1
KATA SAMBUTAN
KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT
H.A. BUCHORI
2
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH,
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN 1,2, DAN 3 KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN PADA MADRASAH DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
3
Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
pada Madrasah.;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 160 Tahun
2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Madrasah;
Memperhatikan : Hasil perumusan dan pembahasan bersama Bidang Pendidikan
Madrasah, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah/TOS Kab./Kota,
Pengawas Madrasah, dan Kelompok Kerja Madrasah MI, MTs, MA
Provinsi Jawa Barat pada tanggal 01-03 Oktober 2015;
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal Nopember 2015
KEPALA KANWIL
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
A. B U C H O R I
LAMPIRAN .....
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH,
4
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN 1,2, DAN 3 KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN PADA MADRASAH DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan sudah diberlakukan sejak tahun 2006 bertahap
pada setiap kelas pada jenjang dan satuan pendidikan pada madrasah. Seiring
dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, dengan lahirnya Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 dan Nomor 161 Tahun 2014 dan
Keputusan Menteri Aagama Nomor 207 tahun 2014, maka berimplikasi bahwa
madrasah harus memprsiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 dalam penyelenggaraan dan program pendidikan madrasah yang
membudayakan pembelajaran aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
keberagamaan di madrasah yang menghargai keberagaman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Ketersediaan pedoman ini merupakan salah satu upaya untuk menjawab
tantangan dan perkembangan regulasi pendidikan di Indonesia saat ini. Tujuannya
untukmeningkatkan mutu pelayanan dan pembinaan Kementerian Agama Kantor
Wilayah Provinsi Jawa Barat pada Bidang Pendidikan Madrasah dalam memberi
kemudahan bagi Madrasah Ibtidiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan
Madrasah Aliyah (MA)) di Jawa Barat dalam menyesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku dalam pengembangan dan penyusunan KTSP di madrasah masing-masing.
Sedangkan keberadaan dokumen 1,2, dan 3 KTSP di madrasah merupakan
komponen penting berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, administrasi
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan prosedur penilaian, yang berkaitan
dengan pencapaiaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan
standar penilaian.
5
Oleh karena itu Kurikulum Madrasah harus merupakan kerangka
pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas
pendidikan madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan
budaya melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam
bentuk mata pelajaran. Penyusunan KTSP perlu memberikan rambu-
rambu perencanaan dan pengaturan pendidikan di madrasah dalam
penguasaan disiplin ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama secara
integratif;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang
menyiapkan generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang
lebih baik. KTSP di madrasah perlu menyiapkan perencanaan dan
pengaturan pendidikan madrasah dalam menyiapkan generasi
mendatang yang berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi
kehidupan social budaya.
2. Landasan Sosiologis
a. Perkembangan jumlah pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa
Barat yang terus meningkat terutama madrasah swasta adalah bukti
besarnya peran serta masyarakat dalam menyukseskan tujuan
pendidikan nasional. Kondisi ini perlu dibina dan dilayani secara terus
menerus oleh Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat,
agar sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional;
b. Dinamika tersebut terutama didorong oleh berkembangnya tuntutan
baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang
berimplikasi pada tuntutan penyusunan kurikulum secara terus menerus.
Dengan demikian kurikulum yang dikembangkan oleh madrasah harus
mampu memberikna jawaban terhadap kebutuhan masyarakat dalam
menciptakan kehidupan harmoni dalam keragaman sosial budaya yang
disemangati oleh pengamalan nilai-nilai agama di masyarakat.
3. Landasan Psikopedagogis
a. Peralihan Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2006 dimaksudkan untuk
memenuhi tuntutan perwujudan pendidikan yang berpusat pada
perkembangan dan kebutuhan peserta didik beserta konteks
kehidupannya.Dengan demikian kurikulum harus merupakan wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya
dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks
lingkungan dan zamannya dalam rangka mempersiapkan manajemen
pendidikan madrasah yang meliputi pendidik, administrasi pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan prosedur penilaian;
6
b. Bagi madrasah, pendewasaan dan pencapaian kompetensi peserta didik
melalui pendidikan yang sejalan dengan tingkat perkembangan psikologis
tersebut lebih diutamakan untuk mencapai keunggulan keberagamaan
peserta didik yang melekat pada aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Hal tersebut sejalan dengan semangat dan cita-cita
penyelenggaraan pendidikan di madrasah.
4. Landasan Yuridis
Landasan yuridis dalam Pedoman Penyusunan Dokumen 1,2,3 KTSP Pada
Madrasah di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Kantor Wilayah
Provinsi Jawa Barat ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasionalsebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses;
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64Tahun 2013
tentang Standar Isi;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Proses;
7
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63Tahun 2014
tentang Kepramukaan;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64Tahun 2014
tentang Standar Peminatan;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
22. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Madrasah;
23. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman
Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab;
II.KETENTUAN UMUM ….
8
II. KETENTUAN UMUM
A. Definisi Operasional
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan;
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkatKTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus;
3. Satuan pendidikan adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK);
4. Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disingkat SNP adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan
pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga
satuan pendidikan;
6. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk
menjadi rujukan bagi Penyusunan program jangka pendek, menengah,
dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga
satuan pendidikan;
7. Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan
pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap
satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk
mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat
melakukan evaluasi;
8. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat provinsi yang selanjutnya
disebut TPKM provinsi merupakan tim pengembang kurikulum yang
dibentuk oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi;
9. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat kabupaten/kota yang
selanjutnya disebut TPKM kabupaten/kota merupakan tim pengembang
kurikulum yang dibentuk oleh Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/kota;
10. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah yang selanjutnya disebut
TPKM merupakan tim pengembang kurikulum yang dibentuk oleh kepala
madrasah untuk tingkat satuan pendidikan (madrasah) yang terdiri dari
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di madrasah,
yaitu pengawas, komite madrasah, kepala madrasah, wakil kepala
madrasah dan perwakilan pendidik dan tenaga kependidikan.
11.Silabus ....
9
11. Silabus adalah acuan atau kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran.
12. Standar Kompetensi (SK) merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semes
ter pada suatu mata pelajaran.
13. Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada
setiap tingkat kelas atau program.
14. Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi
Inti yang harus diperoleh Peserta Didik melalui pembelajaran.
15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus,
buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1)
identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2)
alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi
pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7)
media/alat, bahan, dan sumber belajar.
4.Tuntutan .....
10
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran
harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
11
Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
3.Tanggap .....
12
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
2.Penyusunan …..
13
2. Penyusunan mencakup:
a. Perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b. Pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c. Pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat
kelas;
d. Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e. Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
f. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan
pembelajaran.
3. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat
dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite madrasah.
4. Pengesahan dilakukan oleh pejabat terkait di Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dan Provinsi sesuai kewenangannya.
14
Dalam kegiatan Penyusunan KTSP, TPKM harus mengikutsertakan komite
madrasah, pengawas, narasumber, dan pihak lain yang terkait.
2. Kepala madrasah membubuhkan tanda tangan di lembar pengesahan
dokumen sebagai pihak yang menetapkan dokumen yang diketahui oleh
ketua komite madrasah, ketua yayasan (bagi madrasah swasta) dan
pengawas madrasah.
3. Kepala Kantor kementerian agama baik provinsi atau kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangannya melakukan koordinasi dan supervisi. Untuk
pengesahan dokumen KTSP jenjang MI dan MTs disahkan oleh Kepala
Kantor Kemenag Kab./Kota melalui Seksi Pendidikan Madrasah/TOS
kabupaten/kota dan untuk Jenjang MA disahkan oleh Kepala Bidang
Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.
1. Pembentukan TPKM
TPKM pada MI, MTs, dan MA/MAK terdiri dari seluruh guru, konselor, dan
kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim
penyusun melibatkan komite madrasah, dan narasumber, serta pihak lain
yang terkait. Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh Kementerian Agama
Provinsi/kab.Kota dan pengawas madrasah.
15
Kementerian Agama Provinsi untuk MA/MAK dan Kantor Kementerian Agama
Kab./Kota untuk MI dan MTs;
a. Penetapan dilakukan kepala madrasah berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite madrasah.
b. Pengesahan dilakukan oleh Kementerian Agama sesuai dengan
kewenangannya.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan
pendidikan yakni kepala madrasah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
yang dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran sampai akhir tahun pelajaran
dibawah pembinaan TKPM Provinsi/Kab./Kota dan supervisi dari pengawas
madrasah.
5. Daya Dukung
Daya dukung penyusunan dan pelaksanaan KTSP meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan dan
tanggung jawab penuh dari setiap jenjang dan satuan pendidikan. Oleh
karena itu untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan KTSP
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat
satuan pendidikan dengan melibatkan komite madrasah baik langsung
maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses perwujudan
kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga pendidik
merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam kuantitas dan kualitas
yang memadai. Selain itu tenaga kependidikan pada masing-masing
satuan pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
KTSP.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan berupa
ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk
sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan
kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada
satuan pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan,
gedung/bangunan, prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta
prasarana lainnya sangat diperlukan sebagai unsur penunjang yang
memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.
H. Agenda …..
16
I. Agenda Penyusunan dan Pengembangan KTSP di Madrasah
No Waktu Uraian Kegiatan
1. Mei minggu ke-2 Pembentukan Tim Pembentukan
2. Mei minggu ke-3 Workshop
3. Mei minggu ke-3 dan 4 Penyusunan Draf
4. Juni minggu ke-1 Reviu Draf
5. Juni minggu ke-2 dan Ke-3 Revisi Draf untuk dokumen
6. Juni minggu ke-4 Finalisasi Dokumen
7. Juli Minggu ke-2 Pengesahan
8. Juli s.d Juni tahun pelajaran Pelaksanaan dan evaluasi KTSP di
berjalan madrasah
III.DOKUMEN KTSP….
17
III. DOKUMEN KTSP
A. BUKU I
Isi Buku I KTSP secara garis besar terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian muka, bagian
isi dan bagian lampiran. Berikut komponen-komponen yang harus ada pada tiap bagian
sebagai berikut:
1. Bagian Muka
Pada bagian ini mimimal terdapat hal-hal sebagai berikut : halaman sampul,
kata pengantar, lembar pengesahan, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
daftar lampiran serta dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.
a. Halaman sampul terdiri dari: logo madrasah, judul dokumen, nama instansi,
nama kota dan tahun. Contoh dapat dilihat pada lampiran 1.
b. Kata pengantar yang berisi ungkapan tentang rasa syukur, tujuan penyusunan
dokumen, serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dirasakan
membantu penyelesaian dokumen. Kata pengantar dibuat secara singkat dan
ditandatangani oleh Kepala Madrasah.
c. Lembar Pengesahan adalah lembaran yang berisi keberlakukan dokumen yang
berisi kata-kata pengesahan dan keberlakuan dokumen dengan dilengkapi
tempat ditetapkannya, tanggal ditetapkan dan pihak-pihak yang harus
membubuhkan tanda tangan pada lembar pengesahan, yaitu kepala madrasah,
ketua komite madrasah, ketua yayasan (bagi madrasah swasta), pengawas
madrasah dan pejabat yang berwenang. Contoh dapat dilihat lampiran 2.
d. Daftar isi, yaitu berisi bagian-bagian dokumen serta penunjukan halaman.
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi
dokumen. Sebelah kanan atas ditulis kata “Halaman”. Angka-angka petunjuk
halaman ditempatkan sedemikian rupa sehingga membentuk garis lurus
vertikal sejajar dengan huruf ”n” dari kata “halaman”.
e. Daftar Tabel. Daftar tabel dibuat bila ada yang berisi nomor urut tabel, judul
tabel, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap tabel. Penomoran tabel
menunjukan bab dan nomor urut tabel dalam bab. Misal tabel 2.1 Jumlah Guru
dan Tingkat Pendidikannya. Artinya, tabel yang dimaksud berada pada bab 2
nomor 1.
f.Daftar …..
18
f. Daftar Gambar. Daftar gambar (bila ada) berisi nomor urut gambar, judul
gambar, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap gambar. Penomoran
gambar menunjukan bab dan nomor urut dalam bab. Misal gambar 2.1 Jumlah
Guru dan Tingkat Pendidikannya. Artinya, gambar yang dimaksud berada pada
bab 2 nomor 1.
g. Daftar Lampiran, yaitu memuat nomor, judul, halaman, dan tempat lampiran
itu berada. Judul lampiran yang lebih dari satu baris diketik dengan spasi
tunggal.
2. Bagian Isi
Pada bagian ini terdiri dari beberapa Bab, di antaranya: Bab I Pendahuluan,
Bab II Tujuan, Visi dan Misi Madrasah, Bab III Muatan Kurikuler, Bab IV
Pengaturan Beban Belajar, Bab V Kalender Pendidikan dan Bab VI Penutup.
Bagian-bagian isi ini akan dijelaskan di bawah ini ;
a. Bab I Pendahuluan.
Pada bagian ini terdiri dari latar belakang, landasan hukum, tujuan
Penyusunan kurikulum, prinsip Penyusunan kurikulum, acuan konseptual
dan kondisi objektif madrasah.
1) Latar Belakang. Pada bagian ini dituliskan tentang alasan penyusunan
KTSP minimal mencakup : Tuntutan terhadap adanya dokumen kurikulum,
Kondisi Objektif Madrasah dan Kebutuhan Madrasah terhadap kurikulum
6.Kondisi …..
19
6) Kondisi Madrasah. Pada bagian ini dituliskan selayang pandang
tentangmadrasah dan diuraikan bagian-bagian informasi keunggulan
madrasah dan berbagai potensi tantangannya. Secara umum dapat
diuraikan menjadi:
a) Analisis Lingkungan Internal merupakan uraian kondisi madrasah yang
mencerminkan kekuatan dan kelemahan madrasah, meliputi:
(1) Identitas madrasah (Kode registrasi madrasah, Nama resmi
madrasah, SK Pendirian, Akreditasi;
(2) madrasah, Alamat lengkap madrasah, Identitas Kepala madrasah,
Komite madrasah, Rekening Bank, dll)
(3) Data Kepemilikan lahan, bangunan dan sarana prasarana
(4) Rekapitulasi Data Siswa (3 tahun terakhir)
(5) Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(6) Rekapitulasi Data Orang tua siswa meliputi pekerjaan, pendidikan,
penghasilan
(7) Data tamatan (3 tahun terakhir)
(8) Prestasi madrasah (3 tahun terakhir)
(9) Struktur Organisasi
20
(d) diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite
sekolah/madrasah;
(e) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap
pihak yang berkepentingan;
(f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
(c).Mengacu …..
21
(c) Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan
oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;
(d) Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite madrasah dan diputuskan oleh
rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala madrasah;
(e) Disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap
pihak yang berkepentingan.
b. Muatan Kurikulum. Pada bagian ini berisi minimal tentang mata pelajaran,
muatan lokal, ekstrakurikuler, ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan
kelulusan serta peminatan/penjurusan.
1) Mata Pelajaran. Pada bagian ini dituliskan kelompok-kelompok mata
pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum dan dijelaskan mata
pelajaran yang muatan lokal dan kekhasan madrasah serta alasan
pemilihan mata pelajaran dan kekhasan tersebut.
2) Muatan Lokal. Pada bagian ini satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester. Ini berarti bahwa dalam satua tahun satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Muatan lokal
dapat menyesuaikan dengan:
a) Bagian mata pelajaran kelompok B yang berdiri sendiri pada struktur
kurikulum muatan lokal untuk struktur kurikulum 2006;
b) Bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau mata pelajaran yang
berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran muatan
lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.
Bimbingan ….
22
Bimbingan konseling dapat diselenggarakan melalui tatap muka
di kelas sebagai muatan kurikulum yang ditetapkan pada tingkat
satuan pendidikan, untuk struktur kurikulum 2013;
3) Pengembangan Diri. Pada bagian ini satuan pendidikan
menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan
antara lain melalui;
a) Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier
peserta didik;
b) Kegiatan ekstrakurikuler. Pada bagian ini dituliskan kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di madarasah sesuai
dengan regulasi dan kebutuhan madrasah. Kegiatan ektrakurikuler
dapat di antaranya dapat berbentuk Pramuka, OSIS,
Olimpiade/Lomba Mapel, KIR, Olah Raga, Kesenian, Keagamaan
Islam, Paskibra, Pecinta Alam, Jurnalistik dan Kewirausahaan. (Jenis
kegiatan mengacu pada KMA 103 Tahun 2015 tentang Penetapan
Beban Kerja Pendidikan Bersertifikat di Madrasah)
c) Pembiasaan atau kegiatan yang sudah menjadi pembiasaan setiap
hari sebelum dan atau sesudah kegiatan pembelajaran.
4) Ketuntasan Belajar. Pada bagian ini dituliskan ketuntasan belajar di
madrasah. Dalam menentukan ketuntasan belajar harus merujuk pada
regulasi yang berlaku, di antaranya kepada Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 dan
Nomor 104 tahun 2014. Satuan pendidikan menetapkan Ketuntasan
belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-
masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan
rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal;
5) Kenaikan Kelas dan Kelulusan. Pada bagian ini dituliskan tentang
prosedur dan mekanisme kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir
tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing
direktorat teknis terkait.
Sesuai …..
23
Sesuai dengan regulasi yang berlaku, di antaranya kepada Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 66 Tahun
2013, Nomor 104 tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 114 tahun
2014;
6) Peminatan dan atau penjurusan. Bagian ini hanya untuk Madrasah
Aliyah. Penjelasan tentang peminatan merujuk kepada Permendikbud
Nomor 64 Tahun 2014. Dijelaskan juga jenis peminatan yang
diselenggarakan di Madrasah serta prosedur penentuan peminatan
siswa;
7) Pendidikan Kecakapan Hidup
a) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,
SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional;
b) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul
yang direncanakan secara khusus;
c) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
8) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi
dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat
bagi Penyusunan kompetensi peserta didik;
b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global;
c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal;
d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah
memperoleh akreditasi.
24
a. Beban Belajar. Dalam menetapkan beban belajar madrasah hendaknya
menjelaskan beban belajar yang diterapkan berkenaan dengan system
paket atau sistem kredit semester, sebagaimana diatur dalam
Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014
b. Beban Belajar Tambahan. Dalam menetapkan beban belajar tambahan,
hendaknya dijelaskan beban belajar tambahan yang diterapkan madrasah
dengan berpedoman pada Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014.
KEGIATAN…..
25
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
26
NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
f. Bab VI Penutup.
Pada bagian ini satuan pendidikan mengemukakan harapan-harapan dalam
penyusunan KTSP sekaligus permalahan yang dihadapi serta solusinya dalam
ranagka rencana tindak lanjut pendidikan di madrasah.
g. Bagian Lampiran-lampiran.
Bagian ini dilampirkan berbagai dokumen yang berhubungan dengan
dokumen KTSP, misalnya III serta dokumen lainnya yang harus dilampirkan
seperti SK TPKM, SK Penetapan Mulok beserta SK/KD atau KI/KD-nya, SK
Penetapan Ketuntasan Belajar, SK. Penetapan Kegiatan Ekstrakurikuler, Berita
Acara masing-masing kegiatan Penyusunan KTSP, Daftar Hadir Kegiatan, dan
dokumen lainnya yang dianggap perlu)
1. Definisi Operasional
a) Silabus adalah acuan atau kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran.
b) Standar Kompetensi (SK) merupakan kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
semester pada suatu mata pelajaran.
c) Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik
pada setiap tingkat kelas atau program.
d) Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai
Kompetensi Inti (KI) yang harus diperoleh Peserta Didik melalui
pembelajaran.
27
2.Prinsip …..
2. Prinsip Pengembangan Silabus
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran , sumber belajar,
dan sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran , sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
kebutuhan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor).
c.Implementasi .....
28
c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata
pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus
untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan
kompetensi.
4. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah/madrasah,
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan
Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan/Kemenag.
a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya;
b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut;
c. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS
terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait;
d. Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara
mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum
MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah/madrasahdalam lingkup MGMP/PKG setempat;
e. Dinas Pendidikan/Kemenag setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus
dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di
bidangnya masing-masing.
b.Mengidentifikasi .....
b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
29
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;
2) relevansi dengan karakteristik daerah,
3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.
Indikator …..
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
30
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Kata kerja operasional (KKO) Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah
ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak
(bukan sebaliknya).
Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya
pada deskripsi yang ada di kata kerja operasional indikator.
31
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
2. Bagian Isi
a. Standar Kompetensi (untuk kurikulum 2006)/Kompetensi Inti (kurikulum
2013) dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
b. Silabus Mata Pelajaran
Dalam buku II KTSP berisi tentang silabus mata pelajaran yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam pengembangan RPP. Mata pelajaran yang masih
menggunakan kurikulum 2006 dan mata pelajaran muatan local yang
dikembangan di madrasah masing-masing, maka dapat menyusun silabus dengan
komponen identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK(2006)/KI, KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus dikembangkan oleh madrasah berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), serta pedoman penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
7.Silabus …..
7. Silabus Mata Pelajaran
33
Pada bagian ini disebutkan Identitas mata pelajaran, KD, Materi Pembelajaran,
Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, alokasi waktu, sumber belajar. Teknik
penulisannya, dibuat 6 kolom dengan judul kolom memakai hurup capital dan
dicetak tebal sedangkan isi kolom menggunakan ketentuan baku penulisan yang
berisi KD, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, alokasi waktu
dan sumber belajar. Jenis huruf yang digunakan adalah Arial Narrow ukuran 12
dengan 1 spasi, marjin atas dan kiri 4 cm sedangkan marjin bawah dan kanan 3 cm
dengan bentuk/posisi landscape. Komponen-komponen di atas dapat tergambar
sebagaimana dalam contoh format di bawah ini:
.................................. ............................
NIP. NIP.
Catatan/penjelasan :
a. Kolom Kompetensi Dasar dengan memindahkan dari kolom KD di atas
yang sudah susun.
b. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan KD.
c. Kegiatan pembelajaran memuat deskripsi umum proses pembelajaran
yang akan dilakukan dengan menggunakan model/metode pembelajaran
yang diintegrasikan dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar dan
mengomunikasikan).
d. Penilaian memuat teknik dan jenis penilaian mencakup penilaian sikap
(spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan.
e.Alokasi .....
34
dan beban belajar.
f. Sumber belajar memuat berbagai sumber belajar baik bersumber dari
internet, buku dan lainnya sesesuai dengan KD dan materi
pembelajaran.
Setiap .....
35
berpartisipasiaktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang berbagai
kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti
maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang
Madrasah Aliyah (MA), baik dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun
kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
mengembangkan perencanaan pembelajaran secara memadai.
b) Tujuan
Penyusunan panduan ini bertujuan :
a. Menjelaskan pengertian RPP;
b. Arti penting proses perencanaan pembelajaran dalam proses
pencapaian kompetensi siswa.
c. Menjelaskan komponen RPP
d. Menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan RPP
e. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan RPP.
c) Manfaat
Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam
pelaksanaan pendidikan di madrasah. Melalui perencanaan pembelajaran
yang baik, guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan
siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik, madrasah, mata pelajaran, dsb.
Buku ini disusun dengan harapan bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dengan pengembangan perencanaan pembelajaran, seperti
kepala sekolah, guru, pengawas madrasah atas maupun pembina pendidikan
lainnya. Bagi kepala madrasah panduan ini dapat dijadikan bahan pembinaan
terhadap guru sebagai bagian dari tugasnya dalam melakukan supervisi
terhadap proses perencanaan pembelajaran.
Bagi guru, panduan ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi
untuk meningkatkan kompetensi dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran. Sehingga akan menghasilkan satu kegiatan pembelajaran yang
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasiaktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Bagi pengawas madrasah atau para pembina pendidikan lainnya
keberadaan panduan juga diharapkan mendatangkan manfaat dalam
36
melakukan supervisi dan memberikan layanan profesional, berupa bimbingan
teknis dan pendampingan secara terprogram dan berkelanjutan.
2. Definisi Oparasional
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
37
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
dan kondisi.
2.Merumuskan .....
38
Misalnya: Kegiatan pembelajaran: ”Mendapat informasi tentang sistem
peredaran darah pada manusia”.
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan
pembelajaran, misalnya peserta didik dapat:
a. mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
b. menyebutkan bagian-bagian jantung.
c. merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
teman-teman sekelasnya.
d. mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah
disampaikan oleh guru.
5.Menetapkan …..
39
a. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-
langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah
kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada
setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang
akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang
menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar,
menampilkan slide animasi dan sebagainya.
2) Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang akan diajarkan.
3) Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari
gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa
bumi, dsb.
4) Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang
akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan
uraian materi pelajaran secara garis besar.
5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak-
sanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-
langkah pembelajaran).
b. Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk
dapat mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work)
masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa
agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku
sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan
Lembaran Kerja Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak.
Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online dengan koneksi
internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil
mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk
alternatif yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.
c. Kegiatan penutup
1) Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/
simpulan;
2).Guru .....
40
untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam
bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% peserta didik
sebagai sampelnya;
3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa
kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi-
al /pengayaan.
7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen
yang dipakai.
41
A. Identitas
Nama Madrasah : ...................................
Mata Pelajaran : ...................................
Kelas/Semester : ...................................
Standar Kompetensi : ...................................
Kompetensi Dasar : ...................................
Indikator : ...................................
Alokasi Waktu : ..... x ... menit (… pertemuan)
B. Tujuan Pembelajaran
C. Materi Pembelajaran
D. Metode Pembelajaran
E. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran :
Pertemuan 1
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
Pertemuan 2. dst
F. Sumber Belajar
G. Penilaian
.................................. ............................
NIP. NIP.
IV.KETENTUAN ....
A. Format Pengetikan
42
1. Kertas.
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm)
tebal kertas80 gram.
2. Bidang Pengetikan
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas, kanan, bawah
adalah 4,4,3,3 cm (lihat Lampiran 11 Contoh Ukuran Bidang Pengetikan). Hasil
pengetikan adalah tepi kanan rata (full justification).
3. Awal Paragraf
Awal paragraf dimulai 1,2 cm (7 ketukan) dari tepi kiri bidang pengetikan.
Sesudah tanda baca titik, koma, titik dua, dan titik koma hendaknya diberi
jarak satu ketukan kosong.
4. Penomoran Halaman
Bagian awal dokumen diberi nomor halaman menggunakan angka romawi
kecil (misalnya i, ii, iii, iv) di tengah bagian bawah halaman. Nomor halaman
pada bagian inti dan bagian penutup dokumen menggunakan angka Arab di
tengah bagian bawah halaman. Nomor untuk lampiran ditulis dengan
menggunakan angka Arab melanjutkan nomor halaman sebelumnya.
6. Modus Huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic), dan tebal (bold) diatur sebagai
berikut:
a. Normal. Jenis huruf normal digunakan untuk: 1) Teks induk, 2) Tabel, 3)
Gambar, 4) Bagan, 5) Catatan dan 6) Lampiran;
b. Miring (Italic). Jenis huruf miring digunakan untuk: 1) kata nonbahasa
Indonesia yang masih asing, 2) kata berasal dari bahasa daerah, 3 istilah
belum lazim dan 4) bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh
digunakan bold-normal, tetapi boleh bold-miring);
c. Tebal (Bold). Jenis huruf tebal digunakan untuk:1)judul bab, 2) judul subbab
dan 3) bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic;
B.Spasi …..
B. Spasi
Antarbaris dalam dokumen diketik dengan spasi 1,5. Jarak antara akhir judul bab
dengan awal teks adalah 3 spasi. Jarak antara akhir teks dengan subjudul adalah 3
43
spasi. Jarak antara subjudul dengan awal teks berikutnya adalah 1,5 spasi. Spasi
antarkata tidak boleh terlalu renggang dalam teks. Contoh Jarak Antarbaris dan
Pengetikan Teks sebagai tersebut di bawah ini;
Contoh salah:
Bidang pengetikanberjarak masing- masing dari tepi kiri, atas, kanan,
bawah adalah 4,4,3,3 cm. Hasil pengetikan adalahtepikanan rata (full
justification). Meskipundemikian, harap diupayakan spasi antarkata cukup
rapat.
Contoh benar:
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas, kanan,
bawah adalah 4, 4, 3, 3 cm (lihat Lampiran 10 Contoh Ukuran Bidang
Pengetikan). Hasil pengetikan adalah tepi kanan rata (full justification).
Meskipun demikian, harap diupayakan spasi antarkata cukup rapat.
VI. PENUTUP
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal Nopember 2015
A. B U C H O R I
LAMPIRAN …..
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
44
LOGO MADRASAH
BUKU I DOKUMEN
KURIKULUM MADRASAH ……………….
TAHUN PELAJARAN ……………………..
LOGO MADRASAH
BUKU II
PENGEMBANGAN SILABUS
KURIKULUM MADRASAH ……………….
TAHUN PELAJARAN ……………………..
LOGO MADRASAH
BUKU III
PENGEMBANGAN RPP
KURIKULUM MADRASAH ……………….
TAHUN PELAJARAN ……………………..
45
KOP SURAT MADRASAH
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah SWT setelah mendapatkan
masukan serta pertimbangan dari Tim Pengembang Kurikulum dan Komite Madrasah
dengan ini dinyatakan bahwa Dokumen I, II dan III Kurikulum Madrasah …………………
Tahun Pelajaran ……….... ditetapkan pemberlakuannya pada tanggal … Juli 20 …..
Selanjutnya KTSP ini akan dievaluasi dan dikembangkan penggunaannya serta
dijadikan bahan pertimbangan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan
pendidikan madrasah dalam rangka penyusunan dan pengembangan kurikulum pada
tahun pelajaran berikutnya.
Ditetapkan di : .……..
Pada tanggal : ……….
………………………… ……………………..
NIP.
………………………… ……………………..
NIP.
46
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Landasan Hukum.
C. Tujuan Penyusunan.
D. Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP.
E. Acuan Operasional KTSP.
F. Kondisi Madrasah.
Bab II VISI, MISI DAN TUJUAN
A. Tujuan Pendidikan Nasional
B. Visi Madrasah
C. Misi Madrasah
D. Tujuan Madrasah.
Bab III MUATAN KURIKULER
C. Struktur Kurikulum
D. Muatan Kurikulum.
1. Mata Pelajaran.
2. Muatan Lokal.
3. Pengembangan Diri.
a) Kegiatan Pelayanan Konseling;
b) Kegiatan ekstrakurikuler.
c) Pembiasaan
4. Ketuntasan Belajar.
5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan.
6. Peminatan dan atau penjurusan (khusus MA).
7. Pendidikan Kecakapan Hidup
8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Bab VI PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. SK Susunan Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM)
2. Daftar Hadir dan Berita Acara Kegiatan Workshop/Raker/Lokakarya KTSP
3. Daftar Hadir dan Berita Acara Kegiatan Penetapan Mulok dilengkapi beserta SK/KI/KD-nya
4. SK. Penetapan Ketuntasan Belajar/ KKM
5. SK. Penetapan Kegiatan Ko Kurikuler dan Ekstrakurikuler dilengkapi dengan program, nama
Pembina, waktu dan tempat kegiatan berlangsung.
6. Dan lain-lain yang sesuai keperluan
47
PEDOMAN
PENYUSUNAN DOKUMEN 1,2 DAN 3
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT
48