ABSTRAK
ISPA yaitu infeksi saluran pernapasan atas atau bawah yang dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit, mulai dari infeksi ringan hingga penyakit berat dan fatal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan lingkungan rumah dan kondisi fisik dengan kejadian ISPA pada balita di
wilayah kerja Puskesmas pada tanggal 9 November 2022. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
survei analitik dengan desain cross sectional dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu contingent sampling. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
Slovin, menghasilkan 94 responden. Evaluasi data penelitian menggunakan uji chi-square dengan (a =
0,05). Akibatnya, 53 bayi (56,4%) menderita ISPA. Kondisi lingkungan tidak memenuhi syarat 65
(69,1%) dan kondisi fisik perumahan tidak memenuhi syarat 62 (66%). Hasil penelitian menunjukkan
maka kondisi lingkungan dan fisik rumah (p. value = 0,001) yang berhubungan dengan kejadian ISPA
pada bayi menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut dengan kejadian ISPA
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas pada bulan November menunjukkan maka terdapat hubungan
antara kedua variabel tersebut dengan kejadian ISPA pada bayi di wilayah kerja Puskesmas pada
bulan November. yaitu tanggal 9. 2022. Diharapkan upaya pencegahan lebih diperkuat melalui
penyuluhan dengan menayangkan video penyakit ISPA dan peningkatan informasi ISPA melalui
poster di Puskesmas dan lokasi lain yang lebih strategis (terlihat dan terbaca) akan terjemput.
ABSTRACT
ISPA is an infectious disease of the upper or lower respiratory tract that can give rise to a wide
spectrum of diseases ranging from mild infections to severe and deadly diseases. The purpose of the
study was to determine the relationship between the environmental and physical conditions of the
house with the incidence of ARI in toddlers in the puskesmas work area on November 9, 2022. The
type of research used is an analytical survey with a Cross Sectional design and a sample retrieval
technique in this study, namely Accidental Sampling. The number of samples was taken using the
slovin formula so that 94 respondents were obtained. Analysis of research data using the Chi-Square
test with (a = 0.05). The results showed that the number of ARI toddlers was 53 (56.4%). The
environmental conditions were not qualified 65 (69.1%) and the physical condition of the house was
not qualified 62 (66%). The results showed that the environmental and physical conditions of the
house with the incidence of ARI in toddlers (p.vaule = 0.001) there is a relationship between the two
variables and the incidence of ARI in toddlers in the puskesmas work area on November 9, 2022. It is
hoped that it can increase preventive efforts through counseling, it can be by screening videos about
ARI disease and increasing information about ARI through posters pasted at puskesmas or other
more strategic places (easy to see and read).
2 . Analisis Bivariat
Tabel 3
Tabulasi Silang Hubungan Kondisi Lingkungan dan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian
ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas 9 Nopember
Kejadian ISPA P-Value
No Kondisi Lingkungan ISPA Tidak ISPA
n % n %
1 Ya 53 56,4 29 30,9 0,001
2 Tidak 41 43,6 65 69,1
Total 94 100 94 100
Kejadian ISPA P-Value
No Kondisi Fisik Rumah ISPA Tidak ISPA
n % n %
1 Ya 53 56,4 32 34 0,001
2 Tidak 41 43,6 64 66
Total 94 100 94 100
Berdasarkan tabel 3 menunjukan maka kondisi lingkungan dengan kejadian ISPA pada balita di
pe
roleh berkaitan. Hasil uji Pearson Chi- kecil” menemukan maka
Square hubungan kondisi lingkungan pencemaran lingkungan
dengan kejadian ISPA Pada Balita di berhubungan langsung dengan
Wilayah Kerja Puskesmas 9 Nopember pengaruh hemoglobin sebagai faktor
diperoleh nilai p.value = 0,001 < α = 0,05 yang mempengaruhi yang
maka Ho di tolak yang berarti ada mendukung perkembangan penyakit
hubungan antara kondisi lingkungan seperti sebagai udara tercemar,Udara
dengan kejadian ISPA Pada Balita dan yang secara langsung dapat
maka kondisi fisik rumah dengan kejadian mempengaruhi saluran pernafasan,
ISPA pada balita di peroleh berkaitan. air minum yang kotor, udara yang
Hasil uji Pearson Chi-Square hubungan lembab, perilaku individu dalam
kondisi fisik rumah dengan kejadian ISPA masyarakat, penerangan rumah yang
Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas 9 kurang.
Nopember diperoleh nilai p.value = 0,002 < Pada hasil penelitian ini
α = 0,05 maka Ho di tolak yang berarti ada menunjukan maka lebih banyak
hubungan antara kondisi fisik rumah responden yang lingkungannya tidak
dengan kejadian ISPA Pada Balita di bersih (57%) dengan kejadian ISPA
Wilayah Kerja Puskesmas 9 Nopember. pada balita.
Penelitian ini sesuai oleh
PEMBAHASAN penelitian Ardhin (2018) berjudul
1. Analisis Univariat 'Hubungan Kesehatan Lingkungan
a. Kejadian ISPA Pada Balita Rumah dengan Kejadian ISPA pada
Hasil penelitian yang telah Anak Kecil'. Dikatakannya, banyak
dilakukan tentang kejadian ISPA anak kecil yang terkena infeksi
pada balita diperoleh data dengan saluran pernapasan (ISPA) karena
persentase tertinggi yaitu 53 balita kondisi yang tidak sehat, terhitung
(56%) yang menderita ISPA paling sekitar 30 anak (50,0%).
banyak terjadi pada usia balita dari
1-3 tahun. b. Kondisi Lingkungan Dengan
Hal ini menunjukan maka Kejadian ISPA Pada Balita
kejadian ISPA pada balita di wilayah Hasil penelitian yang telah
kerja Puskesmas 9 Nopember dilakukan tentang kondisi
tergolong tinggi disebabkan lingkungan dengan kejadian ISPA
banyaknya anggota keluarga yang pada balita di peroleh data
merokok didalam rumah, ventilasi lingkungan yang tidak memenuhi
rumah yang tidak memenuhi syarat, syarat yaitu 65 responden (69,1%).
dan lingkungan sekitar rumah juga Menurut data yang diperoleh
terdapat masih banyak sampah yang terdapat lingkungan yang tidak sehat
berserakan sehingga hal ini sangat di wilayah kerja Puskesmas 9
berpengaruh untuk peningkatan Nopember dikarenakan masih
kejadian ISPA pada balita. terdapat banyak sampah yang
Sebuah penelitian oleh Sri dibuang sembarangan disekitar
Rosita & Faisal (2020) berjudul rumah, juga masih banyak anggota
“Hubungan antara kondisi keluarga yang merokok didalam
lingkungan dan perilaku merokok rumah dan berada diruangan yang
dengan kejadian ISPA pada anak sama dengan balita asap rokok yakni
bagian dari bahan pencemar didalam ISPA pada Bayi di Kecamatan
ruangan. Sehingga membuat balita Ciwandan Kota Cilegon Tahun
mudah terinfeksi penyakit saluran 2016'', dan Hubungan Ventilasi
pernapasan dapat di simpulkan Dengan ISPA Pada Bayi. dengan apa
semakin baik kondisi lingkungan yang menggambarkan hubungan
maka angka kejadian ISPA yang dengan kejadian. Chihuadan, Kota
terjadi akan semakin sedikit, Cilegon (p=0,001). Hal ini sesuai
sebaliknya jika semakin buruknya dengan Kementerian Kesehatan
kondisi lingkungan maka akan (2013) yang menyatakan maka
semakin tinggi kejadian ISPA pada bagian dari penyebab ISPA yaitu
balita. kebutuhan ventilasi rumah yang
Penelitian ini sejalan dengan buruk. Hal ini karena pertukaran
penelitian Alvin (2019). Dengan aliran udara dan sinar matahari dari
judul 'Hubungan faktor lingkungan luar ke kamar tidur terhambat
dan perilaku terhadap kejadian ISPA sehingga memudahkan pertumbuhan
pada balita', ditemukan faktor bakteri penyebab ISPA.
lingkungan kepadatan perumahan 2. Analisis Bivariat
yang tidak memenuhi syarat terhadap a. Hubungan Kondisi Lingkungan
kejadian ISPA pada balita dengan Dengan Kejadian ISPA pada Balita
nilai (82,1%) dalam 23 tanggapan. Di Wilayah Kerja Puskesmas 9
sama dengan orangnya Hal ini Nopember
menunjukkan maka faktor Berdasarkan tabel 3
lingkungan memiliki hubungan yang didapatkan hubungan kondisi
penting dalam perkembangan ISPA lingkungan dengan kejadian ISPA
pada anak usia dini. pada balita di wilayah kerja
c. Kondisi Fisik Rumah Dengan Puskesmas 9 Nopember Nilai (p)
Kejadian ISPA Pada Balita pada analisis Chi-Square yaitu 0,001
Hasil penelitian yang telah sesuai dengan tabel silang maka hal
dilakukan tentang kondisi fisik ini menunjukkan adanya hubungan
rumah dengan kejadian ISPA pada kondisi lingkungan dengan kejadian
balita di peroleh data kategori tidak ISPA pada balita di wilayah kerja
memenuhi syarat dengan persentase Puskesmas 9 Nopember karena nilai
tertinggi yaitu 62 responden (65%), signifikansi sebesar 0,001 yang
Terdapat di wilayah kerja Puskesmas berarti kurang dari 0,05 sesuai
9 Nopember masih banyak kondisi dengan taraf α. Dengan mengetahui
fisik rumah yang tidak memenuhi nilai P diketahui dari hubungan
syarat karena memiliki ventilasi yang kedua variabel tersebut, dimana
tidak sesuai dengan luas ruang rentang nilai kekuatan yaitu 0,416
rumahnya, suhu rumah yang tidak sehingga ada Hubungan Kondisi
memenuhi syarat dan penghuni Lingkungan Dengan Kejadian Ispa
didalam satu kamar lebih dari dua Pada Balita Di Wilayah Kerja
orang. Sehingga hal ini sangat Puskesmas 9 Nopember memiliki
mempengaruhi terjadinya kejadian kekuatan yang cukup dengan arah
ISPA pada balita. korelasi positif atau korelasi searah.
Penelitian ini didasarkan pada Korelasi positif atau searah berarti
penelitian Prima Puri (2016), menunjukkan kondisi lingkungan
berjudul ``Pengaruh Lingkungan dapat mempengaruhi kejadian ISPA
Fisik, Perumahan Terhadap Kejadian pada balita.
Hasil analisis yang dilakukan balita di wilayah kerja Puskesmas 9
peneliti maka didapatkan hubungan Nopember Nilai (p) pada analisis
antara lingkungan terhadap penyakit Chi-Square yaitu 0,002 sesuai
ISPA pada balita dikarenakan dengan tabel silang maka hal ini
banyaknya anggota keluarga yang yang menunjukkan adanya hubungan
merokok didalam rumah sehingga kondisi fisik rumah dengan kejadian
kemungkinan besar balita mengisap ISPA pada balita di wilayah kerja
nikotin dua kali lebih banyak di Puskesmas 9 Nopember karena nilai
bandingkan orang dewasa dan bisa signifikansi sebesar 0,002 yang
berdampak buruk bagi balita dan berarti kurang dari 0,05 sesuai
terdapat pula kepadatan hunian pada dengan taraf α. Diketahui dari
kamar yang ditempati lebih dari 2 hubungan kedua variabel tersebut,
orang penghuni pada satu kamar. dimana rentang nilai kekuatan yaitu
Hasil penelitian Patmawati & 0,216 sehingga Hubungan Kondisi
Kadrianti (2018). Berjudul “Faktor Fisik Rumah Dengan Kejadian Ispa
Fisik Rumah Tangga Terhadap Pada Balita Di Wilayah Kerja
Kejadian ISPA Pada Bayi”. Puskesmas 9 Nopember memiliki
Kepadatan/hunian lingkungan tidak kekuatan yang lemah dengan arah
memenuhi syarat (73,3%), korelasi positif atau korelasi searah.
menunjukkan maka kondisi Korelasi positif atau searah berarti
lingkungan berhubungan dengan menunjukkan kondisi fisik rumah
kejadian ISPA. dapat mempengaruhi ISPA pada
Penelitian berjudul 'Hubungan balita.
Kejadian ISPA dengan Kondisi Berdasarkan hasil penelitian
Lingkungan Pada Anak Kecil' oleh mengenai kondisi fisik rumah maka
peneliti Husnia & Saparani (2020). terdapat hubungan yang signifikan
Kondisi lingkungan yang tidak antara fisik rumah dengan kejadian
memenuhi syarat, terutama ISPA pada balita yang disebabkan
perumahan yang tidak sehat, secara oleh ventilasi yang tidak memenuhi
signifikan menurunkan daya tahan syarat yiatu kurang dari 10% luas
tubuh. Rumah yang kotor, sempit, lantai dapat menyebabkan udara
penuh sesak dan fasilitas air bersih segar yang masuk kedalam rumah
yang kurang memadai membuat anak tidak tercukupi dan pengeluaran
sering tertular kuman penyakit yang udara kotor ke luar rumah juga tidak
berasal dari tempat kotor.Rumah maksimal.
yang sering menghirup asap rokok Dengan demikian akan
lebih rentan terkena ISPA. Oleh menyebabkan kualitas udara dalam
karena itu, ada hubungan antara rumah menjadi buruk, hal tersebut
kebiasaan merokok dengan kejadian yakni bagian dari faktor penyebab
ISPA pada 40 dari 66 responden terjadinya kejadian ISPA pada balita.
(44,9%) dengan kebiasaan merokok. Pernyataan di atas sejalan
b. Hubungan Kondisi Fisik Rumah dengan penelitian Irma (2019). Judul
Dengan Kejadian ISPA Pada Balita penelitian 'Hubungan kondisi fisik
Di Puskesmas 9 Nopember rumah dan lingkungan rumah dengan
Berdasarkan table 3 kejadian ISPA pada anak di bawah 5
menunjukan maka ada hubungan tahun', menunjukkan maka sebagian
yang bermakna antara kondisi fisik besar rumah responden berventilasi
rumah dengan kejadian ISPA pada kurang dari 10% dari lantainya.
jangkauan. Jadi jika Anda memiliki tidak sebanyak 62 responden
keluarga dengan 3-4 orang yang (66%).
tinggal di kamar tidur kurang dari 8 4. Ada hubungan antara kondisi
m2 dan rumah tidak terlalu besar, lingkungan dan fisik rumah
dampaknya sangat tinggi, terlalu dengan kejadian ISPA pada balita
banyak anggota keluarga dapat di wilayah kerja Puskesmas 9
menyebabkan kekurangan oksigen, Nopember Tahun 2022 (p.vaule
bakteri dan kuman. akan terjadi. = 0,001< = 0,05).
Virus ini menyebar dengan cepat
melalui saluran pernapasan. Menurut
peneliti Diana (2017).
DAFTAR PUSTAKA
Korelasi antara kondisi Ardhin, Y. (2018). Hubungan Kesehatan
struktural rumah tidak layak huni Lingkungan Rumah Dengan Kejadian
dengan kejadian ISPA terlihat dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut
71 responden yang memiliki rumah (ISPA) Pada Balita di Desa Pulung
tidak layak huni. Dilihat dari Merdiko Ponorogo. Skripsi Sarjana.
hubungan kedua variabel, nilai Program Studi Kesehatan Masyarakat.
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun,
besarnya berkisar antara 0,26 hingga
(diakses tanggal 17 April 2022).
0,50, sehingga hubungan antara
kondisi lingkungan dan fisik di Alvin (2019) Hubungan Faktor Lingkungan
rumah tempat terjadinya ISPA pada dan Perilaku Terhadap Kejadian Infeksi
anak di bawah 5 tahun mirip dengan Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di
Puskesmas Nov 9 Hari umur wilayah Desa Talok Kecamatan Kresek (diakses
kerja memiliki intensitas sedang tanggal 21 Juli 2022)
https://academicjournal.yarsi.ac.id/index
dengan korelasi positif atau searah.
.php/jky/article/view/1119
Korelasi positif atau korelasi searah
menunjukkan maka lingkungan Dewi Chandra. (2012). Hubungan Kondisi
rumah dan kondisi fisik dapat Lingkungan Fisik Rumah Dengan
mempengaruhi kejadian ISPA pada Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah
anak di bawah 5 tahun. Kerja Puskesmas Gayamsari Kota
Semarang. (diakses tanggal 24 April
PENUTUP 2022).
https://www.neliti.com/id/publications/1
Berdasarkan hasil penelitian
8802/hubungan-kondisilingkungan-
dan pembahasan maka dapat diambil fisik-rumah-dengan-kejadian-ispa-pada-
kesimpulan sebagai berikut: balita-di-wila
1. Dari 94 responden didapatkan 53
balita (56,4%) mengalami Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
kejadian ISPA. Jakarta: Badan Penelitian dan
2. kondisi lingkungan dengan pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI.
kejadian ISPA pada balita di
wilayah kerja Puskesmas 9 Diana (2017) Hubungan Antara Kondisi
Nopember lebih banyak kategori Lingkungan Rumah DanKebiasaan
tidak sebanyak 65 responden Merokok Anggota Keluarga Dengan
(69,1%). Kejadian ISPA Pada Balita Di
3. Kondisi fisik rumah dengan Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang
(diakses tanggal 22 Juli 2022).
kejadian ISPA pada balita di
wilayah kerja Puskesmas 9 Fatimah, L. (2017). Faktor-Faktor yang
Nopember lebih banyak kategori Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Kementrian Kesehatan RI. (2018). Profil
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kampung Baru Kecamatan Medan Kemenkes RI, (diakses tanggal 30 April
Maimun Tahun 2017. Skripsi Sarjana. 2022), dari
Fakultas Kesehatan Masyarakat. http://www.depkes.go.id/resources/dow
Universitas Sumatera Utara. Medan, nload/pusdatin/profil-kesehatan
(diakses tanggal 25 April 2022). indonesia/ProfilKesehatan-Indonesia-
tahun-2017.pdf
Haibah, (2015).Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Kartiningrum, E. (2016). Faktor yang
Pada Balita di Wilayah Kerja Mempengaruhi Kejadian ISPA pada
Puskesmas Kuin Raya Kota Balita di Desa Kembang Sari Kec.
Banjarmasin Tahun 2015. Skripsi Jatibanteng Kab. Situbondo. Hospital
sarjana, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Majapahit: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Universitas Islam Kalimantan Politeknik Kesehatan Majapahit
(UNISKA) Muhammad Arsyad Al Mojokerto. (diakses tanggal 10 Mei
Banjari, Banjarmasin. 2022).
Husnia & Sapariani (2020) Hubungan Kondisi Lubis Ira, I., Ferusgel, (2019). Hubungan
Lingkungan Dengan Kejadian Penyakit Kondisi Fisik Rumah dan Keberadaan
ISPA Pada Balita Di Kelurahan Perokok Dalam Rumah Dengan
Wasolangka Wilayah Kerja Puskesmas Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Silo
Parigi Kabupaten Muna.(diakses tanggal Bonto, Kecamatan Silau Laut,
22 Juli 2022). Kabupaten Asahan. Jurnal Ilmiah
https://journal.fikes- Kesehatan Masyarakat. (diakses tanggal
umw.ac.id/index.php/mjph/article/view/ 11 Mei 2022).
171/119
Irma & Akili Rahayu (2019). Hubungan Lingga, Nurmaini & Devi, N, (2014).
Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Hubungan Karakteristik Rumah Dengan
Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Kejadian ISPA Pada Balita Dalam
Wilayah Kerja Puskesmas Wawonasa Keluarga Prokok di Kelurahan
Kota Manado. (diakses tanggal 17 Mei Gundaling I Kecamatan Berastagi
2022). Kabupaten Karo Tahun 2014. (diakses
https://wwwejournal.unsrat.ac.id/index. tanggal 13 Mei 2022).
php/kesmas/article/download/23970/236
17 Medhyna vedja. (2019). Hubungan
Lingkungan Fisik Rumah Dengan
Istihoroh Rohmatul. & Rahayu Umi (2018). Kejadian ISPA Pada Balita. (diakses
Hubungan Kondisi Fisik Rumah pada Tanggal 13 Mei 2022).
Dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ( ISPA) di Wilayah Mpangulu, Kandou, & Umboh, J. (2016).
Kerja Puskesmas Kadur Kabupaten Faktor-faktor yang Berhubungan
Pamekasan Tahun 2017. (diakses Dengan Kejadian Infeksi Saluran
tanggal 28 April 2022). Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di
http://journal.poltekkesdepkessby.ac.id/i Wilayah Kerja Puskesmas Minanga
ndex.php/KESLING/article/view/812 Kota Manado. Ikmas (diakses tanggal
Jalil, R. (2018). Faktor-Faktor Yang 15 Mei 2022).
Berhubungan Dengan Kejadian Ispa
Pada Balita Di Wilayah Kerja Malina, L. dkk, (2014). Faktor-Faktor yang
Puskesmas Kabangka Kecamatan Berhubungan Dengan Kejadian ISPA
Kabangka Kabupaten Muna. diakses Pada Anak Balita di Puskesmas
tanggal 29 April 2022) Panyabunganjae Kabupaten Mandailing
Natal. Mahasiswa Departemen
Epiemiologi FKM USU, Dosen
Departemen Epiemiologi FKM USU. Journal of Health Research (diakses
(diakses Pada Tanggal 15 Mei 2022). tanggal 18 Mei 2022).