Anda di halaman 1dari 78

Sistem Reproduksi Pada Hewan

Dosen Pengampu : Dr. Erlintan Sinaga, M.Kes

Fisiologi Hewan

Jens Martensson
Topik
1 2 3
Sistem Reproduksi Sistem Reproduksi Sistem Reproduksi
Cacing Tanah Pisces Amphibi

4 5
Sistem Reproduksi Sistem
Reptil Reproduksi Aves
Jens Martensson
Sistem Reproduksi Cacing Tanah
(Lumbricus terestris)
Dosen Pengampu : Dr. Erlintan Sinaga, M.Kes

November 15, 2021


Fisiologi Hewan

Jens Martensson
Reproduksi
Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu baru.
Proses reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kelangsungnya hidup spesiesnya. 
Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi seksual
dicirikan dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum. Fertilisasi pada
invertebrata sering dijumpai pada cacing tanah yang bersifat hermafrodit (satu individu
menghasilkan sperma dan ovum). Bagi hewan hermafrodit, pembuahan terjadi dengan
dua individu yang berbeda.
Spesies cacing tanah Lumbricus terrestris, L. adalah jenis cacing yang tergolong dalam
kelompok Phyllum Anellida , Kelas Oligochaeta , family Lumbricidae.
Secara morfologi, tubuh cacing tanah tersusun atas segmen-segmen yang berbentuk
cincin, dan setiap segmen memiliki seta kecuali pada 2 segmen pertama.

Jens Martensson 4
Sistem Reproduksi Cacing Tanah
 Cacing tanah bersifat hemaprodit, artinya cacing tanah memiliki alat kelamin jantan
dan betina dalam satu tubuh, tetapi hewan ini tidak dapat membuahi dirinya sendiri.
 Alat kelamin jantan dan betina terdapat mulai segmen 9 sampai 15 menurut spesies.
 Perkawinan terjadi pada malam hari.
Untuk bereproduksi cacing tanah harus melakukan perkawinan silang dengan cara
bertukar spermatozoid melekatkan bagian depanya (anterior) dengan posisi saling
berlawanan.
Dari hasil perkawinan ini dihasilkan kokon atau butir telur ang nantinya akan terlepas
dari tubuh cacing pada hari ketujuh hingga hari keepuluh setelah proses perkawinan.
Antara 10-14 hari kemudian kokon akan menetas dan menghasikan bibit cacing tanah.

Jens Martensson 5
Gambar sistem reproduksi cacing tanah

Jens Martensson 6
Alat Reproduksi Cacing Tanah

 Secara umum organ kelamin jantan terdiri dari dua pasang testis, yang terletak pada
segmen ke-10 dan 11, sedangkan organ kelamin betina yaitu ovarium terletak pada
segmen ke-13. Setelah dewasa akan terjadi penebalan epitelium pada posisi segmen
tertentu membentuk klitellum (tabung peranakan atau rahim).

 Alat kelamin betina terdiri atas sepasang ovari yang terletak pada segmen ke-13 di
bagian depan, sepasang infundiblum yang masing-masing bermuara dalam kantong
telur yang terletak pada bagian depan segmen ke-14. Dari setiap kantong telur
timbul sebuah ovidak yang bermuara keluar pada segmen 14.

 Alat kelamin jantan terdiri atas dua pasang testes (setiap pasang testes terletak pada
segmen 10 dan segmen 11) dan dua buah kantong testes. Dari setiap kantong testes
timbul sebuah vaseferens yang bermuara dalam saluran sperma yang membujur di
kanan dan di kiri dan berakhir pada forus genital pada segmen 15. Jens Martensson 7
Alat Reproduksi Cacing Tanah
 Klitelum merupakan bagian dari system
reproduksi Clitellata, subkelompok Annelida
yang mencakup Oligochaeta (cacing tanah)
dan Hirudinea (lintah). Klitelum berupa cincin
tebal seperti sadel yang ditemukan di
epidermis (kulit) cacing, yang biasanya
mengandung pigmen berwarna terang.
 Fungsi klitelum adalah sebagai organ kelamin
sekunder pada cacing tanah mensekresikan
lendir yang berguna untuk menyelelubungi
perlekatan cacing pertama dengan
pasangannya, melindungi dan melancarkan
jalannya spermatozoa pada saat kopulasi serta
membentuk dinding kokon (Palungkun, 1999).
Jens Martensson 8
Cara Reproduksi Cacing Tanah
1. Dua ekor cacing tanah saling berdekatan. Kemudian saling merapatkan diri pada
bagian ventral segmen-segmen ke 9 sampai ke 11.
2. Dalam keadaan ini cacing membentuk pipa lendir pada tiap-tiap cacing itu
mengeluarkan spermatozoanya dari vasicula seminalisnya.
3. Spermatozoa dari cacing pertama melalui pipa lendir tadi masuk ke reseprakulum
seminalis cacing kedua dan begitu juga sebaliknya.
4. Kemudian masing-masing cacing tadi saling memisahkan diri dengan tetap
membawa bagian pipa lendirnya.
5. Didalam pipa lendir ini cacing mengeluarkan suatu substansi yang kemudian
membentuk cocoon atau kantong. Cocoon ini kemudian tergelincir di atas
segmenke 14 dan menerima ovum.
6. Selanjutnya di atas segmen ke 9-11 menerima spermatozoa.Akhirnya cocoon
tergelincir di atas kepala cacing dan mengeras. Di dalam cocoon ini,spermatozoa
membuahi ovum.
7. Ovum yang telah dibuahi ini, lama kelamaan akan mengalami perkembangan lebih
lanjut, sehingga nanti jika sudah menetas akan keluarlah cacing muda. Jens Martensson 9
Gambar Reproduksi Cacing Tanah

Jens Martensson 10
Referensi

• Ocky, Rendi. dkk.2012. Embriologi fertilisasi Pada Cacing Tanah.


https://blog.ub.ac.id/cdrhprimasanti90/2012/03/11/embriologi-tugas/ Diakses 15
November 2021.
• https://www.google.com/search?q=pengertian+reproduksi&oq=
pengertian+reproduksi&aqs=chrome..69i57j0i512l9.6715j0j7&sourceid=
chrome&ie=UTF-8. Diakses 15 November 2021.
• http://e-journal.uajy.ac.id/8628/3/2BL01156.pdf. Diakses 15 November 2021.
• Roslim, Dewi Indriyani, dkk. 2013. Karakter Morfologi dan Pertumbuhan Tiga
Jenis Cacing Tanah Lokal Pekanbaru pada Dua Macam Media Pertumbuhan.
Biosaintifika.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau 5
(1).

Jens Martensson 11
Fisiologi Hewan

Sistem Reproduksi Pisces


Dosen Pengampu : Dr. Erlintan Sinaga, M.Kes
Reproduksi
Kemampuan berkembangbiak atau bereproduksi adalah bagian terpenting
pada makhluk hidup. Reproduksi pada makhluk hidup merupakan suatu
proses alam dalam usaha mempertahankan keturunan dan keberadaan
jenisnya di alam.

Seksual
Aseksual
Reproduksi pada Pisces
Siklus reproduksi ikan bersifat tahunan, sehingga dapat dikatakan sebagai siklus yang
teratur. Akan tetapi, ada juga beberapa jenis ikan yang dapat bereproduksi lebih dari sekali
dalam setahun.
Meskipun pada umumnya reproduksi ikan dilakukan secara bertelur (ovipar), akan tetapi ada
juga ikan yang bereproduksi dengan cara beranak (vivipar), serta bertelur beranak
(ovovivipar).
• Golongan ikan ovivar adalah ikan yang mengeluarkan telur pada saat pemijahan dan
sebagian besar jenis ikan termasuk golongan ini.
• Golongan ikan vivipar merupakan ikan yang perkembangan embrionya di dalam tubuh
induk dan dipengaruhi oleh tali plasenta, misalnya beberapa ikan elasmobranchii.
• Sedangkan golongan ikan ovovivipar adalah golongan ikan yang embrionya berkembang
dalam tubuh, tetapi perkembangannya tidak dipengaruhi oleh tali plasenta melainkan
kuning telur. Contohnya adalah ikan Rockfish (Scorpaenidae).
Struktur dan fungsi alat reproduksi pisces

Alat kelamin betina, yaitu ovarium. Ovarium Elasmobranchii padat, tapi


kurang kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa
yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe ovariumnya
sirkular dan berjumlah sepasang. Saluran reproduksi berjumlah sepasang,
bagian anteriornya berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh
fimbre-fimbre.
Oviduk ikan, sempit pada bagian anterior dan posteriornya.Pelebaran
selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada teleostei punya
oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian
posterior bersatu dan bermuara pada satu lubang.(Yuniar, 2012).
Ciri – ciri ovarium ikan:
• Bentuk lonjong dan berubah saat matang telur.
• Tergantung pada dorsal messenterium (mesovarium).
• Berwarna putih sebelum matang, dan berwarna kekuningan
pada saat matang.
• Berat pada saat matang dapat mencapi 70 % dari berat
tubuh.
• Alat kelamin jantan meliputi kelenjar kelamin dan saluran
kelamin. Kelenjar kelamin jantan disebut testis. pembungkus
testicular yang mengelilingi testis, secara luas
menghubungkan jaringan-jaringan testis.
• Spermatozoa dihasilkan dalam lobul yang dikelilingi sel-sel
sertoli yang mempunyai fungsi nutritif. Saluran sperma terdiri
dari dua bagian: pertama berbatasan dengan testis, berguna
untuk membuka lobul ( juxta testicular part) dan bagian
lainnya adalah saluran sederhana yang menghubungkan
bagian posterior testis ke genital papila. (Yuniar, 2012).
Testis (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya
memanjang (longitudinal) pada umumnya berpasangan.
Kebanyakan testis berwarna putih atau kekuningan. Ciri-ciri testis
yaitu:
• Lonjong, licin, kuat, lebih kecil daripada ovarium.
• Terletak pada dinding dorsal bagian tubuh
• Warna putih kekuningan dan halus.
• Berat dapat mencapai 12 % dari berat tubuh atau lebih.
Gambar.1. Anatomi dan Morfologi Organ
reproduksi ikan jantan dan betina
• Menurut Yuniar (2012) perkembangbiakan pada ikan jantan dan betina
meliputi:
Ikan Jantan
• Sepasang testis, berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma.
• Vas deferens (saluran sperma), yaitu saluran untuk mengalirkan sperma dari testis
menuju lubang urogenital.
• Lubang urogenital merupakan muara tempat keluarnya sperma dan air kemih
Ikan Betina:
• Sepasang ovarium (indung telur), berfungsi untuk menghasilkan ovum (sel telur)
• Oviduk (saluran telur) merupakan saluran keluarnya sel telur dari ovarium menuju
lubang urogenital.
• Lubang urogenital, yaitu lubang atau muara tempat keluarnya sel telur dan air kemih
Pola reproduksi
Interna
l

Reproduksi seksual pada ikan


dibedakan menjadi dua macam,
yaitu reproduksi secara internal ReproduksiSeksu
al
dan reproduksi secara eksternal.

Eksterna
l
Fertilisasi Internal

• Ikan yang melakukan fertilisasi internal adalah ikan jenis ovovivipar (bertelur
dan beranak). Fertilisasi terjadi di dalam tubuh ikan betina, diawali dengan
masuknya sperma ke sel telur (oosit) melalui mikrofil.
• Oosit yang telah dibuahi tersebut kemudian membentuk zigot dan
selanjutnya berkembang menjadi embrio.Embrio mengalami
penyempurnaan bentuk menjadi anak ikan yang mirip dengan induknya.
Ikan yang berkembangbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili
Poecilidae, seperti platy, guppy, dan molly.
Fertilisasi Eksternal
• Pada umumnya, ikan jenis ovipar akan melalukan fertilisasi eksternal. Ikan jenis
ovipar mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya untuk dibuahi oleh ikan jantan.
Proses pembuahan sel telur oleh sel sperma berlangsung di luar tubuh ikan.
• Pada saat ikan betina bertelur mengeluarkan ovum, ikan jantan mendekati telur-
telur tersebut sambil mengeluarkan spermatozoid.Apabila ovum bertemu dengan
spermatozoid, maka terjadilah fertilisasi (pembuahan) yang menghasilkan zigot
untuk kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio ikan.
• Telur-telur ikan yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna
putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24-40 jam.Anak ikan yang baru
menetas mendapat makanan dari sisa kuning telurnya yang masih menempel di
dalam perutnya.Anak ikan dapat langsung hidup sendiri, hanya beberapa jenis
induk ikan terutama ikan jantan yang menjaga anak-anaknya.
Tipe Ikan Berdasarkan Organ Reproduksi
1. Ikan Biseksual
• Ikan dengan tipe biseksual memiliki dua alat kelamin dalam satu spesies. Ikan jenis ini
dapat dibedakan antara jantan dan betinanya, dengan melihat ciri seksual primer dan
sekunder ikan.
• Ciri seksual primer hanya dapat dilihat dengan melakukan pembedahan dan melihat
organ reproduksinya. Sedangkan ciri seksual sekunder dapat dibedakan oleh dimorfise
seksual atau melihat ciri morfologi dari ikan tersebut, serta dikromatisme seksual
dengan melihat warna dari ikan tersebut.

2. Ikan Uniseksual
• Ikan uniseksual memiliki alat kelamin tunggal. Untuk beberapa spesies ikan,
penentuan jenis kelaminnya mudah dilakukan, karena semua individu berkelamin
betina. Contohnya adalah pada kelompok ikan Molly Amazon (Poecillia formosa), yaitu
ikan yang ditemukan pertama kali sebagai ikan yang berkelamin betina.
3. TIpe Hermaprodit
Ikan tipe hermaprodit adalah ikan yang memiliki alat kelamin ganda.
Hermaprodit dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu hermaprodit singkroni,
hemaprodit protandi, dan hemaprodit protogini.
• a. Hermaprodit singkroni adalah golongan ikan yang gonadnya terdapat sel
kelamin jantan dan betina yang dapat aktif secara bersamaan.
• b. Hemaprodit protandi adalah golongan ikan yang dalam hidupnya
mengalami perubahan jenis kelamin dari jantan menjadi betina, misalnya
ikan Black Porgy. Ikan ini pada umur tiga tahun berubah dari kelamin jantan
ke betina.
•c Hermaprodit Protogini adalah golongan ikan yang dalam hidupnya
mengalami perubahan dari jenis betina menjadi jantan, misalnya Labroides
dimidiatus.
SISTEM REPRODUKSI
AMPHIBI
Dosen Pengampu : Dr. Erlintan Sinaga, M.Kes

Fisiologi Hewan
Sistem Urogenital Amfibi
Sistem Urogenital Amfibi disebut sebagai suatu sistem gabungan karena masing-
masing sistem masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk
sistem ekskresi maupun untuk sistem reproduksi, dan kecuali untuk feses.

Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal pada anura pada
umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan secara eksternal
dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Di musim kawin, pada
anura ditemukan fenomena unik yang disebut dengan amplexus, yaitu katak
jantan yang berukuran lebih kecil menempel di punggung betina dan mendekap
erat tubuh betina yang lebih besar.
lanjutan
Perilaku tersebut bermaksud untuk menekan tubuh betina agar mengeluarkan sel
telurnya sehingga bisa dibuahi jantannya. Amphibi berkembang biak secara
ovipar, yaitu dengan bertelur, namun ada juga beberapa famili amphibi yang
vivipar, yaitu beberapa anggota ordo apoda. (Duellman and Trueb, 1986).
 
organ genital pada katak
❖organ genital jantan berupa sepasang testis berbentu oval berwarna keputih-
putihan, terletak di sebelah anterior dari ren; diikat oleh alat penggantungnya
yang disebut mesorchium yang terbentuk dari lipatan peritoneum. Corpus
adiposum melekat di sebelah cranial testis, yakni suatu zat lemak yang berwarna
kekuning-kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluran-
saluran halus yang disebut vasa efferentiayang bermuara pada saluran kencing,
kemudian menuju ke kloaka. Akhir dari ureter mengalami pembesaran dan
disebut vesicular seminalis, sebagai tempat penampungan sementara
spermatozoa.
lanjutan
❖Organ genital betina terdiri atas sepasang ovarium dilekatkan dengan bagian dorsal
coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terbentuk dari lipatan
peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang-kadang terdapat telur yang berwarna
hitam dan putih berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang
berwarna kekuning-kuningan.
 
Pada “breeding season” telur yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke
dalam oviduct, yaitu suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga
tidak berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar dengan
dinding yang tipis, kadang-kadang ada yang menyebut sebagai uterus. Selanjutnya ovum
menuju ke kloaka pada suatu papilae.
Gambar sistem reproduksi pada katak
Gambar sistem reproduksi pada katak
penjelasan
Beberapa salamander siklus hidupnya berada diperairan, namun pada salamander
purba kebanyakan metamorf yakni memiliki larva di air dan salamander dewasa
hidup dibalik bebatuan lembab atau tempat yang basah. Telur salamander paling
banyak dibuahisecara internal. Salamander betina bertelur diserabut atau
tumbuhan air. Telur salamander menetas menjadi larva air yang memiliki insang
dan ekor seperti finis.
Sebagian salamander yang kebanyakan hidup didaratan menyimpan telurnya
didalam tanah yang lembab dan menjaga telurnya sampai menetas. Telur menetas
tanpa tahap larva, namun langsung menjadi salamander kecil yang menyerupai
indukannya.
 
Gambar Siklus hidup salamander
penjelasan
Transfer sperma dilakukan setelah betina memberi rangsangan dengan
menempelkan dagunya di dasar ekor salamander jantan. Sperma salamander
seperti agar agar putih yang keluar dari spermatofor dan kaki depan betina
menyesuaikan posisi sampai spermatofor berada pada kloaka betina. Dan jantan
membelokkan badannya keatas sampai sperma benar benar masuk pada tubuh
betina dan terjadi fertilisasi secara internal.
Gambar Fertilisasi pada salamander
 
penjelasan

Fertilisasi pada caecilians bersifat internal. caecilians jantan memiliki organ


kopulasi yang menonjol. Telur biasanyadiendapkan di tanah lembab yang berada
didekat air. Beberapa spesies memiliki fase larva air. Perkembangan larva pada
spesies lain terjadi di dalamtelur. Pada beberapa spesies telur dijaga dengan hati-
hati selama merekaberkembang dengan dilingkari oleh tubuh induk. Embrio
caecilians mendapatkan makanan dengan makandinding saluran telur.
Organ eksresi pada amphibi
Organ eksresi pada amphibi berupa ginjal, seperti pada ikan sejenis opistonefros.
Amphibi berekor ginjalnya berstruktur elongasi seperti pada Elasmobranchii
tetapi pada jenis Anura ada tendensi menjadi pendek. Banyak amphibi yang
sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam air, korpuskel renalisnya
berkembang untuk membantu mencegah pengenceran yang berlebihan dari cairan
tubuh. Pembuluh arkinefrik amfibi jantan berupa genital ekskretori.
lanjutan
Pembuluh arkinefrik tersebut hanya melakukan transport sperma. Sistem ekskresi
sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna pada amphibi dilakukan
oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak berguna itu dilepaskan oleh
hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ginjal. Ginjal amphibi
berbentuk bulat panjang, berwarna coklat terpisah dari coelom di bawah
vertebrae. Pemisahan ini disebut “retroperitonial”. Ginjal merupakan alat filter
selektif untuk membuang sisa-sisa zat organis dan garam-garam mineral dari
pembuluh darah. Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis.
lanjutan
Sebuah capsula renalis terdiri atas:Pembuluh darah kecil yang berlekuk-lekuk
yang disebut “glomerulus”. Dinding ganda yang berbentuk mangkokan yang
disebut “capsula bowman”. Tubulus uriniferus yang merupakan pembuluh
lanjutan dari capsula bowman dililiti oleh pembuluh darah arteri. Tubulus
uriniferus akan menyalurkan zat sisa pada pembuluh pengumpul yang disebut
ductus wolfian atau ureter, yang merupakan pembuluh sepanjang dorsal menuju
ke vesica urinaria sebagai penyimpan sementara. Akhirnya urine sebagai bahan
sampah dibuang ke kloaka dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.
FISIOLOGI HEWAN

SISTEM REPRODUKSI
HEWAN
Dosen Pengampu : Dr. Erlintan Sinaga, M.Kes
1
P E N G A N TA R
Reptil (Reptilia) adalah kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura
yang merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam
tubuh (fertilisasi internal).

Fertilisasi internal merupakan


penyatuan sperma dan ovum
Fertilisasi internal terjadi pada
yang terjadi di dalam tubuh
hewan betina. Hal ini dapat hewan yang hidup di darat
terjadi karena adanya peristiwa
(terestrial), misalnya hewan dari
kopulasi, yaitu masuknya alat
kelompok reptil, aves.
kelamin jantan ke dalam alat
kelamin betina.
Umumnya reptil bersifat ovipar.
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam
telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas
menjadi anak.

Namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar.

Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur


tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat
makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur,
telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari
vagina induk betinanya.
2
ORGAN REPRODUKSI
B E T I N A
• Ovarium (indung telur)
 sepasang dan berbenjol-benjol.
• Oviduct (saluran telur)
 panjang dan berkelok-kelok.
• Uterus (rahim)
 yang menuju ke vagina.

Tipe uterus adalah bicornis (seperti tanduk ganda).


Yang mampu diisi dengan 4 pasang embrio
J A N T A N
• Testis
 berbentuk oval, sepasang, dan berwarna putih
kekuningan.

• Epididymis
 saluran testis.

• Vas deferens
• Hemipenis
 merupakan alat kopulasi
 sepasang, letaknya di basis cauda
3
MEKANISME REPRODUKSI
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan
hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh
(fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun
ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan
kadal.
Mekanisme
Reproduksi Reptil

01
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian
bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan
sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang
langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis
sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang
dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat
kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja
yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Mekanisme
Reproduksi Reptil

02
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui
oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi
akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan
mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan
basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam
tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam
telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
4
C O N T O H : B U AYA
( P E N G A N TA R )
Ordo crocodilian mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar
diantara reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Ukuran
tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil
hingga buaya muara raksasa. Di luar bentuknya yang purba, buaya
sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks.
Buaya sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks.
Tak seperti lazimya reptile, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga dada
(diafragma) dan cerebral cortex. Buaya merupakan hewan poikilotermik sehingga
kebanyakan akan berjemur di siang hari untuk menjaga suhu tubuhnya. Buaya
merupakan hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Reptil
bersifat ovipar atau ovovivipar. Reptil yang bersifat ovipar akan mengeluarkan telur-
telurnya dari dalam tubuh dengan cangkang yang keras. Contohnya penyu dan buaya.
Buaya mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya dengan cangkang yang keras. reptil yang
bersifat ovovivipar, akan menghasilkan telur dengan banyak mengandung kuning telur,
dan telur tersebut tumbuh dan berkembang di dalam oviduk betina.
5
O R G A N R E P R O D U K S I B U AYA
Organ Reproduksi Buaya Jantan
• Testis
 Berbentuk oval, relative kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah
sepasang dan terletak di dorsal rongga abdomen.

• Saluran reproduksi
 Ductus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini
akan menuju kloaka.
Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung bergelung membentuk membentuk
epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk ductus aferen yang menghubungkan
tubulus seminiferus testis dengan epididimis.
Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil,
duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu lubang,
yaitu sinus urogenital yang pendek.
Pada gambar tersebut dapat terlihat jelas sistem reproduksi buaya, yakni berupa
testis dan kloaka. Di testis merupakan tempat dibentuknya sperma. Tepatnya di
bagian tubulus seminiferus. Phallus merupakan organ yang tidak yang tidak
terhubung. Terletak tersembunyi di dalam kloaka yang berada di anterior ventral
pada sekat kloaka.
Sperma dari buaya jantan akan keluar dari tubuh jantan melalui
beberapa bagian, yakni dengan urutan sebagai berikut :

Tubulus seminiferous - Duktus aferen - Epididimi – Duktus deferen – Ureter - Kloaka


Organ Reproduksi Buaya Betina
• Ovarium
 Berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya
benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.

• Saluran reproduksi
Oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke rongga
selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka.
Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang
berfungsi untuk membungkus sel telur. Bagian posterior sebagai shell
gland akan menghasilkan cangkang kapur.
5
M E K A N I S M E R E P R O D U K S I B U AYA
Pada musim kawin dan bertelur, buaya dapat menjadi sangat agresif dan mudah
menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat
buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan
telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur
dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar
2 meter.

Perkawinannya dilakukan dengan cara buaya jantan menaiki buaya


betina di air sambil membelitkan ekornya di bawah ekor betinanya
untuk bersetubuh. Buaya melakukan perkembangbiakan secara
kawin dan pembuahannya berlangsung dalam tubuh induk
betinanya.
Proses pertumbuhan perkembangan pada buaya adalah
sebagai berikut berikut :

1. Bertemunya ovum dan sel sperma sehingga membentuk


zigot.
Buaya betina menghasilkan ovum didalam ovarium. Ovarium kemudian
bergerak disepanjang oviduk menuju kloaka. Buaya jantan menghasilkan
sperma didalam testis. Sperma akan bergerak disepanjang saluran yang
langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis, sperma
bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak - balik. Pada saat mengadakan kopulasi hanya satu hemipenis saja yang
dimasukkan kedalam saluran kelamin betina.
Proses pertumbuhan perkembangan pada buaya adalah
sebagai berikut berikut :

2. Zigot mengalami pembentukan mitosis melalui beberapa


fase, yaitu :
a. Morula (terdiri dari 8 sel)
b. Blastula (terdiri dari 16 sel)
c. Gastrula (tediri dari 32 sel)
Setelah melalui 3 fase tersebut akan tersebut akan terbentuk embrio. Ovum
yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang tahan air.
Kira-kira sebulan setelah pembuahan, buaya betina akan membuat sarang
dekat suatu sungai kecil. Sarang itu dibentuknya dengan membelakanginya sambil
mengaiskan kakinya untuk mengonggokkan ranting dan dedaunan yang
membusuk, hingga menjadi suatu gundukan yang berlapis-lapis.
Telurnya ditempatkan hanya beberapa inci di dalam gundukan itu. Buaya
betina selalu memperbaiki kerusakan sarangnya, sambil menjaga agar sarang
beserta semua telurnnya itu tetap lembab dengan selalu merangkak dari air
menuju puncak gundukan. Panas dari tumbuh - tumbuhan yang membusuk pada
sarang itu dapat membuat telur berada dalam suhu tetap 31,6 derajat Celcius.
Bila telah cukup waktu bayi-bayi keluar dari telurnya dan induknya
menolongnya keluar. Sang induk mengumpulkan bayi-bayinya di mulutnya yang
besar dan membawanya ke dalam air dengan tetap terus menjaganya.
Gambar Buaya Jantan dan Betina yang sedang
melakukan fertilisasi
Gambar Buaya Betina yang sedang mengerami
telurnya
Fisiologi Hewan

REPRODUKSI
AVES
Dosen Pengampu : Dr. Erlintan Sinaga, M.Kes
Pengertian Aves
Secara umum, Aves adalah vertebrata yang tubuhnya ditutupi oleh
bulu yang berasal dari epidermis dan memiliki berbagai macam
adaptasi untuk terbang.

Aves meliputi burung, ayam, angsa, dan bebek (itik). Tubuh aves
terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor.

Pada aves terdapat sepasang sayap yang digunakan dan berfungsi


untuk terbang serta kaki yang digunakan untuk berjalan. Tungkai
belakang bersisik dengan bentuk tungkai belakang dengan cakar
yang bermacam-macam sesuai dengan jenis makanan dan cara
Ciri-Ciri Aves
• Memiliki ukuran tubuh beragam.
• Mulut berparuh yang tersusun dari zat tanduk, tidak memiliki gigi dan
lidah yang tidak dijulurkan.
• Memiliki mata yang berkembang baik dengan kelopak mata,
membrana niktitans, dan kelenjar air mata. Aves memiliki sepasang
lubang hidung .
• Aves mempunyai sepasang kaki yang digunakan untuk berjalan,
bertengger, berenang, mencakar-cakar rumah, memegang makanan,
atau untuk menangkap dan mencengkeram mangsa.
• Aves memiliki sayap untuk terbang.
• Aves bernapas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundi-
pundi udara sebagai alat pernapasan tambahan.
Ciri-Ciri Aves
• Aves memiliki alat suara siring yang terdapat pada percabangan
trakea. 
• Sistem pernapasan Aves lengkap.
• Aves bersifat homoioterm.
• Aves memiliki peredaran darah ganda.
• Alat ekskresi berupa ginjal metanefros dan tidak memiliki
kandung kemih
• Sistem saraf berupa otak.
• Aves bersifat ovipar dan fertilisasi terjadi secara internal.
Fertilisasi Pada
Aves
Fertilisasi merupakan suatu proses
penyatuan atau fusi dari dua sel gamet
yang berbeda, yaitu sel gamet jantan dan
betina untuk membentuk satu sel yang
disebut zygote. Secara embriologik
fertilisasi merupakan pengaktifan sel
ovum oleh sperma dan secara genetic
merupakan pemasukan factor hereditas
pejantan ke ovum
Secara General
SISTEM Organ reproduksi pada unggas
REPRODUKSI adalah ovarium dan oviduk untuk
unggas betina dan testis untuk
AVES unggas jantan. Pada unggas
betina organ reproduksi bagian
kiri yang berkembang normal dan
berfungsi dengan baik, tetapi
untuk bagian kanan mengalami
rudimeter
Sistem Reproduksi
Aves
Terbagi menjadi:
Betina
Ovarium Oviduk
Ovarium terletak pada daerah ginjal diantara Oviduk terdapat sepasang dan
rongga dada dan rongga perut pada garis merupakan saluran penghubung
punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium antara ovarium dan uterus. Pada
sangat kaya akan kuning telur atau yang unggas oviduk hanya satu yang
disebut dengan yolk. Yolk merupakan tempat berkembang biak dan satunya
disimpannya sel benih yang posisinya pada mengalami rudimeter. Oviduk dibagi
permukaan dipertahankan oleh latebra. Yolk menjadi beberapa bagian yaitu:
dibungkus suatu lapisan membrane folikuler 1. Infudibulum 4. uterus
yang kaya akan kapiler darah, berguna untuk 2. Magnum 5. vagina
3. ithmus
GAMBAR
SISTEM
REPRODUKSI
AVES BETINA
Sistem Reproduksi
•TESTIS
Aves Jantan
Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung
dan bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang. Pada unggas testis
tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum. Fungsi testis
menghasilkan hormone kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan yang
disebut sperma
•EPIDIDIMIS
epididymis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal testis.
Berfungsi sebagai jalannya cairan sperma kearah kaudal menuju duktus deferens
•DUKTUS DEFERENS
Jumlahnya sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan lurus dan pada ayam jantan
tua tampak berkelok-kelok. Letak ke arah kaudal, menyilang ureter dan bermuara
pada kloaka sebelah lateral urodeum
•ORGAN KOPULASI
GAMBAR
SISTEM
REPRODUKSI KETERANGAN:
1. Kelenjar Adrenal
AVES JANTAN 2.
3.
Testis
Ginjal
4. Vas Deferens/Duktus
Deferens
5. Ureter
6. Katup Ureter
7. Katup Vas Deferens
8. Rektum
9. Kloaka
10. Katup Kloaka
Terima
Kasih
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai