman ubahan yang berhubungan dengan endapan rawa (Samboggs, 1987).
PENDAHULUAN
B. RIG GEOLOGIST (PIC)
Rig Geologist adalah seseorang yang bertanggungjawab pada masing-masing unit pemboran dan di
Mintec lebih dikenal dengan sebutan PIC (Person in Charge). Berikut adalah tugas dari PIC :
1. Membangun koordinasi yang baik dengan rekan pekerja lain.
2. Supervisi kegiatan pemboran (observasi, menjadwalkan, membuat lokasi, monitor DDR).
3. Membuat laporan data hasil deskripsi dan dokumentasi sampel pemboran.
4. Memastikan semua kegiatan di lokasi berjalan dengan aman dan sesuai dengan SOP.
PENDAHULUAN
C. TAHAPAN EKSPLORASI
Eksplorasi merupakan kegiatan penyelidikan
geologi yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, menetukan lokasi, ukuran,
bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas
suatu endapan bahan galian untuk kemudian
dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan
dilakukannya penambangan.
PT Mintec Abadi dalam rangkaian kegiatannya
mengacu pada Kode KCMI (Komite Cadangan
Mineral Indonesia).
SURVEY GEOLOGI & TRENCHING
A. ANALISA PUSTAKA
Analisa pustaka dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal dari lokasi yang akan
direncanakan untuk dilakukan eksplorasi, meliputi :
1. Kondisi geomorfologi (medan dan akses jalan).
2. Kondisi geologi regional (stratigrafi dan struktur geologi).
3. Kondisi tataguna lahan dan isu lingkungan.
4. Kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar.
5. Legalitas lokasi yang akan di lakukan eksplorasi.
SURVEY GEOLOGI & TRENCHING
SURVEY GEOLOGI & TRENCHING
B. SURVEY GEOLOGI
Survey geologi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung di
lapangan berupa data singkapan batuan dan asosiasinya terhadap sebaran batubara. Berikut
adalah pembagian survey geologi berdasarkan tahap eksplorasi :
1. Pemetaan pada tahap survey awal atau reconnaissance menggunakan acuan peta topografi
skala 1 : 50.000 dan peta geologi skala 1 : 100.000 serta penggunaan peta citra landsat untuk
melakukan analisa sungai dan akses jalan.
2. Pemetaan pada tahap survey atau pemetaan rinci menggunakan acuan peta topografi dan peta
geologi skala 1 : 50.000 sebagai referensi lokal kondisi geologi di lapangan. Hasil pengukuran
lintasan dan pengamatan kemudian dipetakan dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 5.000 serta
pembuatan profil batubara dengan skala 1 : 25 dan section dari topografi berupa target seam
batubara dengan skala 1 : 2.500.
Adapun beberapa peralatan yang diperlukan oleh seorang geologist ketika melakukan kegiatan
pemetaan di lapangan, yaitu :
1. Peta topografi 5. Loupe 9. Spray anti serangga
2. Kompas 6. Buku catatan 10. APD anti tawon
3. Palu 7. Meteran 11. Mantel hujan
4. GPS 8. Plastik sample 12. Air minum & makanan
SURVEY GEOLOGI & TRENCHING
SURVEY GEOLOGI & TRENCHING
C. TRENCHING
Trenching merupakan parit uji memanjang yang
digali memotong arah strike perlapisan batuan
untuk membuka lapisan-lapisan batubara untuk
memperoleh penampang, ketebalan, arah dan
sifat fisik batubara serta lapisan-lapisan batuan
diatas dan dibawahnya. Selain itu, pembuatan
trenching juga bertujuan untuk mengambil
sampel batubara yang tersingkap dan dilakukan
secara ply-by-ply.
SURVEY GEOLOGI & TRENCHING
KEGIATAN PEMBORAN
A. TUJUAN PEMBORAN
1. Coal Quality
2. Geotech
3. Groundwater Level
4. Drain Hole
5. Standard Penetration Test (SPT)
6. Acid Mine Drainage (AMD)

B. METODE PEMBORAN
1. Open Hole
2. Partly Core / Touch Coring
3. Full Coring

C. JENIS PEMBORAN
1. Vertikal (Menara Bor Tegak / 90o)
2. Incline (Menara Bor Miring / 0o<...<90o)
3. Horizontal (Menara Bor Rebah / 0o)
KEGIATAN PEMBORAN
D. MACAM PIPA PEMBORAN
1. AQ, BQ, NQ, HQ, PQ
2. AW, BW, NW, HW, PW
3. Corebarrel Set (NQ, HQ, PQ)
Outer Dia. Inner Dia.
Rod Size
(mm) (mm)
NQ 69.9 60.1
HQ 88.9 77.8
HW 114.3 101.6

E. MACAM BIT PEMBORAN


1. Polycrystalline Diamond Bit (Open Hole)
2. Impregnated Diamond Core Bit (Coring)
3. Surface Set Diamond Core Bit (Coring)
KEGIATAN PEMBORAN
PEMBORAN OPEN HOLE PEMBORAN CORING

Keterangan : Keterangan :
Rods : 3.00m Rods : 3.00m
PCD : 0.40m Corebarrel : 2.85m
Constant : 0.50m Constant : 0.60m
Depth : 2.90m Depth : 2.25m
KEGIATAN PEMBORAN
LAYOUT PEMBORAN
SAMPEL PEMBORAN
A. JENIS SAMPEL PEMBORAN
1. Cutting adalah material keratan atau gerusan yang keluar dari dalam lubang pemboran yang
dibawa oleh fluida pada pemboran dengan metode open hole.
2. Core adalah sampel pengintian yang diperoleh pada setiap run pemboran (1.50m) dengan
metode touch coring atau full coring.

B. PENANGANAN SAMPEL PEMBORAN


Informasi yang diperoleh dari sebuah sampel pemboran merupakan data yang sangat penting.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan sampel :
1. Komunikasi dengan operator mengenai kedalaman, panjang dan kondisi core.
2. Berhati-hati pada saat mengeluarkan core dari dalam split.
3. Bersihkan kotoran berupa sisa keratan pemboran yang menempel pada core.
4. Lakukan deskripsi dan dokumentasi sesegera mungkin.
5. Bungkus core secara berhati-hati dengan plastik wrap.
6. Susun core tersebut pada core box sesuai dengan posisi kedalaman.
7. Hindari penguapan dan simpan core tersebut di tempat yang teduh.
8. Untuk cutting pada pemboran open hole diambil per meter setiap kemajuan pemboran.
SAMPEL PEMBORAN
Non Coring Samples (2102SMUMT36 #01, Jacro DM-03)

30.00
3.00

60.00
33.00

90.00
63.00

120.00
93.00

Coring Samples (2104SMUMT54 #03, Mustang DM-02)

105.70
105.30
Top

107.20
Bottom
106.30

108.70
110.20
SAMPEL PEMBORAN
C. DESKRIPSI CORE
1. Base Depth 7. Weathering; Slightly (S), Fresh (F)
2. Lithology; Sandstone (SS), Coal (CO) 8. Estimated Strength; Very weak (R2)
3. Grain Size; Fine to Medium (FM) 9. Defect Type; Drilling Induced Break (DB)
4. Coal Brightness; bright 40-60% (C3) 10. Defect Spacing; Narrow (N), Wide (W)
5. Colour; Gray (G), Black (K), Brown (B) 11. Mechanical State; Solid (S), Broken (B)
6. Adjective; Muddy (MD), Sandy (SA) 12. Core state; Moderately Slaking (MS)
127.00 ~ 130.00m : CO • C3 • DBK • Fresh • R3 • DB • Intact • Very Wide • Solid Core • Non Slaking

33.50 ~ 35.00m : MS • LG • Fresh • R2 • DB • Intact • Wide to Very Wide • Solid Core


SAMPEL PEMBORAN
SAMPEL PEMBORAN
D. METODE CORE SAMPLING
Mintec menggunakan core sampling berdasarkan pada
ply-by-ply. Sampling ini diambil dengan interval setiap
100 cm pada coal body dan pengambilan top dan
bottom batubara sebanyak 10 cm.
Coring Samples (2104SMUMT54 #03, Mustang DM-02)

105.70
105.30
Top

107.20
Bottom
106.30

108.70
110.20
GEOFISIKA LOGGING
A. PERALATAN GEOFISIKA LOGGING PROBE DENSITY PROBE VERTICALITY

1. Probe Density 7. Radioaktif


2. Probe Verticality 8. Laptop
3. Micrologger 9. Baterai
4. Winch 10. Toolbox
5. Katrol 11. Tenda
6. Tripod 12. lain-lain
GEOFISIKA LOGGING
GEOFISIKA LOGGING
B. PEMBACAAN DATA

Kalibrasi casing No casing NQ HQ HW NQ-HQ HQ-HW NQ-HQ-HW


Natural gamma 46 42 31 30 32 23 27
∆ Gamma - 4 + 15 + 16 + 14 + 23 + 19
Density 1.09 1.4 1.38 1.46 1.68 1.77 2.06
∆ Density + 0.3 + 0.3 + 0.4 + 0.6 + 0.7 + 1.0
PENGOLAHAN DATABASE
A. PROSES INPUT DATABASE
1. Input data hasil deskripsi sample core (Logcheck : Drilling Sheet).
2. Input data interpretasi geofisika logging (WellCAD: Logging Sheet).
3. Input koordinat survey titik pemboran (AutoCAD / ArcGIS: Drilling Map).
4. Mengkorelasikan semua data pemboran di dalam cross section.
5. Menarik garis interpretasi crop line batubara di dalam peta.
PENGOLAHAN DATABASE
B. PENGOLAHAN DATABASE
PENGOLAHAN DATABASE
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai