Anda di halaman 1dari 5

Implementasi Gaya hidup pelayan Tuhan terhadap

pergaulan Bebas remaja Kristen

Oleh:

Yanti Arrang

Mahasiswi Institut Agama Krristen Negeri Toraja

Email: yantiarrang75@gmail.com

Abstrak

Di era globalisasi seperti sekarang ini, pergaulan semakin meluas atau mendunia.
Di tengah perkembangan zaman tantangan bagi remaja semakin berat. Tidak bisa
dipungkiri bahwa remaja terkena imbas dari teknologi yang semakin canggih. Banyak
budaya yang masuk mempengaruhi budaya yang kita yang bisa memberikan dampak
negative terhadap pergaulan remaja. Remaja memiliki cara berpikir, berkomunikasi dan
kelompok-kelompok yang berbeda. Selain itu lingkungan sosial juga memberikan
peranan dalam membentuk karakter dan pola hidup remaja. Pergaulan bebas adalah
perilaku yang menyimpang “bebas” yang dimaksud ialah melewati batas norma yang
berlaku bahkan jauh dari Tuhan.
Pendahuluan
Memasuki era reformasi memberikan dampak yang baik dan buruk.
Kecenderungan yang terjadi ialah tingkah laku menyimpang dari norma agama dan etika
dalam masyarakat yang paling sering remaja lakukan seperti, perkelahian,pencurian,
memakai narkoba, tawuran dan lain-lain.
dalam hal ini cara yang diperlukan dalam menghadapi perkembangan teknologi
yang semakin pesat perlu melibatkan banyak pihak yang harus terlibat, orangtua,
pemerintah, masyarakat (gereja) dan pelayan Tuhan. Bersama bertanggungjawab
terhadap dampak negative dari kemaajuan teknologi, secara khusus dalam pergaulan
bebas remaja. Salah satu factor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas, yaitu:
kurangnya perhatian orangtua, pengaruh teman dekat dan sosial media. Dalam kitab 1
korintus 15:33 “pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”. Tetapi pada
kenyataannya, yang menyebabkan pergaulan bebas pada remaja ialah kurangnya
keharmonisan dalam keluarga. Orang tua seringkali tidak menjadi contoh yang baik bagi
anak-anak. 1
untuk memberikan solusi dari permasalahan pergaulan bebas di kalangan remaja,
ialah dengan mengambil contoh hidup pelayan Tuhan yang sesuai dengan kehendak
Tuhan.

Tujuan
Untuk membantu pelayan Tuhan membuka wawasan para remaja Kristen dalam
menghadapi pergaulan bebas akibat perkembangan zaman

Manfaat
Para pelayan Tuhan mampu memberikan pencerahan pada remaja Kristen mengenai
bahaya dari pergaulan bebas, sehingga remaja dapat waspada terhadap perkembangan
zaman
Pembahasan
Remaja adalah satu periode dari masa awal kana-kanak hingga masa awal dewasa.
Masa remaja tidak bisa disebut sudah dewasa tidak juga disebut anak-anak. Menurut
Yudrik Jahya, masa remaja adalah transisi perkembangan dari massa kana-kanak dan
dewasa yang secara umum dimulai usia 12 atau 13 tahun dan berakhir saat usia mencapai
belasan tahun atau awal 20 tahun2. Awal masa remaja ditandai dengan mulai timbul
gejala-gejala atau perubahan fisik dan psikis. Masa adolesensi atau masa remaja ialah
masa pubertas dalam arti luas “menemukan identitas” atau sebaliknya “kekaburan
peran” secara umum pada fase ini mempunyai banyak kesulitan, sering merasa dirinya
asing. Periode berinteraksi dengan teman (bukan orang tua). Hal negative dari fase ini

1
Ezra Tari and Talizaro Tafanao, “Tinjauan Teologi-Sosiologis terhadap Pergaulan Bebas Remaja”,
Dunamis: Jurnal Teologi dan pendidikan Kristiani, 3, No 2 (2019): 199-200
2
Ezra Tari and Talizaro Tafanao, “Tinjauan Teologi-Sosiologis terhadap Pergaulan Bebas Remaja”,
Dunamis: Jurnal Teologi dan pendidikan Kristiani, 3, No 2 (2019):202
ialah identitas masih kabur orang tua harus memperhatikan dan menolong anak remaja,
orang tua jangan bersikap terlalu keras dan juga tidak hanya memberikan nasihat saja.3
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pergaulan bebas
remaja semakin meningkat. Pergaulan bebas remaja pada saat ini telah melewati batas,
dan bukan lagi hal baru bagi masyarakat, khususnya dikalangan generasi muda. Beberapa
bentuk pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja yaitu: kehamilan diluar nikah,
mengkonsumsi narkoba, pornografi, tawuran dan lain-lain. Karena itu keluarga pada
dasarnya memiliki peranan penting untuk membentuk perkembangan kepribadian bagi
remaja untuk memberitahukan batassan-batasan dalam menjalani kehidupan sosial.
Masa remaja merupakan suatu kelangsungan hidup dari tahap-tahap kehidupan.
Maka pembentukan spiritual terhadap anak remaja pun sangat penting “dalam hal ini
orangtua harus menjadi pemimpin yang baik, yaitu pemimpin yang ada di te ngah-
tengah”. Demikian juga halnya dengan peranan gereja sangat penting dalam menolong
mereka menemukan jati diri mereka (remaja). 4
Gereja dipanggil untuk bertindak memperhatikan peran remaja dalam organisasi
gereja. Namun hal ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada , seringkali gereja tidak
memposisikan kaum remaja segabaimana seharusnya dalam gereja.
Untuk mengatasi pergaulan bebas remaja Kristen sebagai pelayan Tuhan harus
memberikan bimbingan dan pengajaran kepada remaja. Pelayan Tuhan memberikan
contoh pada remaja Kristen, memberikan prinsip gaya hidup yang memberi diri dan
profesionalitas sebagai remaja Kristen untuk Tuhan. Memberikan pengertian bahwa
ditengah gaya hidup yang global meskipun menuntut kemewahan tetap menyesuaikan
diri dengan kesederhanaan, memiliki disiplin hidup, menanamkan hidup sederhana
bukan hidup yang ketinggalan zaman. 5
Pelayan Tuhan menanamkan nilai-nilai kristiani pada anak remaja, yaitu nilai:
kebenaran, yang berdasarkan pada Alkitab, yaitu sebangdingnya antara apa yang
dikatakan dan dilakukan. Kekudusan, diamana orang yang percaya dipisahkan dari dunia
yang gelap, untuk tujuan khusus, yaitu sebagai garam dan terang dunia, yang didalamnya
3
E.P. Gintings “Pastoral Konseling: Membaca Manusia sebagai dokumen hidup”,Yogyakarta: Andi, 2016.
11
4
Herianto Sande Pailang “membangun Spiritual remaja masa kini berdasarkan Amsal 22:6”. Hal 60
5
Haryono T and Daniel Fajar Panuntun. “Model Gaya Hidup Nazir Sebagai Refleksi Gaya Hidup
Pengkhotbah Zaman Milenial”. Evangelical: jurnal Teologi Injil dan Pembinaan Warga Jemaat 3, no.2 ()2019:183
mencakup pikiran, perkataan maupun perbuatan. Remaja juga dilibatkan daalam
pelayanan di gereja. Didorong untuk mengikuti persekutuan dan memimpin persekutuan
yang dilakukan di rumah-rumah jemaat, remaja didorong untuk mengembangkan talenta
dan karunia rohani yang Tuhan anugerahkan untuk melayani Dia. Remaja yang dibina
dengan baik sehingga dapat menjadi saksi Kristus di mana pun ia ditempatkan baik dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam pelayanan gereja perlu membina remaja
menjadi remaja Kristen yang takut akan Tuhan, sehingga dapat memberitakan injil
kepada semua orang, terutama teman dalam komunitasnya. Seperti yang diketahui bahwa
remaja Kristen saat ini semakin jauh dari Kristus. Namun jika remaja dapat dimenangkan
pada usia-usia ini mereka dapat menjadi saksi Kristus yang sangat memberikan pengaruh
membawa remaja lain dimenangkan bagi Kristus. Remaja meiliki kesempatan yang besar
untuk bertemu dengan remaja lain, terlebih dengan kemajuan teknologi yang
memungkinkan terkoneksi dengan cepat. Karena itu bagian yang perlu diperhatikan oleh
gereja adalah bagaimana memperlengkapi dan menolong remaja yang percaya untuk
mengambil bagian menjadi saksi Kristus di tengah perkembangan zaman sekarang ini.

Kesimpulan dan saran

Kesimpulan

Di era globalisasi seperti sekarang ini, pergaulan semakin meluas atau mendunia. Di
tengah perkembangan zaman tantangan bagi remaja semakin berat. Tidak bisa dipungkiri bahwa
remaja terkena imbas dari teknologi yang semakin canggih. Banyak budaya yang masuk
mempengaruhi budaya yang kita yang bisa memberikan dampak negative terhadap pergaulan
remaja. Gereja dipanggil untuk bertindak memperhatikan peran remaja dalam organisasi gereja.
Namun hal ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada , seringkali gereja tidak memposisikan
kaum remaja segabaimana seharusnya dalam gereja. Untuk mengatasi pergaulan bebas remaja
Kristen sebagai pelayan Tuhan harus memberikan bimbingan dan pengajaran kepada remaja.
Pelayan Tuhan memberikan contoh pada remaja Kristen, memberikan prinsip gaya hidup yang
memberi diri dan profesionalitas sebagai remaja Kristen untuk Tuhan.
Saran

Seharusnya pelayan Tuhan, Gereja dan masyarakat mampu menjadi teladan bagi remaja
dan memberikan waktu bagi remaja untuk membimbing dan mengarahkan remaja.

Referensi

Ezra Tari and Talizaro Tafanao, “Tinjauan Teologi-Sosiologis terhadap Pergaulan Bebas
Remaja”, Dunamis: Jurnal Teologi dan pendidikan Kristiani, 3, No 2 (2019):

Gintings E.P “Pastoral Konseling: Membaca Manusia sebagai dokumen


hidup”,Yogyakarta: Andi, 2016. 11

Pailang Herianto Sande “membangun Spiritual remaja masa kini berdasarkan Amsal
22:6”. Hal 60

T, Haryono and Daniel Fajar Panuntun. “Model Gaya Hidup Nazir Sebagai Refleksi
Gaya Hidup Pengkhotbah Zaman Milenial”. Evangelical: jurnal Teologi Injil dan
Pembinaan Warga Jemaat 3, no.2 2019

Anda mungkin juga menyukai