Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN DAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN

ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 9 NOPEMBER


TAHUN 2022

Depa Depisa1,Achmad Rizal2, Husnul Khatimatun Inayah3


1
Kesehatan Masyarakat, 132O1, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNISKA, NPM.18070128
2
Kesehatan Masyarakat, 132O1, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNISKA, NIDN.1103079101
3
Kesehatan Masyarakat,132O1, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNISKA, NIDN.1122057401
Email:depadepisa1427@gmail.com

ABSTRAK

ISPA yaitu infeksi saluran pernapasan atas atau bawah yang dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit, mulai dari infeksi ringan hingga penyakit berat dan fatal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan lingkungan rumah dan kondisi fisik dengan kejadian ISPA pada balita di
wilayah kerja Puskesmas pada tanggal 9 November 2022. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
survei analitik dengan desain cross sectional dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu contingent sampling. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
Slovin, menghasilkan 94 responden. Evaluasi data penelitian menggunakan uji chi-square dengan (a =
0,05). Akibatnya, 53 bayi (56,4%) menderita ISPA. Kondisi lingkungan tidak memenuhi syarat 65
(69,1%) dan kondisi fisik perumahan tidak memenuhi syarat 62 (66%). Hasil penelitian menunjukkan
maka kondisi lingkungan dan fisik rumah (p. value = 0,001) yang berhubungan dengan kejadian ISPA
pada bayi menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut dengan kejadian ISPA
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas pada bulan November menunjukkan maka terdapat hubungan
antara kedua variabel tersebut dengan kejadian ISPA pada bayi di wilayah kerja Puskesmas pada
bulan November. yaitu tanggal 9. 2022. Diharapkan upaya pencegahan lebih diperkuat melalui
penyuluhan dengan menayangkan video penyakit ISPA dan peningkatan informasi ISPA melalui
poster di Puskesmas dan lokasi lain yang lebih strategis (terlihat dan terbaca) akan terjemput.

Kata Kunci: ISPA, Hubungan Lingkungan Dan Fisik Rumah

ABSTRACT

ISPA is an infectious disease of the upper or lower respiratory tract that can give rise to a wide
spectrum of diseases ranging from mild infections to severe and deadly diseases. The purpose of the
study was to determine the relationship between the environmental and physical conditions of the
house with the incidence of ARI in toddlers in the puskesmas work area on November 9, 2022. The
type of research used is an analytical survey with a Cross Sectional design and a sample retrieval
technique in this study, namely Accidental Sampling. The number of samples was taken using the
slovin formula so that 94 respondents were obtained. Analysis of research data using the Chi-Square
test with (a = 0.05). The results showed that the number of ARI toddlers was 53 (56.4%). The
environmental conditions were not qualified 65 (69.1%) and the physical condition of the house was
not qualified 62 (66%). The results showed that the environmental and physical conditions of the
house with the incidence of ARI in toddlers (p.vaule = 0.001) there is a relationship between the two
variables and the incidence of ARI in toddlers in the puskesmas work area on November 9, 2022. It is
hoped that it can increase preventive efforts through counseling, it can be by screening videos about
ARI disease and increasing information about ARI through posters pasted at puskesmas or other
more strategic places (easy to see and read).

Keywords:ISPA, The Relationship Between The Environment And Physical Home


PENDAHULUAN kebutuhan utama manusia yang harus
Menurut WHO, ISPA yaitu infeksi dipenuhi: sandang, pangan, dan papan. Oleh
pada saluran pernapasan atas atau bawah yang karena itu, perlu diperhatikan kondisi fisik
berkisar dari infeksi ringan hingga berat dan rumah, seperti: B. Kesehatan Bangunan,
fatal, tergantung pada agen penyebab, faktor Penerangan, Ventilasi, Sanitasi, dan
inang, dan faktor lingkungan seperti ventilasi Penggunaan Bahan Bangunan. Sebuah rumah
dan jenis tanah. Dapat menyebabkan berbagai yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan
macam penyakit. . , kepadatan penduduk. dapat menimbulkan risiko yang berbeda untuk
(Vezia Mediana, 2019). keluarga Anda dan dengan demikian
ISPA yaitu penyebab utama menyebabkan penyakit yang berbeda. Bagian
morbiditas dan mortalitas dari penyakit darinya yaitu infeksi saluran pernapasan atas
menular di seluruh dunia. ISPA juga yakni atau biasa dikenal dengan ISPA. Hasil
penyebab kematian ketiga di dunia dan penelitian Alvin Ariano (2019) menyatakan
penyebab utama kematian di negara-negara maka bagian dari upaya pencegahan ISPA
berpenghasilan rendah dan menengah. yaitu terjadinya ISPA melalui perilaku hidup
Kematian akibat ISPA 10 sampai 50 kali lebih bersih dan sehat penduduk. B. Jangan
tinggi di negara berkembang dibandingkan di menumpahkan air liur atau lendir
negara maju. ISPA termasuk dalam kelompok sembarangan, merokok di dalam ruangan, atau
penyakit airborne yang ditularkan melalui memakai masker. saat bepergian keluar rumah.
udara. Patogen yang menyerang dan Menurut Riskesdas (2018), prevalensi
menginfeksi saluran pernapasan dan ISPA di Indonesia sebesar 9,3%, dengan
menyebabkan inflamasi (Lubis Ira, et al. prevalensi ISPA tertinggi pada kelompok usia
2019). 1 sampai 4 tahun sebesar 13,7% (Kementerian
ISPA dapat disebabkan oleh berbagai Kesehatan, 2018). Dinas Kesehatan Kota
organisme, tetapi yang paling umum yaitu Banjarmasin menyebutkan prevalensi ISPA
infeksi virus dan bakteri. Virus yakni pada tahun 2019 sebanyak 1.385 kasus.
penyebab paling umum dari infeksi saluran Berdasarkan data Puskesmas per tanggal 9
pernapasan atas (ISPA) akut seperti rinitis, November (2969) data dikumpulkan pada
sinusitis, faringitis, tonsilitis, dan laringitis. tahun 2019 dan data ISPA (734) dikumpulkan
Hampir 90% infeksi tersebut disebabkan oleh pada tahun 2020. Data dari dua tahun terakhir
virus dan hanya sebagian yang disebabkan menunjukkan maka ISPA menempati urutan
oleh bakteri (Tandi, 2018). Infeksi Saluran pertama di antara 10 penyakit paling umum
Pernafasan Akut (ISPA) yaitu infeksi yang menurut Laporan Tahunan 9 November
menyerang satu atau lebih bagian saluran Departemen Kesehatan Masyarakat. Pada
udara mulai dari hidung (saluran atas) hingga tahun 2020 tercatat 734 kasus ISPA di
alveolus (saluran bawah) dan mengenai sinus Puskesmas. (Profil Puskesmas 9 November
paranasal, rongga telinga tengah, dan jaringan 2020) Sehingga dapat disimpulkan maka ISPA
lainnya. pleura. ISPA yaitu infeksi saluran yakni masalah besar di Puskesmas pada
pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. tanggal 9 November, yang terutama
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sering menyerang anak-anak. Mencermati pendataan
terjadi pada bayi dan anak-anak dan berkisar rumah peneliti, rumah tetangga sangat dekat
dari ISPA ringan hingga berat. ISPA yang dari rumah ke rumah, jarak dari rumah ke
parah menyebabkan pneumonia ketika rumah sekitar 1M, dan beberapa rumah hanya
menyerang jaringan paru-paru. Pneumonia memiliki 3 jendela. Termasuk ventilasi,
yakni infeksi yang mematikan terutama pada ternyata di dalam rumah terdapat sekitar empat
anak-anak (Jalil, 2018). sampai enam orang, dan beberapa keluarga
Menurut penelitian Yeni Rohmatul merokok di lingkungan rumah, saya melihat
(2018), rumah yakni bagian dari dari tiga banyak hal di sekitar rumah. Di kawasan
tersebut terdapat TPA, namun tidak 2 Swasta 4 4,3
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, 3 Wiraswasta 2 2,1
4 Ibu Rumah
sehingga masih banyak sampah berserakan. 87 92,6
Tangga
Unsur fisik lingkungan rumah yakni bagian Total 94 100
dari faktor kunci yang berpengaruh signifikan Jenis Kelamin
No. Jumlah Persentase (%)
terhadap derajat kesehatan penghuni (Irma Balita
Suharno, dkk, 2019). 1 Laki-Laki 50 53,2
2 Perempuan 44 46,8
Total 94 100
METODE PENELITIAN No. Umur Balita Jumlah Persentase (%)
Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan 1 1-3 Tahun 56 59,6
yaitu penelitian survey analitik dengan desain 2 4-5 Tahun 38 40,4
Total 94 100
Cross-Sectional yaitu penelitian yang akan
Sumber: Data Primer
dilakukan secara bersamaan dimana variabel
bebas dan terikat diamati pada waktu Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
bersamaan (Notoatmodjo,2014). dari 94 responden di wilayah kerja
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi Puskesmas 9 Nopember diperoleh
yaitu jumlah balita yang ada di wilayah responden dengan persentase tertinggi
Puskesmas 9 Nopember dengan jumlah 1,443 pada umur 35 - 40 tahun yaitu 48
jiwa pada Tahun 2021.jumlah sampel yang responden (51,1%), sedangkan responden
didapatkan dari hasil perhitungan diatas dengan persentase terendah pada umur 19
sebanyak 94 orang. – 26 tahun yaitu 7 responden (74%), pada
Analisis data tersebut dilakukan untuk tingkat pendidikan terakhir
mengetahui perbedaan masing-masing variabel SLTA/Sederajat dengan persentase
independen dan variabel dependen yaitu tertinggi yaitu 54 responden (57,4%),
dengan Analisis Univariat dan Analisis sedangkan responden pada tingkat
Bivariat pendidikan tidak sekolah dengan
persentase terendah yaitu 2 responden
HASIL PENELITIAN (2,1%),pekerjaan responden dengan
A. Karakteristik Responden persentase tertinggi ibu rumah tangga
Tabel 1 yaitu 87 responden (92,6%), sedangkan
Distribusi Karekteristik Responden pekerjaan responden dengan persentase
Kondisi Lingkungan Dan Fisik Rumah terendah PNS yaitu 1 responden (1,1%),
Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Di maka jenis kelamin balita dengan
Wilayah Kerja Puskesmas 9 Nopember persentase tertinggi kategori laki-laki
No. Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%) yaitu 50 balita (53,2%), sedangkan balita
1 19- 26 Tahun 7 7,4
2 27- 34 Tahun 39 41,5
dengan persentase terendah yaitu kategori
3 35- 40 Tahun 48 51,1 perempuan sebanyak 44 balita (46,8%).
Total 94 100 Serta umur balita dengan persentase
Pendidikan tertinggi pada umur 1-3 tahun yaitu 56
No. Jumlah Persentase (%)
terakhir Ibu
balita (59,6%), sedangkan balita dengan
1 Tidak Sekolah 2 2,1
2 SD 3 3,2 persentase terendah pada umur 4-5 tahun
3 SMP 31 33 yaitu38 balita (40,4%).
4 SLTA/Sederajat 54 57,4
5 Perguruan
4 4,3
Tinggi/S1
Total 94 100
No. Pekerjaan Ibu Jumlah Persentase (%)
1 PNS 1 1,1
B. Analisis Data menderita penyakit ISPA dengan
1. Analisis univariat persentase tertinggi yaitu 53 balita
Tabel 2 (56,4%), sedangkan yang tidak ISPA
Distribusi Frekuensi Kondisi dengan persentase terendah yaitu 41
Lingkungan Dan Fisik Rumah balita (43,6%). Sehingga dapat di
Dengan Kejadian Ispa Pada simpulkan maka masyarakat di wilayah
Balita Di Wilayah Kerja kerja Puskesmas 9 Nopemeber lebih
Puskesmas 9 Nopember banyak yang terkena ISPA daripada tidak
No.
Kejadian
Frekuensi
Persentase ISPA, responden yang memiliki tingkat
ISPA (%) kondisi lingkungan yang baik yaitu 29
1 ISPA 53 56,4
responden (30,9%), sedangkan responden
2 Tidak ISPA 41 43,6
Total 94 100 yang memiliki tingkat lingkungan yang
Persen/tase tidak baik 65 responden (69,1%). Dan
No. Lingkungan Frekuensi
(%) dapat disimpulkan maka banyak
1 Baik 29 30,9 responden yang memiliki tingkat kondisi
2 Tidak 65 69,1
Total 94 100 lingkungan yang tidak baik. Dan maka
Persentase responden yang memiliki keadaan rumah
No. Fisik Rumah Frekuensi
(%) yang baik memenuhi syarat dengan
1 Baik 32 34 pesentase terendah yaitu 32 responden
2 Tidak 62 66
(34,1%), sedangkan rumah yang tidak
Total 94 100
memenuhi syarat dengan persentase
Sumber: Data Primer tertinggi yaitu 62 responden (66%)
Berdasarkan tabel 2 diketahui maka
dari 94 responden didapatkan data yang

2 . Analisis Bivariat
Tabel 3
Tabulasi Silang Hubungan Kondisi Lingkungan dan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian
ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas 9 Nopember
Kejadian ISPA P-Value
No Kondisi Lingkungan ISPA Tidak ISPA
n % n %
1 Ya 53 56,4 29 30,9 0,001
2 Tidak 41 43,6 65 69,1
Total 94 100 94 100
Kejadian ISPA P-Value
No Kondisi Fisik Rumah ISPA Tidak ISPA
n % n %
1 Ya 53 56,4 32 34 0,001
2 Tidak 41 43,6 64 66
Total 94 100 94 100
Berdasarkan tabel 3 menunjukan maka kondisi lingkungan dengan kejadian ISPA pada balita di
pe
roleh berkaitan. Hasil uji Pearson Chi- kecil” menemukan maka
Square hubungan kondisi lingkungan pencemaran lingkungan
dengan kejadian ISPA Pada Balita di berhubungan langsung dengan
Wilayah Kerja Puskesmas 9 Nopember pengaruh hemoglobin sebagai faktor
diperoleh nilai p.value = 0,001 < α = 0,05 yang mempengaruhi yang
maka Ho di tolak yang berarti ada mendukung perkembangan penyakit
hubungan antara kondisi lingkungan seperti sebagai udara tercemar,Udara
dengan kejadian ISPA Pada Balita dan yang secara langsung dapat
maka kondisi fisik rumah dengan kejadian mempengaruhi saluran pernafasan,
ISPA pada balita di peroleh berkaitan. air minum yang kotor, udara yang
Hasil uji Pearson Chi-Square hubungan lembab, perilaku individu dalam
kondisi fisik rumah dengan kejadian ISPA masyarakat, penerangan rumah yang
Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas 9 kurang.
Nopember diperoleh nilai p.value = 0,002 < Pada hasil penelitian ini
α = 0,05 maka Ho di tolak yang berarti ada menunjukan maka lebih banyak
hubungan antara kondisi fisik rumah responden yang lingkungannya tidak
dengan kejadian ISPA Pada Balita di bersih (57%) dengan kejadian ISPA
Wilayah Kerja Puskesmas 9 Nopember. pada balita.
Penelitian ini sesuai oleh
PEMBAHASAN penelitian Ardhin (2018) berjudul
1. Analisis Univariat 'Hubungan Kesehatan Lingkungan
a. Kejadian ISPA Pada Balita Rumah dengan Kejadian ISPA pada
Hasil penelitian yang telah Anak Kecil'. Dikatakannya, banyak
dilakukan tentang kejadian ISPA anak kecil yang terkena infeksi
pada balita diperoleh data dengan saluran pernapasan (ISPA) karena
persentase tertinggi yaitu 53 balita kondisi yang tidak sehat, terhitung
(56%) yang menderita ISPA paling sekitar 30 anak (50,0%).
banyak terjadi pada usia balita dari
1-3 tahun. b. Kondisi Lingkungan Dengan
Hal ini menunjukan maka Kejadian ISPA Pada Balita
kejadian ISPA pada balita di wilayah Hasil penelitian yang telah
kerja Puskesmas 9 Nopember dilakukan tentang kondisi
tergolong tinggi disebabkan lingkungan dengan kejadian ISPA
banyaknya anggota keluarga yang pada balita di peroleh data
merokok didalam rumah, ventilasi lingkungan yang tidak memenuhi
rumah yang tidak memenuhi syarat, syarat yaitu 65 responden (69,1%).
dan lingkungan sekitar rumah juga Menurut data yang diperoleh
terdapat masih banyak sampah yang terdapat lingkungan yang tidak sehat
berserakan sehingga hal ini sangat di wilayah kerja Puskesmas 9
berpengaruh untuk peningkatan Nopember dikarenakan masih
kejadian ISPA pada balita. terdapat banyak sampah yang
Sebuah penelitian oleh Sri dibuang sembarangan disekitar
Rosita & Faisal (2020) berjudul rumah, juga masih banyak anggota
“Hubungan antara kondisi keluarga yang merokok didalam
lingkungan dan perilaku merokok rumah dan berada diruangan yang
dengan kejadian ISPA pada anak sama dengan balita asap rokok yakni
bagian dari bahan pencemar didalam ISPA pada Bayi di Kecamatan
ruangan. Sehingga membuat balita Ciwandan Kota Cilegon Tahun
mudah terinfeksi penyakit saluran 2016'', dan Hubungan Ventilasi
pernapasan dapat di simpulkan Dengan ISPA Pada Bayi. dengan apa
semakin baik kondisi lingkungan yang menggambarkan hubungan
maka angka kejadian ISPA yang dengan kejadian. Chihuadan, Kota
terjadi akan semakin sedikit, Cilegon (p=0,001). Hal ini sesuai
sebaliknya jika semakin buruknya dengan Kementerian Kesehatan
kondisi lingkungan maka akan (2013) yang menyatakan maka
semakin tinggi kejadian ISPA pada bagian dari penyebab ISPA yaitu
balita. kebutuhan ventilasi rumah yang
Penelitian ini sejalan dengan buruk. Hal ini karena pertukaran
penelitian Alvin (2019). Dengan aliran udara dan sinar matahari dari
judul 'Hubungan faktor lingkungan luar ke kamar tidur terhambat
dan perilaku terhadap kejadian ISPA sehingga memudahkan pertumbuhan
pada balita', ditemukan faktor bakteri penyebab ISPA.
lingkungan kepadatan perumahan 2. Analisis Bivariat
yang tidak memenuhi syarat terhadap a. Hubungan Kondisi Lingkungan
kejadian ISPA pada balita dengan Dengan Kejadian ISPA pada Balita
nilai (82,1%) dalam 23 tanggapan. Di Wilayah Kerja Puskesmas 9
sama dengan orangnya Hal ini Nopember
menunjukkan maka faktor Berdasarkan tabel 3
lingkungan memiliki hubungan yang didapatkan hubungan kondisi
penting dalam perkembangan ISPA lingkungan dengan kejadian ISPA
pada anak usia dini. pada balita di wilayah kerja
c. Kondisi Fisik Rumah Dengan Puskesmas 9 Nopember Nilai (p)
Kejadian ISPA Pada Balita pada analisis Chi-Square yaitu 0,001
Hasil penelitian yang telah sesuai dengan tabel silang maka hal
dilakukan tentang kondisi fisik ini menunjukkan adanya hubungan
rumah dengan kejadian ISPA pada kondisi lingkungan dengan kejadian
balita di peroleh data kategori tidak ISPA pada balita di wilayah kerja
memenuhi syarat dengan persentase Puskesmas 9 Nopember karena nilai
tertinggi yaitu 62 responden (65%), signifikansi sebesar 0,001 yang
Terdapat di wilayah kerja Puskesmas berarti kurang dari 0,05 sesuai
9 Nopember masih banyak kondisi dengan taraf α. Dengan mengetahui
fisik rumah yang tidak memenuhi nilai P diketahui dari hubungan
syarat karena memiliki ventilasi yang kedua variabel tersebut, dimana
tidak sesuai dengan luas ruang rentang nilai kekuatan yaitu 0,416
rumahnya, suhu rumah yang tidak sehingga ada Hubungan Kondisi
memenuhi syarat dan penghuni Lingkungan Dengan Kejadian Ispa
didalam satu kamar lebih dari dua Pada Balita Di Wilayah Kerja
orang. Sehingga hal ini sangat Puskesmas 9 Nopember memiliki
mempengaruhi terjadinya kejadian kekuatan yang cukup dengan arah
ISPA pada balita. korelasi positif atau korelasi searah.
Penelitian ini didasarkan pada Korelasi positif atau searah berarti
penelitian Prima Puri (2016), menunjukkan kondisi lingkungan
berjudul ``Pengaruh Lingkungan dapat mempengaruhi kejadian ISPA
Fisik, Perumahan Terhadap Kejadian pada balita.
Hasil analisis yang dilakukan balita di wilayah kerja Puskesmas 9
peneliti maka didapatkan hubungan Nopember Nilai (p) pada analisis
antara lingkungan terhadap penyakit Chi-Square yaitu 0,002 sesuai
ISPA pada balita dikarenakan dengan tabel silang maka hal ini
banyaknya anggota keluarga yang yang menunjukkan adanya hubungan
merokok didalam rumah sehingga kondisi fisik rumah dengan kejadian
kemungkinan besar balita mengisap ISPA pada balita di wilayah kerja
nikotin dua kali lebih banyak di Puskesmas 9 Nopember karena nilai
bandingkan orang dewasa dan bisa signifikansi sebesar 0,002 yang
berdampak buruk bagi balita dan berarti kurang dari 0,05 sesuai
terdapat pula kepadatan hunian pada dengan taraf α. Diketahui dari
kamar yang ditempati lebih dari 2 hubungan kedua variabel tersebut,
orang penghuni pada satu kamar. dimana rentang nilai kekuatan yaitu
Hasil penelitian Patmawati & 0,216 sehingga Hubungan Kondisi
Kadrianti (2018). Berjudul “Faktor Fisik Rumah Dengan Kejadian Ispa
Fisik Rumah Tangga Terhadap Pada Balita Di Wilayah Kerja
Kejadian ISPA Pada Bayi”. Puskesmas 9 Nopember memiliki
Kepadatan/hunian lingkungan tidak kekuatan yang lemah dengan arah
memenuhi syarat (73,3%), korelasi positif atau korelasi searah.
menunjukkan maka kondisi Korelasi positif atau searah berarti
lingkungan berhubungan dengan menunjukkan kondisi fisik rumah
kejadian ISPA. dapat mempengaruhi ISPA pada
Penelitian berjudul 'Hubungan balita.
Kejadian ISPA dengan Kondisi Berdasarkan hasil penelitian
Lingkungan Pada Anak Kecil' oleh mengenai kondisi fisik rumah maka
peneliti Husnia & Saparani (2020). terdapat hubungan yang signifikan
Kondisi lingkungan yang tidak antara fisik rumah dengan kejadian
memenuhi syarat, terutama ISPA pada balita yang disebabkan
perumahan yang tidak sehat, secara oleh ventilasi yang tidak memenuhi
signifikan menurunkan daya tahan syarat yiatu kurang dari 10% luas
tubuh. Rumah yang kotor, sempit, lantai dapat menyebabkan udara
penuh sesak dan fasilitas air bersih segar yang masuk kedalam rumah
yang kurang memadai membuat anak tidak tercukupi dan pengeluaran
sering tertular kuman penyakit yang udara kotor ke luar rumah juga tidak
berasal dari tempat kotor.Rumah maksimal.
yang sering menghirup asap rokok Dengan demikian akan
lebih rentan terkena ISPA. Oleh menyebabkan kualitas udara dalam
karena itu, ada hubungan antara rumah menjadi buruk, hal tersebut
kebiasaan merokok dengan kejadian yakni bagian dari faktor penyebab
ISPA pada 40 dari 66 responden terjadinya kejadian ISPA pada balita.
(44,9%) dengan kebiasaan merokok. Pernyataan di atas sejalan
b. Hubungan Kondisi Fisik Rumah dengan penelitian Irma (2019). Judul
Dengan Kejadian ISPA Pada Balita penelitian 'Hubungan kondisi fisik
Di Puskesmas 9 Nopember rumah dan lingkungan rumah dengan
Berdasarkan table 3 kejadian ISPA pada anak di bawah 5
menunjukan maka ada hubungan tahun', menunjukkan maka sebagian
yang bermakna antara kondisi fisik besar rumah responden berventilasi
rumah dengan kejadian ISPA pada kurang dari 10% dari lantainya.
jangkauan. Jadi jika Anda memiliki tidak sebanyak 62 responden
keluarga dengan 3-4 orang yang (66%).
tinggal di kamar tidur kurang dari 8 4. Ada hubungan antara kondisi
m2 dan rumah tidak terlalu besar, lingkungan dan fisik rumah
dampaknya sangat tinggi, terlalu dengan kejadian ISPA pada balita
banyak anggota keluarga dapat di wilayah kerja Puskesmas 9
menyebabkan kekurangan oksigen, Nopember Tahun 2022 (p.vaule
bakteri dan kuman. akan terjadi. = 0,001< = 0,05).
Virus ini menyebar dengan cepat
melalui saluran pernapasan. Menurut
peneliti Diana (2017).
DAFTAR PUSTAKA
Korelasi antara kondisi Ardhin, Y. (2018). Hubungan Kesehatan
struktural rumah tidak layak huni Lingkungan Rumah Dengan Kejadian
dengan kejadian ISPA terlihat dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut
71 responden yang memiliki rumah (ISPA) Pada Balita di Desa Pulung
tidak layak huni. Dilihat dari Merdiko Ponorogo. Skripsi Sarjana.
hubungan kedua variabel, nilai Program Studi Kesehatan Masyarakat.
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun,
besarnya berkisar antara 0,26 hingga
(diakses tanggal 17 April 2022).
0,50, sehingga hubungan antara
kondisi lingkungan dan fisik di Alvin (2019) Hubungan Faktor Lingkungan
rumah tempat terjadinya ISPA pada dan Perilaku Terhadap Kejadian Infeksi
anak di bawah 5 tahun mirip dengan Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di
Puskesmas Nov 9 Hari umur wilayah Desa Talok Kecamatan Kresek (diakses
kerja memiliki intensitas sedang tanggal 21 Juli 2022)
https://academicjournal.yarsi.ac.id/index
dengan korelasi positif atau searah.
.php/jky/article/view/1119
Korelasi positif atau korelasi searah
menunjukkan maka lingkungan Dewi Chandra. (2012). Hubungan Kondisi
rumah dan kondisi fisik dapat Lingkungan Fisik Rumah Dengan
mempengaruhi kejadian ISPA pada Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah
anak di bawah 5 tahun. Kerja Puskesmas Gayamsari Kota
Semarang. (diakses tanggal 24 April
PENUTUP 2022).
https://www.neliti.com/id/publications/1
Berdasarkan hasil penelitian
8802/hubungan-kondisilingkungan-
dan pembahasan maka dapat diambil fisik-rumah-dengan-kejadian-ispa-pada-
kesimpulan sebagai berikut: balita-di-wila
1. Dari 94 responden didapatkan 53
balita (56,4%) mengalami Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
kejadian ISPA. Jakarta: Badan Penelitian dan
2. kondisi lingkungan dengan pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI.
kejadian ISPA pada balita di
wilayah kerja Puskesmas 9 Diana (2017) Hubungan Antara Kondisi
Nopember lebih banyak kategori Lingkungan Rumah DanKebiasaan
tidak sebanyak 65 responden Merokok Anggota Keluarga Dengan
(69,1%). Kejadian ISPA Pada Balita Di
3. Kondisi fisik rumah dengan Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang
(diakses tanggal 22 Juli 2022).
kejadian ISPA pada balita di
wilayah kerja Puskesmas 9 Fatimah, L. (2017). Faktor-Faktor yang
Nopember lebih banyak kategori Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Kementrian Kesehatan RI. (2018). Profil
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kampung Baru Kecamatan Medan Kemenkes RI, (diakses tanggal 30 April
Maimun Tahun 2017. Skripsi Sarjana. 2022), dari
Fakultas Kesehatan Masyarakat. http://www.depkes.go.id/resources/dow
Universitas Sumatera Utara. Medan, nload/pusdatin/profil-kesehatan
(diakses tanggal 25 April 2022). indonesia/ProfilKesehatan-Indonesia-
tahun-2017.pdf
Haibah, (2015).Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Kartiningrum, E. (2016). Faktor yang
Pada Balita di Wilayah Kerja Mempengaruhi Kejadian ISPA pada
Puskesmas Kuin Raya Kota Balita di Desa Kembang Sari Kec.
Banjarmasin Tahun 2015. Skripsi Jatibanteng Kab. Situbondo. Hospital
sarjana, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Majapahit: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Universitas Islam Kalimantan Politeknik Kesehatan Majapahit
(UNISKA) Muhammad Arsyad Al Mojokerto. (diakses tanggal 10 Mei
Banjari, Banjarmasin. 2022).

Husnia & Sapariani (2020) Hubungan Kondisi Lubis Ira, I., Ferusgel, (2019). Hubungan
Lingkungan Dengan Kejadian Penyakit Kondisi Fisik Rumah dan Keberadaan
ISPA Pada Balita Di Kelurahan Perokok Dalam Rumah Dengan
Wasolangka Wilayah Kerja Puskesmas Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Silo
Parigi Kabupaten Muna.(diakses tanggal Bonto, Kecamatan Silau Laut,
22 Juli 2022). Kabupaten Asahan. Jurnal Ilmiah
https://journal.fikes- Kesehatan Masyarakat. (diakses tanggal
umw.ac.id/index.php/mjph/article/view/ 11 Mei 2022).
171/119

Irma & Akili Rahayu (2019). Hubungan Lingga, Nurmaini & Devi, N, (2014).
Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Hubungan Karakteristik Rumah Dengan
Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Kejadian ISPA Pada Balita Dalam
Wilayah Kerja Puskesmas Wawonasa Keluarga Prokok di Kelurahan
Kota Manado. (diakses tanggal 17 Mei Gundaling I Kecamatan Berastagi
2022). Kabupaten Karo Tahun 2014. (diakses
https://wwwejournal.unsrat.ac.id/index. tanggal 13 Mei 2022).
php/kesmas/article/download/23970/236
17 Medhyna vedja. (2019). Hubungan
Lingkungan Fisik Rumah Dengan
Istihoroh Rohmatul. & Rahayu Umi (2018). Kejadian ISPA Pada Balita. (diakses
Hubungan Kondisi Fisik Rumah pada Tanggal 13 Mei 2022).
Dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ( ISPA) di Wilayah Mpangulu, Kandou, & Umboh, J. (2016).
Kerja Puskesmas Kadur Kabupaten Faktor-faktor yang Berhubungan
Pamekasan Tahun 2017. (diakses Dengan Kejadian Infeksi Saluran
tanggal 28 April 2022). Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di
http://journal.poltekkesdepkessby.ac.id/i Wilayah Kerja Puskesmas Minanga
ndex.php/KESLING/article/view/812 Kota Manado. Ikmas (diakses tanggal
Jalil, R. (2018). Faktor-Faktor Yang 15 Mei 2022).
Berhubungan Dengan Kejadian Ispa
Pada Balita Di Wilayah Kerja Malina, L. dkk, (2014). Faktor-Faktor yang
Puskesmas Kabangka Kecamatan Berhubungan Dengan Kejadian ISPA
Kabangka Kabupaten Muna. diakses Pada Anak Balita di Puskesmas
tanggal 29 April 2022) Panyabunganjae Kabupaten Mandailing
Natal. Mahasiswa Departemen
Epiemiologi FKM USU, Dosen
Departemen Epiemiologi FKM USU. Journal of Health Research (diakses
(diakses Pada Tanggal 15 Mei 2022). tanggal 18 Mei 2022).

Notoatmodjo, S (2018). Metodologi Penelitian Sucita A & Lestari. I (2022). Hubungan


Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Sanitasi Fisik Rumah Dengan Kejadian
ISPA Pada Balita di Tamangappa
Patmawati & Kadrianti. (2016). Faktor Risiko Antang Makasar Tahun 2020. (diakses
Lingkungan Fisik Rumah Dengan tanggal 18 Mei 2022).
Kejadian ISPA Balita di Kelurahan https://wwwjournal.ikopin.ac.id/index.p
Takatidung Polewali Madar. (diakses hp/humantech/article/view/1127
tanggal 24 April 2022).
https://wwwjournal.unnes.ac.id/sju/inde Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
x.ph p/ujph/article/view/13962 Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung:Alfabeta,CV.
Prima putri (2016) Pengaruh lingkungan fisik Santoso, & Akbar, (2018). Faktor yang
rumah terhadap kejadian ISPA pada Berhubungan Dengan Kejadian ISPA
balita di Kecamatan Ciwandan Kota Pada Balita di Wilayah Kerja
Cilegon periode Juli - Agustus 2016. ( Puskesmas Juntinyuat. Hibualamo: Seri
diakses tanggal 21 Juli 2022). Ilmu-Ilmu Alam dan Kesehatan.
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/ (diakses tanggal 18 Mei 2022).
article/view/3842
Orami, (2020). Jangan Disepelakan! Ini Sofia, S. (2017). Faktor Risiko Lingkungan
Dampak Serta Komplikasi Penyakit Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di
ISPA Pada Balita. (diakses tanggal 16 Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya
Mei 2022). Kabupaten Aceh Besar. AcTion: Aceh
https://parenting.orami.co.id/magazine/j Nutrition Journal, (diakses tanggal 18
angan-disepelekan-ini Mei 2022).
dampaksertakomplikasi-penyakit-ispa-
pada-balita/ Sri Rosita & Faisal (2020). Hubungan Kondisi
Lingkungan Dan Perilaku Merokok
Riskesdas, (2018). Informasi Tentang Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di
Prevalensi Tertinggi Pada ISPA di Kota Wilayah Kerja Puskesmas Meukek
Banjarmasin. Jakarta: Mentri Kesehatan Tahun 2020. (diakses tanggal 21 Juli
Republik Indonesia (diakses tanggal 17 2022).
Mei 2022). https://garuda.kemdikbud.go.id/docume
nts/detail/2820363
Risky, M, (2018). Determinan Kejadian ISPA
Pada Balita di Wilayah Kerja Tandi, J. (2018). Kajian Peresepan Obat
Puskesmas Wasah Kabupaten Hulu Antibiotik Penyakit Pada ISPA Anak di
Sungai Selatan. Skripsi Sarjana. RSU Anutapura Palu Tahun 2017.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. (diakses tanggal 18 Mei 2022).
Universitas Islam Kalimantan
(UNISKA) Muhammad Arsyad Al
Banjari, Banjarmasin.

Rohmatul Istihoroh DKK. (2016). Kondisi


Fisik Rumah. (diakses tanggal 26 April
2022).

Sunaryanti, & Herbasuki. (2019). Hubungan


Antara Ventilasi dan Kepadatan Hunian
Dengan Kejadian Penyakit ISPA Pada
Balita di Desa Cabean Kunti,
Kecamatan Cepogo, Kabupaten
Boyolali Tahun 2018. Avicenna:

Anda mungkin juga menyukai