An. Nuriel Laporan Kasus Besar Anak (PKL Rs. Pasar Rebo)
An. Nuriel Laporan Kasus Besar Anak (PKL Rs. Pasar Rebo)
DiSusun Oleh:
Silvi Okta Piani
P05130219074
Pembimbing:
Nurhafiza A.md. Gz
I.3 Manfaat
I.3.1 Bagi Mahasiswa
Pelaksanaan ini bermanfaat untuk menambah ilmu, wawasan dan pengalaman
dalam penerapan ilmu gizi pada pasien diagnosa Kolik Abdomen.
I.3.2 Bagi Institusi
Menjadi salah satu sarana bagi pasien dan keluarga untuk mendapatkan
pengetahuan terkait makanan yang dianjurkan, dibatasi serta dihindari sesuai dengan
diet dan kondisi pasien, sehingga derajat kesehatan pasien membaik. Manfaat lainnya
adalah status gizi pasien dengan memberikan diet yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan gizi pasien.
I.3.3 Bagi Rumah Sakit
Penatalaksanaan ini bermanfaat untuk memberi informasi kepada pihak rumah
sakit tentang penatalaksanaan gizi pada pasien diagnosa Kolik Abdomen.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Etiologi penyakit
Faktor penyebab Kolic abdomen adalah konstipasi yang tidak dapat terobati
dan gejala klinis Kolik abdomen adalah kram pada abdomen distensi muntah dan
nyeri pada abdomen. Akhir-akhir ini peningkatan Kolik abdomen meningkat sangat
pesat. Kejadian penyakit Kolik abdomen terjadi karena pola hidup yang tidak sehat
sehingga berdampak pada kesehatan tubuh (Bare, 2011).
1. Mekanis
a) Adhesi /perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi mekanik)
b) Karsinoma
c) Volvulus
d) Intususepsi
e) Obstipasi
f) Polip
g) Struktur
2. Fungsional (non mekanik)
a) Ileus paralitik
b) Lesi medulla spinalis
c) Enteritis regional
d) Ketidakseimbangan elektrolit
e) Uremia
3. Etiologi yang lain yaitu:
a) Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, opendisitis, diverti
kulitis, pankreanitis, kolesistitis.
b) Kelainan mukosa visceral: tukak peptik, inflammatory bowel disease
kulitis infeksi ,esophagitis.
c) Obstruksi visceral: ileus obstruksi, kolik billier atau renal karena batu.
d) Regangan kopsula organ: hepatitis kista ovarium, pilelonefritis
e) Gangguan vaskuler: iskemia atau infark intestinal.
f) Gangguan motilitis: irritable bowel syndrome,dyspepsia fungsional
4. Gejala lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen Anorexia nausea dan
muntah konstipasi atau diare yang sering menyertai abdomen tetapi bukan
merupakan gejala yang spesifik sehingga tidak memiliki nilai diagnostik
tinggi.
a) Muntah
Saat distumulasi oleh serat aferen viseral sekunder, the
medullary vomiting centers mengaktivasi serat eferen yang
menginduksi reflek muntah. Oleh karena itu, nyeri abdomen akut
biasanya terdapat muntah yang juga berlaku sebaliknya.
b) Konstipasi
Reflek ileus sering diinduksi oleh serat eferen visceral yang
merangsang serat eferen saraf simpatis untuk menurunkan peristaltik
usus. Konstipasi merupakan indikator absolute obstruksi usus. Namun
obstipasi ( tidak adanya pasase feses dan flatus) diperkirakan kuat
sebagai obstruksi usus mekanik jika ada distensi abdomen dengan
nyeri yang progresif atau muntah yang berulang.
c) Diare
Watery diare yang merupakan karakteristik dari gastrointestinal
dan penyebab lain akut abdomen. Diare berdarah diperkirakan oleh
ulseratif,crohn disease,basilar atau disentri amuba.
c. Patofisiologi Penyakit
Apendesitis Akut
Peradangan
Kelemahan
Berdasarkan hasil skor penilaian diatas didapatkan total 1 yaitu termasuk ke dalam
berisiko menengah. Karena total 1 An. N berisiko mencegah malnutrisi dan maka dari
itu ahli gizi di RSUD Pasar Rebo melakukan tindak lanjut untuk mengatasi resiko pada
An.N.
II.4.2. Pengkajian Gizi (Assesment)
Antropometri
Pengukuran antropometri yang dilakukan meliputi pengukuran berat badan
dan tinggi badan. Berat badan An.N diperoleh dengan pengukuran langsung.
Berikut data antropometri An.N :
- BBA : 17,25 kg
- TB : 111 cm
- Usia : 5 tahun 2 bulan
- Menurut CDC
BBI : 18, 5 kg
TBI : 111 cm
- Status Gizi Anak (WHO, 2005)
1. BB/U : Normal
2. TB/U : Normal
3. BB/TB : Normal
Biokimia
Pemeriksaan Lab Hasil Lab Tgl.. Rujukan/Standar Keterangan
Hemoglobin (g/dL) 11.0 13.2-17.3 Rendah
Hematokrit (%) 34 40-52 Rendah
Eritrosit (juta/µl) 5.0 4.4-5.9 Normal
Leukosit (juta/µl) 7.68 3.80-10.60 Normal
Trombosit (juta/µl) 309 150-440 Normal
Limfosit (%) 11 25 - 50 Rendah
Monosit (%) 7 1-6 Tinggi
Sumber: Data Rekam Medis pasien di ruang rawat inap Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur
Klinis
Pemeriksaan Klinis Hasil Rujukan/Standar Keterangan
Tekanan Darah (mmHg) 115/73 90/60 – 120/80 Normal
Suhu (°C) 38.7 36 - 37 Tinggi
Denyut Nadi (x/menit) 135 90 - 140 Normal
Laju nafas (x/ menit) 32 25-32 Normal
Sumber: Data Rekam Medis pasien di ruang rawat inap Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur
Dari data diatas dapat dilihat bahwa suhu badan An.S tinggi 38.7°C
Fisik
Keluhan Hasil
Mual +
Demam +
Lemas +
Nafsu makan menurun +
NGT +
Sumber: Data Rekam Medis pasien di ruang rawat inap Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur
Ket :
(+) Ada
(-) Tidak Ada
Dari hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, didapatkan bahwa An.N
mengeluh mual, demam, lemas, An.S juga mengalami penurunan nafsu
makan, NGT ada.
Riwayat Makan Pasien
1. Pola makan Sebelum Masuk RS
An.N
Tabel Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Energi dan zat gizi SMRS
Zat Gizi Kebutuhan Asupan % Keterangan
Energi (Kkal) 1700 1458 85,77 Baik
Protein (gr) 63,75 51,57 80,89 Baik
Lemak (gr) 47,22 38,89 82,35 Baik
KH (gr) 255 208 81,53 Baik
(Sumber : WNPG, 2012)
Berdasarkan tabel hasil perbandingan asupan dan kebutuhan energi dan
zat gizi SMRS diatas diketahui bahwa asupan energi, protein, karbohidrat
dan lemak pasien normal
4. Pola Makan MRS
Tabel Perbandingan Asupan dan Kebutuhan Energi dan zat gizi MRS
Zat Gizi Kebutuha Asupan % Keterangan
n
Energi (Kkal) 1700 1281 75,3 Kurang
Protein (gr) 63,75 47,11 73,8 Kurang
Lemak (gr) 47,22 37,42 79,2 Kurang
KH (gr) 255 194 76,07 Kurang
(Sumber : WNPG, 2012)
II.4.4 Intervensi
A. Tujuan intervensi
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi normal
2. Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan
lambung.
3. Memberikan asupan guna memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa merangsang
saluran cerna .
4. Mengurangi indikasi mual dan muntah
5. Meningkatkan pengetahuan terkait gizi dan penyakit pasien pada keluarga
pasien serta pemilihan bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak
dianjurkan sesuai dengan kebutuhan pasien.
6. Membantu menaikan hasil lab untuk mencapai/mendekati nilai normal
B. Implementasi
1. Pemberian makan dan zat gizi
a. Preskripsi Diet
Jenis Makanan : Diet Lambung
Rute Makanan : Oral
Bentuk Makanan : Lunak
Kode Pemesanan : BBLC
Waktu Makan : 3x makan utama, 2x makan selingan
b. Syarat Diet
Asupan Energi sebesar 1700 kkal
Asupan Protein sebesar 63,75 gr
Asupan Lemak sebesar 47,22 gr
Asupan Karbohidrat sebesar 255 gr
2. Edukasi Gizi
Tanggal : 24 Agustus 2022
Waktu : 14.00 WIB
Lokasi : Ruang Rawat Inap Mawar 604 RSUD Pasar
Rebo
Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Sasaran : Keluarga Pasien
Media : Leaflet, kuesioner Pre-test & Post-test
Materi : Diet Lambung Pengertian,Tujuan dan Prinsip Makanan yang
Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan pada Diet Lambung, contoh
menu sehari serta pedoman gizi seimbang
II.4.5 Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring
Indikator Metode Waktu Target
Antropometri Penimbangan BB 3 hari Mempertahankan
berat badan agar status
gizi tetap normal
Klinik Pemantauan pasien 3 hari Tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu
normal
Fisik Pemantauan pasien 3 hari Tidak adanya keluhan
Asupan Food recall dan food weighing 3 hari Mempertahankan
asupan 100% sesuai
dengan kebutuhan
pasien
Pengetahuan Kuesioner pre-test & post-test 1 hari Pengetahuan orang tua
dan diskusi meningkat ditandai
adanya dengan nilai
post-test 100 lebih dari
nilai pre-test 80
b. Evaluasi
1. Evaluasi Asupan
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
Indikator Zat Kebutuhan
Asupan % Asupan % Asupan %
Gizi
2. Evaluasi Fisik
Keluhan Hari I Hari II Hari III
3. Evaluasi Klinis
Indikator Hari I Hari II Hari III Rujukan
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kasus pasien Kejang Demam Kompleks ini adalah:
1. Berdasarkan hasil skrining gizi An.N didapatkan hasil 1 yang berarti berisiko rendah
mengalami malnutrisi
2. Status gizi An.N masuk dalam kategori gizi normal
3. Asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat An.N pada hari pertama masih belum
menacapai target yaitu 100% dari kebutuhan. Namun pada hari kedua intervensi
asupan An,N meningkat dan mencapai 100%.
4. Bentuk makanan yang diberikan pada An.N adalan makanan lunak (BBLC). Namun
pada makan siang hari kedua pasien meminta untuk mengganti nasi tim dikarekanan
pasien sudah bisa mengonsumsi nasi tim (NT)
5. Hasil antropometri hari ke-1, ke-2 masih tetap yaitu BB 17,25 kg dan hari ke-3
bertambah menjadi 17,30. Sedangkan Tb tetap 111 cm.
6. Pemeriksaan Klinis hari ke-1 sampai ke-3 seperti pernapasan, nadi, tekanan darah
tetap normal, dan suhu tubuh normal pada hari ke-2 dan hari ke-3.
7. Pemeriksaan fisik mengalami perubahan membaik, pada hari ke-2 intervensi sudah
tidak mengalami demam dan nafsu makan sudah mulai membaik.
8. Pengetahuan Orang tua dan An.N terkait Diet Lambung. Hasil pre-test dengan nilai
80 dan hasil post-test dengan nilai 100.
III.2 SARAN
LAMPIRAN
DOKUMENTASI ANTROPOMETRI
DOKUMENTASI EDUKASI
DOKUMENTASI LEAFLET
DOKUMENTASI KUESIONER PRE-TEST DAN POST-TEST
Pre-Test
Post-Test