Anda di halaman 1dari 33

DAMPAK PENCEMARAN

TANAH
DI DAERAH KAWASAN
INDUSTRI

KELOMPOK 5
ILMU LINGKUNGAN KAWASAN
PESISIR DAN PERBUKITAN
DOSEN PENGAMPU :

IR.ROOSJE JEANNE POLUAN M.SI


ANGGOTA KELOMPOK :

DAVIRA SYALOMITA VIRGIN JULIA


TAHULENDING JUSTITIO SAVIOR BRIGITTE TEWU YUFERTINUS
MORAY DAELI
PENDAHULUAN
Pencemaran Tanah berakibat terhadap kesehatan manusia,tata kehidupan,
pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran,
karena tanah menghasilkan makanan bagi mahluk hidup. Gejala pencemaran
dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah
laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu relatif singkat, terjadi
seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka
panjang terjadi setelah masa 20 tahun atau lebih.
Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan
melihat sumber pencemaran lalu mengendalikannya.
Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun setelah
menjalani waktu yang relatif panjang dampak pencemaran kelihatan nyata
dengan berbagai akibat yang ditimbulkan.
PENGERTIAN
PENCEMARAN TANAH
01
DAMPAK PENCEMARAN TANAH DI
DAERAH KAWASAN INDUSTRI
Apa yang dimaksud dengan Pencemaran Tanah ?
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah
adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak
bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta
mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan
menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”

Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi


kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 thn. 2000 di sebutkan bahwa
“Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya
sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari
permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan
dan bahkan masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk
ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan
atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
PENYEBAB
PENCEMARAN TANAH
02
DAMPAK PENCEMARAN TANAH DI
DAERAH KAWASAN INDUSTRI
Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan
oleh :

LIMBAH
INDUSTRI
LIMBAH
DOMESTIK
LIMBAH
PERTANIAN
LIMBAH DOMESTIK
Limbah domestik dapat berasal dari daerah:
pemukiman penduduk; perdagang-
an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain;
kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat
berupa limbah padat dan cair.
LIMBAH INDUSTRI
Limbah industri dapat berasal dari
daerah kelembagaan misalnya kantor-
kantor pemerintahan dan swasta; dan
wisata, juga dapat berupa limbah padat
dan cair.
LIMBAH PERTANIAN
Limbah pertanian berupa sisa-sisa
pupuk sintetik untuk menyuburkan
tanah/tanaman, misalnya pupuk urea
Pestisida pemberantas hama tanaman
misalnya DDT.
DAMPAK, PENANGANAN DAN
PENCEGAHAN PENCEMARAN
TANAH
03
DAMPAK PENCEMARAN TANAH
DI DAERAH KAWASAN INDUSTRI
A. DAMPAK PENCEMARAN TANAH
● Mengurangi kesuburan tanah
● Membuat tumbuh- tumbuhan dan makhluk hidup
lainnya mati
● Menyebabkan pencemaran pada udara
● Menimbulkan wabah penyakit
● Merusak ekosistem
● Merusak keindahan atau estetika
Dampak Pencemaran Tanah Lainnya :

Matinya organisme pengurai Menurunnya produktivitas Perubahan pH tanah akibat


tanah akibat pembuangan tanah karena terkikisnya adanya deposit senyawa asam
limbah deterjen dan residu lapisan humus dari yang berasal dari hujan asam.
pestisida dalam tanah. permukaan tanah Adapun perubahan keasaman
tanah ini akan berpengaruh
buruk terhadap penyerapan
hara dari tanah oleh tanaman.
B. PENANGANAN DARI PENCEMARAN
TANAH
Tanah yang telah terkontaminasi oleh
berbagai jenis polutan dapat dipulihkan
dengan metode pengolahan yang disebut
dengan remidiasi. Remidiasi yaitu kegiatan
untuk membersihkan permukaan tanah.
Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu
diketahui diantaranya:
● Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
● Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
● Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
● Jenis tanah.
● Kondisi tanah (basah, kering).
● Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
● Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
REMEDIASI IN SITU
Remediasi in situ adalah pembersihan
atau pengolahan tanah terkontaminasi di
lokasi. Remediasi in situ lebih murah dan lebih
mudah dengan konversi biologi dan kimia,
pemisahan daerah terkontaminasi agar tidak
mencemari lingkungan lainnya.
REMEDIASI EX SITU
Remediasi ex situ adalah pengolahan tanah
terkontaminasi digali dan diolah di suatu unit
pengolahan antara lain, dapat dilakukan
dengan cara memisahkan bahan pencemar
dengan tanah, penguraian kontaminan
dengan mikroba, pemanfaatan energi panas
yang dapat menguapkan kontaminan dari
tanah, dan ekstraksi kontaminan dari tanah.
Remediasi ex situ ini jauh lebih mahal dan
rumit.
BIOREMEDIASI
Bioremediasi merupakan proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan
yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi
harus memperhatikan temperatur tanah,
ketersediaan air, nutrien (N, P, K),
perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan
ketersediaan oksigen.
C. PENCEGAHAN DARI PENCEMARAN
TANAH
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh
mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur
sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian
dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya
bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka
penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak
dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan
cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik
dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu
tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara
daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat
digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian
dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam
berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau
ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada
sumursumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama
sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari
pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke
dasar lautan yang sangat dalam.
5. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara
sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai
berlebihan.
6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa
organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
KASUS PENCEMARAN
TANAH
04
DAMPAK PENCEMARAN TANAH
DI DAERAH KAWASAN INDUSTRI
A. KILANG MINYAK CEPU
Kilang minyak Pusdiklat Migas berada
di daerah Cepu, kabupaten Blora,
provinsi Jawa Tengah, terletak pada
areal seluas + 34 Ha.
Limbah minyak akibat tumpahan minyak (oil spill) pada
operasi kilang minyak Pusdiklat Migas berasal dari buangan air
yang bercampur minyak saat penurasan (drain) tangki timbun.
Penurasan tangki timbun dilakukan setiap hari yang fungsinya
untuk memisahkan air yang bercampur dengan minyak.
B. KASUS TAMBANG MINYAK BUMI DAN GAS ALAM
BOJONEGORO
Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam Terletak di Kabupaten
Bojonegoro yang terdapat di wilayah kecamatan Kadewan.
Pada setiap kegiatan penambangan di sumur bor (cutting)
tersebut, terdapat tumpahan minyak pada lahan sekitar
akibat proses pengangkutan minyak, baik melalui pipa, alat
angkut, maupun ceceran akibat proses pemindahan
(Nugroho, 2006).
Dari hasil analisis ini, tanah tidak baik untuk pertanian karena hara N tergolong
rendah dan senyawa hidrokarbon tergolong tinggi (Hardjowigeno, 2003).
C. KASUS PENCEMARAN MINYAK DI PERISARU

Di daerah Perisaru, Lanca kota Braila, Romania adalah kota


yang terdaftar sebagai kota dengan polusi hidrokarbon
terbesar.
Dari data yang didapatkan di daerah ini, tanah telah
tercemar oleh kandungan hidrokarbon, yaitu kandungan
dalam minyak bumi . Melihat data ini disimpulkan bahwa
TPH(Total Petroleum Hidrokarbon) yang ada pada tanah
tidak sesuai dengan TPH yang telah ditentukan.
KESIMPULAN
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran
ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
SARAN
Sebaiknya pemerintah dan
masyarakat, tidak boleh membuang
sampah sampah sembarangan demi
menjaga kelestarian alam kita.
TERIMA KASIH

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai