Anda di halaman 1dari 5

RESUME KULIAH UMUM

Nama : Dwinita Aldhyatwika


Nim : 2010117417
Kelas : 4 Pagi C
Makul : Hk. Acara PTUN
Dosen : Rizki Amalia F, SH, MH
Hukum merupakan dasar untuk berpijak namun harus dibangun dengan demokratis tidak
menindas namun harus berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak. Indonesia ini adalah
bangsa yang religius sehingga kalau secara teori maka bisa dikatakan Indonesia itu
mempraktekkan sekaligus teori teokrasi, teori nomokrasi, dan teori demokrasi. Itulah yang
membedakan dengan negara lain yang didunia ini. Kebanyakkan negara maju mempraktekan
nomokrasi dan demokrasi.

Sekarang memasuki Era instruksi teknologi. Era instruksi teknologi berdampak banyak hal
positif, tetapi banyak juga dampak negative. dampak positifnya seperti bertemu jejak daring
berkomikasi secara daring, melakukan rapat penting secara daring tanpa bertemu. Makhamak
konstitusi mengadakan persidangan secara daring, hampir kedaerah persidangan yang
dilakukan secara publik, didalam pandemic ini, itu adalah era intruksi teknologi.

Dampak buruknya juga luar biasa kita blm dewasa sehingga tidak bertanggung jawab
menggunakan media sosial di era instruksi teknologi. Muncul suatu pemahaman baru atau
dampak baru yang disebut dengan oslo atau fasur kebenarannya hanya manipulasi.

Ujaran kebencian, ujaran fitnah yg dimilki dimedia social itu sehingga kita belum dewasadan
tidak bertanggung jawab untuk waktu dan ucapan dalam menggunakan media social. Oleh
karena itu, marilah kita bertanggung jawab secara dewasa utk menggunaakan media social.
Masyarakat skrg menjadi masyarakat yg instan karena paham teori teokrasi, teori nomokrasi,
dan teori demokrasi. Menggunakan media social bisa mengbohongi sesuatu.

Dan dengan itu maka isilah social media dengan konten-konten, serta menjadi influenser yang
bisa menyebar luaskan prinsip nilai-nilai unggul seperti sikap cemerlang, sikap gotong royong,
sikap menolong. Nilai-nilai leluhur bangsa ini yang harus dijadikan narasi serta konten mengisi
media social. Jika itu dilakukan maka konten-kontek pakaian jelek-jelek, shamming akan
tergusur karena kita melakukan hal yang positif dalam bermedia social dalam rangka menyebar
luaskan nilai-nilai leluhur yang terkandung didalam ideologi kita. Akhirnya konten jelek
digusur maka koneksi social bangsa ini semakin kuat dan menjadi bangsa yang sejahtera,
bangsa yang adil, bangsa yang makmur.

Negara Indonesia dengan Pancasila merupakan anugerah terbesar dan terindah dari Tuhan yang
maha kuasa Allah SWT dilihat dari sudut manapun tidak sama jika ada yang menyatakan
Indonesia merupakan negara yang paling dimajakan oleh Tuhan semua kebaikan dari segi ini.

Dengan negara negara lainnya banyak yg memperaktekan demokrasi itu amanah yg disebutkan
pak sekjen tadi pasal 1 (1) (2) dan (3) tapi kita tidak boleh melupakan sila pertama yaitu
ketuhanan yg maha esa bahwa bangsa ini adalah bangsa yg religius oleh karena itu prinsip yg
harus kita bangun tidak sekedar negara hukum yg demokratif atau negara demokrasi saya
menambahkan negara demokrasi konstitusional yang berketuhanan, karena setiap aspek
kehidupan yg berbangsa dan bernegara harus diisi oleh ketuhanan. Tapi berbeda dengan arab
saudi, berbeda dengan negara vatikan yg kebetulan satu agama katholik, arab saudi di
gambarkan satu agama yaitu islam, turki juga mayoritas islam, tapi berbeda dengan indonesia
yang mayoritas muslim tapi kepemilikan tidak berdasarkan agama islam. Tapi perdebatan
muncul, kalau didasarkan pada agama islam, Indonesia tidak menjadi seperti sekarang ini; oleh
karena itu tokoh - tokoh muslim sangat mengalah berjiwa besar memberikan kesempatan
kepada saudara - saudaranya yg beragama non muslim untuk ikut bergabung dengan Kesatuan
republik indonesia yang sah. Itu menunjukan kepada kita bahwa bangsa kita memiliki toleransi
yang sangat tinggi tidak terjadi di belahan dunia manapun, Indonesia mendasarkan
keanekaragaman agama dan keyakinan kepercayaan bangsa Indonesia sebagai dasar negara
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Membuat hukum dan menegakkan harus didasari ketuhanan
yg maha esa.

Apa sebenarnya, adakah korelasi antara reformasi bahkan orde baru apakah ada korelasi terjadi
seperti apa, sebutkan dengan destruksi teknologi yg benar, harusnya teknologi kita manfaatkan
dgn benar atau memudahkan kita bukan malah memfasilitasi sesuatu yg tidak bermanfaat
bahkan yg terjadi seperti sekarang yg mengancam kultural antara itu sendiri?

kita membaca dan sama sama tau setelah di amandemen uud 1945 pasal 1 ayat 3 menyebutkan
bahwa indonesia adalah negara hukum. Namun negara hukum yg dituangkan didalam uud 45
ini diganti penjelasan oleh beberapa pakar2 hukum antara lain: prof. mahfud MD yg sekarang
duduk di menkopolhukam beliau menyebutkan dalam masih mengajar masa itu, bahwa itu
merupakan campuran dari restart dan bentuk hukum. Pertanyaannya: Kenapa tidak ditegaskan
bahwa negara hukum indonesia pasal 1 ayat 3 negara hukum pancasila, apalah yg kedua yg
dimaksudkan prof tadi bahwa negara hukum demokratis yang berdasarkan ketuhanan itu adalah
negara hukum pancasila sebagaimana disingkat. Sehingga jelaslah bahwa negara hukum kita
jelas arahnya kemana sehingga tidak seperti sekarang punya pendapat yang macam-macam
dalam praktek hukum di indonesia ini.

Dulu kita sangat konsisten bahkan lambang kita garuda itu tertera bhineka tunggal ika begitu
hebat konsep bhineka tunggal ika ini begitu hebat, ketika konsep ini terlepas apa yang terjadi,
yg terjadi ketika konsep bhineka tunggal ika ini sudah mulai hilang peradaban-peradaban ini
sudah muncul artinya banyak kelompok-kelompok yang bermunculan di kalbar ini. Apa
konsep pancasila itu yg sesungguhnya sehingga kita betul-betul konsisten dengan nilai-nilai
bhineka tunggal ika?

PENJELASAN/JAWABAN DARI PERTANYAAN DIATAS:

Berkaitan dengan konsep era hukum, memang pada waktu sebelum amandemen negara hukum
yang dipraktekkan, di dalam penjelasan mengatakan indonesia adalah negara hukum la start
bukan negara yang berdasarkan dalam pemaksaan (la start), berarti kalau itu yang dimaksud
saya mengatakan itu menguraikan sistem hukum yang diwariskan oleh belanda karena negara
ini la start, tapi sekarang kemudian penjelasan itu sudah tidak ada, kita hanya menyambungkan
negara hukum saja di pasal 1 ayat 3 negara hukum yang bagaimana negara hukum yang
didasarkan pada ada pembukaan, negara hukum yang dipraktekkan menurut uud, menurut uud
itu bagaimana: yang suprem di indonesia yang paling tinggi komposisinya atau yang menjadi
sumber hukum adalah konstitusi diatas konstitusi ada pembukaan, di dalam pembukaan disitu
menyatakan didalam pembukaan ada pancasila, atau berdasarkan pancasila. UUD sebagai
hukum yang tertinggi,di situ ada pembukaan, di dalam pembukaan berdasarkan pancasila.

Indonesia UUD nya terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal, sehingga pembukaan itu terdiri
dari pasal-pasal yang menjalankannya.

Ada proses yg disebut kudeta perangkap, apa yang dimaksud kudeta perangkap? kudeta yang
dilakukan yang dilakukan secara sistematis, kudeta yang tidak yang berdasarkan konstitusi.
Sekarang ada kudeta yang merangkap, kudeta yang rakyati, kudeta yang tidak konstitusional
dengan jalan secara sistematis pancasila tidak diajarkan.

Dalam pasal 37 menyatakan UUD dapat diubah, yang diubah adalah pasal-pasal tersebut. Di
Pasal 37 dikatakan perubahan UUD dapat dilakukan hanya terhadap pasal-pasal saja. ini
membatasi berarti pembukaan tidak boleh diubah.
Bangsa kita ini yang kaya sumber manusia dan sumber daya alam, kembali penjajahan model
sekarang ,penjajan sekarang ini adalah penjajahan ideologis indonesia itu bangsa yang luar
biasa, bangsa ini disebut makannya tahu tempe , tahu tempe terbuat dari kedelai, petani kedelai
habis , karna masuk kedelai dari luar di jual murah dampik di jual murah, petani-petani kedelai
di indonesia menghadapi subsidi dari negara lain yang menjual kedelai dari luar, karena
kualitas nya lebih bagus mungkin tapi harga nya lebih murah akhirnya petani tidak menanam
kedelai, begitu tidak ada yang menanam kedelai indonesia menjadi pesat impor kedelai dari
luar, begitu sudah di monopoli,harganya di naikan dan di naikan, impor yang sanggat tinggi
indonesia tidak bisa memproduksi tahu dan tempe, begitu juga dengan tebu, guna kebutuhan,
impor yang masuk di jual murah petani tebu di indonesia bekerjasama smua dan pabrik pabrik
begitu juga akhirnya kita tergantung impor gula, setelah ada produk” gula impor itu makin di
naikan harganya ,kita terjajah termonopoli gula,kedelai dan sebagainya.

presiden yang sekrang pernah mengatakan, kita punya sumber alam yang kaya, dan mode
kehidupan kita bisa bergerak, itulah monopoli yang sekrang terjadi.

kita tidak terasa kalo sekrang di monopoli,tidak terasa sekarang kita di jajah selalu dalam
mengambil keputusan voting” itu kita terasa,itu mempraktekan demokrasi liberal kita sudah di
jajah,

dari kekuatan iman kita, mari kita menghentikan itu dan memohon petunjuk kepada Tuhan
Yang Maha Esa supaya kita dalam berdemokrasi dalam bermusyawarah bisa kata sepakat yang
berguna untuk mempenting keuntungan bangsa kita.

Hal-hal yang sanggat mendasar kita sadari mari kita bersama-sama menginggat kembali apa
yang sudah terjadi kita pelajari.

Kepatuhan hukum adalah ketaatan pada hukum, dalam hal ini hukum yang tertulis. Kepatuhan
atau ketaatan ini didasarkan pada kesadaran. Hukum dalam hal ini hukum tertulis atau
peraturan perundang-undangan mempunyai pelbagai macam kekuatan, yaitu kekuatan berlaku
atau “rechtsgeltung”.

Kalau suatu undang-undang memenuhi syarat-syarat formal atau telah mempunyai kekuatan
secara yuridis, tetapi secara sosiologis dapat diterima oleh masyarakat, kondisi itu disebut
kekuatan berlaku secara sosiologis. Masih ada kekuatan berlaku yang disebut filosofische
rechtsgetung, yaitu apabila isi undang-undang tersebut mempunyai ketiga kekuatan berlaku
sekaligus. Di dalam konteks kepatuhan hukum, ada sanksi positif dan negatif. Ketaatan
merupakan variabel tergantung yang didasarkan kepada kepuasan diperoleh dengan dukungan
sosial.

Kepatuhan merupakan sikap yang aktif yang didasarkan atas motivasi setelah ia memperoleh
pengetahuan. Dari mengetahui sesuatu, manusia sadar, setelah menyadari ia akan tergerak
untuk menentukan sikap atau bertindak. Oleh karena itu, dasar kepatuhan itu adalah
pendidikan, kebiasaan, kemanfaatan, dan identifikasi kelompok. Karena pendidikan,
kebiasaan, kesadaran akan manfaat, dan identifikasi dirinya dalam kelompok, manusia akan
patuh.

Jadi, kita harus terlebih dahulu tahu bahwa hukum itu ada untuk melindungi dari kepentingan
manusia. Setelah tahu, kita akan menyadari kegunaan isinya dan kemudian menentukan sikap
untuk mematuhinya.

Anda mungkin juga menyukai