Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lisnawaty B

NIM : N014212089
MAHASISWA PKPA UNHAS

RANGKUMAN MATERI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
OLEH IBU RISKAWATI RAHIM, S.Kep., Ners.

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah upaya untuk mencegah dan
meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat
sekitar yang berada dalam lingkup rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Komite PPI di RSUD Haji Makassar mencakup semua unit yang berada di rumah sakit,
mulai dari depan hingga belakang rumah sakit. Komite PPI melibatkan semua profesi
yang ada di rumah sakit, saat ini Dokter obgyn sebagai ketua, sekretaris IPCN, dan
profesi lainnya seperti farmasi, bidan, gizi, serta lainnya di dalam anggotanya. Komite
PPI memiliki bagian IPCN dan IPCLN, dimana IPCLN yang bertugas melaporkan
segala kegiatan infeksius kepada IPCN, kemudian IPCN yang meneruskan ke ketua
PPI. Adapun pengertian IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) atau Perawat
Pencegah dan Pengendali Infeksi yang bertugas melaksanaan PPI di rumah sakit, dan
IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) yaitu perawat pelaksana harian
yeng menjadi penghubung ke IPCN dari tiap unit di rumah sakit.
Jenis dan faktor risiko infeksi yang paling sering terjadi di rumah sakit atau
pelayanan kesehatan seperti Phlebitis, VAP (Ventilator associated pneumonia), ISK
(Infeksi Saluran Kemih), IDO (Infeksi Daerah Operasi), dan lain sebagainya.
Upaya atau kegiatan yang dilakukan komite PPI RSUD Haji Makassar salah
satunya yaitu membuat panduan yang bertujuan memastikan pekerjaan dan kegiatan
berjalan lancar atau biasa disebut SOP (Standar Operasional Prosedur) yang mengacu
pada PMK No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan beberapa pedoman lainnya.
Evaluasi yang dilakukan komite PPI di RSUD Haji Makassar terhadap penerapan
SOP yang telah dibuat yaitu melakukan audit dan monitoring secara rutin setiap bulan
sekali pada tiap unit/ruangan. Kegiatan audit biasanya seperti mengecek cara mencuci
tangan yang baik dan benar atau cuci tangan 6 langkah, penggunaan alat pelindung
diri, kewaspadaan transmisi (droplet, airbone, dan kontak), penanganan limbah
infeksius dan non-infeksius, dan lainnya. Kemudian hasil audit dimasukkan ke laporan
komite PPI yang diolah dalam bentuk triwulan (3 bulan sekali). Berdasarkan laporan
Komite PPI, grafik penerapan SOP dan kejadian infeksi tiap bulannya bersifat fluktuatif
atau naik turun.
Upaya lain yang dilakukan Komite PPI RSUD Haji Makassar ialah memberikan
edukasi-edukasi seperti etika batuk dan mencuci tangan kepada pasien, pengunjung,
dan petugas-petugas lainnya yang berada di rumah sakit. Pada kegiatan ini Komite PPI
bekerja sama dengan pihak promkes rumah sakit untuk menyampaikan edukasi
tersebut kepada sasarannya. Komite PPI juga selalu melakukan pembaharuan ilmu
kesehatan terutama mengenai kejadian infeksi dan merencanakan untuk memberikan
pelatihan kepada seluruh tenaga kesehatan yang ada di RSUD Haji Makassar agar
kejadian infeksi dapat dicegah atau lebih terkendali.
Pada saat pandemi covid-19 lalu, Komite PPI melakukan banyak riset dalam
upaya pengendalian covid, seperti cara penyebaran covid-19 ternyata tidak menyebar
melalui airbone melainkan hanya droplet. Komite PPI menjelaskan tindakan yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada pasien, keluarga pasien, dan juga kepada
tenaga kesehatan lainnya yang berkaitan agar terhindar penularan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai