Anda di halaman 1dari 48

PEDOMAN

PENYUSUNAN DOKUMEN 1,2 DAN 3


KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT

BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH


KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2015

1
KATA SAMBUTAN
KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP adalah


kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan
pendidikan.Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia dengan lahirnya
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 dan Nomor
161 Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 207 tahun 2014, maka
berimplikasi bahwa madrasah harus memprsiapkan diri untuk melaksanakan
kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, maka diperlukan suatu pedoman bagi
madrasah dalam rangka penyusunan dan pengembangan dokumen KTSP pada setiap
tahun pelajaran.
Buku pedoman ini dimaksudkan sebagai pedoman atau acuan operasional
bagi Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) pada MI, MTs dan MA dalam
menyusun dan mengembangkan KTSP pada madrasah di Jawa Barat. Sebagaimana
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan kurikulum
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman
kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Pedoman ini diterbitkan agar memungkinkan satuan pendidikan madrasah
mempunyai kemampuan untuk menyusun dan mengembangkan dokumen KTSP
mulai tahun pelajaran 2015/2016 sesuai dengan standar dan ketentuan. Selain itu,
pedoman ini diperlukan bagi satuan pendidik madrasah yang saat ini masih belum
mampu menyusun dan mengembangkan dokumen KTSP secara mandiri.
Ketersediaan pedoman ini merupakan bentuk pelayanan dan pembinaan
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat melalui Bidang Pendidikan
Madrasah untuk memberi kemudahan bagi madrasah (Madrasah Ibtidiyah,
Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah) di Jawa Barat dalam menyesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku dalam kurikulum 2013.
Kami berharap semua komponen dan pihak-pihak yang berkepentingan
dalam pengembangan kurikulum madrasah di Jawa Barat agar kiranya agar
menjadikan buku pedoman ini sebagai rujukan dan atau referensi dalam rangka
menyusun sekaligus mengembangkan KTSP pada masing-masing jenjang dan jenis
pendidikan madrasah (MI,MTS dan MA).Tak lupa kami menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun Pedoman ini. Berkat bantuan dan
kerjasama yang baik dari mereka, Buku Pedoman Penyusunan Dokumen 1,2, 3 KTSP
pada Madrasah di Jawa Barat ini dapat diselesaikan.
Bandung, Nopember 2015
KEPALA,

H.A. BUCHORI

2
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH,
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN 1,2, DAN 3 KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN PADA MADRASAH DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kurikulum


pendidikan madrasah di Jawa Barat dalam pengembangan dan
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perlu adanya
pedoman penyusunan dokumen 1,2, dan 3 Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan pada madrasah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada


dalam huruf a tersebut diatas, perlu menetapkanKeputusan
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen 1,2, dan 3 Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan pada Madrasahdi Lingkungan
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
4. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikasl
Kementerian Agama;
5. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 90 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;

6. Keputusan Menteri Agama .....

6. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 165

3
Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
pada Madrasah.;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 160 Tahun
2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Madrasah;
Memperhatikan : Hasil perumusan dan pembahasan bersama Bidang Pendidikan
Madrasah, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah/TOS Kab./Kota,
Pengawas Madrasah, dan Kelompok Kerja Madrasah MI, MTs, MA
Provinsi Jawa Barat pada tanggal 01-03 Oktober 2015;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN 1,2, DAN 3 KURIKULUM


TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH DI
LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT.

KESATU : Menetapkan Pedoman Penyusunan Dokumen 1,2, dan 3 Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan pada Madrasah di Lingkungan
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari keputusan ini;.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


terdapat kekeliruan dalam keputusan akan diubah dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal Nopember 2015
KEPALA KANWIL
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

A. B U C H O R I

LAMPIRAN .....

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH,

4
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN 1,2, DAN 3 KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN PADA MADRASAH DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan sudah diberlakukan sejak tahun 2006 bertahap
pada setiap kelas pada jenjang dan satuan pendidikan pada madrasah. Seiring
dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, dengan lahirnya Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 dan Nomor 161 Tahun 2014 dan
Keputusan Menteri Aagama Nomor 207 tahun 2014, maka berimplikasi bahwa
madrasah harus memprsiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 dalam penyelenggaraan dan program pendidikan madrasah yang
membudayakan pembelajaran aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
keberagamaan di madrasah yang menghargai keberagaman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Ketersediaan pedoman ini merupakan salah satu upaya untuk menjawab
tantangan dan perkembangan regulasi pendidikan di Indonesia saat ini. Tujuannya
untukmeningkatkan mutu pelayanan dan pembinaan Kementerian Agama Kantor
Wilayah Provinsi Jawa Barat pada Bidang Pendidikan Madrasah dalam memberi
kemudahan bagi Madrasah Ibtidiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan
Madrasah Aliyah (MA)) di Jawa Barat dalam menyesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku dalam pengembangan dan penyusunan KTSP di madrasah masing-masing.
Sedangkan keberadaan dokumen 1,2, dan 3 KTSP di madrasah merupakan
komponen penting berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, administrasi
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan prosedur penilaian, yang berkaitan
dengan pencapaiaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan
standar penilaian.

B. Landasan Penyusunan Pedoman


1. Landasan Filosofis
a. Pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa Barat memiliki akar
budaya keberagamaan dan kekhasan masyarakat Jawa Barat dalam
menentukan masa depan bangsa. Demikian pula kurikulum yang
dikembangkan di madrasah perlu memberikan kesempatan luas bagi
peserta didik untuk menjadi pewaris budaya bangsa dan dibarengi
dengan penguasaan kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa
kini dan masa depan.
Oleh karena……

5
Oleh karena itu Kurikulum Madrasah harus merupakan kerangka
pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas
pendidikan madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan
budaya melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam
bentuk mata pelajaran. Penyusunan KTSP perlu memberikan rambu-
rambu perencanaan dan pengaturan pendidikan di madrasah dalam
penguasaan disiplin ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama secara
integratif;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang
menyiapkan generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang
lebih baik. KTSP di madrasah perlu menyiapkan perencanaan dan
pengaturan pendidikan madrasah dalam menyiapkan generasi
mendatang yang berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi
kehidupan social budaya.

2. Landasan Sosiologis
a. Perkembangan jumlah pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa
Barat yang terus meningkat terutama madrasah swasta adalah bukti
besarnya peran serta masyarakat dalam menyukseskan tujuan
pendidikan nasional. Kondisi ini perlu dibina dan dilayani secara terus
menerus oleh Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat,
agar sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional;
b. Dinamika tersebut terutama didorong oleh berkembangnya tuntutan
baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang
berimplikasi pada tuntutan penyusunan kurikulum secara terus menerus.
Dengan demikian kurikulum yang dikembangkan oleh madrasah harus
mampu memberikna jawaban terhadap kebutuhan masyarakat dalam
menciptakan kehidupan harmoni dalam keragaman sosial budaya yang
disemangati oleh pengamalan nilai-nilai agama di masyarakat.

3. Landasan Psikopedagogis
a. Peralihan Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 dimaksudkan untuk
memenuhi tuntutan perwujudan pendidikan yang berpusat pada
perkembangan dan kebutuhan peserta didik beserta konteks
kehidupannya.Dengan demikian kurikulum harus merupakan wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya
dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks
lingkungan dan zamannya dalam rangka mempersiapkan manajemen
pendidikan madrasah yang meliputi pendidik, administrasi pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan prosedur penilaian;

b.Bagi madrasah …..

6
b. Bagi madrasah, pendewasaan dan pencapaian kompetensi peserta didik
melalui pendidikan yang sejalan dengan tingkat perkembangan psikologis
tersebut lebih diutamakan untuk mencapai keunggulan keberagamaan
peserta didik yang melekat pada aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Hal tersebut sejalan dengan semangat dan cita-cita
penyelenggaraan pendidikan di madrasah.

4. Landasan Yuridis
Landasan yuridis dalam Pedoman Penyusunan Dokumen 1,2,3 KTSP Pada
Madrasah di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Kantor Wilayah
Provinsi Jawa Barat ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasionalsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64Tahun 2013
tentang Standar Isi;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Proses;

14.Peraturan Menteri ....

7
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63Tahun 2014
tentang Kepramukaan;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64Tahun 2014
tentang Standar Peminatan;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
22. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Madrasah;
23. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman
Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab;

C. Tujuan Penyusunan Pedoman Dokumen KTSP


Tujuan Pedoman Penyusunan Dokumen 1,2, 3 KTSP Pada Madrasah di
Lingkungan Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat ini untuk
menjadi acuan bagi:
1. Pejabat berwenang pada Kantor Kementerian Agama, baik tingkat provinsi,
maupun kabupaten/kota dalam melakukan koordinasi, supervisi
penyusunan, pengesahan dan pengelolaan kurikulum pada madrasah;
2. Pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan dan mengelola
KTSP secara optimal di madrasah sesuai dengan ketentuan yang ada;
3. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) pada Kantor Kementerian
Agama, baik tingkat provinsi maupun Kabupaten/kota dalam melakukan
koordinasi penyusunan dan pengelolaan serta pengembangan kurikulum
pada madrasah;
4. Pemangku kepentingan pendidikan madrasah dalam membantu
penyusunan dan pengembangan kurikulum madrasah.

II.KETENTUAN UMUM ….

8
II. KETENTUAN UMUM
A. Definisi Operasional
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan;
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkatKTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus;
3. Satuan pendidikan adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK);
4. Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disingkat SNP adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan
pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga
satuan pendidikan;
6. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk
menjadi rujukan bagi Penyusunan program jangka pendek, menengah,
dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga
satuan pendidikan;
7. Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan
pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap
satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk
mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat
melakukan evaluasi;
8. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat provinsi yang selanjutnya
disebut TPKM provinsi merupakan tim pengembang kurikulum yang
dibentuk oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi;
9. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat kabupaten/kota yang
selanjutnya disebut TPKM kabupaten/kota merupakan tim pengembang
kurikulum yang dibentuk oleh Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/kota;
10. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah yang selanjutnya disebut
TPKM merupakan tim pengembang kurikulum yang dibentuk oleh kepala
madrasah untuk tingkat satuan pendidikan (madrasah) yang terdiri dari
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di madrasah,
yaitu pengawas, komite madrasah, kepala madrasah, wakil kepala
madrasah dan perwakilan pendidik dan tenaga kependidikan.

11.Silabus ....
9
11. Silabus adalah acuan atau kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran.
12. Standar Kompetensi (SK) merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semes
ter pada suatu mata pelajaran.
13. Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada
setiap tingkat kelas atau program.
14. Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi
Inti yang harus diperoleh Peserta Didik melalui pembelajaran.
15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus,
buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1)
identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2)
alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi
pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7)
media/alat, bahan, dan sumber belajar.

B. Acuan Operasional Penyusunan KTSP


1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman
dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengantingkat


perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan


Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.

4.Tuntutan .....

10
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5. Tuntutan dunia kerja


Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup
untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting
terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana iptek sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan iptek sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran
harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global


Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan


Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.

Oleh karena ....

11
Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.

10.Kondisi sosial budaya masyarakat setempat


Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih
dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa
lain.

11. Kesetaraan Jender


Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan
dan memperhatikan kesetaraan jender.

12. Karakteristik satuan pendidikan


Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
ciri khas satuan pendidikan.

C. Prinsip-Prinsip Penyusunan KTSP


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3.Tanggap .....

12
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

D. Prosedur Operasional Penyusunan KTSP


Prosedur operasional penyusunan KTSP sekurang-kurangnya meliputi:
1. Analisis mencakup:
a. Analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan
c. Analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.

2.Penyusunan …..

13
2. Penyusunan mencakup:
a. Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b. Pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c. Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat
kelas;
d. Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e. Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
f. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat
dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite madrasah.
4. Pengesahan dilakukan oleh pejabat terkait di Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dan Provinsi sesuai kewenangannya.

E. Mekanisme Penyusunan KTSP


Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan KTSP meliputi:
1. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan dan
tanggung jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat
mengembangkan dan melaksanakan KTSP diperlukan kebijakan satuan
pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan
melibatkan komite sekolah/madrasah baik langsung maupun tidak langsung.
2. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses perwujudan
kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga pendidik merupakan
unsur yang mutlak diperlukan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.
Selain itu tenaga kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan sangat
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan KTSP.
3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan berupa
ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana
satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang
diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana
olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya sangat diperlukan
sebagai unsur penunjang yang memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.

F. Pihak yang Terlibat Dalam Penyusunan KTSP


Pihak-pihak yang terlibat dalam Penyusunan KTSP antara lain :
1. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) terdiri dari seluruh tenaga
pendidik, konselor (kecuali MI), kepala madrasah, komite madrasah atau
penyelenggara pendidikan madrasah. Komposisi TPKM kepala madrasah
sebagai ketua merangkap anggota.
Dalam ….

14
Dalam kegiatan Penyusunan KTSP, TPKM harus mengikutsertakan komite
madrasah, pengawas, narasumber, dan pihak lain yang terkait.
2. Kepala madrasah membubuhkan tanda tangan di lembar pengesahan
dokumen sebagai pihak yang menetapkan dokumen yang diketahui oleh
ketua komite madrasah, ketua yayasan (bagi madrasah swasta) dan
pengawas madrasah.
3. Kepala Kantor kementerian agama baik provinsi atau kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya melakukan koordinasi dan supervisi. Untuk
pengesahan dokumen KTSP jenjang MI dan MTs disahkan oleh Kepala
Kantor Kemenag Kab./Kota melalui Seksi Pendidikan Madrasah/TOS
kabupaten/kota dan untuk Jenjang MA disahkan oleh Kepala Bidang
Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.

G. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kegiatan Penyusunan Dokumen 1,2,3


KTSP Pada Madrasah

1. Pembentukan TPKM
TPKM pada MI, MTs, dan MA/MAK terdiri dari seluruh guru, konselor, dan
kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim
penyusun melibatkan komite madrasah, dan narasumber, serta pihak lain
yang terkait. Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh Kementerian Agama
Provinsi/kab.Kota dan pengawas madrasah.

2. Kegiatan Penyusunan dan Pengembangan KTSP


Penyusunan dan pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan
perencanaan pendidikan di madrasah yang wajib dilakukan setiap awal
tahun pelajaran. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau
lokakarya, workshop madrasah dan atau kelompok madrasah yang
diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru.
Tahapan kegiatan pokok penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: (a)
melibatkan TPKM; (b) kegiatan workshop penyiapan dan penyusunan draf ,
(c) reviu dan revisi; (d) menghadirkan narasumber; (e) tahap finalisasi; (f)
pemantapan dan penilaian; (g) mendokumentasikan dan mengesahkan
dokumen hasil penyusunan. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing
kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.

3. Pemberlakuan dan Pengesahan KTSP


Dokumen KTSP pada MI, MTs, dan MA/MAK ditetapkan oleh kepala
madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan
disupervisi oleh pengawas madrasah serta diketahui dan sahkan oleh
Kementerian ....

15
Kementerian Agama Provinsi untuk MA/MAK dan Kantor Kementerian Agama
Kab./Kota untuk MI dan MTs;
a. Penetapan dilakukan kepala madrasah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite madrasah.
b. Pengesahan dilakukan oleh Kementerian Agama sesuai dengan
kewenangannya.

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan
pendidikan yakni kepala madrasah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
yang dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran sampai akhir tahun pelajaran
dibawah pembinaan TKPM Provinsi/Kab./Kota dan supervisi dari pengawas
madrasah.

5. Daya Dukung
Daya dukung penyusunan dan pelaksanaan KTSP meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan dan
tanggung jawab penuh dari setiap jenjang dan satuan pendidikan. Oleh
karena itu untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan KTSP
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat
satuan pendidikan dengan melibatkan komite madrasah baik langsung
maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses perwujudan
kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga pendidik
merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam kuantitas dan kualitas
yang memadai. Selain itu tenaga kependidikan pada masing-masing
satuan pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
KTSP.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan berupa
ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk
sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan
kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada
satuan pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan,
gedung/bangunan, prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta
prasarana lainnya sangat diperlukan sebagai unsur penunjang yang
memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.

H. Agenda …..

16
I. Agenda Penyusunan dan Pengembangan KTSP di Madrasah
No Waktu Uraian Kegiatan
1. Mei minggu ke-2 Pembentukan Tim Pembentukan
2. Mei minggu ke-3 Workshop
3. Mei minggu ke-3 dan 4 Penyusunan Draf
4. Juni minggu ke-1 Reviu Draf
5. Juni minggu ke-2 dan Ke-3 Revisi Draf untuk dokumen
6. Juni minggu ke-4 Finalisasi Dokumen
7. Juli Minggu ke-2 Pengesahan
8. Juli s.d Juni tahun pelajaran Pelaksanaan dan evaluasi KTSP di
berjalan madrasah

J. Alur aktivitas Penyusunan dan Pengembangan KTSP pada madrasah

No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku

Kepala TPKM Pihak Kamenag Kelengkapan Waktu Output


Terkait
1 Kepala Madrasah Data dan jabatan 1 SK-TPKM
Menyusun TPKM calon TPKM minggu oleh
dengan menerbitkan SK Kamad
2 Kepala Madrasah dan Bahan kegiatan 1 Kisi-kisi
TPKM a.EDM hari Penyusun
menyelenggarakan b.Profil an Draf
kegiatan workshop/ c.analisis
raker /lokakarya konteks
3 TPKM menyusun Draf a.Regulasi KTSP 2 Draf
dokumen KTSP b.Renstra minggu Dokumen
c. Analisis KTSP
konteks
4 TPKM mengadakan 1 Dokumen
reviu draf KTSP tidak Draf Dokumen minggu Hasil
KTSP Reviu
5 TPKM mengadakan Dokumen Hasil 2 Dokumen
revisi draf dokumen Reviu minggu Hasil
Revisi
6 TPKM menyiapkan draf Ya Dokumen Hasil 2 Dokumen
akhir untuk kegiatan Revisi minggu KTSP
finalisasi untuk
disahkan
7 TPKM mengusulkan Dokumen KTSP 1 Dokumen
pengesahan dokumen Tidak untuk disahkan hari KTSP
KTSP kepada pihak
Kamenag kab/kota atau
provinsi Ya
8. Madrasah Dokumen KTSP 1 Laporan
mendokumentasikn tahun Kegiatan
dan melaksanakan
KTSP

III.DOKUMEN KTSP….

17
III. DOKUMEN KTSP

Komponen KTSP meliputi 3 dokumen.Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP


berisi sekurang-kurangnya pendahuluan, landasan, prinsip dan acuan, visi, misi, tujuan,
muatan kurikuler, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Dokumen 2
yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus dan dokumen 3 yang disebut dengan
Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai potensi,
minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar. Penyusunan Buku I
KTSP menjadi tanggung jawab kepala madrasah, sedangkan penyusunan Buku III KTSP
menjadi tanggung jawab masing-masing tenaga pendidik. Buku II KTSP Silabus sudah
disusun oleh Pemerintah untuk Kurkulum 2013 sedangkan untuk kurikulum 2006 dan
mata pelajaran muatan lokal dan ciri khas madrasah lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan.

A. BUKU I
Isi Buku I KTSP secara garis besar terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian muka, bagian
isi dan bagian lampiran. Berikut komponen-komponen yang harus ada pada tiap bagian
sebagai berikut:

1. Bagian Muka
Pada bagian ini mimimal terdapat hal-hal sebagai berikut : halaman sampul,
kata pengantar, lembar pengesahan, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
daftar lampiran serta dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.
a. Halaman sampul terdiri dari: logo madrasah, judul dokumen, nama instansi,
nama kota dan tahun. Contoh dapat dilihat pada lampiran 1.
b. Kata pengantar yang berisi ungkapan tentang rasa syukur, tujuan penyusunan
dokumen, serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dirasakan
membantu penyelesaian dokumen. Kata pengantar dibuat secara singkat dan
ditandatangani oleh Kepala Madrasah.
c. Lembar Pengesahan adalah lembaran yang berisi keberlakukan dokumen yang
berisi kata-kata pengesahan dan keberlakuan dokumen dengan dilengkapi
tempat ditetapkannya, tanggal ditetapkan dan pihak-pihak yang harus
membubuhkan tanda tangan pada lembar pengesahan, yaitu kepala madrasah,
ketua komite madrasah, ketua yayasan (bagi madrasah swasta), pengawas
madrasah dan pejabat yang berwenang. Contoh dapat dilihat lampiran 2.
d. Daftar isi, yaitu berisi bagian-bagian dokumen serta penunjukan halaman.
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi
dokumen. Sebelah kanan atas ditulis kata “Halaman”. Angka-angka petunjuk
halaman ditempatkan sedemikian rupa sehingga membentuk garis lurus
vertikal sejajar dengan huruf ”n” dari kata “halaman”.
e. Daftar Tabel. Daftar tabel dibuat bila ada yang berisi nomor urut tabel, judul
tabel, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap tabel. Penomoran tabel
menunjukan bab dan nomor urut tabel dalam bab. Misal tabel 2.1 Jumlah Guru
dan Tingkat Pendidikannya. Artinya, tabel yang dimaksud berada pada bab 2
nomor 1.

f.Daftar …..

18
f. Daftar Gambar. Daftar gambar (bila ada) berisi nomor urut gambar, judul
gambar, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap gambar. Penomoran
gambar menunjukan bab dan nomor urut dalam bab. Misal gambar 2.1 Jumlah
Guru dan Tingkat Pendidikannya. Artinya, gambar yang dimaksud berada pada
bab 2 nomor 1.
g. Daftar Lampiran, yaitu memuat nomor, judul, halaman, dan tempat lampiran
itu berada. Judul lampiran yang lebih dari satu baris diketik dengan spasi
tunggal.

2. Bagian Isi
Pada bagian ini terdiri dari beberapa Bab, di antaranya: Bab I Pendahuluan,
Bab II Tujuan, Visi dan Misi Madrasah, Bab III Muatan Kurikuler, Bab IV
Pengaturan Beban Belajar, Bab V Kalender Pendidikan dan Bab VI Penutup.
Bagian-bagian isi ini akan dijelaskan di bawah ini ;

a. Bab I Pendahuluan.
Pada bagian ini terdiri dari latar belakang, landasan hukum, tujuan
Penyusunan kurikulum, prinsip Penyusunan kurikulum, acuan konseptual
dan kondisi objektif madrasah.
1) Latar Belakang. Pada bagian ini dituliskan tentang alasan penyusunan
KTSP minimal mencakup : Tuntutan terhadap adanya dokumen kurikulum,
Kondisi Objektif Madrasah dan Kebutuhan Madrasah terhadap kurikulum

2) Landasan Hukum. Pada bagian ini disebutkan peraturan dan perundangan


yang berkaitan dengan Kurikulum 2013, Kurikulum 2006 dan
kelembagaan madrasah.

3) Tujuan Penyusunan. Pada bagian ini diuraikan tujuan penyusunan KTSP


secara operasional.

4) Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP. Pada bagian ini diuraikan prinsip


Penyusunan kurikulum sesuai dengan Permendikbud No. 61 tahun 2014
dan PMA No 117 tahun 2014, kemudian dioperasionalkan dalam program
pendidikan di madrasah yang didasarkan pada kondisi dan tuntutan
lingkungan, dengan mencantumkan sumber rujukan (referensi) yang
dapat dipercaya.

5) Acuan Operasional KTSP. Pada bagian ini diuraikan acuan konseptual


kurikulum sesuai dengan Permendikbud No. 61 tahun 2014 dan PMA No
117 tahun 2014, kemudian dioperasionalkan dalam program pendidikan
di madrasah yang didasarkan pada kondisi dan tuntutan lingkungan,
dengan mencantumkan sumber rujukan (referensi) yang dapat dipercaya.

6.Kondisi …..

19
6) Kondisi Madrasah. Pada bagian ini dituliskan selayang pandang
tentangmadrasah dan diuraikan bagian-bagian informasi keunggulan
madrasah dan berbagai potensi tantangannya. Secara umum dapat
diuraikan menjadi:
a) Analisis Lingkungan Internal merupakan uraian kondisi madrasah yang
mencerminkan kekuatan dan kelemahan madrasah, meliputi:
(1) Identitas madrasah (Kode registrasi madrasah, Nama resmi
madrasah, SK Pendirian, Akreditasi;
(2) madrasah, Alamat lengkap madrasah, Identitas Kepala madrasah,
Komite madrasah, Rekening Bank, dll)
(3) Data Kepemilikan lahan, bangunan dan sarana prasarana
(4) Rekapitulasi Data Siswa (3 tahun terakhir)
(5) Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(6) Rekapitulasi Data Orang tua siswa meliputi pekerjaan, pendidikan,
penghasilan
(7) Data tamatan (3 tahun terakhir)
(8) Prestasi madrasah (3 tahun terakhir)
(9) Struktur Organisasi

b) Analisis Lingkungan Eksternal merupakan uraian kondisi madrasah


yang mencerminkan peluang dan tantangan madrasah. Analisis
lingkungan eksternal meliputi analisis terhadap :
(1) Kondisi Geografis
(2) Kondisi Sosiologis
(3) Kondisi Demografi

b. Bab II Visi, Misi, danTujuan


Pada bagian ini dituliskan tujuan pendidikan nasional dan kelembagaan,
visi misi madrasah dan tujuan madrasah.
1) Visi Madrasah adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga
satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari
seluruh warga satuan pendidikan. Madrasah merumuskan dan
menetapkan visi serta mengembangkannya. Visi madrasah:
(a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
(b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;
(c) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan
pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan
visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional;

20
(d) diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite
sekolah/madrasah;
(e) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap
pihak yang berkepentingan;
(f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.

2) Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan


sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu
tertentu untuk menjadi rujukan bagi Penyusunan program jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan
masukan dari seluruh warga madrasah. Rumusan misi madrasah :
(a) Memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
(b) Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu trtentu;
(c) Menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;
(d) Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan
yang diharapkan oleh satuan pendidikan;
(e) Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan
program satuan pendidikan;
(f) Memberikan keluwesan dan ruang gerak Penyusunankegiatan
satuan-satuan unit satuan pendidikan yang terlibat;
(g) Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentingan termasuk komite madrasah dan diputuskan oleh
rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala madrasah;
(h) Disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap
pihak yang berkepentingan;
(i) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.

3) Tujuan Madrasah. Pada bagian ini dituliskan tujuan khusus madrasah


sebagai penyelenggara pendidikan. Bagi madrasah swasta tujuan
madrasah dapat disesuaikan dengan tujuan yayasan. Madrasah
merumuskan dan menetapkan tujuan serta mengembangkannya. Tujuan
Madrasah dapat:
(a) Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka
menengah (empat tahunan);
(b) Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta
relevan dengan kebutuhan masyarakat;

(c).Mengacu …..

21
(c) Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan
oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;
(d) Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite madrasah dan diputuskan oleh
rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala madrasah;
(e) Disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap
pihak yang berkepentingan.

c. Bab III Muatan Kurikuler.


Pada bagian ini dijelaskan tentang struktur Kurikulum dan muatan
kurikulum. Secara operasional dijelaskan sebagai berikut:
a. Struktur Kurikulum. Pada Bagian ini dituliskan Struktur Kurikulum yang
berisi mata pelajaran dan alokasi waktunya. Setiap satuan pendidikan
boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan pertimbangan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting. Di dalamnya memuat
struktur kurikulum 2013 dan kurikulum 2006 sesuai dengan kelas pada
setiap jenis dan jenjang madrasah yang memberlakukannya.

b. Muatan Kurikulum. Pada bagian ini berisi minimal tentang mata pelajaran,
muatan lokal, ekstrakurikuler, ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan
kelulusan serta peminatan/penjurusan.
1) Mata Pelajaran. Pada bagian ini dituliskan kelompok-kelompok mata
pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum dan dijelaskan mata
pelajaran yang muatan lokal dan kekhasan madrasah serta alasan
pemilihan mata pelajaran dan kekhasan tersebut.
2) Muatan Lokal. Pada bagian ini satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester. Ini berarti bahwa dalam satua tahun satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Muatan lokal
dapat menyesuaikan dengan:
a) Bagian mata pelajaran kelompok B yang berdiri sendiri pada struktur
kurikulum muatan lokal untuk struktur kurikulum 2006;
b) Bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau mata pelajaran yang
berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran muatan
lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.

Bimbingan ….

22
Bimbingan konseling dapat diselenggarakan melalui tatap muka
di kelas sebagai muatan kurikulum yang ditetapkan pada tingkat
satuan pendidikan, untuk struktur kurikulum 2013;
3) Pengembangan Diri. Pada bagian ini satuan pendidikan
menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan
antara lain melalui;
a) Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier
peserta didik;
b) Kegiatan ekstrakurikuler. Pada bagian ini dituliskan kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di madarasah sesuai
dengan regulasi dan kebutuhan madrasah. Kegiatan ektrakurikuler
dapat di antaranya dapat berbentuk Pramuka, OSIS,
Olimpiade/Lomba Mapel, KIR, Olah Raga, Kesenian, Keagamaan
Islam, Paskibra, Pecinta Alam, Jurnalistik dan Kewirausahaan. (Jenis
kegiatan mengacu pada KMA 103 Tahun 2015 tentang Penetapan
Beban Kerja Pendidikan Bersertifikat di Madrasah)
c) Pembiasaan atau kegiatan yang sudah menjadi pembiasaan setiap
hari sebelum dan atau sesudah kegiatan pembelajaran.
4) Ketuntasan Belajar. Pada bagian ini dituliskan ketuntasan belajar di
madrasah. Dalam menentukan ketuntasan belajar harus merujuk pada
regulasi yang berlaku, di antaranya kepada Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 dan
Nomor 104 tahun 2014. Satuan pendidikan menetapkan Ketuntasan
belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-
masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan
rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal;
5) Kenaikan Kelas dan Kelulusan. Pada bagian ini dituliskan tentang
prosedur dan mekanisme kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir
tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing
direktorat teknis terkait.

Sesuai …..

23
Sesuai dengan regulasi yang berlaku, di antaranya kepada Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 66 Tahun
2013, Nomor 104 tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 114 tahun
2014;
6) Peminatan dan atau penjurusan. Bagian ini hanya untuk Madrasah
Aliyah. Penjelasan tentang peminatan merujuk kepada Permendikbud
Nomor 64 Tahun 2014. Dijelaskan juga jenis peminatan yang
diselenggarakan di Madrasah serta prosedur penentuan peminatan
siswa;
7) Pendidikan Kecakapan Hidup
a) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,
SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional;
b) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul
yang direncanakan secara khusus;
c) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
8) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi
dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat
bagi Penyusunan kompetensi peserta didik;
b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global;
c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal;
d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah
memperoleh akreditasi.

d. Bab IV Pengaturan Beban Belajar


Pada bagian ini berisi tentang pengaturan beban belajar meliputi beban
belajar dan beban belajar tambahan yang dilaksanakan di madrasah.

a.Beban Belajar …..

24
a. Beban Belajar. Dalam menetapkan beban belajar madrasah hendaknya
menjelaskan beban belajar yang diterapkan berkenaan dengan system
paket atau sistem kredit semester, sebagaimana diatur dalam
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014
b. Beban Belajar Tambahan. Dalam menetapkan beban belajar tambahan,
hendaknya dijelaskan beban belajar tambahan yang diterapkan madrasah
dengan berpedoman pada Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014.

e. Bab V Kalender Pendidikan


Pada bagian Kalender Pendidikan madrasah ini dicantumkan rincian
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun pelajaran. Hal tersebut mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.Kalender pendidikan
madrasah mengacu pada pedoman penyusunan kalender pendidikan yang
diterbitkan oleh Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun
kalender pendidikan sebagai berikut:
a. Permulaan Tahun Pelajaran. Permulaan tahun ajaran adalah waktu
dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap
satuan pendidikan.
b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang
pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
a. Pengaturan Waktu Libur. Penetapan waktu libur dilakukan dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional
maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester,
jeda antar semester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya
tertera pada tabel berikut ini;

KEGIATAN…..

25
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN

1. Minggu efektif belajar Tuliskan jumlah Digunakan untuk


reguler setiap tahun minggu efektif kegiatan
(Kelas I-V, VII-VIII, X-XI) minimal 36 minggu pembelajaran
efektif pada setiap
2. Minggu efektif semester Tuliskan jumlah madrasah.
ganjil tahun terakhir minggu efektif
setiap madrasah (Kelas Minimal 18 minggu
VI, IX, dan XII)

3. Minggu efektif semester Tuliskan jumlah


genap tahun terakhir minggu efektif
setiap madrasah (Kelas Minimal 14 minggu
VI, IX, dan XII)

4. Jeda tengah semester Tuliskan jeda tengah Satu minggu setiap


semester Maksimal 2 semester
minggu

5. Jeda antar semester Tuliskan jeda antar Antara semester I


semester Maksimal 2 dan II
minggu

6. Libur akhir tahun ajaran Tuliskan libur akhir Digunakan untuk


tahun ajaran Maksimal penyiapan kegiatan
3 minggu dan administrasi
akhir dan awal
tahun ajaran

7. Hari libur keagamaan Tuliskan hari libur Daerah khusus yang


keagamaan Maksimal memerlukan libur
4 minggu keagamaan lebih
panjang dapat
mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi
jumlah minggu
efektif belajar dan
waktu pembelajaran
efektif

8. Hari libur umum/ Tuliskan hari libur Disesuaikan dengan


nasional Umum/Nasional Peraturan
Pemerintah

9. Hari libur khusus Tuliskan hari libur Untuk madrasah


khusus maksimal 1 sesuai dengan ciri

26
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN

minggu kekhususan masing-


masing

10. Kegiatan khusus Tuliskan kegiatan Digunakan untuk


madrasah khusus madrasah kegiatan yang
maksimal 3 minggu diprogramkan
secara khusus oleh
madrasah tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran
efektif

f. Bab VI Penutup.
Pada bagian ini satuan pendidikan mengemukakan harapan-harapan dalam
penyusunan KTSP sekaligus permalahan yang dihadapi serta solusinya dalam
ranagka rencana tindak lanjut pendidikan di madrasah.

g. Bagian Lampiran-lampiran.
Bagian ini dilampirkan berbagai dokumen yang berhubungan dengan
dokumen KTSP, misalnya III serta dokumen lainnya yang harus dilampirkan
seperti SK TPKM, SK Penetapan Mulok beserta SK/KD atau KI/KD-nya, SK
Penetapan Ketuntasan Belajar, SK. Penetapan Kegiatan Ekstrakurikuler, Berita
Acara masing-masing kegiatan Penyusunan KTSP, Daftar Hadir Kegiatan, dan
dokumen lainnya yang dianggap perlu)

B. BUKU II PENGEMBANGAN SILABUS

1. Definisi Operasional
a) Silabus adalah acuan atau kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran.
b) Standar Kompetensi (SK) merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
semester pada suatu mata pelajaran.
c) Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik
pada setiap tingkat kelas atau program.
d) Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai
Kompetensi Inti (KI) yang harus diperoleh Peserta Didik melalui
pembelajaran.

27
2.Prinsip …..
2. Prinsip Pengembangan Silabus

a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran , sumber belajar,
dan sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran , sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
kebutuhan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).

3. Unit Waktu Silabus


a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan.
b. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per
semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.

c.Implementasi .....

28
c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata
pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus
untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan
kompetensi.

4. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah/madrasah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan
Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan/Kemenag.
a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya;
b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut;
c. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS
terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait;
d. Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara
mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum
MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah/madrasahdalam lingkup MGMP/PKG setempat;
e. Dinas Pendidikan/Kemenag setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus
dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di
bidangnya masing-masing.

5. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

a. Mengkaji Standar Kompetensi (SK)/ Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi


Dasar (KD)
Mengkaji SK/KI dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar
Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
2) keterkaitan antara SK/KI dan KD dalam mata pelajaran;
3) keterkaitan antara SK/KI dan KD antarmata pelajaran.

b.Mengidentifikasi .....
b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran

29
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;
2) relevansi dengan karakteristik daerah,
3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.

c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud
dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional;
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar;
2) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajaran;
3) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung
dua unsur yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta
didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi.

d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.

Indikator …..
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata

30
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Kata kerja operasional (KKO) Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah
ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak
(bukan sebaliknya).
Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya
pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator.

e. Penentuan Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya;
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan
yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa;
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria
ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi kriteria ketuntasan;
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk
berupa hasil melakukan observasi lapangan.

f.Menentukan alokasi .....


f. Menentukan Alokasi Waktu

31
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

g. Menentukan Sumber Belajar


Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi

5. Komponen Buku II KTSP


1. Bagian Muka
a) Halaman Sampul
b) Pengesahan(Komite/yayasan, kepala, pengawas madrasah, kankemenag)
c) Daftar Isi
d) Kata Pengantar

2. Bagian Isi
a. Standar Kompetensi (untuk kurikulum 2006)/Kompetensi Inti (kurikulum
2013) dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
b. Silabus Mata Pelajaran

3. Lampiran-lampiran (dokumen lainnya yang harus dilampirkan seperti Surat


Keputusan Tim Pengembang Kurikulum, Berita Acara Penyusunan Buku II
KTSP, Notulasi Rapat, Daftar Hadir dll.-)

Dalam buku II KTSP berisi tentang silabus mata pelajaran yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam pengembangan RPP. Mata pelajaran yang masih
menggunakan kurikulum 2006 dan mata pelajaran muatan local yang
dikembangan di madrasah masing-masing, maka dapat menyusun silabus dengan
komponen identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK(2006)/KI, KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus dikembangkan oleh madrasah berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), serta pedoman penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).

Dalam pelaksanaannya ....


Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru
secara mandiri atau berkelompok di madrasah atau beberapa madrasah, kelompok
32
MusyawarahGuru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan
Kemenag. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi kepala seksi pendidikan
madrasah dan atau pejabat terkait lainnya.

6. Standar Kompetensi (2006)/Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata


Pelajaran
Pada bagian ini disebutkan Standar Kompetensi (2006)/Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran ciri khas madrasah (muatan lokal) yang akan
menjadi acuan penyusunan silabus mata pelajaran tersebut, sedangkan untuk mata
pelajaran yang SK dan KD nya sudah tersedia tidak perlu menyusun bagian ini. Teknik
penulisannya, dibuat 2 kolom dengan judul kolom memakai hurup capital dan
dicetak tebal sedangkan isi kolom menggunakan ketentuan baku penulisan yang
berisi Standar Kompetensi (2006)/Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran tersebut. Jenis huruf yang digunakan adalah Time New Roman ukuran 12
dengan 1 spasi, marjin atas dan kiri 4 cm sedangkan marjin bawah dan kanan 3 cm
dengan bentuk/posisi portrait.
Contoh penyusunan Standar Kompetensi (2006) dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran penyusunan silabus berdasarkan kurikulum 2006 sebagai berikut:
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. …………………… 1.1. …………….
1.2. …………….
1.3. Dst
2. …………………… 2.1. …………….
2.2. …………….
2.3. Dst
3. Dst 3.1. Dst

Contoh penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran


penyusunan silabus berdasarkan kurikulum 2013 sebagai berikut:
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. …………………… 1.1. …………….
1.2. …………….
1.3. Dst
2. …………………… 2.1. …………….
2.2. …………….
2.3. Dst
3. ……………………. 3.1. …………….
3.2. …………….
3.3. Dst

7.Silabus …..
7. Silabus Mata Pelajaran

33
Pada bagian ini disebutkan Identitas mata pelajaran, KD, Materi Pembelajaran,
Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, alokasi waktu, sumber belajar. Teknik
penulisannya, dibuat 6 kolom dengan judul kolom memakai hurup capital dan
dicetak tebal sedangkan isi kolom menggunakan ketentuan baku penulisan yang
berisi KD, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar. Jenis huruf yang digunakan adalah Arial Narrow ukuran 12
dengan 1 spasi, marjin atas dan kiri 4 cm sedangkan marjin bawah dan kanan 3 cm
dengan bentuk/posisi landscape. Komponen-komponen di atas dapat tergambar
sebagaimana dalam contoh format di bawah ini:

Nama Madrasah : …………………….


Mata Pelajaran : …………………….
Kelas : …………………….
Semester : ……………………..
Kompetensi Inti :
KI 1 :
KI 2 :
KI 3 :
KI 4 :

KOMPETENSI MATERI KEGIATAN ALOKASI SUMBER


PENILAIAN
DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR

........, ..................... 20....


Mengetahui
Kepala Madrasah.................., Guru Mata Pelajaran,

.................................. ............................
NIP. NIP.

Catatan/penjelasan :
a. Kolom Kompetensi Dasar dengan memindahkan dari kolom KD di atas
yang sudah susun.
b. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan KD.
c. Kegiatan pembelajaran memuat deskripsi umum proses pembelajaran
yang akan dilakukan dengan menggunakan model/metode pembelajaran
yang diintegrasikan dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar dan
mengomunikasikan).
d. Penilaian memuat teknik dan jenis penilaian mencakup penilaian sikap
(spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan.
e.Alokasi .....

e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD

34
dan beban belajar.
f. Sumber belajar memuat berbagai sumber belajar baik bersumber dari
internet, buku dan lainnya sesesuai dengan KD dan materi
pembelajaran.

C. BUKU III PENGEMBANGAN RPP


1. PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah melalui
Departemen Pendidikan Nasional, berkewajiban menetapkan berbagai peraturan
tentang standar penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Standar nasional pendidikan yang dimaksud
meliputi: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3) standar proses, (4)
standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6)
standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian
pendidikan.
Dalam pencapaian standar isi (SI) yang memuat standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melalui
pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya
mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) setelah menyelesaikan pembelajaran
pada satuan pendidikan tertentu secara tuntas. Agar peserta didik dapat
mencapai SK, KD, maupun SKL secara optimal, perlu didukung oleh berbagai
standar lainnya dalam sebuah sistem yang utuh. Salah satu standar tersebut
adalah standar proses.
PP nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses
mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan
pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang
antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang
mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), khususnya pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah jalur formal, baik yang menerapkan sistem paket maupun
sistem kredit semester (SKS).

Setiap .....

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara


lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

35
berpartisipasiaktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang berbagai
kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti
maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang
Madrasah Aliyah (MA), baik dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun
kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
mengembangkan perencanaan pembelajaran secara memadai.

b) Tujuan
Penyusunan panduan ini bertujuan :
a. Menjelaskan pengertian RPP;
b. Arti penting proses perencanaan pembelajaran dalam proses
pencapaian kompetensi siswa.
c. Menjelaskan komponen RPP
d. Menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan RPP
e. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RPP.

c) Manfaat
Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam
pelaksanaan pendidikan di madrasah. Melalui perencanaan pembelajaran
yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan
siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik, madrasah, mata pelajaran, dsb.
Buku ini disusun dengan harapan bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dengan pengembangan perencanaan pembelajaran, seperti
kepala sekolah, guru, pengawas madrasah atas maupun pembina pendidikan
lainnya. Bagi kepala madrasah panduan ini dapat dijadikan bahan pembinaan
terhadap guru sebagai bagian dari tugasnya dalam melakukan supervisi
terhadap proses perencanaan pembelajaran.
Bagi guru, panduan ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi
untuk meningkatkan kompetensi dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran. Sehingga akan menghasilkan satu kegiatan pembelajaran yang
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasiaktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Bagi pengawas madrasah atau para pembina pendidikan lainnya
keberadaan panduan juga diharapkan mendatangkan manfaat dalam

36
melakukan supervisi dan memberikan layanan profesional, berupa bimbingan
teknis dan pendampingan secara terprogram dan berkelanjutan.

2. Definisi Oparasional
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

3. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP


a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan
awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta
didik.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran
dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
e. Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
RPP …..
RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

37
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
dan kondisi.

4. Langkah-Langkah Penyusunan RPP


Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dimulai dari mencantumkan Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi
Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran,
Sumber Belajar, dan Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah
pengembangan masing-masing, namun semua merupakan suatu kesatuan.
Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut.
a. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
2. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus.
(Standar kompetensi – Kompetensi Dasar – Indikator adalah suatu alur
pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
3. Indikator merupakan:
a) Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa
peserta didik telah mencapai kompetensi dasar
b) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
c) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan
pendidikan, dan potensi daerah.
d) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau
dapat diobservasi.
e) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

4. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,


dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x
45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar
dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan
bergantung pada kompetensi dasarnya.

2.Merumuskan .....

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran.

38
Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem
peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan
pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
a. mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
b. menyebutkan bagian-bagian jantung.
c. merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
teman-teman sekelasnya.
d. mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah
disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya


tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga
tiap pertemuan dapat memberikan hasil.

3. Menetukan Materi Pembelajaran


Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari
indikator.
Contoh:
Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Materi pembelajaran:
Ciri-Ciri Kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas,
dan ekskresi.

4. Menentukan Metode Pembelajaran


Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula
diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada
karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode
yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses,
kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan
sebagainya.
b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi,
tanya jawab, e-learning dan sebagainya.

5.Menetapkan …..

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran

39
a. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-
langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah
kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada
setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang
akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang
menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar,
menampilkan slide animasi dan sebagainya.
2) Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang akan diajarkan.
3) Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari
gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa
bumi, dsb.
4) Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang
akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan
uraian materi pelajaran secara garis besar.
5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak-
sanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-
langkah pembelajaran).

b. Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk
dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work)
masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa
agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku
sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan
Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak.
Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi
internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil
mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk
alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.

c. Kegiatan penutup
1) Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/
simpulan;

2).Guru .....

2) Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan


memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta peserta didik

40
untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam
bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik
sebagai sampelnya;
3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa
kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi-
al /pengayaan.

b. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh


rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang
dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena
itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

6. Memilih Sumber Belajar


Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus
yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan,
media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan.
Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP
harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya.
Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut,
pengarang, dan halaman yang diacu.
Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama file, folder
penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website
yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen
yang dipakai.

Contoh minmal .....

Contoh Minimal Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

41
A. Identitas
Nama Madrasah : ...................................
Mata Pelajaran : ...................................
Kelas/Semester : ...................................
Standar Kompetensi : ...................................
Kompetensi Dasar : ...................................
Indikator : ...................................
Alokasi Waktu : ..... x ... menit (… pertemuan)

B. Tujuan Pembelajaran
C. Materi Pembelajaran
D. Metode Pembelajaran
E. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran :
Pertemuan 1
 Kegiatan Awal
 Kegiatan Inti
 Kegiatan Penutup
Pertemuan 2. dst
F. Sumber Belajar
G. Penilaian

........, ..................... 20....


Mengetahui
Kepala Madrasah.................., Guru Mata Pelajaran

.................................. ............................
NIP. NIP.

IV.KETENTUAN ....

IV. KETENTUAN PENULISAN

A. Format Pengetikan

42
1. Kertas.
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm)
tebal kertas80 gram.

2. Bidang Pengetikan
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas, kanan, bawah
adalah 4,4,3,3 cm (lihat Lampiran 11 Contoh Ukuran Bidang Pengetikan). Hasil
pengetikan adalah tepi kanan rata (full justification).

3. Awal Paragraf
Awal paragraf dimulai 1,2 cm (7 ketukan) dari tepi kiri bidang pengetikan.
Sesudah tanda baca titik, koma, titik dua, dan titik koma hendaknya diberi
jarak satu ketukan kosong.

4. Penomoran Halaman
Bagian awal dokumen diberi nomor halaman menggunakan angka romawi
kecil (misalnya i, ii, iii, iv) di tengah bagian bawah halaman. Nomor halaman
pada bagian inti dan bagian penutup dokumen menggunakan angka Arab di
tengah bagian bawah halaman. Nomor untuk lampiran ditulis dengan
menggunakan angka Arab melanjutkan nomor halaman sebelumnya.

5. Jenis Huruf dan Ukuran


Dokumen hendaknya diketik dengan komputer menggunakan program
Windows dengan jenis huruf (font) resmi. Dalam hal menulis dokumen ini
digunakan jenis huruf Times New Roman ukuran 12 point. Jenis huruf ini
disebut huruf proporsional karena jarak antarhuruf bergantung pada besar-
kecilnya huruf. Misalnya huruf m berukuran lebih besar daripada huruf i,
sehingga jarak antara dua huruf selalu rapat.

6. Modus Huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic), dan tebal (bold) diatur sebagai
berikut:
a. Normal. Jenis huruf normal digunakan untuk: 1) Teks induk, 2) Tabel, 3)
Gambar, 4) Bagan, 5) Catatan dan 6) Lampiran;
b. Miring (Italic). Jenis huruf miring digunakan untuk: 1) kata nonbahasa
Indonesia yang masih asing, 2) kata berasal dari bahasa daerah, 3 istilah
belum lazim dan 4) bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh
digunakan bold-normal, tetapi boleh bold-miring);
c. Tebal (Bold). Jenis huruf tebal digunakan untuk:1)judul bab, 2) judul subbab
dan 3) bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic;

B.Spasi …..

B. Spasi
Antarbaris dalam dokumen diketik dengan spasi 1,5. Jarak antara akhir judul bab
dengan awal teks adalah 3 spasi. Jarak antara akhir teks dengan subjudul adalah 3

43
spasi. Jarak antara subjudul dengan awal teks berikutnya adalah 1,5 spasi. Spasi
antarkata tidak boleh terlalu renggang dalam teks. Contoh Jarak Antarbaris dan
Pengetikan Teks sebagai tersebut di bawah ini;
Contoh salah:
Bidang pengetikanberjarak masing- masing dari tepi kiri, atas, kanan,
bawah adalah 4,4,3,3 cm. Hasil pengetikan adalahtepikanan rata (full
justification). Meskipundemikian, harap diupayakan spasi antarkata cukup
rapat.

Contoh benar:
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas, kanan,
bawah adalah 4, 4, 3, 3 cm (lihat Lampiran 10 Contoh Ukuran Bidang
Pengetikan). Hasil pengetikan adalah tepi kanan rata (full justification).
Meskipun demikian, harap diupayakan spasi antarkata cukup rapat.

VI. PENUTUP

Pedoman ini disusun dengan harapan pihak terkait dapat menjadikan


pedoman ini dalam kegiatan penyusunan dan pengembangan dokumen 1,2,3 KTSP di
madrasah di lingkungan Kementerian Provinsi Jawa Barat. Hal-hal yang belum diatur
dalam pedoman ini akan diatur kemudian sesuai dengan perkembangan peraturan
dan tuntutan kebutuhan. Semoga dokumen KTSP pada madrasah yang tersusun
dapat lebih baik dan berkualitas sesuai dengan tuntutan regulasi dan kebutuhan.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal Nopember 2015

Kepala Kantor Wilayah


Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

A. B U C H O R I

LAMPIRAN …..

LAMPIRAN-LAMPIRAN :

Lampiran 1 Contoh Halaman Sampul :

44
LOGO MADRASAH

BUKU I DOKUMEN
KURIKULUM MADRASAH ……………….
TAHUN PELAJARAN ……………………..

KEMENTERIAN AGAMA (bagi madrasah negeri)


YAYASAN (bagi madrasah swasta)
Alamat lengkap madrasah
Nama kab./kota
Tahun

LOGO MADRASAH

BUKU II
PENGEMBANGAN SILABUS
KURIKULUM MADRASAH ……………….
TAHUN PELAJARAN ……………………..

KEMENTERIAN AGAMA (bagi madrasah negeri)


YAYASAN (bagi madrasah swasta)
Alamat lengkap madrasah
Nama kab./kota
Tahun

LOGO MADRASAH

BUKU III
PENGEMBANGAN RPP
KURIKULUM MADRASAH ……………….
TAHUN PELAJARAN ……………………..

KEMENTERIAN AGAMA (bagi madrasah negeri)


YAYASAN (bagi madrasah swasta)
Alamat lengkap madrasah
Nama kab./kota
Tahun

Lampiran 2 Contoh Lembar Pengesahan :

45
KOP SURAT MADRASAH

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah SWT setelah mendapatkan
masukan serta pertimbangan dari Tim Pengembang Kurikulum dan Komite Madrasah
dengan ini dinyatakan bahwa Dokumen I, II dan III Kurikulum Madrasah …………………
Tahun Pelajaran ……….... ditetapkan pemberlakuannya pada tanggal … Juli 20 …..
Selanjutnya KTSP ini akan dievaluasi dan dikembangkan penggunaannya serta
dijadikan bahan pertimbangan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan
pendidikan madrasah dalam rangka penyusunan dan pengembangan kurikulum pada
tahun pelajaran berikutnya.

Ditetapkan di : .……..
Pada tanggal : ……….

Mengetahui, Kepala Madrasah


Komite Madrasah ……………………..

………………………… ……………………..
NIP.

Ketua Yayasan Pengawas Madrasah

………………………… ……………………..
NIP.

Mengetahui dan Mengesahkan;


An. KEPALA
Kepala Seksi Penmad/Pendis/TOS (bagi MI dan MTs)
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (bagi MA)

H. ABD ROSYID, SH.MPd


NIP.195803141979031002

Lampiran 3 Contoh Daftar Isi :


Lembar Pengesahan

46
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Landasan Hukum.
C. Tujuan Penyusunan.
D. Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP.
E. Acuan Operasional KTSP.
F. Kondisi Madrasah.
Bab II VISI, MISI DAN TUJUAN
A. Tujuan Pendidikan Nasional
B. Visi Madrasah
C. Misi Madrasah
D. Tujuan Madrasah.
Bab III MUATAN KURIKULER
C. Struktur Kurikulum
D. Muatan Kurikulum.
1. Mata Pelajaran.
2. Muatan Lokal.
3. Pengembangan Diri.
a) Kegiatan Pelayanan Konseling;
b) Kegiatan ekstrakurikuler.
c) Pembiasaan
4. Ketuntasan Belajar.
5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan.
6. Peminatan dan atau penjurusan (khusus MA).
7. Pendidikan Kecakapan Hidup
8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Bab IV PENGATURAN BEBAN BELAJAR


A. Beban Belajar
B. Beban Belajar Tambahan.
Bab V KALENDER PENDIDIKAN
A. Permulaan Tahun Pelajaran.
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
C. Pengaturan Waktu Libur.

Bab VI PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. SK Susunan Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM)
2. Daftar Hadir dan Berita Acara Kegiatan Workshop/Raker/Lokakarya KTSP
3. Daftar Hadir dan Berita Acara Kegiatan Penetapan Mulok dilengkapi beserta SK/KI/KD-nya
4. SK. Penetapan Ketuntasan Belajar/ KKM
5. SK. Penetapan Kegiatan Ko Kurikuler dan Ekstrakurikuler dilengkapi dengan program, nama
Pembina, waktu dan tempat kegiatan berlangsung.
6. Dan lain-lain yang sesuai keperluan

Daftar Tim Penyusun

47
PEDOMAN
PENYUSUNAN DOKUMEN 1,2 DAN 3
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT

Pengarah : Drs. H.A. Buchori, MM


Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat
Penanggung jawab : H. Abd. Rosyid, SH, M.Pd
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah
Ketua : Drs. H. Harun Harosid, M.Pd (Kasi Kurikulum Evaluasi)
Sekretaris : Evi Soviawati, SH, M.Pd (Pengembang Kurikulum)
Anggota :
1. Dr. H.M. Athoillah, M,Ag (Kepala Bagian TU)
2. Dr. Asep Nursobah, M.Pd (Fak. Tarbiyah UIN SGD Bdg)
3. Dr. Hj. Ulfiah, M.Si (MDC Prov. Jabar)
4. Firdos Mujahidin, M.Ag (WI BDK Bdg)
5. Drs. H. Dede Saepul Uyun, M.Ag (Kasi PTK)
6. H. Sopian, S.Ag, M.Si (Kasi Penmad Kab.Karawang)
7. Drs. H. Ahmad Sadudin, M.Pd (Kasi Penmad Kab. Subang)
8. Dr. H. Acep Nurlaeli, M.Ag (Pengembang Kurikulum)
9. H. Suripto, S.Pd, M.P.Mat (Pengawas Madrasah)
10. H. Maman, M.Ed (KK-MTs Prov. Jabar)
11. Dra. Hj. Neng Ida Nurhalida, M.Pd (KK-MA Prov.Jabar)
12. Enyang Sungkawa, ST (Pengadministrasi evaluasi)

48

Anda mungkin juga menyukai