Anda di halaman 1dari 9

The Indonesian Public Health Portal

Public Health Home » Proses Pencemaran Tanah

posted on 03/07/2017 by KESMAS

Proses Pencemaran Tanah

Filed under SANITARIAN GUIDE0

Perubahan Fungsi Lahan dan Proses Terjadinya Pencemaran Tanah

soil pollutionPergeseran fungsi lahan akibat industrialisasi, dengan merubah fungsi lahan pertanian telah
menyebabkan luas daerah resapan air dibanyak daerah di Indonesia. Disamping merubah fungsi lahan
kegiatan industri ini juga telah berdampak pada terjadinya pencemaran tanah dan badan air. Akibat
pencemaran ini antara lain juga dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian,
terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.

Kegaiatan lain yang berdampak pada ikutan kerusakan dan pencemaran tanah, sedimentasi, erosi serta
kekeringan, adalah kegiatan pertambangan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah
atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara
terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh
bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola
pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau
reklamasi.

Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang
serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-
unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat
lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.

Terjadinya Pencemaran Tanah

Tanah dikatagorikan subur apabila tanah mengandung cukup nutrisi bagi tanaman maupun mikro
organisme, dan dari segi fisika, kimia, dan biologi memenuhi untuk pertumbuhan. Tanah dapat rusak
karena terjadinya pencemaran tanah.
Pencemaran tanah merupakan keadaan di mana materi fisik, kimia, maupun biologis masuk dan
merubah alami lingkungan tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kegiatan rutin manusia maupun
akibat keceroban, seperti kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan yang tercemar dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan armada pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan
sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).

Apabibila diklasifikasikan maka pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini, yaitu :

Pencemaran langsung : Pencemaran ini misalnya terjadi karena penggunaan pupuk secara berlebihan,
pemberian pestisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol,
dan lain-lainnya.

Pencemaran melalui air : Air yang tercemar (mengandung bahan pencemar/polutan) akan mengubah
susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.

Pencemaran melalui udara : Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan
pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.

Bahan-bahan kimia termasuk pestisida dan berbagai bentuk detergen disamping bermanfaat apabila
dipergunakan secara berlebihan akan menimbulkan berbagai bentuk pencemaran terhadap lingkungan
termasuk tanah. Beberapa jenis polutan tersebut menyebabkan jenis pencemaran yang relatif
permanen karana bersifat sulit terurai di alam.

Pestisida dipergunakan sebagai pembasmi hama tanaman.

Insektisida dipergunakan sebagai chat pembasmi insekta atau serangga yang biasa mengganggu
tanaman.

Herbisida dipergunakan sebagai obat pembasmi tanaman yang tidak diharapkan tumbuh.

Fungisida dipergunakan sebagai obat pembasmi jamur yang tidak di harapkan tumbuh .
Rodentisida dipergunakan sebagai obat pemusnah binatang pengerat seperti tikus.

Akarisida ( Mitesida ) dipergunakan sebagai pembunuh kutu.

Algisida dipergunakan sebagai pembunuh ganggang.

Avisida dipergunakan sebagai pembunuh burung.

Bakterisida dipergunakan sebagai pembunuh bakteri.

Larvisida dipergunakan sebagai pembunuh ulat.

Moleksisida dipergunakan sebagai pembunuh siput.

Nematisida dipergunakan sebagai pembunuh nematoda.

Ovisida dipergunakan sebagai perusak telur.

Pedukulisida dipergunakan sebagai pembunuh tuma.

Piscisida dipergunakan sebagai pembunuh ikan

Predisida dipergunakan sebagai pembunuh predator ( pemangsa ).

Silvisida dipergunakan sebagai pembunuh pahon atau pembersih pahon.

Termisida dipergunakan sebagai pembunuh rayap atau hewan yang suka melubangi kayu.

Atraktan dipergunakan sebagai penarik serangga melalui baunya.

Kemostrilan dipergunakan sebagai pensterilan serangga atau vertebrata.

Defoliant dipergunakan sebagai penggugur daun untuk memudahkan panen.

Desican dipergunakan sebagai pengering daun atau bagian tanaman lainnya.

Desinfektan dipergunakan sebagai pembasmi mikro organisme

Repellan dipergunakan sebagai penolak atau penghalau hama.

Sterilan dipergunakan sebagai mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.

Surpaktan dipergunakan sebagai untuk meratakan pestisida pada permukaan daun .

Stimulan dipergunakan sebagai zat yang dapat mendorong pertumbuhan tetapi mematikan terjadinya
buah.

dan lain-lain
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah

clip_image001

Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:

Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam
tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena
dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi
mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar,
pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang
radik

al dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa
spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau
tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-
kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini
terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,
meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi
tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar
ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk
dari bahan pencemar tanah utama.

Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah

Terdapat beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, antara lain dengan
remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida
dan air).

Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua
jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak menggunakannya. Cara ini merupakan
yang paling baik hasilnya, tetapi hama tanah mengakibatkan hasil produksi menurun.

Cara yang dapat ditempuh antara lain pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam, Memilih varietas
tanaman yang tahan hama, menggunakan musuh alami untuk hama, menggunakan hormon serangga,
pmandulan (sterilisasi), serta memanfaatkan daya tarik seks untuk serangga

Penting untuk diperhatikan adalah prosedur penggunaan dan perlakuan terhadap penggunaan bahan
kimia seperti pestisida dan bahan kimia lainnya. Karakteristik pestisida ini terbagi menurut struktur kimia
dan komposisi materi penyusunnya, sehingga prosedur penyimpanan dan penggunaan harus
disesuaiakan dengan prosedur.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, google, serta pakain kerja yang memadai penting
dilakukan agar bahan tidak kontak langsung dengan tubuh dan lingkungan sehingga mencemari
lingkungan. Sedangkan perlakukan yang harus diterapkan pada sampah hasil kegiatan, sebagaimana
prinsip penanganan sampah lainnya harus selalu diperhatikan, misalnya dengan prinsip Reuse,
Recycling, Reducing, dengan metode-metode sanitary landfill, dumping, grinding, composting,
incineration, atau derngan metode pirolisis. (Dari berbagai sumber)

Incoming Search Terms:

proses pemurnian tanah dengan cara konversi biologi atau kimia langsung di lokasi disebut

proses terjadinya pencemaran tanah

Tagged with komponen pencemaran tanah mencegah pencemaran tanah pencemaran tanah proses
pencemaran tanah

Related Posts:

Proses Pencemaran Tinja

Proses Pencemaran Makanan


Jenis dan Akibat Pencemaran Udara

Metoda Pengambilan Contoh Air Tanah

Syarat Kualitas Air Tanah

Komponen Pencemaran Air

Proses Pengolahan Air

Bahan Pencemaran Air

Pencemaran Bakteriologis Air

Waspada Pencemaran Detergen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name *

Email *

Website

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Public Health Followers

Daily Update Article

Imunisasi Hepatitis B

Metode Pemeriksaan E Coli DenganTeknik H2S

Pemberian Makan Bayi

Surveilans Cacar Monyet (Monkeypox)

Karakteristik dan Dekomposisi Tinja

Penularan Penyakit Tuberkulosis Paru

Jarak Septic Tank

Penyebab Anemia Pada Bumil

Metode Pengukuran Kebisingan

Inspeksi Sanitasi Hotel Melati

Free Update Kesmas Disini

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Weight Loss Diet

Indonesian Public Health Portal


Home

Daftar Isi

Privacy Policy

Kontak Kami

Form Pesan

Download

BLOG

Anda mungkin juga menyukai