Abstrak
Salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup
di permukaan bumi adalah udara. Udara mengandung berbagaimacam gas yang
keberadaaanya dapat dimanfaatkan oleh manusia. Salah satu jenis gas yang
terdapat pada udara adalah gas metana. Gas metana banyak terdapat di wilayah
tambang batu bara. Gas metana sangat mudah meledak apabila bereaksi dengan
oksigen. Agar mengurangi tingkat kecelakaan kerja yang terjadi akibat ledakan
yang disebabkan oleh gas tersebut, maka harus dilakukan pendeteksian mengenai
keberadaan gas metana pada wilayah tambang tersebut. Untuk mendeteksi gas
metana yang terdapat di wilayah tambang batu bara, maka penulis memanfaatkan
sensor inframerah untuk mendeteksi gas tersebut. Tujuan dari penulisan artikel
ilmiah ini adalah menjelaskan cara kerja sistem Pendeteksi Gas Metana Berbasis
Sinar Inframerah, dan memaparkan kinerja sensor inframerah untuk mendeteksi
gas metana pada tambang batu bara. Adapun metode penyusunan yang digunakan
oleh penulis adalah metode komparatif. Hasil temuan dari artikel ilmiah ini adalah
sensor inframerah memberikan sinyal hasil pengukuran kondisi gas yang
kemudian akan diproses oleh microcontroller. Ketika sistem tersebut melakukan
perekaman, data secara otomatis akan tersimpan dalam kartu memori. Sistem ini
menghasilkan konsentrasi gas metana yang lebih besar daripada alat multi gas
detector, yaitu sebesar 0 sampai dengan 1,09%. Kesimpulan yang dapat diambil
dari artikel ilmiah ini yaitu konsentrasi gas metana yang diukur dengan
menggunakan sistem pendeteksi gas metana dengan menggunakan sensor
inframerah dapat menunjukan hasil yang akurat.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udara adalah salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan
makhluk hidup agar dapat bertahan hidup, meskipun tidak tampak mata, tidak
berbau dan tidak ada rasanya. Kita dapat mengetahui keberadaan udara karena
angin yang menggerakkan benda ringan. Udara menjadi sangat penting karena
kandungan campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Kandungan-
kandungan tersebut adalah oksigen (O₂) yang dibutuhkan manusia dan hewan
untuk sistem pernapasan dan karbon dioksida (CO₂) yang dibutuhkan tumbuhan
untuk proses fotosintesis.
Udara terdiri dari tiga unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan
aerosol. Kandungan udara kering adalah 78,09% nitrogen, 20,95% oksigen,
0,93% argon, 0,04% karbon dioksida, dan gas-gas lain yang terdiri dari neon,
helium, krypton, hydrogen, xenon, ozon, radon, dan metana. Uap air yang ada
pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut, sungai, danau, dan
tempat berair lainnya. Aerosol adalah benda berukuran kecil, seperti garam,
karbon, sulfat, nitrat, kalium, kalsium, serta partikel dari gunung berapi.
Pada artikel ini, kami akan membahas lebih tentang salah satu gas yang
termasuk dari udara kering yaitu metana. Metana di atmosfer bumi merupakan
salah satu gas rumah kaca utama dengan potensi pemansan global 25 kali lebih
besar dari pada karbon dioksida (CO₂) dalam perode seratus tahun. Hal ini
berarti, emisi metana lebih mempunyai efek 25 kali lipat daripada emisi karbon
dioksida dengan jumlah yang sama dalam periode seratus tahun sehingga gas
metana lebih berbahaya untuk ozon. Metana tidak beracun, tetapi sangat mudah
terbakar dan dapat menimbulkan ledakan apabila bercampur dengan udara.
Astika (2013) menyatakan bahwa gas metana merupakan gas yang ada di
udara dan sangat mudah meledak ketika terkena percikan api. Akumulasi gas
metana pada tambang batubara bawah tanah banyak berasal dari lapisan batubara
dan bebatuan di sekelilingnya yang terbebaskan saat pembukaan lubang bukaan
tambang. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan pada pekerja tambang yang
dapat menelan banyak korban. Oleh karena itu, pengawasan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan pekrja tambang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mneral
dan Batubara melakukan beberapa perekayasaan alat keselamatan pekerja
tambang bawah tanah santara lain perangkat pendeteksi gas metana menggunakan
sinar inframerah.
Gas metana juga memiliki banyak manfaat disamping kekurangan yang
disampaikan sebelumnya. Metana memiliki banyak kegunaan terutama dalam
kehidupan sehari-hari seperti sebagai bahan bakar kendaraan, bahan bakar untuk
kegiatan memasak, bahan pembuatan pupuk, untuk pembangkit listrik dan juga
membantu dalam pembuatan perlengkepan dan peralatan. Sebagai bahan bakar
kendaraan gas metana mampu manghasilkan panas yang besar per satuan
massanya. Metana dikategorikan sebagai gas alam yang sering digunakan untuk
bahan bakar kendaraan karena gas metana diyakini memiliki jumlah polusi yang
tidak terlalu banyak. Gas metana juga terkenal sangat ramah lingkungan dan hal
ini menjadi alasan penggunaannya pada bahan bakar kendaraan. Sedangkan
metana digunakan sebagai bahan bakar untuk kegiatan memasak karena gas
metana memiliki sifat yang sangat mudah untuk terbakar, contohnya digunakan
dalam gas elpiji. dikarenakan manfaat dari etana sangat banyak maka banyak
ilmuwan yang berusaha unutk menghasilkan metana dengan menggunakan
perkembangan teknologi.
1.2. Batasan Masalah
Gas metana yang menyebar di alam sangat banyak, sehingga batasan
masalah dibutuhkan untuk mengkhususkan pembahasan dalam artikel ini. Batasan
yang diberikan adalah pendeteksi gas metana yang ada di tambang batu bara saja.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1) bagaimana cara kerja sistem Pendeteksi Gas Metana Berbasis Sinar
Inframerah?
2) bagaimana kinerja sensor inframerah untuk mendeteksi gas metana pada
tambang batu bara?
1.4. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perumusan masalah di atas
adalah:
1) menjelaskan cara kerja sistem Pendeteksi Gas Metana Berbasis Sinar
Inframerah; dan
2) memaparkan kinerja sensor inframerah untuk mendeteksi gas metana pada
tambang batu bara.
1.5. Metode Penyusunan
Dalam artikel ini, metode penyusunan yang digunakan adalah metode
penyusunan komparatif. Kami membandingkan pendeteksi gas metana
menggunkan inframerah dengan pendeteksi gas metana yang menggunakan
mikrokontroler seperti pendeteksi gas metana berbasis mikrokontroler arduino.
Sehingga artikel ini banyak membahas tentnag kelebihan pendeteksi gas metana
berbasis sinar inframerah yang serta sistem kerja sistem yang lebih baik jika
menggunakan pemdeteksi yang menggunakan mikrokontroler arduino.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gas Metana
Metana merupakan gas yang terbentuk oleh adanya ikatan kovalen antara
empat atom H dengan satu atom C. Metana merupakan suatu alkana yang tidak
berwarna, sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tetapi metana dapat
diidentifikasi melalui indra penciuman karena baunya yang khas. Alkana secara umum
mempunyai sifat sukar bereaksi (memiliki afinitas kecil) sehingga biasa disebut
sebagai parafin. Sifat lain dari alkana adalah mudah mengalami reaksi
pembakaran sempurna dengan oksigen menghasilkan gas karbon dioksida (CO2)
dan uap air (H2O) dengan reaksi:
CH 4 ( g ) +O 2 ( g ) →CO 2(g)+ H 2 O(g)
Dimana:
CH4(g) : Gas Metana
O2(g) : Oksigen
CO2(g) : Karbon Dioksida
H2O(g) : Air
Gas metana merupakan gas yang mudah meledak pada konsentrasi lebih
dari 5% di udara apabila terkena percikan api. Pada tambang batubara bawah
tanah akumulasi gas metana berasal dari lapisan batubara dan batuan di
sekelilingnya yang terbebaskan pada saat kegiatan pembukaan lubang bukaan
tambang. Terjadinya ledakan tambang akibat akumulasi gas metana merupakan
salah satu penyebab kecelakaan kerja tambang yang dapat menelan korban jiwa
cukup besar (McPherson, 1993). Pengawasan terhadap keberadaan gas tersebut
menjadi suatu keharusan dalam penerapan kegiatan penambangan yang baik dan
benar (good mining practice), diantaranya adalah setiap kegiatan penambangan
harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja tambang. [CITATION
Ast13 \p 2 \l 1057 ]
2.2 Sensor Infra Merah
Infra merah adalah cahaya alami yang dihasilkan oleh matahari. Sebagai
bagian dari spektrum cahaya matahari yang tak terlihat, cahaya infra merah jauh
adalah suatu bentuk energi panas.
Sensor inframerah memiliki beberapa kelebihan dibanding sensor lain
yang biasa digunakan untuk mendektesi gas metana, antara lain memiliki masa
pakai yang lebih lama, bebas racun, tidak memerlukan kalibrasi yang terlalu
sering sehingga lebih mudah dalam perawatannya, tidak terpengaruh oleh
keberadaan gas-gas lain yang akan mempengaruhi hasil pengukuran bila
menggunakan sensor katalitis sehingga lebih akurat. Sensor katalitis memiliki
masa pakai yang lebih pendek, dan memerlukan kalibrasi berkala; apabila telah
lama digunakan keakuratannya akan berkurang. Selain itu sensor gas inframerah
berreaksi dengan cepat pada saat melakukan pendeteksian karena tidak perlu
menunggu terjadinya reaksi kimia, lebih akurat dan linier dalam pembacaan.
[CITATION Placeholder1 \p 2 \l 1057 ]
2.3 Perancangan komponen elektronik
Sistem elektronik yang dirancang pada sistem ini berupa mikrokontroler
Arduino yang disambungkan dengan power supply, rangkaian
sensor gas, dan rangkaian arduino.
Detail jenis-jenis rangkaian dari sistem ini adalah:
1) Rangkaian Catu Daya
Rangkaian catu daya adalah rangkaian yang mensuplai daya dari baterai
dan juga power bank. Baterai difokuskan untuk menghidupkan motor,
sedangkan Power Supply difokuskan untuk menghidupkan mikrokontroler
arduino, sensor gas metana, buzzer, dan LED. Skema rangkaian catu daya