PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Teori Dasar
Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil kimia teori yang
diterjemahkan ke dalam program komputer untuk menghitung sifat-sifat molekul dan
perubahannya maupun melakukan simulasi terhadap sistem-sistem besar (makromolekul seperti
protein atau sistem banyak molekul seperti gas, cairan, padatan, dan kristal cair), dan
menerapkan program tersebut pada sistem kimia nyata (Intan,2011).
Kimia komputasi dapat dikatakakan juga sebagai ilmu yang menjembatani antara kimia
teori dengan kimia eksperimen karena kimia komputasi ini memiliki kelebihan tersendiri
dibandingkan dengan kimia eksperimen.
Kelebihan kimia komputasi dibandingkan kima eksperimen tentunya adalah untuk
menghemat bahan kimia yang digunakan. Kimia komputasi juga dapat menghasilkan informasi
yang tidak dapat diterangkan secara eksperimen. Salah satu contohnya adalah penentuan keadaan
transisi (keadaan antara) suatu reaksi (Rep, 2013).
Dalam perkembangannya, komputasi kimia dapat memecahkan masalah-masalah yang
tidak bisa diselesaikan dengan eksperimen. Kimia komputasi digunakan untuk menjelaskan
beragam sistem kimia dengan kompleksitas yang sangat luas (Pranowo, 2002).
1. Senyawa Metana
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia
CH₄. Metana murni tidak berbau, tetapi jika digunakan untuk keperluan komersial,
biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin
terjadi.
Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan bakar utama.
Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2
(karbondioksida) dan dua molekul H2O (air):
Metana adalah salah satu gas rumah kaca. Konsentrasi metana di atmosfer pada tahun
1998, dinyatakan dalam fraksi mol, adalah 1.745 nmol/mol (bagian per milyar), naik dari
700 nmol/mol pada tahun 1750. Pada tahun 2008, kandungan gas metana di atmosfer
sudah meningkat kembali menjadi 1.800 nmol/mol.
2. Karakteristik metana
Metana adalah molekul tetrahedral dengan empat ikatan C-H yang ekuivalen. Struktur
elektroniknya mampu diterangkan dengan 4 ikatan orbital molekul yang dihasilkan dari
orbital valensi C dan H yang saling melengkapi. Energi orbital molekul yang kecil
dihasilkan dari orbital 2s pada atom karbon yang saling sepasang dengan orbital 1s dari 4
atom hidrogen.
Pada suhu ruangan dan tekanan standar, metana adalah gas yang tidak berwarna darn
tidak berbau. Bau dari metana (yang sengaja diproduksi demi alasan keamanan)
dihasilkan dari penambahan odoran seperti metanathiol atau etanathiol. Metana
mempunyai titik didih −161 °C (−257.8 °F) pada tekanan 1 atmosfer.[6] Sebagai gas,
metana hanya remeh terbakar bila konsentrasinya mencapai 5-15% di udara. Metana yang
berwujud cair tidak akan terbakar kecuali diberi tekanan tinggi (4-5 atmosfer).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode
3.2.1 Alat :
– Software Spartan 14
3.2.2 Bahan :
– Senyawa Metana