Anda di halaman 1dari 10

MODUL KATEKESE

Ciri-Ciri Masa Muda

DI SUSUN OLEH :
MERCY MARASILVA PINONTOAN
NIM : 17.0539
NIRM: 17.16.421.0521.R

SEKOLAH TINGGI PASTORAL DON BOSCO TOMOHON


2020
Pemikiran Dasar :
Orang Muda menurut Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (1998), adalah mereka
yang berusia 13 samapi dengan 35 tahun dan belum menikah, dengan tetap memperhatikan situasi dan
kebiasaan masing-masing daerah. Dalam rapat pengurus pleno komisi kepemudaan KWI bulan
Agustus 1991, rentang umur tersebut dikategorikan lebih rinci, yaitu :
• Kelompok usia remaja (13-15 tahun)
• Kelompok usia taruna (15-19 tahun)
• Kelompok usia madya (19-24 tahun)
• Kelompok usia karya (25-35 tahun)

Menurut Y. Singgih D Gunarso, 1998:8


Bahwa remaja ialah permulaan, ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan
seksual. Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses perkembangan
psikis remaja pada waktu mereka melepaskan diri dari ikatan orang tuanya, kemudian terlihat
perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam
masyarakat.

Ciri-ciri umum orang muda antara lain :


1) Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat.
2) Perubahan yang cepat secra fisik yang juga disertai dengan kematangan seksual.
3) Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang
penting karena sudah mendekati dewasa
Ciri-ciri khusus Orang Muda (OMK)
1. Jati Diri
2. Ketidakpastian
3. Hubungan-hubungan

1. Jati Diri : OMK dipanggil untuk menjadi dirinya sendiri, yakni menjadi diri sendiri seperti yang
dikehendaki Tuhan. Maka OMK bisa membangun dunia dan handal.
2. Ketidakpastian : Terbagi menjadi dua kelompok, Bagi OMK dari kalangan kaum beruntung,
sering ada beberapa pilihan pekerjaan yang bermanfaat bagi mereka. Bagi OMK dari kalangan
kurang beruntung, hampir tidak ada pilihan sama sekali. Setengah pengangguran atau pindah-
pindah kerja. Dan bagi OMK sendiri wajah mereka menampakkan tidak kepastian masa depan.
3. Hubungan-hubungan : OMK harus belajar membangun relasi antar pribadi dalam keluarga,
teman sebaya dan menemukan jodoh atau panggilan hidup (mau pacaran dan menikah, atau
melajang, atau selibat demi Kerajaan Allah?) suatu relasi-relasi yang membelit mereka dan bisa
membingungkan jika tidak didampingi atau mendapat arahan yang baik dan bijaksana. Adapun
menurut beberapa Pastor ciri masa muda itu selalu ceria dan senang dimanapun mereka berada,
mencari persahabatan, memiliki banyak teman.

Untuk membantu kita dalam mengetahui ciri-ciri masa muda . Maka saya akan membahas
bagaimana ciri-ciri dan bagaimana cara kita dalam mengatasi, dan menjalaninya. Dari
pembahasan itu diharapkan dapat menolong pemahaman dan usaha kita dalam menjalani-
mengisi masa muda kita sebaik mungkin dengan tindakan/perbuatan positif yang dapat
berguna bagi diri kita sendiri, keluarga, Gereja dan masyarakat secara tepat di zaman modern
ini dalam terang iman.

 Tujuan : Tujuannya untuk mengetahui ciri-ciri masa muda terlebih Orang


Muda Katolik dalam terang iman.
 Metode : Ceramah, sharing, tanya jawab
 Media : Laptop, LCD
 Peserta Katekese : Orang Muda Katolik (OMK)
 Alokasi Waktu : 1 jam (60 menit)
 Sumber : Orang Muda, Iman, Dan Penegasan Panggilan (Seri Dokumen
Gerejawi No.107
 
Lagu Pembuka : MARS OMK Keuskupan Manado

Doa Pembuka :
Bapa sumber segala kasih, puji dan syukur kami haturkan ke hadirat-Mu atas segala kasih dan
penyertaan-Mu kepada kami sehingga saat ini kami bisa berkumpul untuk mengikuti katekese
dan berproses bersama. Terangilah akal budi dan hati kami masing-masing, agar kami mampu
menyadari kasih-Mu. Curahkanlah Roh Kudus ke dalam diri kami semua agar segala hal yang
akan kami laksanakan dalam proses ini dapat berjalan dengan lancar dan kami dapat
memperolah hasil yang baik terutama dalam menentukan masa muda kami. Semoga kami dapat
menentukan masa muda kami dalam menjalani hari hidup kami di dunia ini. Semoga kami
dengan penerangan Roh Kudus dapat dengan pasti memilih dan menentukan masa muda kami
masing-masing. Semua ini kami serahkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan yang
hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin

Ciri-Ciri Masa Muda

 Dalam seri Dokumen Gerejawi No.107 :


Masa muda, sebagai sebuah tahap dalam perkembangan kepribadian, ditandai dengan mimpi-
mimpi yang mulai terbentuk, relasi-relasi yang semakin konsisten dan seimbang, upaya-upaya
dan eksperimen-eksperimen, pilihan-pilihan yang secara bertahap membangun proyek
kehidupan.
Dalam tahap kehidupan ini, orang-orang muda dipanggil untuk memproyeksikan diri ke depan
tanpa memotong akarnya, membangun otonomi tetapi tidak dalam kesendirian.
Konteks sosial, ekonomi, budaya, tidak selalu menawarkan situasi yang mendukung. Banyak
orang kudus muda yang telah membuat ciri-ciri masa muda mereka bercahaya dalam segala
keindahan dan pada zamannya mereka telah menjadi nabi-nabi perubahan sejati; teladan
mereka menunjukan kemampuan yang dimiliki orang-orang muda ketika mereka terbuka
terhadap perjumpaan dengan Kristus.

Ada 3 ciri yang sangat perlu diperhatikan dalam masa muda kita, dan ini menjadi pokok pembahsan
kita :

1. Jati Diri
2. Ketidakpastian
3. Hubungan-hubungan

1. JATI DIRI

Jati Diri adalah suatu hal yang ada di dalam diri kita, dengan meliputi Karakter, Sifat, Watak
dan Kepribadian. Bisa dibilang segala hal tentang diri kita. Untuk menemuka jati diri, kita
harus memulai hal-hal untuk diri sendiri.

OMK dipanggil untuk menjadi dirinya sendiri seperti yang dikehendaki Tuhan.
Namun, sekarang banyak OMK yang merasa kehilangan jati diri tampak jelas dalam berbagai
kegiatan dan pertemuan-pertemuan. Terlebih dalam pergaulan dengan teman-teman yang non
Katolik.
• Orang muda senantiasa berusaha menemukan jati diri dan aktualisasi dirinya sendiri, lemah dan
mudah terpengaruh oleh lingkungan hidup, selalu memilih yang menyenangkan dan
memberikan kebahagiaan bagi diri sendiri. Dalam pencarian identitas diri ini, orang muda
dapat menampakkan aneka sifat yang indah dan mempesona, sekaligus kemampuan yang
mengagumkan.
Pencarian identitas ini tidak lepas dari kesadaran akan kelemahan dan kelebihan, kesukaan dan
ketidaksukaan, keinginan dan tujuan masa depan, serta perasaan untuk mengatur hidup sendiri.
Nah.. Itulah sebabnya orang muda rindu untuk diakui, dihargai, diterima, dilibatkan, dan
dicintai jati dirinya.
Maka tidak jarang kalau karakter dasar orang muda sering terungkap dalam perilaku yang
kurang sabar, cenderung kasar, terlalu cepat ingin menyelesaikan masalah, kurang percaya
pada pengalaman orang yang lebih tua, terlalu cepat membuat generalisasi, cepat bereaksi dan
cenderung emosional.

Bagi orang muda yang dapat melalui krisis identitas yang dialaminya dengan baik, maka
mereka akan memiliki rasa aman dan nyaman terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya.
Bukan hanya berkembang dalam relasi dengan orang lain, namun merekapun mampu
membedakan antara yang baik dan buruk dalam pergaulan. Orang muda seperti itulah yang
disebut memiliki jati diri yang berkualitas, benar, kuat dan bertanggungjawab.

Sebaliknya, orang muda yang gagal melalui krisis identitasnya akan menarik dan menutup diri.
Mereka tidak berhasil memberikan kasih dan hidupnya untuk bersatu dengan orang lain. Ia
cenderung memiliki kepribadian yang impulsif, selalu bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
Keadaan ini membuat mereka lemah dan tidak mampu berdiri sendiri, kepribadian yang tidak
matang, dan dapat menimbulkan keputusasaan serta ketidakmampuan untuk menghadapi
penderitaan sehingga pada gilirannya mereka mengalami kesulitan dan kerapuhan untuk
bertindak dan bersikap dalam hidup sehari-hari.

Hal yang demikian dapat juga dialami oleh orang muda Katolik.
Sebagai orang muda katolik juga kita tidak dapat terlepas dengan situasi tersebut. Oleh karena
itu mereka seharusnya berani untuk mengakui identitasnya di hadapan Tuhan dan sesama. Kita
dapat bertanya pada diri sendiri : “Siapakah saya di hadapan Tuhan, sesama dan diriku
sendiri?”

Karena itu tidak cukup hanya mengatakan bahwa kami orang muda katolik, kalau tanpa ada
perwujudan konkrit dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam sikap dan perbuatan nyata di
rumah, sekolah, universitas, keluarga, masyarakat, gereja dan kantor.

Pertanyaan yang menelusuri kehidupan orang muda katolik adalah : “kemana arah orang muda
katolik masa kini?”
pertanyaan ini berangkat dari kenyataan bahwa orang muda katolik masa kini telah dijangkiti
“virus” arus globalisasi.
Kehadiran globalisasi tidak hanya melahirkan krisis dalam hidup omk terutama dalam
pencarian identitas iman mereka, tetapi juga bahwa omk sebagai harapan masa depan gereja
dan masyarakat berada dalam disposisi yang tidak menentu. Artinya, disatu pihak kehadiran
globalisasi menguntungkan omk terutama dalam mewujudkan segala harapan dan cita-cita
mereka sekaligus dapat memperluas relasi mereka dengan orang lain, tetapi dilain pihak
“globalisasi” membuat omk berada dalam kesulitan untuk mencari makna jati diri mereka
sendiri.

Untuk itu kita perlu mengerti, mengalami pengalaman hidup rohani dan membantu untuk
menjadi saksi Kristus dalam hiudup sehari-hari, berani berbicara mengenai Kristus dalam
keluarga dan lingkungan belajar, bekerja dan bermain. Maka proses pendampingan terhadap
OMK merupakan kebutuhan mendesak agar bisa diandalkan, dan menjadi Garam dan Terang
dalam masyarakat yang menyelamatkan, menyembuhkan dan memulihkan, serta memberikan
kekuatan dan motivasi baru untuk hidup dan karyanya.
2. KETIDAKPASTIAAN
Terbagi menjadi dua kelompok, Bagi OMK dari kalangan kaum beruntung, sering ada
beberapa pilihan pekerjaan yang bermanfaat bagi mereka. Bagi OMK dari kalangan kurang
beruntung, hampir tidak ada pilihan sama sekali. Setengah pengangguran atau pindaH
pindah kerja.

Dan dengan demikian OMK sendiri wajah mereka menampakkan ketidakpastian masa
depan.
Permasalahan itu juga muncul akibat rendahnya pendidikan di kalangan kaum muda,
rendahnya pendidikan ini yang mengakibatkan kaum muda miskin akan pengetahuan,
miskin akan pengertian, kaum muda tidak menjadikan dirinya sebagai contoh di tengah-
tengah masyarakat , kaum muda seharusnya menjadi tulang punggung , kaum muda yang
menjadi harapan kini tidak bisa membuktikan identitas kaum muda yang sesungguhnya .

Apakah yang ada disini pernah merasa ragu dengan masa depan sendiri?

Sudah banting tulang buat mengubah nasib menjadi lebih baik, tetapi masih merasa jauh
dari harapan?
Ketidakpastian memang menggelisahkan, tetapi ketidakpastian justru membuka seluruh
kemungkinan.

Kalau sesuatu sudah pasti, berarti tidak ada lagi kemungkinan lain. Maka kabar baiknya,
masa depan yang selalu abu-abu sebenarnya justru memberi kesempatan untuk segala
kemungkinan terjadi.
Jadi, apa yang hari ini kamu lihat suram dan masih jauh dari harapanmu, sangat mungkin
kelak akan berubah drastis alias kamu benar-benar bisa mencapai impianmu, bahkan
mungkin melampauinya. Namun tentu, setiap akibat membutuhkan sebab untuk dapat
terjadi.

Keuletan menjadi kuncinya

Ulet berarti kita tidak mudah menyerah, punya kemauan yang kuat untuk mencapai apa pun
yang diinginkan. Yang namanya ulet, sudah pasti tidak akan bekerja keras dan cerdas hanya
dalam waktu yang sebentar. Justru waktu itulah yang menjadi tantangan paling besar buat
kita. Apakah akan mampu bertahan seiring waktu dengan terus bekerja keras dan cerdas,
atau justru waktu yang lama tidak bisa dipastikan itulah yang akan menjadi kekalahan?

Bahkan orang yang paling ulet pun bisa merasa lelah dan takut

Ini juga yang perlu kita mengerti, menjadi orang ulet bukan berarti harus menyangkal sisi
manusiawi yang membuat kadang merasa lelah dan takut.

Bedanya, orang yang ulet tidak memperturutkan rasa lelah dan takut yang kerap kali
menyuruh untuk berhenti saja. Orang ulet juga tidak menjadikan rasa lelah dan takutnya
sebagai musuh.

Harusnya menjadikan keduanya teman seperjalanan. Tetap gigih berjuang sekalipun ada
rasa lelah dan takut akan ketidakpastian masa depan. Justru rasa lelah akan
memberitahunya kapan ia harus sejenak beristirahat untuk memulihkan energi.
Kuatkan diri dengan kemungkinan terbaiknya

karena ketidakpastian membuka semua kemungkinan dan kemungkinan-kemungkinan


buruk harus dicegah sesegera mungkin, maka pada saat yang sama harus ingat akan
kemungkinan terbaiknya.

Itulah yang akan menguatkan saat kita mulai goyah, tidak yakin bisa sampai ke titik yang
diharapkan. Dan makin banyak kemungkinan buruk yang berhasil kita cegah, itu akan
memperbesar peluang segala yang terbaik untuk masa depan.

Ketidakpastian tetang masa depan membuat kita GALAU

Inilah kenapa kita tidak perlu merasa ada yang salah dengan diri kita hanya karena kadang
ragu oleh ketidakpastian masa depan.
Kalau mati-matian menyangkal rasa ragu, kegalauan, seakan-akan semua perasaan itu tidak
ada; bisa jadi kita terlalu percaya diri. Sudah pasti semua yang berlebihan itu tidak baik. Itu
malah bisa mengurangi keuletan karena terlalu yakin semua impian pasti akan tercapai.

“Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-
Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita”
Mazmur 62:9

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”
Matius 6:34

“Kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!”
2 Tawarikh 15:7

3. HUBUNGAN-HUBUNGAN

OMK harus belajar membangun relasi antar pribadi dalam keluarga, teman sebaya dan
menemukan jodoh atau panggilan hidup (mau pacaran dan menikah, atau melajang, atau
selibat demi Kerajaan Allah?) suatu relasi-relasi yang membelit mereka dan bisa
membingungkan jika tidak didampingi atau mendapat arahan yang baik dan bijaksana.
Adapun menurut beberapa Pastor ciri masa muda itu selalu ceria dan senang dimanapun
mereka berada, mencari persahabatan, memiliki banyak teman.

Masa muda adalah sebuah priode kehidupan yang harus berakhir, untuk memberi ruang
pada masa dewasa. Perkembangan ini tidak terjadi sepenuhnya secara otomatis, melainkan
menunjukan sebuah perjalanan pendewasaan, yang tidak selalu dibantu oleh lingkungan
dimana orang-orang muda hidup. Dibanyak wilayah telah tersebar luas budaya sementara
yang mendukung perpanjangan masa remaja yang tidak terbatas dan penundaan keputusan-
keputusan; masa ini adalah usia pemilihan-pemilihan dan justru disitulah terletak daya tarik
dan tugas yang paling benar.

1. Dalam Diri Sendiri

Adanya kenyamanan dan kepercayaan yang diterima orang muda oleh umat melalui
kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama maupun pribadi, membuat orang muda merasa
diri dihargai, dinilai baik serta diterima apa adanya. Kenyamanan dan kepercayaan yang
sudah diperoleh ini membuat orang muda semakin leluasa dalam bergaul bersama umat dan
semakin terbuka dalam menjalin komunikasi. Tanpa meragukan diri sendiri orang muda
menyadari diri bahwa dalam dirinyalah terdapat harapan besar masa depan Gereja.
Perasaan minder amat menghambat perkembangan, karena menyulikan sesorang untuk
bergaul dan memilih sikap menutup diri. Keraguan, kurang yakin pada diri sendiri banyak
berperasangka terhadap orang lain, membatasi ruang geraknya apalagi untuk berinisiatif
dan berkreasi.

Rasa minder yang ditanamkan dalam diri membuat semakin jauh dari umat dan akan
mengalami kesulitan untuk menjalin relasi bersama umat terlebih ketika dalam kegiatan-
kegiatan rohani yang melibatkan umat.
2. Dalam Keluarga

Masalah yang dihadapi orang muda dengan orang ua disebabkan oleh perbedaan
pandangan dan pengertian mengenai nilai dan norma. Orang tua merasa diri sudah mapan
dalam pendirian karena ditambah pengalaman melihat segalanya secara “ideal”.
Hal ini menggambarkan bahwa setiap anggota keluarga memiliki kesenjangan antara orang
tua dan orang muda. Dalam hal ini orang muda memiliki keterbatasan dalam bergaul dan
tidak leluasa dalam menjalankan kegiatan-kegiatan terutama yang mengarah pada
kehidupan menggereja.

3.Dalam Masyarakat

Hambatan lain yang sering dialami oleh kaum muda dalam hubungan kehidupan
bermasyarakat ialah kurangnya kesempatan untuk dapat berkreativitas, mengemukakan
pendapat dan berargumen secara leluasa karena masih dianggap bahwa kaum muda belum
memiliki banyak penglaman yang bisa dijadikan panutan akibatnya kaum muda semakin
menutup diri dan kurang melibatkan diri dengan kegiatan yang ada dalam masyarakat.
Orang muda juga kurang mendapatkan informasi tentang sesuatu hal dalam realita sosial
dan permasalahan yang sedang terjadi dalam masyarakat.

4.Dalam Lingkup Gereja

Gereja senantiasa membuka peluang yang sebesar-besarnya dengan memberi tempat


kelompok orang muda dalam Gereja sehingga OMK dapat melibatkan diri dan secara aktif
berperan serta dalam kegiatan bersama umat, dengan demikian persaudaraan umat dan
omk ini semakin terjalin dengan baik.
Gereja juga memberi kesempatan kepada OMK untuk bertanggungjawab dalam kegiatan
dan tugas-tugas Gereja yang sudah dipercayakan.

Adapun Panggilan Hidup dalam masa muda yakni:

1. PANGGILAN HIDUP BERKELUARGA

2. PANGGILAN HIDUP SELIBAT


1. Panggilan Hidup Berkeluarga

 Panggilan hidup berkeluarga merupakan salah satu bentuk keikut sertaan manusia
dalam karya Allah.
 Perkawinan sering diartikan sebagai persekutuan antara pria dan seorang wanita atas
dasar ikatan cinta kasih yang total dengan persetujuan bebas dari keduanya

2. Panggilan Hidup Selibat

 Menjadi seorang imam merupakan sebuah panggilan yang menuntut suatu konsekuensi
yaitu kesediaan untuk meninggalkan segala-galanya guna mengikuti Yesus.
 Imam memiliki tugas untuk merayakan perjamuan (Ekaristi) dan juga memberikan
pengampunan.
 Para imam memiliki tugas pokok yaitu ikut ambil bagian dalam tri tugas Yesus sebagai
raja, nabi, dan imam yaitu mengajar, menguduskan, dan memimpin.

KESIMPULAN

 Ciri-ciri masa muda yang telah diuaraikan diatas, ingin mengatakan bahwa, dalam
kehidupan sehari-hari kaum muda tak pernah lepas dari masalah. Permasalahan itu
muncul akibat kecenderungan kaum muda dalam mengutamakan keinginan mereka.
Kaum muda enggan dalam menjalankan kegiatan sesuai norma dan hukum yang
berlaku, akibat dari keputusan yang diambil tidak melalui pertimbangan yang matang.
Permasalahan ini hanya dapat teratasi atas dasar kesadaran pribadi kaum muda itu
sendri (pribadi). Kesadaran itu muncul kalau dididik, dibimbing, diarahkan tentang arti
hidup dan kehidupan yang sesungguhnya . Kaum muda ini telah mengalami transisi
yang menyeluruh di tengah-tengah masyarakat dunia. Jika kemudian mereka
mengalami loncatan cultural, maka kekatolikan pun akan mengalami pergeseran yang
jauh mulai dari pergesaran lahiriah kemudian pergeseran iman hingga filsafat dan
teologinya.

 Kaum muda yang berperan sebagai murid Yesus adalah kaum muda yang mampu
mewartakan kerajaan Allah, mewartakan tentang kebenaran, mewartakan kedamaian,
memberikan kekuatan kepada yang sedang mengeluh, memberikan pertolongan kepada
yang memberikan kekuatan kepada yang sedang mengeluh, memberikan kepada yang
sedang meminta, menjadi teladan ditengah-tengah gereja dan masyarakat dan harus
dapat memberikan berbagai pelajaran yang berharga buat orang lain. Kaum muda yang
mampu menjalankan amanat Yesus dan harus siap untuk bersaksi atas nama Yesus, diri
Yesus dan kehidupan Yesus serta segala perkataan yang keluar dari mulut Yesus.

 Memilih jalan panggilan hidup pada dasarnya tidak mudah untuk dilakukan. Orang
muda sering kali bingung untuk menentukan jalan panggilan hidup mereka. Orang
muda sulit untuk menentukan dan menemukan jalan panggilan hidup mereka. Namun,
ingatlah panggilan hidup berkeluarga dan tidak berkeluarga atau memilih menjadi imam
adalah panggilan yang suci dan luhur. Keduanya merupakan jalan panggilan seorang
pengikut Kristus.
Semoga proses ini yang telah kita lalui bersama memberikan pencerahan kepada kita
semua dalam memilih jalan panggilan kita masing-masing dan semoga kita semua
setelah mengikuti ini dapat dengan pasti menentukan jalan panggilan kita agar kita
dapat benar-benar berjalan dalam terang dan kasih Tuhan lewat jalan panggilan yang
telah kita pilih.

DOA PENUTUP
Terima kasih ya Bapa atas perlindungan dan kasih-Mu kami boleh berproses dalam katekese
ini dan dapat menggali pengalaman dan mengetahui ciri-ciri masa muda kami sehingga dapat
membantu melihat jalan kami selanjutnya melalui terang Roh Kudus-Mu. Semoga kami dapat
hidup dalam cinta dan kasih-Mu lewat panggilan hidup yang telah kami pilih.
Bantulah para orang muda yang mungkin saat ini belum dapat menentukan jalan panggilan
hidup mereka, semoga lewat bantuan-Mu mereka dapat menentukan jalan panggilan hidup
mereka. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

LAGU PENUTUP
PANGGILAN TUHAN
Panggilan Tuhan bagi umat-Nya diatas bumi ciptaan-Nya
Api cinta-Nya, nyala kasih-Nya sumber semangat bagi kita
Wartakan semangat cinta-Nya bagi orang yang dambakan kasih-Nya
Terpujilah Tuhan Allah yang telah mengutus Putera-Nya.

Anda mungkin juga menyukai