Anda di halaman 1dari 2

Sistem Pembagian Kekuasaan Negara

Republik Indonesia

Kekuasaan Negara : Kewenangan negara untuk mengatur seluruh rakyatnya agar tercapai keadilan dan
kemakmuran,
serta keteraturan.

Teori Pembagian Kekuasaan Negara


-Menurut John Locke
John Locke membagi Kekuasaan Negara menjadi tiga, yakni:
 Kekuasaan Legislatif: Kekuasaan untuk membuat undang-undang
 Kekuasaan Eksekutif: Kekuasaan untuk menjalankan undang-undang .
 Kekuasaan Federatif: Kekuasaan untuk melakukan hubungan atau aliansi atau perserikatan dengan negara
lain.
-Menurut Montesquiue
Sistem Pembagian Kekuasaan Negara yang dikemukakan oleh Montesquiue dikenal dengan Trias Politika, yaitu:
 Kekuasaan Legislatif: Kekuasaan untuk membuat undang-undang
 Kekuasaan Eksekutif: Kekuasaan untuk menjalankan undang-undang.
 Kekuasaan Yudikatif: Kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang, termasuk kekuasaan untuk
mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang.

Indonesia sendiri membagi kekuasaan negara


menjadi Legislatif(DPR), Eksekutif(Presiden), dan
Yudikatif(Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi).

This Photo by This Photo by


Unknown
JhonAuthor
Lockeis Unknown Author is
Montesquiue
licensed under licensed under
CC BY-SA CC BY-SA-NC

Konsep Pem,bagian Kekuasaan di Indonesia


-Horizontal : Pembagian kekuasaan menurut fungsi Lembaga-lembaga tertentu(Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif).

Pembagian kekuasaan secara horizontal di Indonesia


A) Kekuasaan Konstitutif: Kekuasaan untuk melakukan perubahan terhadap undang-undang dasar (Amandemen).
Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) → MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).

B) Kekuasaan Eksekutif: Kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang


Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) → Presiden; dan menteri-menterinya.

C) Kekuasaan Legislatif: Kekuasaan untuk membentuk undang undang.


Berdasarkan Pasal 20 ayat (1) → DPR (Dewan Permusyawaratan Rakyat).
D) Kekuasaan Yudikatif: Kekuasaan kehakiman
Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) → Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi; dan badan-badan lainnya yang
fungsinya berkaitan dengan kekuasaaan kehakiman.

E) Kekuasaan Ekseminatif: Kekuasaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas


pengelolaan atau tanggung jawab tentang keuangan negara (Badan Pemeriksa Keuangan)

F) Kekuasaan Moneter: Kekuasaan yang membentuk, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan terkait moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, menjaga serta memelihara stabilitas nilai rupiah.
Berrdasarkan Pasal 23D :
→ Bank Indonesia. Bank Indonesia menjadi lembaga yang memiliki kekuasaan moneter karena Bank
indonesia merupakan Bank sentral, yang mana kekuasaan, tugasnya, dan fungsinya diatur oleh undang-undang
tersendiri.

-Vertikal; Pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.

Pembagian kekuasaan secara vertikal di Indonesia


Pembagian kekuasaan vertikal indonesia diatur dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
pasal 18 ayat 1, yang berbunyi:
"Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah daerah Provinsi dan daerah daerah Provinsi itu dibagi atas
Kabupaten dan Kota yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten, dan Kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang."

Pemerintah Pusat

Pemerintahan
Pemerintahan Kabupaten/Kot
Daerah

[ ]
a
Provinsi
Bupati, Wali
Gubernur, Kota, DPRD
DPRD tingkat kota

Tria Silva Nihayah (35) – X IPS 1

Anda mungkin juga menyukai