Anda di halaman 1dari 10

Jurnal AUDHI, Vol. 1, No.

2, Januari 2019

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL PADA ANAK


PEREMPUAN
Meilinda Khadijah1 ; Nila Fitria1
1
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Psikologi dan Pendidikan,
Universitas Al-Azhar Indonesia, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110

Penulis untuk Korespondensi/ E-mail: nilafitria@uai.ac.id

Abstrak - Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang dengan optimal apabila anak
diberi stimulasi yang sesuai dengan tahapan perkembangannya. Olahraga futsal merupakan salah satu
kegiatan yang dapat menstimulasi perkembangan anak, termasuk anak usia 5-6 tahun. Saat ini
olahraga futsal digemari oleh anak perempuan, namun belum banyak sekolah yang mengadakan
ekstrakurikuler futsal untuk anak perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kegiatan
ekstrakurikuler futsal pada anak perempuan usia 5-6 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data pada penelitian ini adalah kepala sekolah,
pelatih futsal, guru pendamping futsal dan anak perempuan yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di
TK Islam Al Azhar 45 Grand Depok City. Kesimpulan yang diperoleh adalah kegiatan ekstrakurikuler
futsal di TK Islam Al Azhar 45 Grand Depok City meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan
gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, kelincahan dan anak
mampu melakukan permainan fisik dengan aturan. Adapun proses pemilihan ekstrakurikuler di TK
Islam Al Azhar 45 Grand Depok City dilakukan secara dua tahap, yaitu pembagian angket saat
diadakannya parents meeting dan dilakukannya trial 1 (satu) kali.

Kata Kunci: Ekstrakurikuler, Futsal, AnakPerempuan.

Abstract - Growth and development of the child can develop optimally if children are given
appropriate stimulation stage of development. Futsal is one of the activities that can stimulate the
development of children, including children age 5-6 years. Currently futsal has been popular by girls,
but not many schools that organize extracurricular futsal for girls. This study aims to describe futsal
extracurricular activities for girls age 5-6 years. The method used is a qualitative research with
descriptive approach. The techniques of data collecting used are interviews, observation and
documentation. Sources of data in this study are the principal, coach of futsal, futsal accompanying
teachers and girls who join extracurricular futsal in TK Islam Al Azhar 45 Grand Depok City. The
conclusion is the futsal extracurricular activities at TK Islam Al Azhar 45 Grand Depok City are able
coordinated body movement to train flexibility, balance, agility and children are able to physical play
by the rules. As for the electoral process at TK Islam Al Azhar 45 Grand Depok City carried out in
two stages, namely the distribution of questionnaires when parents meeting and doing trial 1 (one)
time. Futsal is one of the activities that can train aspects of child motor development.

Keyword: Extracurricular, Futsal, Girl

78
Jurnal AUDHI, Vol. 1, No. 2, Januari 2019

PENDAHULUAN adalah ekstrakurikuler merupakan kegiatan


yang dibuat oleh satuan pendidikan (sekolah)

A
nak usia dini merupakan anak pada untuk memberikan stimulasi kepada anak sesuai
rentang usia 0-6 tahun, yang berada dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minatnya.
dalam proses perkembangan unik.
Dikatakan unik, karena proses Suryosubroto (2009) menjelaskan ada dua jenis
perkembangannya (tumbuh kembang) terjadi kegiatan ekstrakurikuler, yaitu: 1). Kegiatan
bersamaan dengan masa golden age. Golden ekstrakurikuler yang bersifat berkelanjutan,
age yaitu masa keemasan, dimana segala yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang
kelebihan atau keistimewaan yang dimiliki pada dilaksanakan secara terus menerus selama satu
masa ini tidak akan terulang untuk kedua periode tertentu. Seperti contoh ekstrakurikuler
kalinya. Kondisi ini merupakan suatu peluang futsal, menggambar, menari, beladiri dan
emas yang dapat memacu perkembangan menyanyi; dan 2). Kegiatan ekstrakurikuler
kehidupan anak, sehingga dibutuhkan kondisi yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu
dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan
anak (Depdiknas, 2009). Terdapat enam aspek pada waktu-waktu tertentu. Seperti contoh bakti
perkembangan anak usia dini yang harus sosial.
dikembangkan, sebagaimana yang tertulis
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler dalam buku
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Panduan Pengembambangan Diri Peraturan
tahun 2014. Keenam aspek ini berperan penting Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek 2006 juga menjelaskan tentang prinsip-prinsip
perkembangan tersebut adalah motorik kasar. kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:
Aspek perkembangan motorik kasar perlu
dikembangkan sebagaimana aspek 1. Individual, yaitu prinsip kegiatan
perkembangan lainnya. ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi,
bakat, minat peserta didik masing-masing.
Ketika anak memasuki usia sekolah, anak dapat 2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan
diberikan stimulasi tambahan dengan mengikuti ekstrakurikuler yang sesuai dengan
kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan keinginan dan diikuti secara sukarela
minat dan bakat anak yang dapat terlihat saat peserta didik.
usia emas ini. Menurut Sudirman (2015), 3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan
Ekstrakurikuler dalam pendidikan dimaksudkan ekstrakurikuler yang menuntut
sebagai jawaban atas tuntutan dari kebutuhan keikutsertaan peserta didik secara penuh.
peserta didik, membantu mereka yang kurang, 4. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan
memperkaya lingkungan belajar dan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai
memberikan stimulasi kepada mereka agar dan menggembirakan peserta didik.
lebih kreatif. Sedangkan menurut Wiyani 5. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan
(2013), kegiatan ekstrakurikuler merupakan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk
kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang kepentingan masyarakat.
ditunjukan untuk membantu perkembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, Setiap kegiatan yang dilakukan, tentu tidak
bakat dan minat melalui kegiatan yang secara terlepas dari tujuan yang ingin dicapai. Di
khusus diselenggarakan oleh peserta didik dana dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
tau tenaga kependidikan yang berkemampuan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
dan berkewenangan di sekolah. Tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler
ayat 2 yaitu kegiatan ekstrakurikuler
Pendapat lain dikemukakan oleh Suryosubroto diselenggarakan dengan tujuan untuk
(2009) bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah mengembangkan potensi, bakat, minat,
kegiatan di luar jam pelajaran tatap muka, kemampuan, kepribadian, kerjasama dan
dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah kemandirian peserta didik secara optimal dalam
agar lebih memperkaya dan memperluas rangka mendukung pencapaian tujuan
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang pendidikan nasional.
telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran
dalam kurikulum. Kesimpulan dari para tokoh

79
Jurnal AUDHI, Vol. 1, No. 2, Januari 2019

Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat bola; Shooting bola; Heading bola; Blocking
diberikan kepada anak adalah olahraga futsal. bola; dan Melempar Bola.
Olahraga futsal merupakan olahraga yang dapat
melatih kelenturan, keseimbangan, dan Dampak positif lain dari olahraga futsal adalah
kelincahan anak, melatih anak melakukan membentuk kerjasama dalam tim. Dalam
koordinasi gerakan antara mata-kaki-kepala kegiatan ekstrakurikuler umumnya anak akan
serta melatih anak melakukan permainan fisik bertemu dengan teman-teman baru dan dalam
dengan aturan tertulis dalam Peraturan Menteri beberapa hal anak harus mencoba bekerjasama
Pendidikan dan Kebudayaan Republik dengan mereka dalam sebuah tim. Hal ini
Indonesia Nomor 137 tahun 2014. mengajarkan anak untuk berkomunikasi dan
berkoordinasi sejak dini dan dapat
Futsal diciptakan di Montevido, Uruguay pada meningkatkan rasa percaya diri anak dalam
tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani saat piala bersosialisasi. Saat ini olahraga futsal tidak
dunia digelar di Uruguay. Olahraga baru itu hanya dimainkan oleh laki-laki saja, tetapi
dinamai futebol de salao (bahasa Portugis) atau perempuan sudah mulai bermain futsal.
futbolsala (bahasa Spanyol) yang maknanya
sama, yakni sepak bola ruangan. Menurut Saat ini Indonesia pun sudah memiliki tim
Lhaksana (2011), futsal (futbolsala) dalam nasional futsal perempuan. Perkembangan
bahasa Spanyol berarti permainan sepakbola futsal perempuan ini dirasakan sangat pesat
yang dilakukan di dalam ruangan. Sedangkan karena, kini di berbagai sekolah sudah banyak
menurut Sugono (2008), Futsal adalah olahraga yang membuka kegiatan ekstrakurikuler futsal
permainan sepakbola, dengan lapangan dan untuk perempuan.Walaupun ekstrakurikuler
gawang lebih kecil, biasanya dimainkan di futsal untuk perempuan ini baru ada di jenjang
dalam ruangan besar, masing-masing tim terdiri pendidikan menengah atas dan universitas.
atas lima orang. Tetapi, bisa terlihat dengan keadaannya saat ini
bahwa perempuan juga memiliki minat yang
Menurut Tenang (2008) aturan permainan besar terhadap kegiatan futsal yang selalu
futsal berbeda dengan aturan sepakbola di identikdengan olahraga laki-laki. Tidak hanya
lapangan besar atau di lapangan rumput. Mulai itu di Indonesia sudah semakin marak
dari ukuran lapangan dan bola, jumlah pemain, diadakannya pertandingan futsal perempuan
hingga system pertandingan. Menurut Tenang dan hal tersebut membuat minat perempuan
(2008) FIFA (Fédération Internationale de untuk bermain futsal semakin tinggi (futsalin.id,
Football Association) sebagai induk olahraga 2014).
futsal telah mengeluarkan peraturan yang
mencakup seluruh hal yang berhubungan Berdasarkan masalah yang peneliti temukan
dengan permainan futsal. Berikut adalah hampir seluruh TK sudah menjadikan futsal
informasi mengenai ukuran lapangan futsal dan menjadi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
peraturan resmi permainan futsal berdasarkan Namun, masih banyak TK yang tidak
peraturan FIFA, sebagai berikut: Lapangan mengizinkan anak perempuan untuk mengikuti
Futsal; Bola; Jumlah pemain; Lama Permainan; kegiatan ekstrakurikuler futsal karena, masih
dan, Gawang. banyak yang menganggap futsal merupakan
olahraga untuk anak laki-laki saja. Masih
Teknik-teknik yang digunakan dalam banyak yang merasa keberatan jika anak
permainan futsal tidak jauh berbeda dengan perempuan mengikuti ekstrakurikuler futsal
permainan sepak bola. Namun, karena faktor karena, mereka menganggap bahwa futsal
lapangan futsal yang relatif lebih kecil dan adalah permainan yang menuntut kekuatan
permukaan lantainya lebih rata menyebabkan fisik. Pendapat inilah yang menghalangi
perbedaan-perbedaan penggunaan teknik. kebebasan anak perempuan dalam mengikuti
Menurut Lhaksana (2011), modern futsal adalah kegiatan ekstrakurikuler futsal khususnya di
permainan futsal yang para pemainnya TK. Dari hasil observasi yang dilakukan terlihat
diajarkan bermain dengan sirkulasi bola yang bahwa di TK Islam Al Azhar 45 Grand Depok
sangat cepat, menyerang dan bertahan, dan juga City tidak membeda-bedakan gender dalam
sirkulasi pemain tanpa bola ataupun timing kegiatan ekstrakurikuler khususnya futsal.
yang tepat. Berikut adalah teknik dasar bermain Sekitar 5% anak perempuan (Muznah, 2017) di
futsal: Passing bola; Control bola; Dribbling TK Al Azhar 45 Grand Depok City memiliki

80
Jurnal AUDHI, Vol. 1, No. 2, Januari 2019

minat yang besar dalam kegiatan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,


ekstrakurikuler futsal dan sekolah pun baik bersifat alamiah maupun rekayasa
memfasilitasinya dengan mengizinkan anak manusia, yang lebih memperhatikan mengenai
perempuan mengikuti ekstrakurikuler futsal. karakteristik, kualitas, keterkaitan antar
kegiatan.
Walaupun masih sedikit anak perempuan yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal di TK Sumber data yang digunakan berasal dari dua
Islam Al Azhar 45 Grand Depok City, tetapi sumber data, yaitu data primer dan sekunder.
minat mereka sangat besar pada kegiatan Data primer adalah sumber data yang secara
ekstrakurikuler ini. Bisa terlihat saat mereka langsung memberikan data kepada pengumpul
shooting bola, dribbling bola dan menggocek data (Sugiyono, 2010). Sumber primer ini
lawan yang didominasi anak laki-laki. Mereka berupa catatan hasil wawancara yang diperoleh
sangat antusias ketika coach memberi melalui wawancara dengan narasumber. Selain
pengarahan dan saattim mereka bertanding di itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan
sekolah maupun di luar sekolah ketika melawan cara melakukan observasi mengenai situasi
klub futsal TK lain. kegiatan ekstrakurikuler futsal di TK Islam Al
Azhar 45 Grand Depok City. Sementara,
Berdasarkan uraian permasalahan yang sumber data sekunder merupakan sumber data
ditemukan maka peneliti tertarik untuk yang tidak memberikan informasi secara
mengetahui gambaran kegiatan ekstrakurikuler langsung kepada pengumpul data. Data ini
futsal pada anak perempuan usia 5-6 tahun yang digunakan untuk mendukung infomasi dari data
akan dilakukan di TK Islam Al Azhar 45 Grand primer yang diperoleh baik dari wawancara,
Depok City. maupun dari observasi langsung ke lapangan.
Penulis juga menggunakan data sekunder hasil
METODE PENELITIAN dari studi pustaka.
Penelitian ini dilakukan di TK Islam AL Azhar Teknik pengumpulan data yang digunakan
45 grand Depok City, yang berlokasi di jl. adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Boulevard Raya Grand Depok City, Kalimulya, Menurut Sugiyono (2010), observasi
Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat 16413. digolongkan menjadi empat bagian yaitu,
Waktu penelitian dari penetapan judul sampai partisipasi aktif, partisipasi moderat, observasi
proses pelaporan hasil penelitian dilaksanakan terus terang atau tersamarkan, dan partisipasi
dari bulan November 2017 hinggaJuli 2018. lengkap. Di dalam penelitian ini digunakan
Subjek penelitian adalah anak perempuan usia observasi pasif dikarenakan peneliti hanya
5-6 tahun yang mengikuti kegiatan mengamati kegiatan tanpa ikut terlibat dalam
ekstrakurikuler futsal, kepala sekolah, guru kegiatan atau aktivitas anak tersebut.
pendamping dan pelatih futsal.
Terkait dengan metode pengumpulan data
Berdasarkan permasalahan penelitian, yaitu dengan wawancara, yang digunakan adalah
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal Pada wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur
Anak Perempuan Usia 5-6 Tahun di TK Islam merupakan satu teknik pengumpulan data
Al Azhar 45 Grand Depok City, maka peneliti dengan cara lisan terhadap responden, dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif, menggunakan pedoman wawancara yang telah
karena permasalahan berhubungan dengan disediakan (Esterberg dalam Sugiyono, 2010).
manusia yang secara fundamental bergantung Wawancara dilakukan mulai tanggal 2 Mei
pada pengamatan. Pendekatan yang peneliti 2018. Sementara pengumpulan data dengan
gunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dokumen dilakukan dengan mengumpulkan
yaitu pendekatan untuk mendeskripsikan dan foto-foto atau video yang meliputi data tentang
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler futsal
dengan rangkaian kegiatan untuk memperoleh pada anak perempuan usia 5-6 tahun di TK
data yang bersifat apaadanya dalam kondisi Islam Al Azhar 45 Grand Depok City. Hal
tertentu yang hasilnya lebih menekankan tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono
makna. Hal ini seperti yang dikatakan oleh (2010) yang mengatakan bahwa dokumen bisa
Sukmadinata (2013) bahwa penelitian deskriptif berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya
kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan monumental dari seseorang. Dokumen

81
Jurnal AUDHI, Vol. 1, No. 2, Januari 2019

merupakan pelengkap dari penggunaan dari Ekstrakurikuler futsal dilakukan setelah


metode observasi dan wawancara dalam kegiatan belajar mengajar di kelas selesai,
penelitian kualitatif. seperti yang dikatakan oleh Mulyana (2011)
bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
Teknik analisis data yang dilakukan dengan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang
menggunakan teknik analisis data yang bertujuan untuk melatih siswa pada
dikemukakan oleh Miles dan Huberman pengalaman-pengalaman nyata. Jadi, kegiatan
(Sugiyono, 2010) yang mencakup reduksi data ekstrakurikuler futsal dilakukan setelah jam
(data reduction), penyajian data (data display), pelajaran yang mempunyai tujuan untuk
dan kesimpulan atau verifikasi (conclusion melatih anak dalam mengembangkan aspek-
drawing). aspek perkembangan anak sesuai usianya
khususnya aspek fisik motorik, kognitif dan
Penelitian kualitatif harus mengungkap sosial emosional anak untuk mencapai
kebenaran yang objektif. Melalui keabsahan kematangan yang sempurna pada masa-masa
data kredibilitas (kepercayaan) penelitian perkembangan selanjutnya.
kualitatif dapat tercapai. Untuk mendapatkan
keabsahan data dilakukan triangulasi jenis Lapangan indoor yang dimiliki oleh TK Islam
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Al Azhar 45 Grand Depok City memiliki
Triangulasi sumber ini digunakan oleh peneliti ukuran 6m x 3m. Kalau dibandingkan dengan
untuk mengecek data yang diperoleh dari ukuran lapangan futsal sesungguhnya ukuran
kepala sekolah dan pelatih futsal. Peneliti lapangan di TK Islam Al Azhar 45 Grand
membandingkan hasil wawancara yang Depok City ini tidak sesuai standard yang ada,
diperoleh dari masing-masing sumber atau tetapi untuk anak-anak ukuran lapangan ini
informan penelitian sebagai pembanding untuk sudah cukup. Fasilitas yang dimiliki pun
mengecek kebenaran informasi yang semuanya aman untuk anak-anak dan lengkap
didapatkan. Sedangkan triangulasi teknik ini sesuai kebutuhan ekstrakurikuler futsal, seperti
digunakan oleh peneliti setelah mendapatkan gawang, bola futsal, ladder, marker dan cone.
hasil wawancara yang kemudian dicek dengan
hasil observasi dan dokumentasi. Ekstrakurikuler futsal TK Islam Al Azhar 45
dilaksanakan di lapangan indoor yang berada di
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam lingkungan sekolah. Dalam hal ini
pelaksanaan ekstrakurikuler di TK Islam Al
Kegiatan ekstrakurikuler futsal TK Islam Al Azhar 45 telah sesuai dengan apa yang
Azhar 45 mulai diselenggarakan pada tahun dikatakan oleh Lhaksana (2011) bahwa futsal
2013. Ekstrakurikuler futsal TK Islam Al Azhar (futbolsala) dalam bahasa Spanyol berarti
45 sudah berjalan kurang lebih 5 tahun. permainan sepakbola yang dilakukan di dalam
Ekstrakurikuler futsal TK Islam Al Azhar 45 ruangan.
Grand Depok City diselenggarakan untuk
mengembangkan aspek perkembangan anak Ekstrakurikuler futsal TK Islam Al Azhar 45
sesuai minatnya dan mengembangkan dari awal sudah dilatih oleh coach yang
kemampuan yang dimiliki oleh anak. bernama SR beserta asistennya bernama RD.
Ekstrakurikuler futsal dilakukan 2 kali dalam Ekstrakurikuler futsal juga didampingi oleh
seminggu yaitu hari Senin dan Kamis, dimulai guru bernama FH. Ibu FH sudah menjadi guru
dari pukul 11.00 sampai 12.00 di lapangan pendamping selama 2 tahun ini. Berdasarkan
indoor TK Islam Al Azhar 45. hasil penelitian coach futsal dengan guru
pendamping berkontribusi dengan baik dalam
kegiatan ekstrakurikuler maupun saat
pertandingan di luar sekolah. Coach Futsal
memiliki perencanaan dan penilaian yang
digunakan saat melatih futsal. Untuk penilaian
coach futsal melihat perkembangan
keterampilan yang dimiliki anak selama latihan
berlangsung, apakah keterampilannya
Gambar 2. Lapangan indoor TK Islam Al Azhar meningkat atau tidak setiap minggunya, seperti
45 Grand Depok City contohnya coach melihat kemampuan

82
Jurnal AUDHI, Vol. 1, No. 2, Januari 2019

menangkap anak setelah coach memberikan kognitif anak perempuan berkembang saat
materi dan saat dicoba anak bisa lalu mengikuti ekstrakurikuler futsal terlihat saat
dikombinasikan juga bisa seperti dribble- anak menggunakan strategi untuk menggocek
control berarti anak sudah paham dan dilihat lawan dan saat mereka menggunakan teknik-
saat pertandingan juga. Sedangkan, teknik dasar futsal. Kemampuan sosial
perencanaan yang dilakukan oleh coach futsal emosional anak juga terlihat ketika bermain
yaitu dengan menjadwalkan apa yang harus futsal yaitu anak mentaati aturan-aturan yang
dilakukan setiap melatih futsal. telah diajarkan oleh coach dan anak perempuan
juga dapat bersosialisasi dengan timnya yang
Tabel 1. Perencanaan Ekstrakurikuler Futsal didominasi oleh anak laki-laki.

Berdasarkan hasil wawancara, kegiatan


ekstrakurikuler futsal TK Islam Al Azhar 45 Gambar 4. Anak mentaati aturan
merupakan ekstrakurikuler berkelanjutan dari
anak kelompok A. Dikatakan berkelanjutan Berdasarkan hasil wawancara dengan pelatih
karena, tidak tersedianya waktu pergantian futsal dan guru pendamping diketahui bahwa
ekstrakurikuler jika anak atau orangtua keragaman motorik anak perempuan dalam
menginginkan pindah ekstrakurikuler lain. ekstrakurikuler futsal yang harus mereka kuasai
Dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal selalu ada dalam teknik-teknik dasar futsal adalah control
kontribusi antara pelatih dengan guru, ketika bola, karena jika anak sudah menguasai teknik
saat latihan ataupun saat pertandingan. control bola maka anak akan menguasai teknik-
teknik dasar lainnya. Kemampuan motorik lain
yang dimiliki anak perempuan dalam teknik-
teknik dasar futsal yaitu mereka dapat
melakukan passing kepada teman satu timnya
walaupun tidak selincah dengan teknik passing
yang dilakukan oleh anak laki-laki.

Selain kemampuan motorik, kegiatan


ekstrakurikuler ini juga menstimulasi
Gambar 3. Anak melakukan teknik control bola perkembangan lainnya khususnya kognitif dan
sosial emosional anak. Dapat terlihat ketika
Kemampuan fisik motorik anak perempuan coach mengadakan pertandingan saat latihan
dalam ekstrakurikuler futsal terlihat dari pun mereka juga melakukan apa yang dilakukan
kegiatan yang dilakukan saat ekstrakurikuler oleh anak laki-laki. Anak yang berinisial M
futsal yaitu berlari. Sebelum latihan futsal melakukan teknik-teknik dasar futsal saat
dimulai, maka semua anak-anak yang timnya bertanding dengan tim yang dominan
mengikuti ekstrakurikuler futsal diwajibkan anak laki-laki. Melakukan teknik passing
untuk melakukan pemanasan berkeliling terhadap teman satu timnya, melakukan teknik
lapangan sebanyak 2 kali. Kemampuan fisik control ketika temannya memberikan bola dan
motorik yang biasa dilakukan oleh coach, anak melakukan teknik blocking saat M menjadi
perempuan juga dapat mengikutinya walaupun untuk melindungi gawang timnya. Anak yang
kemampuan motorik anak perempuan berbeda berinisial C juga sudah menguasai teknik-teknik
dengan anak laki-laki yang mengikuti dasar futsal yang diajarkan oleh pelatih. Seperti
ekstrakurikuler futsal. Selain kemampuan saat melakukan teknik kontrol terhadap bola
motorik, terlihat juga bahwa kemampuan dan teknik blocking terhadap lawan. Anak yang

83
Jurnal AUDHI, Vol. 1, No. 2, Januari 2019

berinisial S sudah menguasai teknik-teknik coach. M saat latihan menjadi anchor atau bek
dasar futsal terlihat saat latihan, walaupun untuk menyerang tim lawan. Pada latihan ini M
teknik yang dikuasai oleh S lebih menguasai menunjukkan kemampuan teknik-tekniknya
teknik passing kepada teman satu tim saat yang diajarkan oleh coach yaitu M melakukan
bertanding melawan tim anak laki-laki. teknik passing kepada teman satu timnya. M
juga melakukan teknik kontrol yaitu teknik
menahan bola sebelum diberikan kepada teman
satu timnya. Teknik lain yang dilakukan oleh M
yaitu teknik dribbling saat bertanding dan
teknik blocking terhadap tim lawan.

Subjek C

Subjek C pada hari Kamis, 3 Mei 2018 pukul


11.00-12.00 mengikuti latihan ekstrakurikuler
futsal di sekolah dengan menggunakan media
Gambar 5. Anak sedang berlari keliling bola dan menggunakan metode praktek
lapangan langsung. Pada latihan hari ini, setelah C selesai
kelas, ia langsung turun ke bawah dan
Adapun proses kegiatan ekstrakurikuler futsal bergabung dengan teman-temannya untuk
selama penelitian, yaitu: berbaris. Sebelum memulai latihan futsal, maka
C beserta teman-temannya melakukan
Subjek M pemanasan dengan keliling lapangan indoor
sebanyak 2 kali. Setelah selesai pemanasan
Subjek M pada hari Kamis, 3 Mei 2018 pukul latihan futsal dimulai dengan membagi anggota
11.00-12.00 mengikuti latihan ekstrakurikuler menjadi 5 tim dan C tergabung dalam tim 3.
futsal di sekolah dengan menggunakan media Hari ini C menjadi posisi anchor atau bek. C
bola dan menggunakan metode praktek melakukan teknik passing kepada teman satu
langsung. Pada latihan hari ini sebelum timnya, C juga melakukan teknik kontrol
memulai latihan seperti biasa semua anak-anak setelah teman satu timnya memberikan bola
yang mengikuti ekstrakurikuler melakukan kepadanya dengan menahan bola menggunakan
pemanasan keliling lapangan indoor sebanyak 2 telapak kakinya. M juga melakukan teknik
kali dan setelah selesai pemanasan anak-anak blocking yang biasa dilakukan oleh pemain
baris perkelompok dibagi menjadi 5 tim. Hari posisi anchor atau bek yaitu dengan melakukan
ini M masuk ke dalam tim 2 dan M menjadi blocking terhadap lawannya.
kipper dalam timnya. Melakukan teknik passing
(lemparan) saat menjadi kipper terhadap teman Subjek C pada hari Senin, 7 Mei 2018 pukul
satu tim. Ketika menjadi kiper M mampu 11.00-12.00 mengikuti latihan ekstrakurikuler
melemparkan bola kearah teman satu timnya futsal di sekolah dengan menggunakan media
sesuai teknik yang diajarkan oleh pelatih yaitu bola dan menggunakan metode praktek
sebelum melemparkan bola M harus berlari langsung. Pada hari ini, tim C melawan tim M.
kecil ke arah lingkaran pembatas yang berada di Setelah melakukan pemanasan keliling
depan gawang. M juga melakukan teknik lapangan, maka dimulailah latihan futsal.
blocking saat menjadi kipper yaitu M Seperti biasa C selalu menjadi anchor atau bek
melakukan teknik blocking terhadap tim lawan pada timnya. Latihan hari ini C melakukan
dan ia juga mempertahankan gawang dari teknik-teknik yang telah diajarkan oleh coach,
tendangan tim lawan dengan baik. yaitu C melakukan teknik passing terhadap
teman satu tim, melakukan teknik control
Subjek M pada hari Senin, 7 Mei 2018 pukul dengan menahan bola menggunakan telapak
11.00-12.00 mengikuti latihan ekstrakurikuler kaki setelah teman satu tim memberikan bola
futsal di sekolah dengan menggunakan media kepadanya dan C juga.
bola dan menggunakan metode praktek
langsung. Hari ini setelah keluar kelas
semuanya berbaris dan memulai pemanasan
sebelum mulai latihan futsal yang dipimpin oleh

84
Jurnal AUDHI, Vol. 1, No. 2, Januari 2019

Subjek S berbeda saat mengikuti ekstrakurikuler futsal.


Terlihat saat melakukan latihan maupun
Subjek S pada hari Kamis, 3 Mei 2018 pukul pertandingan futsal, bahwa anak laki-laki lebih
11.00-12.00 mengikuti latihan ekstrakurikuler terampil dalam kemampuan motoriknya
futsal di sekolah dengan menggunakan media dibandingkan dengan anak perempuan.
bola dan menggunakan metode praktek Keterampilan motorik kasar untuk anak laki-
langsung. Pada hari ini S menjadi pemain depan laki yang meliputi berlari, melompat, dan
ketika latihan futsal. Sebelum latihan futsal, keseimbangan, cenderung berkembang lebih
seperti biasa anak-anak melakukan pemanasan cepat dibandingkan anak perempuan.
yaitu pemanasan 2 kali keliling lapangan. Sebenarnya anak perempuan bisa
Ketika latihan futsal dimulai, S bergabung menyeimbangi keterampilan motorik anak laki-
dengan tim 3 bersama dengan C. Saat laki, akan tetapi untuk kemampuan menguasai
bertanding S melakukan teknik shooting ke a teknik-teknik futsal anak laki-laki lebih lincah
rah gawang walaupun tidak masuk tetapi S dan lebih cepat memahami.
selalu mencoba shooting bola ke dalam gawang
tim lawan. Selainitu, teknik yang dilakukan S Walaupun keterampilan motorik anak
yaitu teknik passing ketika S mengumpan bola perempuan lebih lambat, akan tetapi
kepada teman satu tim. keterampilan motorik anak perempuan sudah
berkembang dengan baik dan sesuai dengan
Subjek S pada hari Senin, 7 Mei 2018 pukul tingkat pencapaian aspek perkembangan dalam
11.00-12.00 mengikuti latihan ekstrakurikuler Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
futsal di sekolah dengan menggunakan media 137 tahun 2014. Terlihat saat latihan
bola dan menggunakan metode praktek keterampilan perkembangan motoriknya anak
langsung. Hari ini setelah melakukan perempuan M, C, dan S berkembang sesuai
pemanasan keliling lapangan dimulailah latihan usianya. Keterampilan motorik anak usia 5-6
futsal. Hari ini posisi S sama seperti latihan tahun dalam Peraturan Menteri adalah
sebelumnya yaitu menjadi pemain depan, maka melakukan gerakan tubuh secara terkordinasi
teknik yang dipakai S saat bertanding yaitu untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan
shooting bola ke arah gawang tim lawan dan kelincahan, keterampilan motorik ini terlihat
passing bola kepad teman satu tim. pada M, C dan S ketika mereka menunjukan
kelincahannya saat menggocek lawan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
bahwa selain mengembangkan aspek fisik- Selanjutnya, anak mampu melakukan
motorik anak kegiatan ekstrakurikuler futsal koordinasi antara gerakan mata-kaki-tangan-
juga dapat mengembangkan aspek-aspek kepala, keterampilan motorik ini juga terlihat
perkembangan lainnya, yaitu aspek saat anak berlatih futsal yaitu ketika M menjadi
perkembangan kognitif dan aspek kiper dimana M dapat melakukan koordinasi
perkembangan sosial emosionalnya. Dalam gerakan mata-kaki-tangannya saat akan
aspek fisik-motorik anak-anak belajar berlari, melemparkan bola kepada timnya, C dan S juga
anak belajar mengontrol bola, anak belajar melakukan keterampilan motorik ini ketika
mengoper bola dan anak belajar bagaimana cara mereka menggunakan teknik-teknik dasar yang
menendang bola yang baik, sebagaimana dilakukan juga oleh anak laki-laki dan
perkembangan anak usia 5-6 tahun. Kegiatan selanjutnya anak mampu melakukan permainan
ekstrakurikuler futsal juga mengembangkan fisik sesuai aturan yang ada seperti contohnya
aspek perkembangan kognitif anak, yaitu anak dalam ekstrakurikuler futsal anak-anak
menggunakan strategi saat menggocek bola perempuan mengerti aturan-aturan yang ada
terhadap lawan dengan menggunakan pola dalam futsal dan macam-macam pelanggaran,
untuk melewatinya. Hal tersebut juga walaupun hanya sebatasnya saja seperti
mengembangkan aspek perkembangan sosial handsball.
emosional dimana anak dapat bermain
sesuaiaturan, berkomunikasi dan bekerjasama
dengan teman satu timnya.

Berdasarkan hasil penelitian, keterampilan


motorik anak perempuan dan anak laki-laki

85
Jurnal AUDHI, Vol. 1, No. 2, Januari 2019

kelincahan, anak mampu melakukan koordinasi


gerakan mata-kaki- tangan-kepala dan anak
mampu melakukan permainan fisik dengan
aturan, untuk perkembangan kognitif yaitu
anak mampu mengenal pola dan sosial
emosional anak mampu mentaati suatu aturan
dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal.

Adapun saran yang dapat disampaikan adalah


agar keragaman gerak anak perempuan lebih
terampil, maka coach atau guru pendamping
bisa menambahkan kegiatan yang dapat
Gambar 6. Anak sedang melemparkan bola saat mengasah keterampilan motorik kasar anak saat
menjadi kiper pemanasan, seperti melompat dan menjaga
keseimbangan.
Kegiatan ekstrakurikuler futsal juga melatih
keterampilan kognitif anak saat latihan maupun DAFTAR PUSTAKA
bertanding. Terlihat ketika anak perempuan
mengikuti latihan yaitu anak mampu membuat Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri
strategi dalam menghadapi tim lawan. Saat Pendidikan Nasional Republik Indonesia
latihan terlihat bahwa keterampilan anak Nomor 58 Tahun 2009 tentang standar
perempuan M, C, dan S mampu menggocek tim pendidikan anak usia dini.
lawan ketika mereka menjadi pemain depan Lhaksana, J.,Pardosi, I.H. (2008). Inspirasi dan
ataupun belakang. Keterampilan sosial spirit futsal. Depok: Raih Asa Sukses.
emosional mereka juga berkembang dengan Lhaksana, J. (2011). Taktik & strategi futsal
baik sesuai tingkat pencapain sesuai usianya modern. Depok: Penebar Swadaya Group.
yang tertulis dalam Peraturan Menteri dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan 137 Tahun 2014 yaitu M, C, dan S Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014
mampu mentaati peraturan yang ada dalam tentang standar nasional pendidikan
ekstrakurikuler futsal, seperti ketika menjadi anakusia dini.
kiper M mampu melemparkan bola ke arah Peraturan Menteri Pendidikan Republik
teman satu timnya sesuai teknik yang diajarkan Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang
oleh pelatih yaitu sebelum melemparkan bola M kegiatan ekstrakurikuler pada
harus berlari kecil ke arah lingkaran pembatas pendidikan dasar dan pendidikan
yang berada di depan gawang. Selain itu M, C, menengah.
dan S juga mampu bersosialisasi dan Rohmat, M. (2011). Mengartikulasikan
berkomunikasi dengan timnya yang didominasi Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
oleh anak laki-laki. Samsudin. (2008). Pembelajaran motorik di
taman kanak-kanak. Jakarta: Litera.
SIMPULAN DAN SARAN Sulaeman, M.M., Homzah, S. (2010).
Kekerasan terhadap perempuan (tinjauan
Berdasarkan pembahasan pada sub focus dalam berbagai disiplin ilmu dan kasus
penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kekerasan). Bandung. Revika Aditama.
ekstrakurikuler futsal pada anak perempuan Sudirman, A. (2015). Management of student
usia 5-6 tahun di TK Islam Al Azhar 45 Grand development. Riau: Yayasan Indragiri.
Depok City sudah berjalan sesuai tujuannya Sugiyono. (2010). Metode penelitian
yaitu melatih anak dalam mengembangkan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
aspek-aspek perkembangannya sesuai usia Alfabeta.
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Sukmadinata, N.S. (2013). Metode penelitian
Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014. Aspek pendidikan. Bandung: PT Remaja
fisik motorik yang tertulis dalam Peraturan Rosdakarya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor Suryosubroto, B. (2009). Proses belajar
137 Tahun 2014 yaitu anak mampu melakukan mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk Tenang, J.D. (2007). Jurus pintar main bola.
melatih kelenturan, keseimbangan, dan Bandung: Mizan.

86
Jurnal AUDHI, Vol. 1, No. 2, Januari 2019

Tenang, J.D. (2008). Mahir bermain futsal.


Bandung: Mizan.
Wiyani, N.A. (2013). Membumikan pendidikan
karakter di SD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Med

87

Anda mungkin juga menyukai