KULTUR JARINGAN
TEKNIK STERILISASI PADA EKSPLAN JAHE (Zingiber officinale Rosc) DAN KUNYIT
(Curcuma longa L.)
DISUSUN OLEH :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGATAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayahnya
sehingga kami masih diberikan kesempatan dan kesehatan dapat membuat Rekayasa Ide Kultur
Jaringan.
Dalam penulisan makaah ini, kami tidak dapat menyelesaikan sendiri tanpa bantuan dari
pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
mendoakan dan Dosen pengampu Kultur Jaringan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena dan
mengharapkan kritik serta segala saran yang membangun guna perbaikan kepadanya.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dab berharap makalah ini berguna bagi
kedepannya sebagai mana mestinya
Kumaret R. Silalahi
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik merupakan salah satu proses yang menentukan keberhasilan dalam kultur
jaringan. Sterilisasi bertujuan untuk menciptakan kondisi (baik bahan, media, alat dan
ruangan) yang steril dari mikroorganisme. Berbagai teknik telah dikembangkan berdasarkan
kelompok tertentu. Teknik dapat berupa metode panas basah, panas kering, kimiawi, filtrasi,
dan penyinaran cahaya menggunakan sinar ultraviolet. Ada tiga kategori sterilisasi, yaitu
sterilisasi ringan, sedang dan berat. Sterilisasi eksplan merupakan langkah yang sangat
penting agar inisiasi kultur bebas dari kontaminan.
Teknik eksplan berbasis pada jenis tanaman. Bahan sterilisasi dan waktu sterilisasi dapat
berbeda untuk jenis tanaman tertentu. Sering kali proses sterilisasi dilakukan dengan
berbagai cara sampai beberapa kali agar sesuai. Lama pengaplikasian bahan-bahan sterilan
mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan.
Sterilisasi adalah proses destruksi atau mematikan mikroorganisme. Proses pemanasan
yang digunakan dalam proses sterilisasi tidak menghasilkan produk yang steril atau terbebas
dari mikroorganisme karena tidak semua mikroba mati pada proses sterilisasi. Akan tetapi,
pengaturan pH atau kondisi penyimpanan produk, seperti pengemasan dan pendinginan
dapat mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk. Sterilisasi merupakan proses pemanasan,
yaitu produk pangan diberi suhu dan lama proses pemanasan yang cukup untuk
menghasilkan produk yang steril secara komersial.
Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi antara 30 cm - 75
cm. Berdaun sempit memanjang menyerupai pita, dengan panjang 15 cm - 23 cm, lebar lebih
kurang 2,5 cm, tersusun teratur dua baris berseling. tanaman jahe hidup merumpun, beranak-
pinak, menghasilkan rimpang dan berbunga.
Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
jahe besar yang ditandai dengan ukuran rimpang yang besar, berwarna muda atau kuning,
berserat halus dan sedikit beraroma maupun berrasa kurang tajam; jahe putih kecil (jahe
emprit) yang ditandai dengan ukuran rimpang yang sedang, dengan bentuk agak pipih,
berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta berrasa tajam; jahe merah yang ditandai
dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna merah jingga, berserat kasar, beraroma serta
berasa sangat tajam
Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman obat yang memiliki banyak manfaat dan
banyak ditemukan diwilayah Indonesia. Kunyit merupakan jenis rumput, tinggi sekitar 1
meter dan bunganya muncul dari puncuk batang semu dengan panjang sekitar 10 - 15 cm dan
berwarna putih. Umbi akarnya berwarna kuning tua, berbau harum aromatis dan rasanya
sedikit manis. Bagian utamanya dari tanaman kunyit adalah rimpangnya yang berada didalam
tanah. Rimpangnya memiliki banyak cabang dan tumbuh menjalar, rimpang induk biasanya
berbentuk elips dengan kulit luarnya berwarna jingga kekuning – kuningan.
Berdasarkan Latar belakang diatas penelitian ini akan membahas bagaimana Teknik
Sterilisasi Pada Eksplan Jahe (Zingiber Officinale Rosc) Dan Kunyit (Curcuma Longa L.)
1
1.2 Tujuan
- Mengetahui cara sterilisasi dalam kultur jaringan
- Mengetahui teknik – teknik dalam sterilisasi kultur jaringan
- Mengetahui pengaruh strilisasi terhadap eksplan rimpang jahe dan kunyit
2
BAB II
PROSEDUR KERJA
Waktu yang digunakan peneliti untuk proposal penelitian ini dilaksanakan sejak 2 mei
sampai 14 mei dilakukan selama 2 minggu
b. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di rumah jl. Besar sidamanik, Kecamatan
Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
• Wadah/Mangkuk Kecil
• Pisau
• Stopwatch
b. Bahan
• Alkohol 70%
• Bayclin/Pemutih
• Aquades
• Eksplan (Jahe)
• Eksplan (Kunyit)
3
4. Setelah 10 menit, angkat kedua eksplan tersebut dan masukkan kedua Eksplan tersebut
kedalam Bayclin 100% di tempat wadah yang berbeda juga. Rendam selama 10 menit.
Amati perubahan pada kedua eksplan tersebut.
5. Setelah itu, mengupas kembali kedua Eksplan tersebut sehingga berukuran 3 cm.
6. Memasukkan kembali Eksplan berupa Rimpang Jahe (Zingiber Officinale Rosc) Dan Kunyit
(Curcuma Longa L) tersebut kedalam bayclin 80% (92 kali tutup botol bayclin) selama 10
menit pada wadah yang berbeda. Amati perubahan yang terjadi!
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
jamur warna
putih
Hari ke 10 Melengkung Ada tiga Permukaan Warna kuning
rimpang yang masih mengecil pucat
mulai berwana
hitam dan
jamur warna
putih
Hari ke 11 Melengkung Ada tiga Permukaan Warna kuning
rimpang yang masih mengecil pucat
mulai berwana
hitam dan
jamur warna
putih
Hari ke 12 Melengkung Ada trimpang Permukaan Warna kuning
yang mulai masih mengecil pucat
berwana hitam
dan jamur
warna putih
Hari ke 13 Melengkung Ada tiga Permukaan Warna kuning
rimpang yang masih mengecil pucat
mulai berwana
hitam dan
jamur warna
putih
Hari ke 14 Melengkung Ada tiga Permukaan Warna kuning
rimpang yang masih mengecil pucat
mulai berwana
hitam dan
jamur warna
putih
Bahan yang digunanakan dalam peneelitian tersebut Yaitu Rimpang Jahe (ZingiberOfficinale
Rosc) Dan Kunyit (Curcuma Longa L.). Bahan eksplan jahe memiliki karakteristik ang lebih besar
dari kunyit dan mempuyai ciri khasa yang wangi, pada eksplan kunyit memiliki karakteristik yang
lebih kecil dari pada jahe dan berwarna kuning terang. Dalam perlakuaan sterilisasi kedua eksplan
tingkat keberhasilan hanya 1% atapun dapat dikatakan dalam perlakuan sterilisasi rimpang gagal
karena sebagian besar rimpang jahe terkontaminasi oleh jamur dan pada rimpang kunyit
mengecil dan warna memudar . rimpang yang dijadikan sebagai sumber eksplan menjadi
kekuningan karena mengalami browning dan mengalami kontaminasi oleh berbagai macam
jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi yang kurang
sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam maupun disekitar eksplan berkembang
biak di dalam wadah. Sterilisasi yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat
6
eksplan akan ditempatkan di dalam wadah. Pada saat eksplan akan dimasukkan ke dalam wadah,
dilakukan sterilisasi bahan tanam dengan menggunakan alkohol 70% dan larutan Clorox 100%
dan 8%. Apabila perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada kemungkinan
masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga peristiwa kontaminasi tidak dapat
dihindarkan (Shofiani, dkk, 2020).
Kegagalan pada teknik kultur jaringan sering disebakan oleh adanya kontaminasi pada
eksplan dan media kultur. Sterilisasi merupakan salah satu upaya untuk menghilangkan
mikroorganisme penyebabnya terkontaminasi pada eksplan. Kontaminasi merupakan faktor
dominan yang mempengaruhi keberhasilan dalam teknik kultur jaringan terutapa pada eksplan.
Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk mensterilisasi permukaan eksplan adalah
sunglith cair ataupun bayclin. Keragaman hasil efektifitas sterilisasi dipengaruhi oleh jenis bahan
yang digunakan dan jenis kontaminan.
Bakteri tidak saja ada pada bahan tanaman dibagian permukaan tetapi kadang-kadang ada
pada bagian dalam bahan tanaman. Biasanya bila ada di permukaan respon kontaminasinya
sangat cepat, dalam tempo dua kali 24 jam sudah bisa terlihat. Tetapi bila bersifat internal
7
responnya muncul setelah beberapa hari bahkan kadang -kadang bisa sampai satu bulan
sehingga hasilnya akan mengecewakan (Santosa dan Nursandi,2003).
Selain kontaminasi, eksplan juga mengalami mati fisiologis. Ciri kultur matifisiologis
diawali dengan pencoklatan (browning). Browning merupakan suatu karakter munculnya warna
coklat atau hitam sering kali membuat pertumbuhan dan perkembangan eksplan terhambat dan
mengakibatkan kematian pada jaringan (Fitriani yuyun, dkk 2019)
Menurut santoso dan Nursandi(2003) Browning dapat disebabkan oleh marismatik atau
jaringan dewasa, tindakan cocok atau lingkungan yang tidak mendukung. teknis pada saat
penanaman juga sangat mempengaruhi terjadinya browning, seeperti penggunaan scapel dan
pinset yang masih panas dan lamanya proses pengeringan eksplan yang sudah disterilisasi dari
larutan sterilan pada saat penanaman di ruangan kultur.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Teknik pada penelitian ini sangat diperlukan
dalam pelaksanaan kultur jaringan untuk menghindari adanya kontaminasi pada ekspalan
rimpang jahe dan kunyit. Akibat Kontaminasi pada eksplan dapat berasal dari manapun
contohnya dari alat yang digunakan, tempat kerja, dan kesterilisasi tempat eksplan yang
menyababkan terkontaminasi eksplan. Teknik untuk mensterilkan tiap bahan, alat, media, dan
bahan tanam berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Penyebab kontaminasi dapat bersumber
dari media maupun eksplan yang kurang sempurna dalam sterilisasi sehingga tumbuh bakteri
atau jamur pada eksplan maupun media kultur. Pada penelitian ini eksplan jahe terkontaminasi
karena terdpat jamur ataupun bakteri sehingga eksplan berwarna hitam. Pada eksplan kunyit
terdapat kontaminasai sehingga eksplan lama kelamaan mengecil dan menyusut dan warnanya
menjadi kuning pucat
4.2 Saran
Teknik pengerjaan kultur jaringan memerlukan kondisi yang steril, sebaiknya praktikan
lebih tertib dalam pengerjaan kultur jaringan dan tidak banyak bicara saat bekerja. Dan
perhatikan kerja pada sterilisasi pada kultur jaringan harus bebas dari bakteri agar eksplan
berhasil
9
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani yuyun, dkk. 2019. Teknis Sterilisasi Dan Efektivitas 2,4 –D Terhadap Pembentukan Kalus
Esplan Kalus Ekspan Daun Nilam (Pogostemon Cablin Benth) In Vitro. Vol (8) no 1. Hal 45
Santoso, U dan F. Nursandi. 2003. Kalus Dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas Padi Mulai
Kultur In Vitro Dan Biologi.Science.1(1):72-73
Shofiyani Anis, Agus M. Purnawanto, Reza Z. A. Aziz. 2020. Pengaruh Berbagai Jenis Sterilan Dan
Waktu Perendaman Terhadap Keberhasilan Sterilisasi Eksplan Daun Kencur (Kaempferia
galanga L) Pada Teknik Kultur In Vitro. Agritech. Vol (22) no 1. Hal : 29-39.
Tyagi, V. Sing Ankur, dkk. 2011. Identification And Preventation Of Bacterial Contamination On
Explant Used In Plant Tissue Culture Labs. International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Science. Volume (3) no 4
Yusinta. 2003. Kultur jarringan, cara memperbanyak tanaman secra efisien .Agromedia Pustaka.
Jakarta. 105 hal
10
DOKUMENTASI
NO GAMBAR KETERANGAN
11
3 Setelah itu rendam menggunakan
baylin 100% selama 10 menit
12
5 Siram menggunakan aqua steril setelah
itu potong mejadi 4 bagian
13