Abstract. Home sanitation and environment are closely related to the incidence of
infectious diseases, especially respiratory infection. Several things can affect the
incidence of respiratory disease is the physical condition of the home, the house is
spacious and ventilated position. Both of these factors can cause respiratory illness in
the household. Data traffic in the Work Area Health Center North Bangli noted, 15%
of visitors there are patients suffering from ARI. This study aimed to determine the
relationship between the area and position of the house ventilation with incidence of
Acute Respiratory Infections (ARI) residents of the Northern Territory Health Center
Bangli in 2012. In this research, the author will use a type of observational study with
cross-sectional epidemiological study design, by using simple random technique
sampling with statistical analysis using chi square test. The results showed that there
is widely variable relationship to the incidence of ARI with the strength of the
relationshi. It can be seen from the results of chi square test less than 0.05 and the
results of contingency coefficient of 0.045. While the position variables also have a
relationship with the incidence of ARI. It can also be seen from the results of chi
square test less than 0.05 and the results of contingency coefficient of 0.447
Rumah merupakan salah satu kebutuhan terhadap penyakit diare dan kecacingan.
pokok manusia, disamping sandang dan Diare merupakan penyebab kematian nomor
pangan.Rumah berfungsi pula sebagai empat, sedangkan kecacingan dapat
tempat tinggal serta digunakan untuk mengakibatkan produktivitas kerja dan
berlindung dari gangguan iklim dan kecerdasan anak sekolah menurun. Di
makhluk hidup lainnya.Selain itu rumah samping itu masih tingginya penyakit yang
jugamerupakan pengembangan kehidupan dibawa oleh vektor seperti : DBD, Malaria,
dan tempat berkumpulnya anggota keluarga Pes, dan Filariasis.
untuk menghabiskan sebagian besar Faktor-faktor risiko lingkungan pada
waktunya.Rumah sehat dan nyaman bangunan rumah yang dapat mempengaruhi
merupakan sumber inspirasi penghuninya kejadian penyakit maupun kecelakaan antara
untuk berkarya, sehingga dapat lain: ventilasi, pencahayaan, kepadatan
meningkatkan produktivitasnya. hunian ruang tidur, kelembaban ruang,
Konstruksi rumah dan lingkungan yang kualitas udara ruang, binatang penular
tidak memenuhi syarat kesehatan penyakit, air bersih, limbah rumah tangga,
merupakan faktor risiko sumber penularan sampah serta perilaku penghuni dalam
berbagai jenis penyakit.Penyakit infeksi rumah.
saluran pernafasan akut (ISPA) dan Upaya pengendalian faktor risiko yang
tuberkolusis yang erat kaitannya dengan mempengaruhi timbulnya ancaman dan
kondisi perumahan, berturut-turut melindungi keluarga dari dampak kualitas
merupakan penyebab kematian urutan kedua lingkungan perumahan dan rumah tinggal
dan ketiga di Indonesia. Penyediaan air yang tidak sehat, telah diatur dalam
bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak Kepmenkes RI No.829/Menkes/
memenuhi syarat dapat menjadi faktor risiko
1 Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Denpasar
169 2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes Denpasar
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 2, November 2014 : 169 - 174
SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan per bulan dari kunjungan pasien ke sana.
Perumahan. Permasalahan ini menjadi latar belakang
Menurut Notoatmodjo (2003), rumah pelaksanaan penelitian ini. Penelitian ini
yang luas ventilasinya tidak memenuhi bertujuan: a) mengukur luas ventilasi rumah
syarat kesehatan akan mempengaruhi di wilayah Puskesmas Bangli Utara; b)
kesehatan penghuni rumah. Hal ini mengidentifikasi posisi ventilasi rumah di
disebabkan karena proses pertukaran aliran wilayah Puskesmas Bangli Utara; c)
udara dari luar ke dalam rumah tidak lancar, menghitung prevalensi penderita ISPA di
g
sehingga bakteri penyebab penyakit ISPA wilayah Puskesmas Bangli Utara; d)
yang ada di dalam rumah tidak dapat keluar. menganalisis hubungan antara luas dan
Ventilasi juga menyebabkan peningkatan posisi ventilasi rumah dengan kejadian
kelembaban ruangan karena terjadinya infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
proses penguapan cairan dari kulit, oleh penghuni rumah di wilayah Puskesmas
karena itu kelembaban ruangan yang tinggi Bangli Utara
akan menjadi media yang baik untuk
perkembangbiakan bakteri penyebab METODE PENELITIAN
penyakit ISPA. Penelitian ini penulis menggunakan
Sanitasi rumah dan lingkungan erat jenis penelitian Observasional dengan
kaitannya dengan angka kejadian penyakit rancangan penelitian epidemiologi Cross
menular, terutama ISPA (Taylor, 2002). Sectional untuk mengetahui adanya
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi hubungan antara luas dan posisi ventilasi
kejadian penyakit ISPA adalah kondisi fisik rumah dengan kejadian infeksi saluran
rumah, kebersihan rumah, kepadatan pernafasan akut (ISPA) penghuni rumah di
penghuni dan pencemaran udara dalam wilayah Puskesmas Bangli Utara.
rumah. Selain itu juga faktor kepadatan Populasi dalam penelitian ini adalah
penghuni, ventilasi, suhu dan pencahayaan Kepala Keluarga (KK) yang ada di wilayah
ikut berpengaruh pada kejadian penyakit Puskesmas Bangli Utara yang berjumlah
ISPA dalam suatu keluarga (Dina, 2007). 22.256 KK, yang meliputi tiga desa dan dua
Menurut Ranuh (1997), rumah yang kelurahan dengan rincian: a) Desa Pengotan
jendelanya tidak memenuhi persyaratan 2.756 KK; b) Desa Landih 3.338 KK; c)
menyebabkan pertukaran udara tidak dapat Desa Kayubihi 4.811 KK; d) Kelurahan
berlangsung dengan baik, akibatnya asap Cempaga 6.232 KK; dan e) Kelurahan
dapur dan asap rokok dapat terkumpul Kubu 5.119 KK. Sedangkan jumlah sampel
dalam rumah. Bayi dan anak yang sering yang diambil sebanyak 100 KK, dengan
menghisap asap tersebut di dalam rumah menggunakan teknik simple random
lebih mudah terserang ISPA. Rumah yang sampling.
lembab dan basah karena banyak air yang Untuk memudahkan peneliti dalam
terserap di dinding tembok dan cahaya pengolahan data, data yang telah terkumpul
matahari pagi yang sulit masuk dalam dianalisis dengan menggunakan statistik.
rumah juga memudahkan anak-anak Sebelum dilakukan uji terlebih dahulu
terserang ISPA.Berdasarkan hasil penelitian dilakukan uji korelasi. Analisis data
Yusuf (2005), diketahui bahwa ada dilakukan dengan cara: a) Analisis univariat
hubungan yang bermakna antara ventilasi, (analisis persentase) dilakukan untuk
pencahayaan dan kepadatan penghuni menggambarkan distribusi frekuensi
dengan kejadian ISPA. masing-masing, baik variabel bebas
Data di Puskesmas Bangli Utara dari (independen variable), variabel terikat
bulan Pebruari sampai dengan September (dependent variable) maupun deskripsi
2012 menunjukkan penyakit ISPA karakteristik responden; dan b) Analisis
merupakan kasus terbanyak yang dijumpai bivariat dilakukan dengan menggunakan uji
di wilayah itu, yaitu rata-rata sebanyak 15% chi square.
170
Hubungan Antara Luas Dan Posisi Ventilasi...... ( Juniartha, Choirul Hadi, Notes)
Tabel 2
Tabulasi Silang Posisi Ventilasi dengan Kejadian ISPA
Kejadian ISPA Jumlah
LUAS VENTILASI
Ya Tidak Seluruhnya
Tidak memenuhi syarat 38 24 62
- Persentase dengan luas ventilasi 61,3% 38,7% 100%
- Persentase total 38% 24% 63%
Memenuhi syarat 4 34 38
- Persentase dengan luas ventilasi 10,5% 89,5% 100%
- Persentase total 4% 34% 37%
Jumlah Seluruhnya 42 58 100
- Persentase dengan luas ventilasi 42% 58% 100%
- Persentase total 42% 58% 100%
171
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 2, November 2014 : 169 - 174
172
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 2, November 2014 : 169 - 174
bagaimana membuat lebih mudah bergerak di wilayah kerja Puskesmas Bangli Utara
dari luar ke dalam maupun sebaliknya. Oleh relatif dingin maka disarankan agar
karenanya peletakan bukaan ventilasi masyarakat menutup ventilasi rumahnya di
menjadi faktor penting agar angin yang saat malam hari..
masuk bisa mengalir dengan lancer, maka Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
penempatan bukaan ventilasi yang baik Bangli dan Puskesmas Bangli Utara
adalah dengan meletakkan secara diharapkan melakukan penyuluhan ke
berhadapan (cross ventilation). Kondisi ini masyarakat tentang kesehatan perumahan,
g
mempermudah aliran udara untuk saling sehingga masyarakat tahu akan pentingnya
bertukar, satu bagian menjadi tempat membuat luas dan posisi ventilasi yang
masuknya udara bagian yang berhadapan memenuhi syarat kesehatan sehingga
menjadi tempat pengeluarannya begitu pula masyarakat terhindar dari risiko terinfeksi
sebaliknya. Namun yang perlu diingat agar penyakit ISPA
aliran udara bisa mengalir melintang di
seluruh ruang maka ketinggian lubang DAFTAR PUSTAKA
ventilasi yang saling berhadapan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
ketinggiannya sebaiknya dibuat tidak sama. Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta :Rineka Cipta.
SIMPULAN DAN SARAN Azwar A,1990, Pengantar Ilmu Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian dan Lingkungan (online), http://www.
pembahasan hubungan antara luas dan posisi scribd.com/doc 806/809//Rumah
Sehat (5 Oktober 2012)
ventilasi rumah terhadap kejadian ISPA di
wilayah kerja Puskesms Bangli Utara dapat Benih, C.,2008. Penanggulangan dan
disimpulkan bahwa luas ventilasi dari rumah Pengobatan ISPA.(online) http:/
responden kebanyakan tidak memenuhi www. benih.net/lifestyle//ispa-
infeksi-saluran-pernafasan-akut-
syarat kesehatan. Demikian halnya dengan penanggulangan-dan-
posisi ventilasi rumah responden pengobatannya.html.(5 oktober
kebanyakan tidak memenuhi syarat 2012)
kesehatan.
Budiarto, E.,2001. Biostatistika untuk
Prevalensi ISPA di wilayah kerja Kedokteran dan Kesehatan
Puskesmas Bangli Utara sebesar 31 per Masyarakat: Jakarta: EGC
10.000 penduduk, dan terbukti ada
hubungan antara luas dan posisi ventilasi Depkes R.I, 2002, Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi
penghuni rumah dengan kejadian ISPA di Saluran Pernafasan Akut: Ditjen
wilayah kerja Puskesmas Bangli Utara PPM & PL
dengan kekuatan hubungan berskala sedang.
Berdasarkan simpulan yang didapat, ________ , Pedoman Teknis Penilaian
maka saran yang dapat diberikan kepada Rumah Sehat,Jakarta: Ditjen PPM &
PL
masyarakat yang memiliki ventilasi tidak
memenuhi syarat untuk membuat ventilasi Dina, A, 2007. Aspek Teknis dalam
dengan luas yang sesuai dengan standar Penyehatan Rumah (online), http://
kesehatan yaitu luas total ventilasi rumah migra
sehat.blogspot.com/2007/07/aspek-
minimal sebesar 10% dari luas lantai teknis-dalam-penyehatan rumah-
ruangan. Dan memberikan masukan kepada rumah.html, 5 Oktober 2012
masyarakat yang posisi ventilasinya tidak
memenuhi syarat untuk membuat ventilasi Hindarto, Probo, 2008. Inspirasi Rumah
Sehatdi Perkotaan (online) www.
dengan posisi yang sesuai dengan standar astudiorchitect.com, 5 oktober 2012
kesehatan yaitu dengan cara membuat posisi
ventilasi yang saling berhadapan dengan Nadia, 2009, Pengertian ISPA,(online)
ketinggianya yang tidak sama. Karena suhu Aviable: http://www.scribd.com/doc
173
Hubungan Antara Luas Dan Posisi Ventilasi...... ( Juniartha, Choirul Hadi, Notes)
783/484//Pengertian ISPA.(5
Oktober 2012)
Notoatmodjo, S.2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta : Asdi
Maha Satya
Nursalam, 2009, Konsep Penerapan Metode
Penelitian Ilmu Keperawatan, Jilid
Pertama,, Edisi Kedua, Jakarta:
Salemba Medika
Ranuh, I. G. N.,1997. Masalah ISPA dan
Kelangsungan Hidup Anak.
Surabaya:Continuing Education Ilmu
Kesehatan Anak.
Rudiansyah, 2003, Ventilasi dan
Pencahayaan yang memenuhi
Rumah Sehat , (online) http:// Civil
Education
Center.blog.spot.com/2012/02/
ventilasi-dan-pencahayaan-
memenuhi.html. (5 Oktober 2012)
Sukar, 1996, Pengaruh Lingkungan dalam
Ruang terhadap ISPA Pneumonia.
Bandung: Buletin Penelitian
Kesehatan.
Taylor, V., 2002.Health Hardware for
Housing for Rural and Remote
Indigenous Communities.Australia:
Central Australian Division of
General Practice
Yusup, N. A.,2005. Hubungan sanitasi
Rumah secara Fisik dengan
Kejadian ISPA. (online)
http://www.journal.unair.ac.id/filerP
DF/KESLING-1-2-02.pdf (5
Oktober 2012)
174