Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PRICING DECISION

OLEH :
KELOMPOK 4

SALSABIL FADHILA (2000512005)


DINDA ARFA AMALIA (2000512043)
AYYUB HAMDY (2000512007)
ALDI PUTRA MARES (2000512023)
BERY JONATA (2000512013)
MUHAMMAD DZAKI (2000512049)

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN PEMASARAN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan,
sedangkan unsur lainnya hanya merupakan unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan
persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan
penetapan harga tersebut. Oleh karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi
tingkat penjualan, tingkat keuntungan serta share pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan (Assauri, 2001).

Penetapan harga selalu merupakan masalah bagi setiap perusahaan karena penetapan harga ini tidaklah
merupakan kekuasaan atau kewenangan yang mutlak dari seorang pengusaha. Seperti telah diutarakan di
atas, dengan penetapan harga perusahaan dapat menciptakan hasil penerimaan penjualan dari produk yang
dihasilkan dan dipasarkannya. Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada
keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang terutama pada keadaan persaingan yang semakin
tajam dan perkembangan permintaan yang terbatas. Di dalam keadaan persaingan yang semakin tajam
dewasa ini, yang terutama sangat terasa dalam pasar pembeli (buyers market), peranan harga sangat penting
terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share pasar
perusahaan, di samping itu untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan perkataan
lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan
mempengaruhi konsumen.

Penetapan harga perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun
tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung, adalah harga bahan baku, biaya produksi,
biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung, namun erat
hubungannya dalam penetapan harga, adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh
harga terhadap hubungan antara produk substitusi dan produk komplementer, serta potongan (discount)
untuk para penyalur dan konsumen. Oleh karena pengaruh tersebut, seorang produsen harus memperhatikan
dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut di dalam penentuan kebijakan harga yang akan ditempuh,
sehingga nantinya dapat memenuhi harapan produsen itu untuk dapat bersaing dan kemampuan perusahaan
mempengaruhi konsumen.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja strategi dan tujuan penetapan harga global?

2. Apa itu dumping?

3. Apa pengaruh lingkungan pada keputusan penetapan harga?

4. Apa itu penetapan harga transfer?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Strategi dan Tujuan Penetapan Harga Global

Sejumlah strategi penetapan harga yang berbeda-beda tersedia bagi pemasar global. Tujuan
keseluruhan harus dikontribusikan bagi sasaran penjualan dan laba perusahaan di seluruh dunia.
Strategi berorientasi pada pelanggan seperti market skimming, penetrasi, dan mempertahankan pasar
(market holding) dapat digunakan bila persepsi konsumen, seperti yang ditentukan ole penyamaan nilai,
digunakan sebagai penuntun. Penetapan harga global juga bisa didasarkan pada kriteria eksternal
seperti kenaikan biaya bila jarak pengiriman barang jauh, melintasi batas negara.

 Market Skimming

Strategi penetapan harga berdasarkan pada market skimming merupakan usaha dengan sengaja untuk
mencapai suatu segmen pasar yang bersedia membayar harga tinggi untuk suatu produk. Dalam contoh
sepserti ini, produk harus menciptakan nilai yang tinggi bagi pembeli. Strategi penetapan harga ini
sering kali dipergunakan dalam fase introduksi siklus hidup produk ketika kapasitas produksi dan
persaingan terbatas.

 Penetapan Harga Penetrasi

Penetapan harga penetrasi menggunkana harga sebagai alatbersaig untuk memperoleh harga pasar.
Mayoritas perusahaan yang menggunakan penetapan jenis harga ini dalam pemasaran internasional
berada di kawasan Pasifik. Pabrik berskala efisien dan rendahnya upah tenaga kerja membuat
persahaan-perusahaan in dapat mengadakan "serangan mendadak" ke pasar. Harus diperhatikan bahwa
pengekspor pertama kali kemungkinan besar tidak menggunakan penetapan harga penetrasi. Alasannya
sederhana: Penetapan harga untuk penetrasi seringkali berarti bahwa produk itu dijual dengan merugi
untuk periode yang cukup lama.

 Mempertahankan Pasar

Strategi mempertahankan pasar sering kali dipergunakan oleh perusahaan yang ingin mempertahankan
pangsa pasar mereka. Dalam pemasaran di suatu negara, strategi ini seringkali berupa reaksi terhadap
penyelesaian harga oleh pesaing. Misalya, ketika salah satu perusahaan penerbangan mengumumkan
penurunan harga khusus, sebagian besar perusahaan penerbangan harus menyesuaiakan harga jualnya
atau menghadapi risiko kehilangan penumpang.
 Cost Plus/ Peningkatan Harga

Perusahaan yang baru terjun di bidang ekspor seringkali menggunakan strategi yang disebut penetapan
harga cost-plus untuk memperoleh pijakan di pasar global. Terdapat dua metode penetapan harga cost-
plus. Metode yang lebih tua adalah metode akunting biaya historis, yang menentukan jumlah bisaya
proses manufaktur langsung dan tidak langsung seperti biaya umum dan administrasi. Sebuah
pendekatan yang akhir-akhir mi dipergunakan sebagai metode estimated future cost (perkiraan biaya di
masa depan).

 Menggunakan Sumber Pemasok sebagai Suatu Alat Strategis

dalam Menetapkan Harga Produk Pemasar internasional mempunyai beberapa pilhan dalam menangani
masalah peningkatan harga yang diuraikan dalam bagian akhir. Sebagian pilihan itu ditentukan oleh
produk dan persaingan pasar. Pemasar produk jadi buatan dalam negeri mungkin terpaksa mengalihkan
pembelian komponen tertentu dari sumber pemasok diluar negeri agar biaya dan harga yang ditetapkan
dan dapat tetap kompetitif. Industri sepatu olahraga merupakan contoh sebuah industry dimana
perusahaan-perusahaan terkemuka memilih untuk melakukan outsourcing produksinya ke negara yang
pendapatan dan upahnya rendah. Bahkan perusahaan seperti perusahaan AS New Balance, yang terus
membuat sepatu olahraga di Amerika Serikat, mengimpor komponen dari negara-negara yang
pendapatannya lebih rendah.

2.2 Dumping

Dumping adalah masalah strategi penetapan harga global yang penting. Kode antidumping dari
GATT yang disahkan tahun 1979 menetapkan dumping sebagai penjualan produk impor dengan harga yang
lebih rendah daripada yang biasanya dikenakan pada produk yang sama di pasar dometik atau negara asal.
Undang-undang antidumping AS tahun 1921, yang diperlukan oleh Departemen Keuangan AS tidak
mendefinisikan dumping secara spesifik, tetapi merujuk pada persaingan yang tidak adil. Akan tetapi,
Kongres telah menetapkan dumping sebagai praktik perdagangan tidak adil yang mengakibatkan "kerugian,
merusak, atau menghalangi pendirian industri di Amerika. " Dengan definisi seperti ini, dumping terjadi
kalau barang impor dijual di pasar AS dengan harga yang lebih rendah dari biaya poduksi ditambah 8 persen
marjin laba atau harga dibawah harga jual di negara pembuatnya.
2.3 Pengaruh Lingkungan Pada Keputusan Penetapan Harga

Banyak sekali pertimbangan lingkungan yang dihadapi ole pemasar global ketika memutuskan
penetapan harga. Diantaranya adalah fluktuasi mata uang, inflasi, pengaturan dan subsidi oleh pemerintah,
tingkah laku kompetitif, serta permintaan pasar. Beberapa diantara faktor ini bekerja saling berkaitan.
misalnya, inflasi mungkin disertai dengan peraturan oleh pemerintah.

2.4 Penetapan Harga Transfer

Penetapan harga transfer (transfer pricing) adalah penetapan harga barang dan jasa yang dibeli dan
dijual oleh unit atau divisi operasi sebuah perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga transfer
menyangkut pertukaran intra perusahaan-transaksi antara pembeli dan penjual yang mempunyai induk
perusahaan yang sama. Ada 3 pendekatan alternatif utama untuk harga transfer. Pendekatan tersebut
bervariasi menurut sifat perusahaan produk, pasar dan lingkungan historisdari masing-masing kasus.
Alternatif tersebut adalah:

(1) penetapan harga transfer berdasarkan biaya,


(2) penetapan harga pasar
(3) harga yang dinegosiasikan.

Penetapan harga transfer mendefinisikan biaya secara berbeda, beberapa perusahaan yang menggunakan
pendekatan berdasarkan biaya dapat melakukan penetapan harga transfer yang hanya mencerminkan biaya
variabel dan biaya manufaktur yang tetap. Harga transfer berdasarkan pada pasar dihitung dari harga yang
diperlukan untuk menjadi bersaing di pasar internasional. Hambatan dari harga in adalah harga pokok.
Karena pada umumnya menurun kalau terdapat kenaikan volume, harus ada keputusan mengenai apakah
harga yang dipakai didasarkan pada tingkat volume sebenarmya atau yang direncanakan. Alternatif ketiga
yaitu menegosiasikan harga transfer. Alternatif ketiga ini memungkinkan afiliasi organisasi untuk
menegosiasikan harga transfer di antara mereka. Dalam beberapa kasus, harga transter akhir dapat
mencerminkan biaya dan harga pasar, tetapi ini bukanlah tujuannya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajer global harus mengembangkan sistem penetapan harga yang mempertimbangkan harga
dasar, harga tertinggi, dan harga optimum di setiap pasar negara tempat perusahaannya berkecimpung.
Berikut ini disajikan delapan pertimbangan dasar penetapan harga untuk pemasaran di luar negeri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/sigitvolcanosanjaya/pricing-decisions-44857723

Anda mungkin juga menyukai