Adoc - Pub - Perkembangan Ekonomi Makro Indonesia
Adoc - Pub - Perkembangan Ekonomi Makro Indonesia
MAKRO INDONESIA
April 2015
• Pelemahan rupiah masih menjadi isu panas. Bank Indonesia mulai melakukan intervensi namun
sekedar menjaga pergerakan tidak terlalu fluktuatif. Pelemahan rupiah menambah tekanan politik
pada Pemerintahan Jokowi-JK.
• Jika mempertimbangkan inflasi yang masih di bawah kendali dan membaiknya defisit transaksi
berjalan, BI Rate bisa dipertahankan di level 7,50% namun berpotensi dinaikan secepatnya pada
April 2015 untuk menjaga pergerakan rupiah dalam fluktuasi yang terkendali dan antisipasi sudden
reversal namun hal ini berpotensi menghambat pencapaian target pertumbuhan ekonomi 2015.
The Fed Bisa Menaikan Suku Bunga Acuan Kapan Saja
• Rupiah mencapai level terendah Rp13.237 perdolar AS pada 16 Maret 2015. Volatilitas rupiah
tercatat 0,46% sepanjang Januari-Maret 2015, lebih rendah dibandingkan periode yang sama
tahun lalu yang sebesar 0,56%.
• Cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2015 tercatat US$111,55 miliar, turun US$3,97 miliar
atau 3,44% dari posisi akhir Februari 2015.
Surplus Kembar Untuk Pertama Kali
Investasi asing di pasar finansial bertambah Rp49,55 triliun pada Maret 2015 menjadi Rp2.547,54 triliun.
Berdasarkan jenisnya, investasi saham bertambah Rp51,71 triliun, obligasi korporasi bertambah Rp1,44
triliun sementara obligasi pemerintah berkurang Rp3,60 triliun. Lebih dari 70% portofolio investasi asing
ada di saham.
Kenaikan Harga BBM Berpotensi Menaikan Inflasi Kembali
• Indeks harga konsumen Indonesia tercatat
118,48 pada Maret 2015, naik 0,17%
dibandingkan bulan sebelumnya. Tingkat inflasi
tahunan tercatat 6,38%.
• Kenaikan DPK terutama bersumber dari Simpanan berjangka yang tumbuh 26,70% menjadi
Rp1.985,0 triliun. Sedangkan Giro tercatat sebesar Rp852,3 triliun, tumbuh 11,5% (yoy). Di sisi
lain, Tabungan tercatat sebesar Rp1.230,5 triliun, atau tumbuh 3,8% (yoy).
Sektor Manufaktur Mendorong Kredit
Kredit Perbankan
(Rp triliun) • Posisi penyaluran kredit
Pertumbuhan
Kredit Jan-15 Feb-15 perbankan tercatat sebesar
% qoq % yoy
Kredit Investasi 901 906 0.61% 13.07%
Rp3.699,5 triliun pada Februari
Kredit Modal Kerja 1,720 1,741 1.22% 12.13%
Kredit Konsumsi 1,048 1,053 0.55% 11.42% 2015, atau tumbuh 12,16%
Total Kredit 3,668 3,700 0.88% 12.16%
Sumber: Bank Indonesia (yoy).
• Pertumbuhan kredit tersebut bersumber dari jenis penggunaan Modal Kerja (KMK). Penyaluran
KMK, pada Februari 2015 tercatat sebesar Rp1.740,4 triliun, atau tumbuh 12,0% (yoy), lebih tinggi
dibanding Januari 2015 (10,5%;yoy).
• Secara sektoral, akselerasi pertumbuhan KMK terutama terjadi pada sektor Industri pengolahan
yang tumbuh 16,4% (yoy) dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang tumbuh 13,0% (yoy).
Sektor Konstruksi dan Real Estate Mendorong Permintaan
Pembiayaan Properti
Kredit Properti • Penyaluran kredit di sektor properti pada
(Rp triliun)
Pertumbuhan Februari 2015 tercatat Rp551,2 triliun
Kredit Properti Jan-15 Feb-15
% qoq % yoy
KPR dan KPA 316 318 0.47% 12.54% atau tumbuh 16,93% (yoy), lebih tinggi
Konstruksi 141 143 1.49% 28.32%
Real Estat 88 90 2.15% 16.54% dibandingkan Januari 2015 yang tumbuh
Total Kredit Properti 546 551 1.01% 16.93%
Sumber: Bank Indonesia
16,8% (yoy).
• Peningkatan pertumbuhan kredit properti terutama bersumber dari peningkatan penyaluran Kredit
kepada sektor Konstruksi dan Real estate, yang pada Februari 2015 masing-masing tercatat tumbuh
28,4% (yoy) dan 16,5% (yoy), lebih tinggi dibanding Januari 2015 (27,9%;yoy dan 16,0%;yoy).
Biaya Dana Turun Sejalan Penurunan BI Rate
Rasio Keuangan • Komposisi dana murah terhadap total