Anda di halaman 1dari 5

Nama : farras athallah

Kelas : 2A2

NIM : P27838020024

STETOSKOP

DEFINISI

Stetoskop merupakan alat bantu pemeriksaan yang umum digunakan oleh dokter. Alat ini
bekerja untuk mendengarkan suara dari dalam tubuh, salah satunya untuk mendengar suara
detak jantung dan mendeteksi kelainannya.

BAGIAN-BAGIAN

1.Earpieces
Earpieces merupakan bagian dari stetoskop yang terpasang di telinga untuk mendengar suara
dari organ dalam. Umumnya earpieces terbuat dari bahan karet yang lembut.
2. Tubing
Tubing adalah bagian dari stetoskop yang berbentuk tabung tipis dan panjang menyerupai
selang, yang berfungsi untuk menyalurkan suara dari diafragma atau bell menuju earpieces.
3. Diaphragm
Diafragma ini memiliki fungsi khusus untuk mendengarkan bunyi atau suara berfrekuensi
tinggi, seperti suara mengi di paru-paru. Sebagian jenis stetoskop hanya memiliki
diafragma, sedangkan sebagian lainnya memiliki diafragma dan bell.
4. Bell
Bell adalah bagian terakhir dari stetoskop yang berbentuk melingkar dan menempel di
belakang diafragma. Ukurannya lebih kecil dibandingkan diafragma. Bell berfungsi untuk
mendengarkan bunyi atau suara berfrekuensi rendah, seperti bunyi jantung.
PRINSIP KERJA
Cara kerja stetoskop ini adalah dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung
kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian “chestpiece” pada stetoskop akustik
biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk memperjelas suara.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan stetoskop dilakukan dengan membersihkan selang menggunakan kain lembut,
alcohol dan hindari dari suhu panas supaya selang tidak pemuaian (kendor). kemudian
dilakukan pengecekan kebersihan pada bagian eartip (karet telinga), untuk membersihkan
eartip dengan mencopot dan dibersihkan menggunakan cutton bud. Kemudian membersihkan
bagian diagpraghma dengan membuka filter untuk membersihkan debu dan juga
membersihkan bell supaya tidak menghalangi suara yang akan di dengarkan ketika
digunakan.
PROSEDUR KERJA STETOSKOP
1. Pilih tempat yang tenang untuk menggunakan stetoskop gunakan stetoskop ditempat
yang tenang. Carilah area untuk memastikan Anda dapat mendengarkan bunyi tubuh
pasien dan tidak terganggu dengan suara atau hiruk-pikuk ruangan.
2. Atur posisi pasien untuk mendengarkan bunyi jantung dan perut, posisikan pasien dalam
keadaan telentang. Untuk mendengarkan bunyi paru-paru. Bunyi jantung, paru-paru, dan
perut bisa terdengar berbeda tergantung dari posisi pasien. Misalnya duduk, berdiri,
berbaring kekiri atau kanan.
3. Tentukan untuk menggunakan diafragma atau bell diafragma atau sisi datar pada
gendang stetoskop lebih baik digunakan untuk mendengarkan bunyi bernada tinggi. Bell
atau sisi cekung pada gendang stetoskop lebih baik digunakan untuk mendengarkan
bunyi bernada rendah.
4. Mintalah pasien untuk mengenakan baju atau melepas baju agar kulitnya tidak tertutupi
gunakan stetoskop langsung pada kulit untuk menghindari terdengarnya bunyi berdesis
dari kain baju. Jika pasien Anda adalah pria yang memiliki banyak bulu dada, tekan
stetoskop dengan cukup kuat untuk menghindari terdengarnya bunyi berdesir.
SPESIFIKASI
Keunggulan stetoskop littman 3M tipe Cardiology IV
 Kemampuan mendengar suara frekuensi tinggi yang lebih baik
 Diafragma merdu pada sisi dewasa dan pediatrik dari chestpiece
 Diafragma satu bagian yang mudah dipasang dan mudah dibersihkan karena
permukaan halus tanpa celah
 Sisi pediatrik (anak)dari chestpiece diubah menjadi lonceng terbuka trdaisional
dengan mengganti diafragma bagian tunggal dengan ring
 Cocok dipakai oleh dokter UGD atau dokter umum
Spesifikasi produk :
 Kinerja (skala 1 – 10) = 9
 Desain dan teknologi chestpiece = steel stainless mesin dua sisi
 Garansi resmi 7 tahun 3M Littman
(IGD) INSTALASI GAWAT DARURAT
Instalasi Emergensi/Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu bagian di dalam sebuah
rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan
cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Instalasi Gawat Darurat berfungsi
memberikan pelayanan medis yang sifatnya gawat dan darurat selama 24 jam sehari, 7 hari
seminggu. Pasien dengan penyakit akut yang masuk ke IGD dapat dikategorikan menjadi
kasus gawat dan darurat, gawat tapi tidak darurat, darurat tapi tidak gawat, tidak gawat dan
tidak darurat. Gawat adalah keadaan yang berkenaan dengan suatu penyakit atau kondisi
lainnya yang mengancam jiwa, sedangkan darurat adalah keadaan yang terjadi tiba-tiba dan
tidak diperkirakan sebelumnya, suatu kecelakaan, kebutuhan yang segera atau mendesak.
Tata Letak dan Persyaratan Ruang IGD
1. Mudah dicapai dan terlihat jelas dari area eksternal rumah sakit dengan tanda-tanda yang
sangat jelas dan mudah dimengerti masyarakat umum.
2. Area IGD harus memiliki pintu masuk kendaraan yang berbeda dengan pintu masuk
kendaraan ke area Instalasi Rawat Jalan/Poliklinik, Instalasi rawat Inap serta Area Zona
Servis dari rumah sakit.
3. Untuk tapak RS yang berbentuk memanjang mengikuti panjang jalan raya maka pintu
masuk kearea IGD harus terletak pada pintu masuk yang pertama kali ditemui oleh
pengguna kendaraan untuk masuk kearea RS.
4. Untuk bangunan RS yang berbentuk bangunan bertingkat banyak (Super Block Multi
Storey Hospital Building) yang memiliki ataupun tidak memiliki lantai bawah tanah
(Basement Floor) maka perletakan IGD harus berada pada lantai dasar (Ground Floor)
atau area yang memiliki akses langsung.
5. Disarankan pada area untuk menurunkan atau menaikan pasien (Ambulance Drop-In
Area) memiliki sistem sirkulasi yang memungkinkan ambulan bergerak 1 arah (One Way
Drive / Pass Thru Patient System).
6. Secara fungsional mempunyai hubungan langsung dengan unit ICU, Laboratorium,
Diagnostik, dan Kamar Bedah, serta kemudahan akses dengan Unit Rawat Inap.
Instalasi Listrik ruang IGD
Ruang elektrikal pada bangunan Ruang Gawat Darurat termasuk Kelompok 1 untuk ruang
triase, observasi dan tindakan, sedangkan pada ruang resusitasi termasuk dalam Kelompok 2
dengan luminer dan perlengkapan listrik medik penunjang hidup yang memerlukan suplai
daya dalam 0,5 detik atau kurang. Ketentuan lebih lanjut mengenai perencanaan, pemasangan
dan pemeliharaan Ruang elektrikal serta proteksi untuk keselamatan terkait Ruang elektrikal
di rumah sakit mengikuti Permenkes No. 2306/Menkes/per/XI/2011 tentang Persyaratan
Teknis Prasarana Ruang Elektrikal Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan RI, 2011.
Sistem Gas Medik dan Vakum Medik ruang IGD
Sistem gas medik harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan tingkat
keselamatan bagi penggunanya. Ketentuan mengenai sistem gas medik dan vakum medik di
rumah sakit mengikuti ”Pedoman Teknis Ruang Gas Medik dan Vakum Medik di Rumah
Sakit” yang disusun oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan,
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2011.
Instalasi air bersih ruang IGD
1. Sistem air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan sumber air
bersih dan sistem distribusi air rumah sakit.
2. Perencanaan sistem distribusi air bersih dalam bangunan Ruang Gawat Darurat harus
memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan.
3. Sistem Plambing air bersih/minum dan air buangan/kotor mengikuti persyaratan teknis
sesuai SNI 03-6481-2000 atau edisi terbaru, Sistem Plambing 2000.
4. Penjelasan lebih lanjut mengenai Ruang air bersih rumah sakit dapat dilihat pada
“Pedoman Prasarana Ruang Air Bersih di Rumah Sakit”, yang disusun oleh Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2012.
Vidio penjelasan alat

https://youtu.be/7orjUxrFHo4

Anda mungkin juga menyukai