Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

1. Memahami perhitungan kimia komputasi


2. Menghitung optimasi struktur senyawa metana dengan metode DFT
3. Memahami Perbedaan

1.2 Latar Belakang

Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil kimia teori yang


diterjemahkan ke dalam program komputer melalui simulasi komputer untuk menghitung
sifat-sifat molekul dan perubahannya maupun melakukan simulasi terhadap sistem-sistem
besar (makromolekul seperti protein atau sistem banyak molekul seperti gas, cairan, padatan,
dan kristal cair), dan menerapkan program tersebut pada sistem kimia nyata. Density-
functional theory (DFT) adalah metode pemodelan mekanika kuantum komputasi yang
digunakan dalam fisika, kimia, dan ilmu material untuk menyelidiki struktur elektronik (atau
struktur nuklir) (terutama keadaan dasar) dari sistem banyak benda, khususnya atom,
molekul, dan fase terkondensasi. Dengan menggunakan teori ini, sifat-sifat sistem banyak
elektron dapat ditentukan dengan menggunakan fungsi, yaitu fungsi dari fungsi lain. Dalam
kasus DFT, ini adalah fungsi dari kerapatan elektron yang bergantung secara spasial. Metana
merupakan jenis senyawa organik yang mungkin cukup akrab dalam kehidupan sehari-hari.
Senyawa ini cukup dikenal karena ciri khasnya yang mengeluarkan bau tak sedap. Senyawa
ini adalah bagian dari hidrokarbon dan merupakan komponen utama dari gas alam. Meskipun
terkenal dengan bau yang menyengat, pada dasarnya metana justru memiliki sifat tidak
berbau dalam kondisi suhu dan tekanan yang normal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Teori Dasar

Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil kimia teori yang
diterjemahkan ke dalam program komputer untuk menghitung sifat-sifat molekul dan
perubahannya maupun melakukan simulasi terhadap sistem-sistem besar (makromolekul seperti
protein atau sistem banyak molekul seperti gas, cairan, padatan, dan kristal cair), dan
menerapkan program tersebut pada sistem kimia nyata (Intan,2011).
Kimia komputasi dapat dikatakakan juga sebagai ilmu yang menjembatani antara kimia
teori dengan kimia eksperimen karena kimia komputasi ini memiliki kelebihan tersendiri
dibandingkan dengan kimia eksperimen.
Kelebihan kimia komputasi dibandingkan kima eksperimen tentunya adalah untuk
menghemat bahan kimia yang digunakan. Kimia komputasi juga dapat menghasilkan informasi
yang tidak dapat diterangkan secara eksperimen. Salah satu contohnya adalah penentuan keadaan
transisi (keadaan antara) suatu reaksi (Rep, 2013).
Dalam perkembangannya, komputasi kimia dapat memecahkan masalah-masalah yang
tidak bisa diselesaikan dengan eksperimen. Kimia komputasi digunakan untuk menjelaskan
beragam sistem kimia dengan kompleksitas yang sangat luas (Pranowo, 2002).

1. Senyawa Metana

Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia
CH₄. Metana murni tidak berbau, tetapi jika digunakan untuk keperluan komersial,
biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin
terjadi.
Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan bakar utama.
Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2
(karbondioksida) dan dua molekul H2O (air):

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

Metana adalah salah satu gas rumah kaca. Konsentrasi metana di atmosfer pada tahun
1998, dinyatakan dalam fraksi mol, adalah 1.745 nmol/mol (bagian per milyar), naik dari
700 nmol/mol pada tahun 1750. Pada tahun 2008, kandungan gas metana di atmosfer
sudah meningkat kembali menjadi 1.800 nmol/mol.

2. Karakteristik metana

Metana adalah molekul tetrahedral dengan empat ikatan C-H yang ekuivalen. Struktur
elektroniknya mampu diterangkan dengan 4 ikatan orbital molekul yang dihasilkan dari
orbital valensi C dan H yang saling melengkapi. Energi orbital molekul yang kecil
dihasilkan dari orbital 2s pada atom karbon yang saling sepasang dengan orbital 1s dari 4
atom hidrogen.

Pada suhu ruangan dan tekanan standar, metana adalah gas yang tidak berwarna darn
tidak berbau. Bau dari metana (yang sengaja diproduksi demi alasan keamanan)
dihasilkan dari penambahan odoran seperti metanathiol atau etanathiol. Metana
mempunyai titik didih −161 °C (−257.8 °F) pada tekanan 1 atmosfer.[6] Sebagai gas,
metana hanya remeh terbakar bila konsentrasinya mencapai 5-15% di udara. Metana yang
berwujud cair tidak akan terbakar kecuali diberi tekanan tinggi (4-5 atmosfer).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode

3.1.1 Metode DFT


Merupakan salah satu dari beberapa pendekatan populer untuk
perhitungan struktur elektron banyak-partikel secara mekanika kuantum
untuk sistem molekul dan bahan rapat. Teori Fungsi Kerapatan (DFT)
adalah teori mekanika kuantum yang digunakan dalam fisika dan kimia
untuk mengamati keadaan dasar dari sistem banyak partikel. Sasaran
utama dari teori fungsi kerapatan adalah menggantikan fungsi gelombang
elektron banyak-partikel dengan kerapatan elektron sebagai besaran
dasarnya.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat :
– Software Spartan 14
3.2.2 Bahan :
– Senyawa Metana

3.3 Cara Kerja


a. Membuka aplikasi Spartan
b. Memilih menu “new sketch”
c. Memilih senyawa yang akan dipilih dan di bentuk sesuai dengan ketentuan dari
senyawa tersebut.
d. Tekan tombol “back” pada menu “new sketch”
e. Maka, akan terbentuk molekul senyawa yang dipilih
f. Memilih menu “setup” kemudian pilih metode “Calculating”
g. Memilih metode “density functional”

h. Menunggu beberapa saat kemudian, pilih pada menu “output”


i. Setelah keluar data data maka catat data yang di hasilkan
Pembahasan
Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil kimia teori yang diterjemahkan
ke dalam program komputer untuk menghitung sifat-sifat molekul dan perubahannya maupun
melakukan simulasi terhadap sistem-sistem besar (makromolekul seperti protein atau sistem
banyak molekul seperti gas, cairan, padatan, dan kristal cair), dan menerapkan program tersebut
pada sistem kimia nyata (Intan,2011). Senyawa yang digunakan dalam percobaan ini adalah
metana dan monoklorometana. Senyawa ini akan di optimasi dengan menggunakan berbagai
metode, yaitu ab initio, DFT, semiempiris dan mekanika molekul.
Metana
Metana (CH 4) adalah senyawa sederhana dari alkana , dan komponen utama dari gas alam. Pem
bakaran metana dalam kehadiran oksigen menghasilkan karbon dioksida dan air. Metana
merupakan komponen utama gas alam, sekitar 87% volume. Pada suhu kamar dan tekanan
standar , metana adalah gas tidak berwarna, tidak berbau; bau akrab gas alam seperti yang
digunakan di rumah adalah ukuran keselamatan dicapai dengan penambahan bau , sering
methanethiol atau ethanethiol . Metana memiliki titik didih -161 ° C (-257,8 ° F ) pada tekanan
satu atmosfer . Sebagai gas itu mudah terbakar hanya sedikit rentang konsentrasi (5-15%) di
udara. Metana cair tidak membakar kecuali mengalami tekanan tinggi (biasanya 4-5 atmosfer)
(Yono, 2011).
Metana ini memiliki berat molekul sebesar 16 g/mol. Selain itu, senyawa ini juga memiliki
titik leleh dan titik didih masing-masing sebesar -182 °C dan -162 °C, serta densitas dari
senyawa ini sebesar 0.423 g/cm3. Metana sangat mudah terbakar. Campuran dari metana dengan
udara yang eksplosif dalam kisaran 5-15% volume metana. Metana dapat bereaksi keras atau
eksplosif dengan oksidator kuat, seperti oksigen, halogen atau senyawa interhalogen. Pada
metana konsentrasi tinggi menyebabkan keadaan sesak nafas bertindak sebagai suatu. Gas
metana ini sering digunakan dalam industri, bahan bakar, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai