Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SINTAKSIS KELOMPOK 5

JENIS-JENIS KALIMAT PENGELOMPOKKAN JENIS KALIMAT BERDASARKAN


JUMLAH KLAUSANYA, PREDIKATNYA, KATEGORI SINTAKSINYA DAN
KELENGKAPAN UNSURNYA

DISUSUN OLEH:
1. Angela Paraswati, 21017035
2. Ismi Rajti Qaysa, 21017059
3. Nindya Agrita Pramesti Zendrato, 21017107
4. Sapridianto, 21017080

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Novia Juita, M.Hum

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH


PROGAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
PETA KONSEP
Kalimat

Klausa Predikat Sintaksis

Simpleks Kompleks Verba Adjektiva Deklaratif Intero


(kalimat (kali
berita) tany
Majemuk Majemuk Taktransitif Transitif
setara kompleks
Ekskl
Aktif Pasif Imperatif
(kalim
(kalimat
perintah)
Nomina Numeral

Frasa Taktransitif Transitif


preposisi

Permintaan
Halus

Ajakan Larangan
dan
Harapan

Pembia

Peringatan
PEMBAHASAN

A. Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

1. Dilihat dari Kelengkapan Unsurnya

Jika dilihat dari segi bentuknya, kalimat adalah konstruksi sintaktis terbesar yang terdiri atas
dua, tiga, atau empat unsur. Kedudukan setiap unsur dalam kalimat berbeda-beda. Ada
kalimat seperti Ibu pergi ke pasar yang salah satu unsurnya dapat dihilangkan, tetapi tetap
menghasilkan konstruksi yang berupa kalimat, seperti Ibu pergi. Ada pula kalimat seperti
Masalah itu menyangkut masa depan kita, yang salah satu unsurnya, yaitu masa depan kita,
tidak dapat dihilangkan. Jika bagian itu dihilangkan, kalimat itu menjadi tidak berterima,
seperti Masalah itu menyangkut.

Kalimat sekurang-kurangnya terdiri atas unsur predikat dan unsur subjek. Kedua unsur
kalimat itu merupakan unsur yang kehadirannya selalu wajib. Di samping kedua unsur itu,
dalam suatu kalimat kadang-kadang ada kata atau kelompok kata yang dapat
dihilangkantanpa memengaruhi bagian yang tersisa sebagai kalimat, tetapi ada pula yang
tidak. Hal itu akan tampak lebih jelas pada contoh kalimat Barangkali mereka menghadiri
pertemuan itu kemarin sore. Kalimat itu terdiri atas empat unsur, yaitu barangkali mereka,
menghadiri pertemuan itu, dan kemarin sore. Dari keempat unsur itu, unsur barangkali dan
kemarin sore dapat dihilangkan tanpa memengaruhi bagian yang tersisa sebagai kalimat,
sedangkan yang lain tidak. Penggabungan dua kata atau leblh dalam satu kalimat menuntut
adanya keserasian di antara unsur-unsur tersebut, baik dari segi makna maupun darisegi
bentuk.

2. Jumlah Klausa

Baik kalimat maupun klausa merupakan konstruksi sintaktis yang mengandung unsur subjek
dan predikat. Jika dilihat dari segi struktur internalnya, kalimat dan klausa terdiri atas unsur
predikat dan subjek. Contoh kalimat:
a. Dia cantik

b. Anak itu makan kue

c. Putusan ini berdasarkan musyawarah

d. Ayah ada dirumah

Keempat contoh tersebut merupakan kalimat yang terdiri atas satu klausa. Sedangkan pada
kalimat Dia berangkat pukul 06.00 ketika saya sedang mandi merupakan contoh kalimat yang
terdiri atas dua klausa.

3. Prediketnya

Predikat merupakan unsur pokok yang disertai subjek di sebelah kiri dan,jika ada, unsur
objek, pelengkap, dan/atau keterangan-wajib di sebelah kanan. Predikat kalimat dapat berupa
verba atau frasa verbal, adjektiva atau frasa adjektival, nomina atau frasa nominal, numeralia
atau frasa numeral, atau frasa preposisional. Contoh kalimat:

a. Ayahnya guru bahasa Inggris. (P=FN)

b. Adiknya dua orang. (P=FNum)

c. Ibu sedang kepasar. (P=FPrep)

d. Dia sedang tidur. (P=FV)

e. Gadis itu cantik sekali. (P=FAdj)

Predikat dalam bahasa Indonesia dapat mengisyaratkan mankna jumlah FN subjek.

4. Kategori sintaksisnya

Pada kalimat Ibu saya akan membeli baju baru untuk kami minggu depan telah membahas
lima kategori utama (Verba (V) Adjektiva (Adj) Adverbia (Adv) Nomina (N) Numeralia
(Num)) dan enam kategori kata tugas (Preposisi (Prep) Konjungsi (Konj) Interjeksi (Interj)
Artikula (Art) Partikel (Part) Pronomina (Pron)).
Kelas kata numeralia lazim juga dikelompokkan sebagai adjektiva. Pada buku ini numeralia
diperlakukan sebagai kelas kata tersendiri. Selain kelas kataitu, terdapat kategori frasa yang
dibedakan berdasarkan unsur utamanya. Pada lima kategori unsur utamanya berturut-curut
adalah nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia, sedangkan pada kata tugas unsur
utamanya adalah preposisi. Perlu diingat bahwa tidak ada frasa yang unsur utamanya berupa
konjungsi, interjeksi, artikula, atau partikel.

B. Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Kalimat

1. Jumlah Klausa

Jumlah klausa pada setiap kalimat dipengaruhi oleh jenia kalimat itu sendiri. Kalimat
simpleks adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Satu klausa biasanya berupa satu
informasi. Oleh karena itu, unsur inti (komponen inti) yang terdapat di dalam kalimat
simpleks pun juga hanyasatu informasi. Satu informasi itu biasanya ditandai oleh kehadiran
satu fungsi predikat.

Kalimat kompleks atau yang disebut kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri
atas klausa utama dan klausa subordinatif. Klausa utama lazim disebut induk kalimat,
sedangkan klausa subordinatif lazim disebut anak kalimat. Klausa utama dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat yang lepas yang tidak bergantung pada klausa yang lain, sedangkan klausa
subordinatif selalu bergantung pada klausa utama. Tanpa kehadiran klausa utama, klausa
subordinatif tidak dapat mengungkapkan apa-apa karena informasinya belum jelas. Selain itu,
klausa subordinatif merupakan pengembangan dari salah satu fungsi kalimat sehingga klausa
ini hanya menduduki salah satu fungsi yang ada di dalam kalimat. Oleh karena itu, hubungan
antarkedua klausa dalam kalimat kompleks ini tidak sederajat atau tidak sejajar.

Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri atas tiga klausa atau lebih. Dua di
antara klausa dalam kalimat majemuk ini merupakan klausa utama, sedangkan klausa yang
lain merupakan klausa subordinatif yang berfungsi sebagai pemerluas salah satu atau kedua
fungsi dalam klausa utama. Kekompleksan dalam kalimat majemuk ini ditandai dengan
perluasan salah satu atau lebih unsur (fungsi) dalam kalimat.

2. Prediketnya

Predikat (P) merupakan salah satu fungsi di dalam kalimat yang merupakan bagian klausa
yang menjadi unsur utama di dalam kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia dapat berupa
kata kerja (verba) atau kelompok kata kerja (frasa verbal), kata sifat (adjektiva) atau
kelompok kata sifat (frasa adjektival), atau kata benda (nomina) atau kelompok kata benda

(frasa nominal). Letak predikat lazimnya berada di sebelah kanan predikat. Berikut beberapa
contoh prediket:

a. Pak Niko mengajar matematika. (P=V)

b. Pak Niko sedang mengajar matematika. (P=FV)

c. Sunarti rajin ke perpustakaan. (P=Adj)

d. Sunarti sangat rajin ke perpustakaan. (P=FAdj)

e. Bapak saya dokter. (P=N)

f. Bapak saya dokter gigi. (P=FN)

Ciri predikat yang lain adalah dapat diingkarkan atau dapat dinegasikan. Jika berupa kata
kerja atau kata sifat, predikat dapat diingkarkan dengan menggunakan kata tidak. Jika berupa
kata benda, predikat dapat diingkarkan dengan menggunakan kata bukan.

3. Kategori Sintaksisnya

Analisis kategori menguraikan kalimat berdasarkan kelas kata yang mengisi konstituen di
dalam kalimat. Analisis fungsi menguraikan kalimat berdasarkan subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan/atau keterangan. Analisis peran menguraikan kalimat berdasarkan makna
unsur-unsur pembentuknya. Contoh kalimat beserta kategorinya
a. Bu Juni(FN) membuat(V) mainan(N) dengan kertas(FPrep)

b. Kemaren pagi(FNominal) Zaidan(N) diberi(V) Nuraeni(N) kepercayaan(N)

4. Kelengkapan Unsurnya

Dalam kalimat simpleks satu struktur predikat di dalam kalimat dapat berupa (a) subjek dan
predikat (S-P); (b) subjek, predikat, dan objek (S-P-O); (c) subjek, predikat, dan pelengkap
(S-PPel); (d) subjek, predikat, objek, dan pelengkap (S-P-O-Pel); atau (e) subjek, predikat,
dan keterangan (S-P-K). Bahkan, dapat pula hanya berupa (f) predikat (P).

Dalam kalimat kompleks dapat berstruktur S-P-K{konj-S-P}, K{konj.-S-P}-S-P-K. Unsur


{konj S-P} berada di bawah kendali K. Hal itu menjelaskan bahwa klausa subordinatif pada
kalimat kompleks di atas menduduki salah satu fungsi kalimat, yaitu menduduki fungsi
keterangan. Tanpa kehadiran klausa utama, klausa subordinatif di atas tidak dapat mandiri
sebagai kalimat yang lepas. Lain halnya dengan klausa utama, tanpa kehadiran klausa
subordinatif, klausa utama dapat mandiri sebagai kalimat yang lepas. Klausa subordinatif
selain dapat menduduki fungsi keterangan dapat pula menduduki fungsi objek, pelengkap,
dan subjek.

C. Buku Ajar Sintaksis

1. Jumlah Klausa

Perbedaan kalimat dengan klausa dalam hal intonasi akhir atau tanda baca yang menjadi ciri
kalimat sedangkan dalam klausa tidak ada. Baik kalimat maupun klausa merupakan
konstruksi sintaksis yang mengandung unsur predikasi. Dilihat dari segi struktur internalnya,
kalimat dan klausa keduanya terdiri atas unsur predikat dan subjekdengan atau tanpa objek,
pelengkap atau keterangan. Perhatikan contoh berikut:

a. Dia berangkat ke kantor.

b. Saya sedang makan.


c. Dia berangkat ke kantor ketika saya sedang makan.

Kalimat (a) terdiri atas satu klausa dengan struktur ‘subjek + predikat + keterangan’; kalimat
(b) juga terdiri atas satu klausa dengan struktur ‘subjek + predikat’. Pada (2c) terdapat dua
klausa, yaitu Dia berangkat ke kantor dengan struktur ‘subjek + predikat + keterangan’ dan
ketika saya makan dengan struktur ‘konjungtor + subjek + predikat’. Klausa yang terakhir ini
merupakan bagian dari konstruksi sintaksis lebih besar, yaitu klausa Dia berangkat, yang
berfungsi sebagai keterangan tambahan terhadap bentuk ke kantor. klausa Dia berangkat ke
kantor yang lebih besar pada (c) itu lazim disebut klausa utama atau induk kalimat,
sedangkan klausa ketika saya sedang makan disebut klausa subordinatif atau anak kalimat.
Sementara itu, kalimat (a) dan (b), yang masing-masing hanya terdiri atas satu klausa, disebut
kalimat tunggal, sedangkan kalimat (c), yang terdiri atas dua klausa, disebut kalimat
majemuk.

2. Prediket

Secara fungsional unsur inti klausa adalah subjek (S) dan predikat (P). unsur lain seperti
objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket) boleh ada dalam klausa boleh juga tidak
ada. Unsur fungsional yang cenderung selalu ada dalam klausa adalah predikat (P). verba
predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai peranan yang dominan karena menentukan
kehadiran konstituen lain dalam kalimat.

3. Kategori Sintaksisnya

Istilah “frasa konjungtor” atau “frasa partikel” tidak dikenal karena kombinasi konjungtor
atau partikel dengan kategori lain, kalau ada, sangat terbatas. a. Frasa Nominal (FN) b. Frasa
Preposional (Fprep) Frasa Verbal (FV) Frasa Adjektival (FAdj) Frasa Adverbial (FAdv).

Kata seperti meja, pergi, sakit, sering, dan kepada masing-masing termasuk dalam kategori N,
V, Adv, dan Prep; dan frasa meja itu, sudah pergi, agak sakit, sering sekali, dan kepada saya
masing-masing tergolong FN, FV, Fadj, FAdv, dan Fprep. Suatu bentuk kata yang tergolong
dalam kategori tertentu dapat mempunyai fungsi sintaksis dan peran semantis yang berbeda
dalam kalimat. Contoh kalimat sebagai berikut:

a. Adhwa [S, pelaku]vsedang belajar.

b. Nama anak itu Adhwa [P, atribut subjek]

c. Ibu memanggil Adhwa [O, sasaran]

d. Ayah membeli baju untuk Adhwa [Pel, peruntungan]

Sementara itu, kategori perlu pula dibedakan dari bentuk kata. Suatu bentuk kata dapat
mempunyai keanggotaan rangkap dalam arti kata tersebut termasuk dalam dua kategori atau
lebih. Kata sapu, misalnya, tergolong N dalam Sapu itu sudah rusak dan V dalam Tolong sapu
kamar saya. Kata buat, walaupun terbatas dalam ragam percakapan, tergolong V dalam
Jangan lupa buat PR-mu, Prep dalam Ayah membeli kalung buat saya, dan Konj dalam
Mereka mengirim kartu buat menyatakan rasa simpati kepada kami.

4. Kelengkapan Unsurnya

Dalam suatu kalimat tidak selalu kelima fungsi sintaksis itu terisi, tetapi paling tidak harus
ada konstituen pengisi subjek dan predikat. Kehadiran kontituen lainnya banyak ditentukan
oleh konstituen pengisi predikat. Perhatikan contoh berikut.

a. Dia [S] tidur [P] di kamar depan [Ket].

b. Mereka [S] sedang belajar [P] bahasa Indonesia[Pel] sekarang [Ket].

c. Mahasiswa [S] mengadakan [P] seminar [O] di kampus [Ket].

d. Ayah [S] membelikan [P] saya [O] baju [Pel] tadi siang [Ket].

Pada contoh diatas tampak jelas bahwa kalimat dimulai dengan subjek, kemudian predikat,
lalu objek, pelengkap, dan akhirnya keterangan jika tiga unsur yang terakhir itu hadir.
Penggabungan dua kata, atau lebih, dalam satu kalimatmenuntut adanya keserasian di antara
unsur-unsur tersebut baik dari segi makna maupun dari segi bentuk.

Anda mungkin juga menyukai