KAJIAN PUSTAKA
gotong royong dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Kerja sama
Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah.
sebagai berikut.
terjadi proses saling melengkapi. Selain itu, aktivitas siswa dalam kelompok
6
7
Inti dari pendapat di atas bahwa pengelompokkan siswa agar terjadi proses
merupakan tujuan utama sehingga setiap anggota mempunyai peran untuk bekerja
sama.
utama yang harus dicapai. Karena itu, semua anggota dalam kelompok itu harus
bekerja sama sehingga hasilnya adalah kesuksesan bersama. Jadi, dalam model ini
tujuan yang telah ditentukan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka bentuk
pengajaran kelompok bisa terjadi melalui kerja kelompok atau diskusi kelompok.
Dalam kerja kelompok, siswa diberi tugas untuk mengerjakan sesuatu secara
kelompok.
1) Jumlah anggota kelompok diskusi terdiri dari empat sampai enam orang.
Lie (2004: 48) mengatakan bahwa niat siswa bisa dibina dengan beberapa
kegiatan yang biasa membuat relasi masing-masing anggota kelompok lebih erat
kelompok. Banyak manfaat yang dapat diambil dari model pembelajaran dengan
berkelompok.
Roger dan David Johnson (Lie, 2004: 31) mengatakan tidak semua kerja
maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan yaitu
sesama siswa saling memberikan motivasi hasil belajar yang optimal. Saling
ketergantungan bahan atau sumber, (4) saling ketergantungan peran dan (5) saling
ketergantungan hadiah.
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran
kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang
terbaik. Oleh karena itu, guru harus membuat persiapan dan menyusun tugas
Siswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah.
10
c. Tatap Muka
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil kerja sama akan
lebih baik daripada hasil masing-masing anggota. Lie (2004: 34) mengemukan
inti dari sinergi ini yaitu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan
sosial ekonomi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini akan
Sehubungan dengan hal tersebut, maka kegiatan tatap muka dalam model
dalam waktu sekejap. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat
Sehubungan dengan hal tersebut, maka proses kelompok perlu dievaluasi dengan
prosedur yang tepat. Menurut Lie (2004: 35), pengajar perlu menjadwalkan waktu
khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja
sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Tipe model kooperatif yang dibahas pada bagian ini adalah model Jigsaw.
Menurut Lie (2004: 49) model kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut.
kegiatan diskusi dalam kelompok dengan cara membentuk kelompok asal dan
kelompok ahli. Pelaksanaan diskusi dimulai pada kelompok asal dan hasil dari
kelompok asal dibawa kepada kelompok ahli kemudian kembali lagi kepada
kelompok asal.
berikut.
a. Jika guru tidak menguasai pengelolaan kelas, maka akan timbul suasana
yang ribut.
b. Jika guru tidak menguasai materi pembelajaran, maka guru tidak bisa
mengarahkan sampai pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
c. Jika siswa kurang persiapan materi pembelajaran, maka diskusi
kelompok menjadi kaku dan tidak berkembang.
d. Jika kurang cermat dalam mengelola waktu, maka pembelajaran belum
selesai pada kesimpulan, bel akhir pelajaran sudah dibunyikan.
e. Pemilihan kelompok yang cenderung homogen dapat menyebabkan
aktivitas antar kelompok tidak seimbang sehingga kelompok yang
pandai cenderung lebih aktif, sedangkan kelompok yang kurang pandai
cenderung diam dan pasif.
f. Perlu adanya cara yang adil dalam pengundian nomor diri dan nama
kelompok.
B. Hasil Belajar
belajar membaca, dan belajar menulis. Melalui kegiatan belajar, maka akan terjadi
perubahan tingkah laku. Pengertian belajar dikemukakan oleh Ali (2008: 14)
Pendapat yang sama tentang belajar dikemukakan pula oleh Hamalik (2005: 37),
belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
diperoleh karena ada hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan
14
sebagai sarana dan prasarana kegiatan belajar. Oleh karena itu, ciri khusus belajar
Belajar menurut Hilgard dalam Makmun (2007: 157) yaitu belajar yaitu
suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau
individu terjadi karena praktik atau pengalaman tertentu. Senada dengan pendapat
tersebut, Gage dalam Yamin (2005: 99) mengatakan bahwa belajar merupakan
pendapat tersebut, perubahan tingkah laku individu terjadi karena pengalaman dan
Dua hal penting dalam beberapa definisi belajar yang dikemukakan di atas
Perubahan perilaku hasil belajar lebih bersifat menetap seperti dikemukakan oleh
secara kebetulan, tentu tidak dapat mengulangi perbuatan itu dengan hasil
yang sama. Sedangkan orang dapat melakukan sesuatu karena hasil belajar
dapat melakukannya secara berulang-ulang dengan hasil yang sama.
belajar. Untuk melaksanakan proses belajar setidaknya terdapat tiga faktor utama
yaitu kesiapan, motivasi, dan adanya tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan
dan ada faktor kesiapan, motivasi, dan tujuan yang akan dicapai.
sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh usaha (pikiran). Apabila dikaitkan
dengan belajar, maka hasil belajar merupakan kemampuan yang dicapai setelah
belajar dan hal tersebut terlihat dari aplikasinya terhadap berbagai aktivitas atau
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar dari sisi guru. Menurut pendapat
tersebut, hasil belajar tidak terlepas dari faktor siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yaitu kegiatan interaksi antara guru dan siswa
dalam situasi pendidikan. Tidak akan muncul hasil belajar apabila tidak ada siswa
sebagai subjek belajar, dan guru sebagai pemberi fasilitas dan motivasi dalam
kegiatan belajar.
Makmun (2007: 44) yaitu prestasi belajar adalah kecakapan nyata atau aktual
yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji karena merupakan hasil usaha
sebagai berikut.
Terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati
dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
17
Untuk mencapai hasil yang diinginkan tidak terlepas dari berbagai faktor yang
belajar yang baik, maka peserta didik harus belajar dengan sebaik-baiknya.
kemampuan peserta didik yang dicapai melalui kriteria atau kurun waktu tertentu.
Hasil belajar dapat ditinjau dari segi kognitif, apektif maupun psikomotor yang
dicapai oleh peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian dari kegiatan belajar yang
Hasil belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor karena itu
a. Faktor internal
1) Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti
kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak
dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.
2) Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya
hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor
psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif,
motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.
b. Faktor eksternal
1) Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil
belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan
18
Faktor internal merupakan faktor yang datang dari dalam diri peserta
didik, baik berupa kesehatan maupun minat, motivasi, bakat, dan dan daya nalar
belajar siswa. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor
eksternal yakni faktor yang datang dari luar. Faktor tersebut adalah lingkungan
Lingkungan yang dimaksud meliputi lingkungan sosial, kultural dan alam dengan
hal tersebut sangat menentukan terhadap hasil yang dicapai siswa dalam belajar.
Berbeda dengan pendapat di atas, Syah (2006: 144) membagi faktor yang
Inti dari pendapat tersebut bahwa ketiga faktor di atas, pada dasarnya
merupakan faktor internal dan eksternal. Faktor diri merupakan faktor yang
datang dari dalam, sedangkan faktor luar dan pendekatan merupakan faktor
eksternal atau datang dari luar diri peserta didik. Berdasarkan dua pendapat di
atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa secara umum dapat dibedakan
menjadi dua bagian jenis yakni faktor yang datang dari dalam diri dan faktor yang
datang dari luar. Kedua faktor tesebut mempunyai peranan penting dalam
semakin baik kegiatan belajar yang dilakukan sehingga dapat mencapai hasil