Dosen Pengampu:
……………………….
Oleh:
Kelompok …
Nama Anggota Kelompok Tiwi Fadilah NPM.
Nama Anggota Kelompok 2 NPM. …
Nama Anggota Kelompok 3 NPM. …
Dst.
KELAS …
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak … (nama dosen pengampu
mata kuliah) sebagai dosen pengampu mata kuliah … (nama mata kuliah) yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bandung, …
Kelompok …
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL (Jika Ada)...................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR (Jika Ada)………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………… vi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 7
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 7
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 7
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Materi Pertama………………….............................................................. 8
2.1.1 Sub-Materi Pertama…………………………………………………
2.1.2 Sub-Materi Kedua…………………………………………………...
2.2 Materi Kedua……………………………..………………………….......
2.3 Materi Ketiga……………………………………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………………………
3
DAFTAR GAMBAR (JIKA ADA)
Hlm
Gambar 1………….………………………………………………………
Gambar 2………………………………………………………………….
Gambar 3………….………………………………………………………
Dst.
4
DAFTAR LAMPIRAN (JIKA ADA)
Hlm
Gambar 1………….………………………………………………………
Gambar 2………………………………………………………………….
Gambar 3………….………………………………………………………
Dst.
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Semarang tentang permasalahan
pelaksanaansurveilans DBD di Wilayahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
8
2.2 Survelians Epidemiologi di Dinas Kota Semarang
Kota Semarang merupakan daerah endemis penyakit DBD. Pencapaian
jumlah kasus tertinggi selama 13 terakhir terjadi pada tahun 2007, dimana terjadi
2924 kasus dengan IR = 19,6 dan CFR = 1,1%. Pada tahun 2008 kasus DBD di kota
Semarang mengalami peningkatan yaitu sebanyak 5249 kasus. Data terakhir (per
Maret 2009) jumlah kasus DBD sebanyak 1277 kasus dengan CFR = 1%.
Peningkatan jumlah kasus seiring dengan peningkatan jumlah kelurahan endemis
DBD di Kota Semarang dari tahun ke tahun.
9
Jumlah tenaga yang kurang untuk mengcover kegiatan PE - Banyaknya tugas
rangkap.
Sarana Komputer, biasanya komputer bergantian untuk menyelesaikan tugas
lain.
4. Kemampuan Laboratorium
Belum semua Puskesmas mampu untuk melakukan diagnosa kasus DBD secara
berdasarkan hasil Laboratorium. Sarana Laboratorium dan tenaga laboran masih
terbatas. Kondisi ini akan menyebabkan kemampuan deteksi dini kasus DBD
menjadi rendah, yang pada akhirnya penanganan kasus DBD secara intensif
terlambat. Mengingat Kota Semarang merupakan daerah endemis tinggi penyakit
DBD, maka sebaiknya seluruh Puskesmas laboratorium yang mempunyai
kemampuan mendeteksi penyakit DBD secara serologis
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Masih dijumpai adanya jumlah kasus DBD yang tidak sama antara Dinas
Kesehatan dan Puskesmas.
2. 2. Kecepatan pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sejak laporan
diterima sudah baik, maksimal 2 x 24 jam, namun prosentase pelaksanaan PE
dengan jumlah kasus yang ada rata-rata hanya 62%.
3. 3. Kecepatan pelaksanaan PE sejak penderita masuk rumah sakit rata-rata 14
hari.
4. 4. Kecapatan tindak lanjut hasil PE, untuk kegiatan Penyuluhan, PSN dan
larvasidasi sudah baik , karena dilakukan saat PE dilakukan. Untuk tindak
lanjut fogging rata-rata 7 hari setelah dilakukan PE.
5. 5. Hambatan – hambatan yang dapat di identifikasi dalam pelaksanaan
surveilans DBD adalah sebagai berikut :
Partisipasi lintas sektor
Partisipasi Masyarakat
Sumber Daya
Kemampuan Laboratorium
11
DAFTAR PUSTAKA
12