Anda di halaman 1dari 8

Dampak Kenakalan Remaja Di Jemaat Bamba, Klasis Dende’ Denpiku

dan hubungannya dengan Pembinaan Etika Kristen Bagi Remaja Kristen


Untuk Menanggulangi Terjadinya Kenakalan Remaja

Delviati Tandi Seru


Reni Lukas Raba’
tandiserudelviati@gmail.com
renilukas01@gmail.com

ABSTRACT
Adolescence is a period of transition, where at this time teenagers have a high potential to fall
into juvenile delinquency. As is the case with the Bamba Klasis Dende Denpiku
Congregation, which is affected by juvenile delinquency, there are almost every year there
are early marriages and a lack of youth class SMGT members. In this case, Christian ethics
has an important role, the function of ethics is to bring back to the real truth. So that good
ethics will change a person's perspective on any changes that occur. Through ethical learning,
Christian youth will find out what actions should be taken. This study is intended to
understand the consequences of juvenile delinquency in the Bamba congregation, Klasis
Dende' Denpiku and its relationship to Christian ethics development for Christian youth to
overcome juvenile delinquency. The method used in this research is a qualitative research
method with a descriptive analysis approach. The findings of this study are related to
Christian ethics, youth, the impact of juvenile delinquency in the Bamba Klasis Dende'
Denpiku Congregation, and the efforts to be made by the church to tackle juvenile
delinquency among Christian youth in the Bamba Klasis Dende' Denpiku Congregation.
Keywords: Juvenile Delinquency, Christian Ethics, Church Bamba Klasis Dende' Denpiku
Abstrak
Masa remaja adalah masa peralihan, di mana pada masa ini remaja berpotensi tinggi dapat
terjerumus dalam kenakalan remaja. Seperti halnya yang terjadi di kalangan Jemaat Bamba
Klasis Dende Denpiku’ yang mengalami dampak dari kenakalan remaja yakni hampir setiap
tahunnya terjadi pernikahan dini dan kurangnya anggota SMGT kelas remaja. Dalam hal ini,
etika Kristen memiliki peranan penting fungsi etika adalah membawa kembali pada
kebenaran yang sesungguhnya. Sehingga etika yang baik akan mengubah cara pandang
seseorang terhadap setiap perubahan yang terjadi. Melalui pembelajaran etika remaja Kristen
akan menemukan tindakan apa yang seharusnya dilakukan. Penelitian ini diperuntukkan
untuk mengerti apa akibat dari kenakalan remaja di Jemaat Bamba, Klasis Dende’ Denpiku
dan hubungannya dengan pembinaan etika kristen bagi remaja kristen untuk menanggulangi
terjadinya kenakalan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Adapun temuan-temuan dari
penelitian ini terkait dengan etika kristen, remaja, dampak kenakalan remaja di Jemaat
Bamba Klasis Dende’ Denpiku, dan upaya yang hendak dilakukan oleh gereja untuk
menanggulangi terjadinya kenakalan remaja di kalangang remaja kristen di Jemaat Bamba
Klasis Dende’ Denpiku.
Kata Kunci : Kenakalan Remaja, Etika Kristen, Jemaat Bamba Klasis Dende’ Denpiku
Pendahuluan
Beberapa anak pada masa remajanya terjerumus dalam kenakalan remaja di jemaat
Bamba, Klasis Dende’ Denpiku. Hal ini diakibatkan oleh karena pergaulan bebas yang terjadi
dikalangan remaja Kristen. Hampir setiap tahunnya terjadi pernikahan dini sebagai hasil dari
kenakalan remaja dalam pergaulan bebas. Kebanyakan remaja Kristen yang terjerumus ke
dalam kenakalan remaja ini adalah kalangan remaja putri. Usia dari remaja tersebut terbilang
mulai dari 13-15 tahun. karena itu, remaja Kristen di jemaat Bamba Klasis Dende’ Denpiku
kemudian menjadi berkurang karena beberapa telah menikah. Kurangnya pembinaan dari
gereja dan orang tua menjadi faktor utama dalam kasus tersebut.
Kenakalan remaja di Indonesia semakin hari semakin meningkat diikuti oleh
pertumbuhan anak yang beranjak pada masa Remaja. Hal itu terjadi karena adanya pengaruh
atau faktor internal dan eksternal seperti pengaruh dari lingkungan keluarga dan lingkungan
bermain atau pergaulan. Diketahui jika masa remaja merupakan masa yang begitu mudah
terpengaruh dengan kenakalan remaja. Banyak remaja yang melakukan suatu pola perilaku
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. Masa remaja ini adalah masa pencarian
identitas diri dari seorang anak terhadap dirinya. Oleh karena itu, tak jarang beberapa anak
melakukan suatu perilaku yang menyimpang di masyarakat termasuk gereja. Anak yang telah
beranjak dewasa memiliki tingkat penasaran yang tinggi sehingga tak jarang melakukan
perbuatan yang dapat melanggar hukum juga nilai-nilai yang ada. Seperti halnya melakukan
tauran di sekolah, memakai narkoba, mengikuti geng motor, memperkosa, mencuri,
membunuh, merampok, seks bebas dan lain sebagainya. Semua hal yang tersebut lakukan
mereka anggap sebagai perilaku yang benar dan sebagai pemuasan rasa tahu mereka terhadap
suatu hal yang kemudian dianggap sebagai suatu kesenangan bagi mereka. Tingkah laku yang
ditunjukkan oleh remaja tersebut kemudian digolongkan kepada kenakalan remaja.
Kenakalan remaja ini merupakan suatu tingkah laku dari para remaja yang membuat
masyarakat menjadi resah. Karena ketika remaja telah terjerumus ke dalam kenakalan remaja
dan membuat remaja tersebut menjadi nyaman maka hal itu akan menjadi suatu kebenaran di
mata remaja itu. Sehingga sekalipun menerima hukuman atau teguran dari masyarakat, hal itu
tidak dapat mempengaruhi pola pikir remaja tersebut. Malahan itu akan dapat membuatnya
semakin menjadi-jadi dan merasa terdorong untuk melakukannya kembali. Hal ini kemudian
menjadi suatu tantangan bagi gereja dalam melakukan suatu upaya untuk menanggulangi
terjadinya kenakalan remaja di kalangan remaja Kristen di Jemaat Bamba Klasis Dende’
Denpiku.
Oleh karena usia remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkat yang sama, kurang lebih berhubungan dengan masa puber
yang termasuk dalam perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang
khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integritas dalam
hubungan sosial orang dewasa.1 Dalam hal ini, etika Kristen memiliki peranan penting. Etika
merupakan cabang dari filsafat yaitu filsafat moral. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu
ethos yang berarti adat istiadat. Etika dijelaskan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hal
yang baik dan yang buruk. Sehingga etika Kristen merupakan tanggapan kepada kasih
karunia dan pekerjaan Allah yang telah menyelamatkan manusia dari dosa. Yang menjadi
titik acuan dari etika Kristen adalah kebenaran firman Tuhan yang dinyatakan dalam Alkitab,
sesuatu yang mengarah pada firman Tuhan. Tidak ada standar yang lain yang melebihi dari
kebenaran firman Allah. Tujuan dari etika Kristen adalah menjadi serupa dengan Kristus,
artinya menjadi gambaran atau pula kehidupan manusia. Fungsi etika adalah membawa
kembali pada kebenaran yang sesungguhnya. Sehingga etika yang baik akan mengubah cara
pandang seseorang terhadap setiap perubahan yang terjadi. Melalui pembelajaran etika
remaja Kristen akan menemukan tindakan apa yang seharusnya dilakukan.
Maka dari itu, peran gereja sebagai Upaya menanggulangi terjadinya kenakalan remaja di
Jemaat Bamba Klasis Dende’ Denpiku dalam melakukan pembinaan etika Kristen tentang
pengetahuan umum untuk mengenalkan kepada anak remaja apa itu narkoba, seks bebas,
pergaulan bebas, dan juga apa dampak penggunaan IT, dll sangatlah penting. Hal ini
bertujuan agar anak remaja dapat mengenali apa itu narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya,
dan bagaimana dampak yang akan timbul jika anak menggunakan narkoba atau melakukan
seks bebas. Sehingga ketika anak telah mengenal dan tau apa bahaya yang ditimbulkan oleh
hal tersebut maka itu dapat membantu anak remaja dalam menjalani masa remajanya agar
tidak terjerumus dalam kenakalan remaja dan selalu menerapkan etika Kristen dalam
kehidupannya.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam observasi ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif evaluasi. Menurut KBBI, evaluasi adalah penelitian terhadap suatu peristiwa
(tulisan, perbuatan, dll) untuk menemukan keadaan yang sebenarnya (penyebab, masalah,
dll), sedangkan deskriptif adalah penjelasan atau uraian yang bersih dan terarah dengan kata-
kata. Oleh karena itu, Analisis Deskripsi adalah penelitian suatu peristiwa yang setelah itu
kemungkinan besar akan didefinisikan secara benar dan terperinci
Hasil dan Pembahasan
A. Etika Kristen
Kata Etika merupakan kata yang diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu ethos yang
bisa di artikan adat kebiasaan. Dari sinilah kemudian latar terbentuk istilah “etika” yang
Aristoteles (384-322 sM) pakai untuk menunjukkan filsafat moral. sehingga kata “etika”
berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia yang lama, “etika” didefenisikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). sehingga, kamus lama hanya mengenal
satu arti yaitu “etika sebagai ilmu”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru,
etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban
1
Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan
(Jakarta: ERLANGGA, 1991), 206.
moral (akhlak),2 Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Etika juga berarti kumpulan asas atau nilai moral, yakni kode etik (seperti kode
etik jurnalistik; kode etiknadvokat; kode etik kedokteran dan lain sebagainya). Etika juga
diartikan sebagai ilmu tentang yang baik dan buruk, di mana Etika baru menjadi ilmu bila
kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan
buruk) yang diterima begitu saja dalam suatu masyarakat; seringkali tanpa disadari,
menjadi bahan refleksi bagia suatu penelitian sistematis dan metodis, sehingga etika sama
artinya dengan filsafat. Kata yang cukup dekat dengan “etika” ialah “moral”. Moral
berasal dari bahasa latin mos yang dapat juga diartikan sebagai kebiasaan, adat. Meskipun
Etika dan Moral memiliki sumber yang berbeda akan tetapi dua kata ini memiliki arti
yang sama.3
Jika dihubungkan dengan pandangan Kristen, etika adalah pandangan tentang
manfaatnya peraturan-peraturan dan tentang manfaat moral atau kesusilaan, erat
hubungan dengan pandangan hidup setiap orang percaya. Makhluk yang memiliki moral
hanya memiliki kebahagiaan yang sejati kalau ia hidup dalam kebenaran dan kesucian.
Sebagai manusia yang taat kepada Tuhan, orang Kristen harus dapat menjadi saksi dalam
setiap aspek kehidupannya, karena kehidupan setiap orang Kristen dalam lingkungan
masyarakat yang sudah memiliki peradapan sehingga dalam bertindak harus benar-benar
sesuai dengantuntutan yang bersifat positif. Setiap saat manusia diperhadapkan dengan
pengambilan keputusan secara etis sesuai dengan persoalan yang dihadapi, dalam hal ini
sebagai orang Kristen perlu memiliki pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan
pandangan Allah karena setiap tingkah laku manusia tidak terlepas dari perkenalan kita
akan Allah atau pengertian-pengertian hukum-hukum-Nya dan perintah-Nya.4
A. Remaja
Masa remaja, berasal dari bahasa kuno remaja. Ini berarti "tumbuh dan matang."
Bahasa primitif dan orang kuno memandang pubertas dan remaja sebagai tahap yang
rentan dengan cara yang sama seperti periode lain dalam kehidupan seseorang. Ketika
seorang anak mencapai usia kematangan reproduksi, mereka dianggap dewasa. Istilah
“remaja” sebenarnya memiliki pengertian yang luas, pengertian itu bisa kematangan
mental, secara emosional, sosial dan bias juga fisik. Dan Pendapat ini didukung oleh
Piaget yang mengatakan jika secara psikologis, masa remaja merupakan usia ketika
sesorang berusia antara 12 dan 21 tahun, menurut Mappiare. Bagi wanita, usia 13 hingga
22 tahun adalah usia rata-rata saat pertama kali mengalami menstruasi. Untuk pria, usia
rata-rata adalah 13 hingga 17 tahun. Jarak usia ini bisa di kelompokkan menjadi dua
bagian yaitu usia 12-13 tahun, yang merupakan usia remaja awal, dan usia 17 hingga 18
2
K. Bertens, ETIKA (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), 4.
3
H. Adnan Murya & Urip Sucipto, Etika Dan Tanggungjawab Profesi (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2019), 2–
4.
4
Evi Prasti, “Pandangan Etika Kristen Tentang Berbusana Bagi Wanita Kristen,” jurnal Teologi Berita Hidup
vol.1 (2019): 111.
tahun, yang merupakan usia remaja akhir. Di bawah undang-undang saat ini di Amerika
Serikat, seseorang dianggap dewasa ketika ia mencapai usia 18, bukan 21.5
Sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja, antara lain:
Kenakalan remaja disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Di mana
faktor internal adalah semua sifat, bakat, kesanggupan dalam bentuk potensi, proses
perkembangan dan kecepatannya ditentukan oleh gene (pembawa keturunan) di dalam
kromosom.6 Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor dari luar individu dan turut
mempengaruhi proses perkembangan remaja. Seperti halnya pengaruh dari lingkungan
yakni lingkungan keluarga yang tidak memberikan kesempatan yang optimal (broken
home), tidak ada komunikasi namun sebaliknya ditandai dengan simpangsiur, dll. Banyak
remaja mengalami kegagalan total dalam perkembangan remaja. Kemudian lingkungan
sosial yakni lingkungan orang-orang diluar lingkungan keluarga, teman-teman
disekeliling rumah atau di mana remaja sering berada atau berkumpul. Remaja yang
sedang memperluas lingkungan geraknya dengan lebih bebas, berkendaraan atau pun
tidak berkendaraan akan memperluas lingkungan sosialnya. Pengaruh lingkungan sosial
yang luas terlihat dari cara berpakaian, penggunaan bahasa, cara berfikir maupun
perbuatan-perbuatannya. Sehingga pengaruh positif atau negatif dari lingkungan remaja
akan mempengaruhi si remaja pula. Kemudian lingkungan geografis yakni pengaruh dari
kondisi iklim, cuaca, situasi tempat remaja tinggal dan dibesarkan. Dan lingkungan
sekolah yang meliputi lingkungan sosial yang jauh lebih luas daripada lingkungan sosial
tempat tinggal.7
B. Dampak Kenakalan Remaja Di Jemaat Bamba Klasis Dende’ Denpiku
Jemaat Bamba Klasis Dende Denpiku merupakan jemaat yang terletak di bagian
Toraja Utara. Jemaat Bamba ini merupakan jemaat yang tergolong dalam lingkup klasis
Dende’ Denpiku, yang memiliki jumlah KK sekitar 40 KK. Dalam lingkup jemaat Bamba
ini, ada sekitar anak remaja Kristen yang aktif bergereja yang tergolong dalam SMGT
kelas remaja. Namun, hampir setiap tahunnya, kelas remaja di jemaat Bamba ini
mengalami pengurangan anggota, sekalipun setiap tahunnya juga mengalami
pertambahan anggota yakni dari kelas anak besar ke kelas remaja. Tetapi yang sangat
disayangkan ialah terjadinya pengurangan di kelas remaja ini. yang penyebab kurangnya
angota kelas remaja ini disebabkan oleh karena akibat dari kenakalan remaja dalam seks
bebas yang berujung pada pernikahan dini. Sejak tahun 2017, pernikahan di usia dini oleh
remaja Kristen di jemaat Bamba Klasis Dende’ Denpiku mulai terjadi hingga tahun 2020.
Yang menjadi faktor penyebab dari kenakalan remaja yang terjadi di kalangan SMGT
kelas remaja di jemaat Bamba ini oleh karena faktor internal dan eksternal. Kurangnya
pembinaan dasar mengenai pengetahuan terhadap seks bebas, narkoba, gaya pacaran, dll
dari orang tua dan gereja menyebabkan potensi kenakalan remaja menjadi tinggi.
5
Mohammad Ali & Mohammad Asrori, PSIKOLOGI REMAJA : Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT
Bumi Aksara, n.d.), 9.
6
Ny. Singgih D. Gunarsa & Singgih D Gunarsa, PSIKOLOGI REMAJA (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), 24–25.
7
Ny. Singgih D. Gunarsa & Singgih D Gunarsa, PSIKOLOGI REMAJA (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), 28–32.
Sehingga remaja yang memiliki rasa penasaran akan hal demikian kemudian mendorong
diri remaja untuk mencoba hal tersebut. Yang akhirnya terjerumus kedalam kenakalan
remaja.
C. Pembinaan Etika Kristen Bagi Remaja Kristen Untuk Mencegah Terjadinya
Kenakalan Remaja Di Jemaat Bamba Klasis Dende’ Denpiku
Masa remaja adalah masa pembentukan, masa perumahan jasmani, dan pembentukan
moral. Selama masa ini, anak menerima tanggung jawab baru dan menyesuaikan dirinya
dengan cara hidup yang baru, suatu masa di mana ia harus belajar bertindak, bukan saja
karena kemurkaan Allah tetapi juga oleh hati nurani (Roma 13:15). Sehingga masa
remaja ini merupakan masa untuk pertimbangan dan penilaian diri. Sehingga dorongan
yang positif terhadap remaja sangat dibutuhkan, agar remaja dapat terarah dalam
menyesuaikan dirinya di lingkungan sekitar.8
Dalam melakukan upaya untuk menanggulangi terjadinya kenakalan remaja di Jemaat
Bamba Klasis Dende’ Denpiku, hal-hal yang perlu dilakukan, antara lain :
Perlunya membantu remaja membangun sikap mental yang kuat sehingga mereka
mampu mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Kesehatan jiwa adalah suatu keadaan
dimana individu bebas dari segala bentuk gejala gangguan jiwa. Remaja Kristen dengan
masalah kesehatan mental biasanya dapat mengatur kehidupan mereka secara efektif,
bahkan dalam menghadapi masalah remaja yang umum. Ini karena mereka menggunakan
keterampilan pemrosesan stres. Jika remaja Kristen tidak menerima instruksi tentang
pentingnya kesehatan mental, mereka kemungkinan akan beralih ke pengobatan sendiri
sebagai bentuk bantuan atau pelampiasan. Penting untuk memperkuat kelompok
persekutuan Kristen agar pemuda Kristen memiliki pola pikir yang lebih kuat ketika
menghadapi masalah di dunia. Oleh karena itu, penting untuk waspada untuk
menghindari potensi risiko.
Pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada pengajaran pengetahuan dan
keterampilan orang, tetapi juga mengajar mereka tentang agama, karakter dan etika.
Menjaga kesehatan mental penting bagi remaja Kristen. Mereka perlu diajari bagaimana
mengelola stres mereka. Kesadaran kesehatan mental akan membantu remaja lebih siap
menghadapi tantangan hidup. dengan mengetahui kesehatan mental, maka kita dapat
memahami perilaku seseorang dan dapat mempelajari mekanisme mental yang
menyebabkan semua masalah dan gangguan tersebut. Mengajar remaja tentang
Kekristenan itu penting, bukan hanya karena dapat mengajarkan mereka moral yang baik,
tetapi juga karena dapat membantu mereka mengatasi masalah sosial dengan cara yang
konstruktif.
Oleh karena itu, dari beberapa hubungan sosial yang dapat merangsang tingkah
laku remaja Kristen dalam hubungan sosial yang baik, gereja kemudian memberikan
suatu motivasi atau dorongan melalui pengenalan akan kehidupan Kristus ketika berada
di dunia. Jadi, remaja akan diberikan suatu pemahaman bahwa dalam menjalani

8
Jay E. Adams, Competent To Counsel (Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 2006), 131.
kehidupan bersosial ini begitu banyak persoalan yang terjadi. Namun, sebagai anak
Tuhan, selaku remaja Kristen, hendaknya selalu meneladani kehidupan Yesus Kristus.
Dalam hal ini, gereja berperan dalam mengadakan diskusi kelompok Alkitab
(PA). di sini, remaja Kristen akan di muat beberapa orang dalam kelompok, kemudian
mengadakan suatu pendalaman Alkitab yang memberikan kebebasan berpendapat di
dalamnya dan pendalaman Alkitab ini kemudian dihubungkan dengan kehidupan remaja
Kristen dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. Sehingga diharapkan bahwa
ketika remaja Kristen memiliki pemahaman yang benar mengenai perannya dalam
kehidupan bersosial.
Pengenalan dasar mengenai penyimpangan sosial yang terjadi di kalangan remaja
mengenai narkoba, seks bebas, dll Pengenalan dasar ini sangat berperan penting dalam
kehidupan remaja Kristen. Karena ketika remaja mengetahui apa itu narkoba, seks bebas,
dll. Bagaimana resiko yang akan terjadi jika melakukan penyimpangan sosial tersebut.
Bagaimana menghindari hal-hal demikian. Sehingga sejak dini, anak dapat memiliki
pemahaman dasar yang baik sehingga ketika anak diperhadapkan dengan lingkungan
sosial yang memiliki kasus demikian, remaja Kristen dapat menempatkan dirinya dengan
baik dengan tidak terjerumus ke dalam kenakalan remaja.
Dalam usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri
dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi
akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang
pantas, sopan, dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan
atau persoalan masing-masing.
Kesimpulan
Kenakalan remaja merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma masyarakat
dan keyakinan agama. Hal inilah yang kemudian menjadi permasalahan di Jemaat Bamba
Klasis Dende'Denpiku, dimana beberapa pemuda Kristen di Jemaat Bamba Klasis Dende'
Denpiku terlibat dalam kenakalan remaja yaitu seks bebas yang mengakibatkan terjadinya
pernikahan dini sehingga mengakibatkan penurunan kelas remaja SMGT anggota. Oleh
karena itu, untuk upaya penanggulangan terjadinya kenakalan remaja di kalangan remaja
SMGT, ditinjau dari etika kristiani, yaitu melatih remaja dalam kekuatan sikap mental
sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, maka pendidikan yang diberikan
tidak hanya menambah pengetahuan. dan keterampilan Dalam hal, tetapi juga dalam roh
dan manusia, seseorang mendidik dengan mengajarkan agama, karakter dan liturgi, dan
kemudian mempromosikan dengan menyediakan sarana dan menciptakan suasana terbaik
untuk pengembangan pribadi.

Referensi
Dadan Sumara, Sahadi Humaedi, Mailanny Budiarti Santoso. “KENAKALAN REMAJA
DAN PENANGANANNYA.” jurnal.unpad.ac.id 2 (2017).
Elizabeth B. Hurlock. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: ERLANGGA, 1991.
Evi Prasti. “Pandangan Etika Kristen Tentang Berbusana Bagi Wanita Kristen.”
jurnal Teologi Berita Hidup vol.1 (2019).
H. Adnan Murya & Urip Sucipto. Etika Dan Tanggungjawab Profesi. Yogyakarta:
DEEPUBLISH, 2019.
Jay E. Adams. Competent To Counsel. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House,
2006.
Jonathan Soebiantoro. Pengaruh Edukasi Kesehatan Mental Intensif Terhadap Stigma
Pada Pengguna Layanan Kesehatan Mental. Australia: University of Melboune,
2017.
K. Bertens. ETIKA. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Mohammad Ali & Mohammad Asrori. PSIKOLOGI REMAJA : Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara, n.d.
Musthafa Fahmi. Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat. Jakarta:
PT. Bulan Bintang, 1997.
Ny. Singgih D. Gunarsa & Singgih D Gunarsa. PSIKOLOGI REMAJA. Jakarta: Gunung
Mulia, 2007.

Anda mungkin juga menyukai