Materi Infografis Subsidi Pupuk - Simple
Materi Infografis Subsidi Pupuk - Simple
NO
Tujuan utama subsidi pertanian -> untuk peningkatan produksi pangan dan akses masyarakat
terhadap pangan (Bappenas, 2011)
Subsidi Pupuk -> penggunaan pupuk optimum (saat fungsi produksi/teknologi sama) ->
produktivitas maksimum -> laba tinggi -> inovasi teknologi -> produktivitas semakin besar
(Badan Litbang pertanian, 2011)
Tujuan utama subsidi pupuk adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan
rumah tangga pedesaan, melalui peningkatan produksi tanaman pokok (Ricker‐Gilbert, J. and
Jayne, T.S, 2010)
Kebijakan subsidi pupuk diarahkan mencapai Tujuan Antara dan Tujuan Akhir. Tujuan Antara
adalah meningkatkan kemampuan petani untuk membeli pupuk dalam jumlah yang sesuai
dengan dosis anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi. Tujuan Akhir adalah meningkatkan
produktivitas dan produksi pertanian dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional.
(Bappenas, 2011)
Beberapa negara di Asia yang melaksanakan Program Subsidi (Badan Litbang Pertanian, 2011)
Malaysia
subsidi pupuk diberikan secara langsung ke petani dengan persentase tertentu
Filiphina
subsidi pupuk diberikan secara langsung dengan kupon diskon harga
Srilanka, India, China dan Indonesia
subsidi pupuk secara tidak langsung melalui industri pupuk
Bangladesh dan Pakistan
subsidi harga pupuk impor
Program yang dilaksanakan beberapa negara tersebut sejalan dengan teori produksi dan teori
efisiensi alokatif
I. Teori Produksi
Keterangan:
F= pupuk, Z=subsidi
Realisasi Subsidi Pupuk Tahun 2011 s/d 2015 (dalam triliun rupiah)
Tahu Tingkat
Alokasi Realisasi Peyerapan
n Kenaikan
2011 15,56 12,82 - 82,39%
2012 13,96 13,97 8,96% 100,06%
2013 15,83 15,83 13,33% 100,00%
2014 18,05 17,93 13,27% 99,34%
2015 28,26 20,41 13,83% 72,22%
sumber: Kementerian Pertanian, 2016
Produktivitas
Tanaman Pangan 2013 2014 2015 2016
(kwi/ha)/Tahun
padi 46,04 45,81 47,29 46,47
palawija 76,57 79,19 80,44 85,69
jumlah 122,61 125,01 127,74 132,16
rata2 produktivitas 61,31 62,50 63,87 66,08
kenaikan produktivitas #VALUE! 1,95% 2,19% 3,46%
sumber: statistik pertanian 2017, diolah
Analisa :
13.3313.27
10 tanian, diolah
5 3.46
2.19
1.95 Realisasi Penyaluran
Pupuk Subsidi sesuai Hasil
0 Verifikasi Dokumen
0 0.1 201
0.2 0.3 0.42014
0.5 0.6 0.7 201
0.8 0.9 2016
1
-5 3 5
-10 -9.50
sumber: KPK, diolah -
-15
-20 -19.72 Produktivitas Pangan Na-
sional sumber: Kemente-
-25 rian Pertanian, diolah -
Tahun
Hasil:
Pembahasan :
1. Alokasi anggaran pemerintah Indonesia untuk program subsidi pupuk meningkat dari tahun ke
tahun dan mencapai Rp30 Triliun di tahun 2016 namun penetapan alokasi pupuk di level
kabupaten/kota tidak menjangkau sampai level kelompok tani/petani. Adanya kesenjangan
antara usulan dengan jatah alokasi pupuk bersubsidi sering menimbulkan persepsi kelangkaan
pupuk di tingkat petani. (Laporan Kajian Subsidi Pertanian KPK, 2017)
Kesimpulan :
1. Program pupuk bersubsidi masih diperlukan 83,88% petani dengan jumlah kebutuhan diatas
lima juta ton pupuk bersubsidi setiap tahun
2. Masih banyak kendala-kendala yang membutuhkan perbaikan dalam penyaluran pupuk subsidi
3. Program pupuk bersubsidi belum efektif untuk mencapai produktivitas yang tinggi
Rekomendasi:
1. Program subsidi pupuk tetap dilakukan sesuai pola saat ini (pupuk subsidi + benih subsidi)
dengan perbaikan-perbaikan :
Standarisasi struktur HPP
Validasi data secara berkala terkait petani penerima pupuk subsidi oleh Kementerian
Pertanian
Memotong jalur distribusi pupuk subsidi menjadi dari produsen (yang mewakili produsen)
langsung kepada petani
Melaksanakan Monitoring, evaluasi dan sosialisasi program subsidi pupuk secara berkala
oleh pihak-pihak yang ditunjuk
Menyusun data produktivitas dari petani penerima pupuk subsidi secara nasional oleh
Kementerian Pertanian
2. Bantuan langsung berupa pupuk gratis dengan persentase tertentu (untuk mencegah overdosis
pemupukan) dengan tetap memperhatikan poin-poin perbaikan diatas.