TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning berasal dari kata cooperative
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu
kelompok atau satu tim (Isjoni, 2011). Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif
adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam
belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual menemukan
dan menstranformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan
aturan yang ada dan merevisinya bila perlu (Soejadi dalam Teti Sobari, 2006:15
dalam Rusman, 2011:201). Pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa
siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu
timnya mampu membuat diri mereka belajar bersama sama baiknya (Slavin, 2007).
Dalam teori konstruktivisme ini lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa yang
dihadapkan pada masalah-masalah kompleks untuk dicari solusinya, selanjutnya
menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana atau keterampilan yang diharapkan.
Model pembelajaran ini dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang lahir
pada gagasan Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama
dikemukan bahwa pengetahuan itu di bangun dalam pikiran anak (Ratna, 1998: 181
dalam Rusman, 2011:201).
Esensi dari teori konstuktivis adalah ide bahwa siswa sendiri yang
menemukan dan mentransformasikan sendiri suatu informasi kompleks kesituasi lain
apabila mereka menginginkan informasi itu sendiri menjadi milik mereka sendiri
(Elniati, 2007). Konstruktivisme adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa
perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana anak secara aktif
membangun sistem arti dan pemahaman terhadap realita melalui pengalaman dan
interaksi mereka menurut pandangan Konstruktivisme anak secara aktif membangun
pengetahuan dengan cara terus-menerus menganalisis dan mengakomodasi informasi
baru, dengan kata lain konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang
menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka tentang realita
(Slavin,1994:225 dalam Trianto, 2012:74).
Pendekatan Konstruktivis intinya menekankan belajar siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling
mendiskusikan masalah dengan temannya. Model pembelajaran ini menuntut siswa
saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas
akademik demi mencapai tujuan bersama (Parker 1994 dalam Huda, 2012:29).
Pembelajaran koooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokkan/tim Kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa
atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok
setiap kelompok akan merperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu
menujukkan prestasi yang dipersyaratkan. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok
akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang
selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan
keterampilan interpsersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan
arahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan
oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan- pertanyaan serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta
didik menyelesaikan masalah yang di maksud. Guru biasanya menetapkan bentuk
ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2011:54-55). Model pembelajaran ini
mengacu pada metode pembelajaran dimana peserta didik bekerja bersama dalam
kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nurhayati, 2011).
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat terapi heterogen, kemampuan,
jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan di bentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam
kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang
disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai
ketuntasan belajar (Trianto, 2011:56)
Dengan demikian, Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang didasarkan dari faham konstruktivis. Dimana pembelajaran
kooperatif
yaitu
hasil
belajar,
penerimaan
terhadap
keseragaman,
dan
memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masingmasing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari
budaya, latar belakang social, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan
semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya anggota
kelompok.
d. Partispasi dan Komunikasi (Participation communication)
Kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartispasi aktif dan
berkomunikasi. Kemampuan ini penting Sebagai bekal mereka dalam kehidupan
dimasyarakat. Untuk dapat melakukan partispasi dan komunikasi, siswa perlu
dibekali
dengan
kemampuan-kemampuan
berkomunnikasi.
Misalnya,
cara
mengatakan ketidak setujuannya atau cara menyanggah pendapat orang lain secara
santun, tidak memojokkan cara meyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya
baik dan berguna.
Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tak mungkin
dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih
dan melatih, sampai pada nakhirnya setiap sisa memiliki kemampuan untuk menjadi
komunikator yang baik.
4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat macam
(Rusman, 2011) yaitu:
memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas yang kuat
(Zamroni, 2000 dalam Trianto, 2011:57).
Model Cooperative learning membutuhkan pasrtispasi dan bekerja sama
dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat meningkatkan cara siswa
belajar menuju belajar yang lebuh baik, sikap tolong-menolong dalam beberapa
prilaku sosial. Tujuan utama dalam pembelajaran Cooperative learning adalah agar
peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara
saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan
menggunakan
tujuan-tujuan
kelompok
untuk
cooperative learning
Fase-Fase
Fase 1:Present goal and set
Menyampaikan
tujuan
dan
peserta
didik
ke
Prilaku guru
Menjelaskan tujuan-tujuan pelajaran
dan mempersiapkan peserta didik siap
belajar
Mempersetasikan
informasi
kepada
Prilaku guru
Menguji pengetahuan peserta didik
Mengenai berbagai materi belajar atau
kelompok-kelompok mempersentasikan
pengakuan
penghargaan
atau
hasil-hasil kerjanya
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun
kelompok
Kagan
ini
mengajarkan siswa untuk lebih mandiri dalam mengerjakan soalsoal yang diberikan sehingga dapat membangkitkan rasa percaya
diri siswa, dimana siswa dapat bekerja sama orang lain dalam
kelompok kecil yang heterogen (Lie, 2002 dalam rosmaini dkk).
Think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi
suasana pola diskusi dikelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi
membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan
prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak
berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya
melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi
tanda tanya.
Siswa dilatih bernalar dan dapat berpikir kritis untuk memecahkan masalah
yang diberikan oleh guru. Guru juga memberikan kesempatan siswa untuk menjawab
dengan asumsi pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan untuk mendiskusikan
hasil jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat didiskusikan dan dicari
pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk suatu konsep.
Keunggulan dari pembelajaran kooperatif seperti think pair share ialah dapat
meningkatkan rasa toleransi, memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan
proses, mendorong siswa untuk identifikasi masalah sendiri, dan mengutarakannya,
peningkatan
kemampuan
dalam
kepemimpinan,
organisasi
dan
inisiatif,
Tabel 2.2
Fase
Fase 1
Fase 2
Menyajikan informasi
Fase 3
Fase 4
Presentasi (share)
Fase 6
Memberikan penghargaan
Sumber: Suprijono (2012:91)
pembelajaran
berupa
PBMP
sejalan
dengan
gagasan
dengan isi pertanyaan itu. Jawaban yang dapat segera diperoleh jika isi pertanyaan
banyak kaitannya dengan pengetahuan yang ada pada dirinya. Jika jawaban yang
diminta belum siap dimilikinya, maka hal ini mendorongnya untuk menemukannya.
ia akan menjelajahi data-data jawaban melalui berbagai cara yang tepat. Proses yang
dilakukan adalah dengan membaca, meneliti atau diskusi. Membaca informasi dari
berbagai sumber adalah salah satu teknik untuk menemukan jawaban. Penelitian
dilaboraturium, dilapangan, di musium, atau ditempat-tempat sumber belajar lainnya
juga merupakan cara untuk menemukan jawaban. Jika pencarian jawaban dilakukan
melalui penelitian atau membaca informasi atau berbagai sumber sebanyakbanyaknya maka guru telah berhasil menciptakan suasana belajar yang baik. Kegiatan
belajar seperti ini sangat membantu dalam membina manusia seutuhnya (Sagala
2009:203).
Selain
para
siswa
mencoba
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
atau
mengacu kepada kurikulum. Bagian yang harus dicermati adalah subkonsep, tujuan serta
gambaran umum pembelajaran.
B. Pengembangan materi, pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran secara umum
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, materi pembelajaran, pendekatan strategi dan
metode pembelajaran harus selalu mengacu kepada tujuan pembelajaran yang terdapat
dalam kurikulum.
C. Pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran struktur umum lembar
siswa yang tersusun adalah Sediakan, Lakukan, Renungkan, Pikirkan (Ringkasan),
Evaluasi dan Arahan. Lakukan meliputi kegiatan, penulisan hasil pengamatan, dan
renungkan, pada bagian kegiatan, tersusun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa yang bisa berupa tanya jawab atau suatu prosedur kerja pengamatan dengan aneka
hal lain, termasuk yang ada dalam masyarakat (kenyataan di lingkungan) atau juga
merupakan perluasan pikiran terhadap data pengamatan. Pada bagian Renungkan berisi
kaitan antara data pengamatan dan aneka hal lain termasuk yang ada dalam masyarakat
atau merupakan perluasan pikiran terhadap pengamatan. Pada bagian Pikirkan
(Ringkasan) merupakan bagian yang berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang
diperoleh dari bagian Renungkan. Pada bagian Pikirkan inilah suatu konsep
pengetahuan terbentuk secara sempurna. Bagian Evaluasi berisi tentang pertanyaan yang
bertujuan untuk memantapkan konsep yang diperoleh siswa. Hal ini bisa dilakukan
dengan menerapkan/mengaitkan konsep tersebut pada fenomena yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada seluruh bagian mulai dari awal hingga akhir lembar PBMP (evaluasi),
tidak ada penyampaian informasi berupa kalimat informatif; seluruhnya berupa
kalimat tanya dan kalimat perintah. Kalimat perintah antara lain digunakan pada
bagian cara kerja ataupun bagian lain jika diperlukan. Berikut ini dikemukakan
beberapa karakteristik lembar PBMP lain yang selalu diperhatikan pada
pengembangan lembar PBMP bagi siswa dalam pembelajaran.
1)
2)
3)
4)
Gramatika Bahasa Indonesia harus selalu dipakai dan digunakan dengan benar.
Pertanyaan dapat diupayakan agar dimulai dari konsep besar ke yang kecil.
Jalinan antar pertanyaan ditata secara logis.
Pertanyaan tentang hal yang sama dapat diulang dan dirumuskan dari sudut
pandang berbeda-beda.
5) Satu konsep dan subkonsep dikaji sebanyak-banyaknya sesuai tingkat
perkembangan. Pertanyaan lain terkait dikembangkan dan diutamakan yang terkait
dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari.
6) Pertanyaan di bagian awal tidak perlu harus langsung dijawab. Dalam hal ini jika
misalnya pertanyaan no. 1 tidak dapat dijawab, maka dilanjutkan dengan upaya
menjawab pertanyaan no. 2; dan jika pertanyaan no. 2 itu juga belum dapat
dijawab, maka pertanyaan no. 3 akan coba dijawab dan seterusnya. Apabila
pertanyaan no.5 berhasil dijawab, maka sebenarnya dalam waktu singkat
pertanyaan no. 4, 3, 2, dan 1 akan terjawab dengan sendirinya. Hal ini akan terjadi
dengan lancar, jika jalinan antar pertanyaan ditata dengan baik dan logis,
disamping memperhatikan konsistensi pola pertanyaan misalnya yang dimulai dari
konsep besar ke yang kecil, serta beberapa hal teknis yang telah dikemukakan.
Atas dasar beberapa karakter pertanyaan yang telah dikemukakan terlihat jelas
bahwa pada pembelajaran yang menggunakan pola PBMP, kegiatan berpikir didorong
secara maksimal. Melalui upaya ini yang dilakukan secara terus-menerus diyakini
bahwa siswa akan terampil berpikir.
Tabel 2.3 Perbandingan antara sintask PBMP, sintaks TPS dan Sintaks gabungan Pola
PBMP dalam pembelajaran kooperatif Think pair share
Sintaks PBMP
1.Sediakan
1. Tahap persiapan
1. Tahap Persiapan
Guru adalah membuat pembagian tugas kepada
Siswa
menyediakan
siswa 1 minggu sebelum
silabus RPP, Buku siswa,
alatdan bahan sesuai
pembelajaran dimulai dan
LKS
dan system
dengan perintah pada
meminta siswa untuk
penilaian,
desain
bagian sediakan pada
membaca
artikel
dan
pembelajaran,
lembar PBMP dengan
bahan referensi lain untuk
menyiapkan tugas siswa
topic
yang
akan
menunjang pembelajaran
dan membagi siswa
dibahas
pada
pertemuan
dalam
beberapa
sebelumnya
kelompok.
2. Lakukan
2. Tahap
presentasi 2. Tahap Presentasi guru
guru
Siswa
melakukan
kegiatan mulai dari Guru menyampaikan Guru menyampaikan
indikator pembelajaran
indikator pembelajaran,
pengamatan, mencatat
dan ceramah singkat
memberikan
hasil,
dan
juga
Guru menggali
pengetahuan
awal
melakukan
kegiatan
pengetahuan awal siswa
tentang materi yang
tanya jawab seperti
dengan melakukan tanya
akan dipelajari dengan
perintah-perintah yang
jawab. Dari tanya jawab
melakukan tanya jawab
ada
pada
lembar
tersebut, siswa termotivasi
dan
ceramah,
untuk membahas materi
PBMP. Siswa juga
pencemaran.
mengerjakan
bagian
mengenalkan
dan
pembagian kelompok
Share sesuai dengan
berdasarkan kemampuan
rencana pembelajaran
akademik dan
yang telah dibuat.
heterogenitas jenis
kelamin
Lanjutan Tabel 2.3 Perbandingan antara sintask PBMP, sintaks TPS dan
Sintaks gabungan Pola PBMP dalam pembelajaran kooperatif Think
pair share
Sintaks PBMP
3. Pikirkan
Berisi kesimpulan dari
konsep dan subkonsep.
Konsep itu didirikan atas
dasar data amatan
maupun butir-butir
pikiran pada bagian
Renungkan
3. Tahap kegiatan
kelompok
Diskusi kelompok awal
tentang lembar-lembar
kegiatan dari guru
Diskusi kelompok dan
guru meminta siswa
untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa
yang mereka peroleh.
Diskusi kelompok : dua
4. Evaluasi
Berisi pertanyaan untuk
menganalisis sejauh
mana konsep atau
subkonsep tersebut telah
dikuasai oleh siswa
orang anggota
kelompok bergabung
kembali ke
kelompoknya secara
keseluruhan dan
melaporkan hasil tukar
informasi (mengenai
lembar-lembar kegiatan
yang telah diberikan
guru) dan saling
mencocokkan dan
membahas hasil kerja
siswa.
4. Tahap Formalisasi
Salah satu kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
untuk dikomunikasikan
atau didiskusikan
dengan kelompok
lainnya. Kemudian
guru membahas dan
mengarahkan siswa ke
bentuk formal.
4. Tahap Formalisasi
salah siswa dalam kelompoknya
mempresentasikan hasil
diskusinya tentang pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada
PBMP (renungkan, pikirkan,
evaluasi) (share)
Lanjutan Tabel 2.3 Perbandingan antara sintask PBMP, sintaks TPS dan
Sintaks gabungan Pola PBMP dalam pembelajaran kooperatif Think pair share
Sintaks PBMP
kegiatan kelompok.
5. Arahan
Berisi petunjuk yang
meminta siswa untuk
mencari jawaban atas
pertanyaan yang ada pada
lembar PBMP
Guru memberikan
evaluasi berupa kuis
rencana yang
menerapkan
daya terap
(applicable) yang tinggi. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar
kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. Dalam hal ini Rencana Pelaksanaan
Ditambahakan oleh
Muslich (2007) tanpa RPP perencanaan yang matang maka mustahil target
pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Melalui RPP akan diketahui kemampuan
guru dalam menjalankan profesinya.
Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran meliputi: standar Kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator
pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan
akhir), metode pembelajaran, alat dan bahan serta evaluasi.
Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses dijelaskan bahwa
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dan
upaya mencapai Kompetensi dasar. Setiap guru pada setiap satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi,
peserta didik untuk berpartispasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
1) Langkah-langkah menyususn RPP
a) Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah
pertemuan.
b) Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran.
c)
kompetensi
dirumuskan
dengan
menggunakan
kata
kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
e) Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f) Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.
g) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar.
h) Metode pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan.
Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta
didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak
dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik
digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
i)
Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
merupakan
kegiatan
awal
dalam
suatu
pertemuan
pembelajaran
dilakukan
secara
interaktif,
inspiratif,
Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil
belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
kepada Standar Penilaian.
k)
materi
pelajaran
merupakan
inti
dari
kegiatan
macam model pengembangan perangkat, yaitu model Dick-carey, Model 4-D dan
Model Kemp.
Secara umum setiap model terdiri dari 4 tahap yaitu: pertama, tahap
pendifinisian (define), yaitu tahapan yang bertujuan untuk menentukan dan
mendefinisikan kebutuhan pembelajaran; kedua, tahap perancangan (design), yaitu
perancangan prototype perangkat pembelajaran; ketiga, tahap pengembangan
(develop) yaitu bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran; dan keempat,
tahap
penyebaran
(dessiminate),
yaitu
tahap
penggunaan
perangkat
yang
dikembangkan.
a. Model Smith dan Ragan
Patricia L.Smith dan Tilman J.Ragan (2003 dalam Pribadi, 2009:120) model
desain pembelajaran terdiri dari beearapa langkah dan prosedur sebagai berikut
1. Analisis lingkungan belajar
Analisis lingkungan belajar meliputi prosedur menetapkan kebutuhan akan
adanya proses poembelajaran dan lingkungan tempat program pembelajaran akan
dimplementasikan. Tahap ini digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
masalah-masalah dalam pembelajaran.
2. Analisis karakteristik siswa
Analisis karakteristik siswa meliputi aktivitas atau prosedur untuk
mengidentifikasi dan menentukan karakteristik siswa yang akan menempuh program
pembelajaran yang didesain. Karakteristik siswa yang akan menempuh program
pembelajaran meliputi kondisi social ekonomi, penguasaaan isi atau materi pelajaran,
dan gaya belajar
3. Analisis tugas Pembelajaran
Analisis tugas pembelajaran atau disebut juga dengan istilah task analysis
merupakan langkah yang dilakukan untuk membuat deskripsi tugas-tugas dan
prosedur yang perlu dilakukan oleh individu untuk mencapai tingkat kompetensi
dalam melakukan suatu jenis pekerjaan. Analisis tugas perlu dilakukan untuk
menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran sfesifik yang perlu dimiliki oleh pembelajar
untuk mencapai tingkat kompetensi dalam melakukan pekerjaan.
4. Menulis butir soal
Menulis butir-butir dilakukan untuk menilai apakah program pembelajaran
yang dirancang dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Butir-butir tes yang ditulis harus bersifat valid
dan reliable agar dapat digunakan untuk menilai kemampuan atau kompetensi siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5. Menentukan strategi pembelajaran
Menentukan strategi pembelajaran dilakukan untuk mengelola program
pembelajaran yang didesain agar dapat membantu siswa dalam melakukan proses
pembelajaran yang bermakna.
6. Memproduksi program pembelajaran
Memproduksi program pembelajaran mempunyai makna adanya proses atau
aktivitas dalam menerjemahkan desain sistem pembelajaran yang telah dibuat
kedalam bahan ajar atau program pembelajaran. Program pembelajaran merupakan
output dari desain sistem pembelajaran yang mencakup deskripsi tentang kompetensi
atau tujuan, metode, media, strategi, dan isi atau materi pmbelajaran, serta evaluasi
hasil belajar.
7. Melaksanakan evaluasi formatif
Melakukan evaluasi formatif untuk menemukan kelmahan-kelemahan dari
draf bahan ajar yang telah dibuat untuk segera direvisi agar menjadi program
pembelajaran yang efektif, efesien, dan menarik. Evaluasi formatif pada umumnya
dilakukan terhadap prototype program pembelajaran yang sedang dikembangkan.
8. Merevisi program pembelajaran
Merevisi program pembelajaran dilakukan terhadap kelemahankelemahan
yang masih terlihat pada rancangan atau draf program pembelajaran. Dengan
melakukan revisi terhadap draf program pembelajaran maka program tersebut
diharapkan dapat menjadi program pembelajaran berkualitas, yaitu pembelajaran
yang efektif, efesien, dan menarik.
Analisis
Lingkungan belajar
Penulisan butir
Siswa
tes
Tugas Belajar
Pemilihan&
Strategi
produksi bahan ajar
Penyusunan
Penyampaian
REVISI
Pengelolaan
EvaluasiGambar: 2.2 Model Smith dan Ragan (sumber: Pribadi, 2010)
Formatif
2. Analisis siswa, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengaalaman baik
individu maupun kelompok.
3. Analisis tugas, adalah kumpulan prosedur untuk menemukan isi suatu pengajaran,
analisis konsep, analisis pemerosessan informasi, dan analisis prosedural yang
digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaaan tugas-tugas belajar
dan tujuan pembelajartan yang dituangkan dalam bentuk rencana Program
pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS)
4. Merumuskan indikator, tujuan dari pembelajaran
dilakukan
untuk
7. Pemilihan media atau sumber belajar, pemilihan media dan sumber pembelajaran
berdasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas, maka memilih
alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang terdapat
rencana pelajaran dan lembar kerja siswa.
8. Merinci pelayanan penujang yang diperlukan untuk mengembangkan dan
melaksanakan
semua
kegiatan
dan
untuk
memperoleh
bahan.
Dalam
mengembangkan perangkat.
9. Menyiapakan evaluasi formatif, evaluasi formatif merupakan bagian penting dari
proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi
kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi
dalam mencapai berbagai sasaran.
10. Evaluasi Sumatif, secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan
utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama memungkinkan besar
didapatkan baik dai hasil posstes dan uji akhir pembelajaran.
11. Melakukan revisi perangkat pembelajran, kegiatan ini dilakukan secara terusmenerus pada setiap langkah pengembangan (kemp (1994), bahwa setiap langkah
rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegitan revisi. Secara umum
rancangan model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp ditunjukkan pada
gambar dibawah ini;
dari siswa setelah mereka menyelesaikan program pengajaran. Tahap ini akan
menghasilkan kebutuhan-kebutuhan pada proses penilaian.
2. Melakukan analisis instruksional (counducting a goal analysis) tujuan yang
dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan yang lebih khusus yang harus
dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan tentang keterampilan-keterampilan atau
konsep dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan/konsep.
3. Mengidentifikasi tingkah laku awal/karakterstik siswa (identity Entry Behaviours
Characteristic), langkah ini adalah untuk mengetahui keterampilan awal siswa
yang dimiliki yang dapat digunakan dalam saat mulai mengikuti pengajaran, yang
penting diidentifikasi adalah karakteristik siswa yang mungkin ada hubungan
dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.
4. Merumuskan tujuan kinerja (write performance objectives), langkah ini untuk
merumuskan tingkah laku atau prilaku belajar siswa yang diharapkan dapat
dimunculkan dalam proses pengajaran. Selanjutnya akan dirumuskan pernyataan
khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah meyelesaikan
pembelajaran.
5. Pengembangan tes acoan patokkan (developing criterian-referenced test items)
tahap ini adalah yang sangat penting adalah pengembangan butir assessment
untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang telah perkirakan didalam tujuan.
6. Pengembangan strategi pengajaran (develop instructional strategy),
pengembangan strategi mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas
preinstruksional, penyampaian
Revisi Pengajaran
dalam
pembelajaran.
pembelajaran
sehingga
dibutuhkan
pengembangan
bahan
seharusnya akan dicapai siswa memerlukan telaah kebutuhan (need) akan materi
sebagai penutup kesenjangan tersebut.
b. Analisis siswa
Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik-karakteristik yang
dimiliki siswa, dengan memperhatikan ciri, kemampuan, pengalaman siswa baik
individu maupun kelompok. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menelaah
karakteristik siswa yang meliputi latar belakang pengetahuan siswa, bahasa yang
digunakan dan perkembangan kognitif siswa.
c. Analisis Materi
Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasikan bagian-bagian utama
yang akan diajarkan, merinci materi-materi yang relevan dengaan materi pokok, dan
menyusunnya secara sistematis.
d. Analisis Tugas
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam satuan
pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk
garis besar yang mencakup; (1) Analisis struktur isi, (2) analisis procedural, dan (3)
analisis proses informasi.
e. Perumusan Tujuan
Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkoversi tujuan analisis
materi menjadi tujuan-tujuan pembelajaran khusus yang dinyatakan dengan tingkah
laku. Penyusunan tujuan pembelajaran atau indicator pencapaian hasil belajar
didasarkan pada kompetensi dasar dan indicator yang tercantum dalam KTSP.
2. Tahap Perancangan (Design)
lain. Tujuan tahap ini adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam
Analisis Tigas
Analisis Konsep
PENYEBARAN
PENGEMBANGA
PERANCANGAN PENDEFINISIAN
N
pembelajaran.
Kompetensi Dasar
4. Menganalisis
komponen
hubungan
Menjelaskan
keterkaitan
antara
perubahan
perusakan/pencemaran lingkungan
ekosistem
ekosistem,
antara 4.2
4.3
Sumber daya alam yang ada di lingkungan alam sekitar kita bisa berupa
pangan, sandang, papan, transportasi, berbagai macam peralatan, dan mesin-mesin
industri. Semakin besar jumlah populasi manusia dan semakin maju teknologi,
semakin banyak pula ragam dan jumlah sumber daya alam yang dapat diambil dari
lingkungan sehingga semakin besar kerusakan yang timbul akibat dari kegiatan
manusia tersebut. Contohnya, akhir-akhir ini di Pulau Kalimantan dan Sumatera
sering terjadi pembakaran hutan secara besar-besaran. Selain merusak lingkungan
setempat, kebakaran hutan juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
sekitarnya.
3. Pencemaran Lingkungan
Masuknya
bahan
ke
dalam
lingkungan
yang
menyebabkan
mengurangi
ditimbulkannya.
terjadinya
Mengapa
kita
pencemaran
harus
dapat
dan
dampak
mencegah
yang
terjadinya
dekat jalur lalu lintas kendaraan, atau dekat stasiun maupun bandara. Adapun
gangguan kesehatan, dialami oleh penduduk dekat lokasi pabrik yang setiap hari
menghirup limbah pabrik berupa gas yang keluar dari cerobong asap pabrik.
Akumulasi limbah (sisa hasil buangan) mempunyai potensi sebagai polutan
(penyebab polusi). Oleh karena itu, adanya limbah perlu mendapat perhatian saksama
dan penanganan semaksimal mungkin, sebelum menimbulkan kerugian-kerugian
yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah
dibagi menjadi dua, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik
merupakan limbah yang berasal dari bagian organisme, yang dapat terurai secara
alami. limbah anorganik relatif sulit terurai, dan mungkin beberapa bisa terurai
tetapi memerlukan waktu yang lama.
F. Kerangka Pikir
Pada prinsipnya peserta didik memiliki potensi dalam dirinya untuk
mengembangkan kemampuannya dalam belajar. Sebagai manusia yang memiliki
potensi
tentunya
seorang
pendidik
harus
bisa
menggali
dalam
proses
seorang guru. Salah satu pendekatan yang dikembangkan dalam permasalahan yang
dihadapi siswa yaitu dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe think pair
Share. Diharapkan dengan pendekatan siswa akan mampu saling berbagi informasi
dan bekerjasama dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang diberikan. Salah
satu pendekatan yang dapat meningkatkan aktivitas siswa agar dapat berpikir lebih
kretaif dan kritis yaitu dengan pendekatan
Pertanyaan (PBMP), Kemampuan berpikir memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan belajar seorang siswa.
Oleh karena itu, untuk memfasilitasi dari permasalahan tersebut perlunya
untuk mengembangkan suatu perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kedua
pendekatan tersebut. Diharapkan bisa memecahkan salah satu permasalahan yang ada
dalam pembelajaran khusus materi pencemaran dan perubahan lingkungan.
Pengembangan perangkat pembelajaran akan mengacu pada model pengembangan
four-D yang menghasilkan RPP, buku siswa, dan LKS
Penguasaan Materi
Model Pembelajaran
Kooperatfi tipe think pair
share
Pemberdayaan Berpikir
melalui Pertanyaan (PBMP)
RPP
Buku Siswa
LKS