Anda di halaman 1dari 21

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI EKSPOR PRODUK PERTANIAN

TERHADAP HARGA DAN PERDAGANGAN PRODUK PANGAN INDONESIA

The Impact of Export Subsidy Elimination toward Price and Trade for
Indonesian Food Products
Steven Raja Ingot1, Rahayu Ningsih2
1
Pusat Pengkajian Kerja Sama Perdagangan Internasional, BPPP, Kementerian Perdagangan,
Jl. M.I. Ridwan Rais No.5 Jakarta Pusat, 10110, Indonesia
2
Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri, BPPP, Kementerian Perdagangan, Jl. M.I. Ridwan
Rais No.5 Jakarta Pusat, 10110, Indonesia.
E-mail: sri.bako@gmail.com

Naskah diterima: 30/02/2018; Naskah direvisi: 01/09/2018; Disetujui diterbitkan: 26/06/2018


Dipublikasikan online: 31/07/2019

Abstrak
Salah satu komitmen terpenting hasil pertemuan Konferensi Tingkat Menteri World Trade
Organisation (WTO) di Nairobi tahun 2015 adalah diberlakukannya penghapusan subsidi
ekspor produk pertanian negara anggota WTO, baik oleh negara maju (pada 2015) maupun
negara berkembang (pada 2018). Studi ini bertujuan untuk melihat dampak penghapusan
subsidi ekspor produk pertanian oleh negara asal terhadap harga dan perdagangan produk
pangan Indonesia. Dengan menggunakan model Global Trade Analysis Project (GTAP)
disimpulkan bahwa penghapusan subsidi ekspor produk pertanian akan mengakibatkan
kenaikan harga beberapa produk pangan impor Indonesia terutama susu. Selain itu,
penghapusan subsidi ekspor juga akan berdampak pada menurunnya impor Indonesia
untuk produk hortikultura, susu, dan makanan olahan sedangkan ekspor Indonesia untuk
daging sapi, gula, susu dan makanan olahan akan naik. Hal ini menunjukkan bahwa
Indonesia berpotensi untuk swasembada produk pangan sehingga dapat mengurangi
ketergantungan terhadap impor. Dengan demikian komitmen penghapusan subsidi ekspor
oleh negara mitra dagang akan berdampak positif bagi Indonesia jika didukung dengan
peningkatan produktivitas produk pangan.
Kata Kunci: Subsidi Ekspor, Produk Pertanian, Produk Pangan, GTAP, WTO

Abstract
One of the most important commitments of the meeting of the World Trade Organization
(WTO) Ministerial Conference in Nairobi 2015 is the abolition of export subsidies for
agricultural products of WTO member countries, both developed countries (in 2015) and
developing countries (in 2018). This study aims to examine the impact of the elimination of
export subsidy on agricultural products by trading partners toward the price and trade pattern
of Indonesian food products. Using the Global Trade Analysis Project (GTAP) model, the
analysis shows that the elimination of export subsidies for agricultural products would lead to
higher prices of Indonesian imported food products particularly for milk products. In addition,
the abolition of export subsidy would reduce Indonesian imports of horticultural commodities,
milk, and processed food while exports of beef, sugar, milk and processed foods would rise.
This shows that Indonesia has the potential for self-sufficiency in some food products,
thereby reducing dependence on imports, therefore the abolition of export subsidy will given
a more positive impact on Indonesia if supported by increasing productivity of food products.
Keywords: Export Subsidy, Agricultural Products, Food Products, GTAP, WTO
JEL Classification: D58, F13, Q17, Q18

Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 1
PENDAHULUAN secara fisik maupun ekonomi, dan
Liberalisasi perdagangan stabilitas (stability) yang harus tersedia
dipandang sebagai elemen utama dan terjangkau setiap saat dan setiap
pertumbuhan yang berkelanjutan dan tempat.
banyak diterapkan dalam rangka Kinerja eskpor pertanian banyak
meningkatkan perekonomian dan menarik perhatian dari pemangku
pengentasan kemiskinan (Khan, 2015). kebijakan karena menjadi sumber
Selain itu perdagangan produk penting bagi pendapatan negara,
pertanian memiliki peranan penting pendorong diversifikasi tanaman dan
untuk menunjang ketahanan pangan peningkatan pendapatan petani
global dengan nilai perdagangan lebih (Suresh et al., 2016) dan ekspor
dari USD 520 triliun per tahun produk pertanian juga terbukti
(MacDonald, 2015). Dalam menunjang meningkatkan pertumbuhan ekonomi
ketahanan pangan, impor produk (Nahanga, et al. 2016). Namun dalam
pangan merupakan kebijakan yang praktek liberalisasi perdagangan
sah dilakukan oleh suatu negara guna internasional, banyak negara yang
menjaga ketersediaan bahan pangan menerapkan kebijakan yang
sehingga pilar dalam konsep mendistorsi
ketahanan pangan yakni ketersediaan perdagangan salah satunya pemberian
(availability) dapat tercapai (Suryana, subsidi ekspor untuk produk pertanian.
2014). Salah satu komitmen terpenting hasil
Secara luas, konsep ketahanan pertemuan Konferensi Tingkat Menteri
pangan didefinisikan sebagai suatu World Trade Organisation (WTO) pada
situasi pada saat semua orang dalam tanggal 15-18 Desember 2015 di
segala waktu memiliki kecukupan Nairobi adalah diberlakukannya
jumlah atas pangan yang aman dan penghapusan subsidi ekspor produk
bergizi demi kehidupan yang sehat dan pertanian negara anggota WTO, baik
aktif (FAO, 1983). Tiga sejak akhir 2015 oleh negara maju
pilar dalam ketahanan pangan yang maupun oleh negara berkembang
terdapat dalam definisi tersebut adalah sejak akhir 2018. Produk pertanian
ketersediaan (availability), yang mendapatkan subsidi ekspor
keterjangkauan (accessibility) baik tersebut dituangkan dalam Schedule of
Concessions masing-masing negara

2 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI 2019


anggota WTO. Schedule of Berdasarkan ketentuan dalam
Concessions Indonesia pada waktu WTO yakni artikel 9 Agreement on
Uruguay Round 1995 hanya Agriculture (AoA), subsidi ekspor
mengkomitmenkan beras untuk meliputi: (1) pemberian subisidi
mendapatkan fleksibilitas pemberian langsung oleh Pemerintah atau oleh
subsidi ekspor. Alokasi subsidi ekspor lembaga-lembaganya, termasuk
beras Indonesia tahun 1995 sekitar pembayaran sejenis, kepada suatu
USD 27 juta terus turun hingga perusahaan, industri, produsen produk
menjadi sekitar USD 22 juta tahun pertanian, koperasi atau asosiasi
2004, namun demikian besaran produsen lainnya atau kepada badan
komitmen subsidi ekspor tersebut tidak pemasaran atas dasar kinerja ekspor;
direalisasikan oleh Indonesia hingga (2) penjualan atau pelemparan stok
saat ini (FAO, 2012). produk pertanian non komersial melalui
Salah satu hasil deklarasi pada ekspor oleh Pemerintah atau lembaga-
Konferensi Tingkat Menteri ke-4 di lembaganya pada tingkat harga yang
Doha pada November 2001 atau lebih rendah daripada harga produk
dikenal sebagai Doha Development yang sama di pasar domestik; (3)
Agenda (DDA) adalah untuk pembayaran atas ekspor suatu produk
menurunkan tingkat hambatan dalam pertanian yang dibiayai atas dasar
perdagangan baik untuk produk kebijakan pemerintah, baik yang
pertanian, manufaktur maupun jasa. membebani maupun tidak membebani
Menurut Itakura (2014), pengurangan keuangan publik, termasuk
hambatan perdagangan akan dapat pembayaran-pembayaran yang dibiayai
memberikan dampak positif terhadap dari pendapatan pajak yang ditarik dari
ekonomi suatu negara, Dalam bidang produk pertanian tersebut atau dari
pertanian, salah satu tujuannya adalah produk pertanian dari mana produk
meningkatkan akses pasar dan ekspor tersebut berasal; (4) pemberian
penurunan segala bentuk dukungan subsidi untuk mengurangi biaya
domestik (domestic support) yang pemasaran ekspor produk pertanian
bersifat distortif, khususnya mengenai (selain promosi ekspor dan jasa
pengurangan/penghapusan subsidi konsultasi yang banyak tersedia)
ekspor secara bertahap. termasuk penanganan, perbaikan mutu

Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 3
dan biaya proses lainnya dan biaya dan diharapkan pada akhir 2023 semua
transport dan pengiriman internasional; bentuk subsidi ekspor telah
(5) biaya transportasi dan pengiriman terhapuskan. Adapun biaya-biaya
internal produk ekspor yang lebih termasuk subsidi ekspor tersebut antara
rendah daripada pengiriman domestik, lain pemberian subsidi untuk
yang disediakan atau ditentukan oleh mengurangi biaya pemasaran produk
Pemerintah. (6) subsidi terhadap ekspor pertanian (selain promosi ekspor
produk pertanian yang tergantung yang tersedia secara luas dan layanan
kepada penggabungannya dengan konsultasi) termasuk handling,
produk yang diekspor. upgrading dan biaya pengolahan
Sesuai AoA, setiap negara lainnya, serta biaya transportasi dan
anggota dimandatkan untuk pengangkutan luar negeri.
mengurangi besaran subsidi ekspor Kebijakan subsidi ekspor banyak
dan hanya menjalankan kebijakan diterapkan oleh beberapa negara,
subsidi ekspor sebagaimana yang khususnya negara maju seperti negara-
tercantum dalam perjanjian tersebut. negara Uni Eropa, Amerika Serikat,
Yang menjadi subyek dari pengurangan Kanada, Norwegia, Swiss dan Australia
subsidi ekspor pada perjanjian tersebut terutama untuk produk ekspor utama
meliputi subsidi langsung, penjualan mereka yaitu buah dan sayuran,
atau pelepasan cadangan ekspor gandum, susu, keju, dan gula. Dalam
dengan harga lebih rendah untuk konteks WTO, penerapan subsidi
produk yang sama di pasar domestik, ekspor diatur dalam ketentuan AoA
subsidi biaya pemasaran ekspor, yakni artikel 9.
subsidi biaya transportasi dan Kesepakatan negara anggota
pengangkutan, dan bentuk subsidi WTO untuk menghapuskan subsidi
lainnya. ekspor dinilai sebagai suatu terobosan
Selain itu, anggota negara maju baik untuk menciptakan keseimbangan
juga harus segera menghapus hak pasar produk pertanian yang
subsidi ekspor mereka sesuai jadwal berkeadilan. Hal ini dikarenakan
yang terisi setelah keputusan ini penerapan subsidi ekspor oleh suatu
disepakati. Sementara, anggota negara negara akan mendorong produksi pada
berkembang akan menghilangkan hak skala ekonomi sehingga dapat
subsidi ekspor mereka pada akhir 2018

4 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI 2019


meningkatkan pangsa ekspor negara intervensi yang melibatkan perubahan
tersebut di pasar dunia. Hal ini struktural atas harga relatif, subsidi atas
dikarenakan pemberian subsidi ekspor komoditi pangan tertentu, perbaikan
akan menekan harga produk tersebut di infrastruktur, dan menyediakan sarana
pasar dunia. berteknologi akan dapat meningkatkan
Dalam perspektif negara produksi bahan pangan yang pada
pengimpor, penurunan harga dunia ini akhirnya akan meningkatkan ketahanan
di satu sisi akan menguntungkan pangan.
konsumen, karena harga produk Proteksi terhadap sektor pangan
pertanian (notabene adalah produk yang dilakukan negara maju umumnya
pangan) yang diimpor menjadi lebih melalui kebijakan harga (price
murah. Namun, di sisi lain dalam support), bantuan langsung (direct
perspektif produsen produk sejenis di payment) dan bantuan pasokan.
negara pengimpor, harga produk impor Berkaitan dengan dukungan domestik,
yang lebih murah ini mengakibatkan maka negara maju memberikan
produk domestik tidak dapat bersaing. subsidi dalam bentuk subsidi output,
Oleh karena itu, negara berkembang subsidi input, subsidi input antara,
sebagai pengimpor pangan, termasuk subsidi dalam pembayaran sewa lahan
Indonesia, akan merasakan dampak dan biaya modal. Beberapa negara
atas penghapusan subsidi ekspor ini maju seperti Jepang, Amerika, Kanada
terutama dalam konteks ketahanan dan negara- negara di Eropa seringkali
pangan. mendistorsi pasar dengan
Ketersediaan pangan merupakan menggunakan instrumen subsidi ini
salah satu upaya dalam meningkatkan (OECD).
ketahanan pangan salah satunya Berdasarkan data OECD,
dengan memberdayakan petani baik perkiraan bantuan total (Total Support
sebagai produsen maupun konsumen, Estimate/TSE) di negara-negara maju
subsidi input, peningkatan infrastruktur, anggota OECD meliputi pengeluaran
pencetakan lahan baru, perbaikan untuk bantuan jasa umum (penelitian)
sistem dan sumber daya (Zakiah, dan subsidi terhadap konsumen serta
2016). Boratyriska dan Tofiq (2017) perkiraan bantuan produsen (Producer
juga menyimpulkan bahwa kebijakan Support Estimate/PSE) yang berupa
berupa bantuan langsung kepada petani

Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 5
produsen negara-negara yang sisi lain, harga produk pertanian
tergabung dalam OECD sekitar USD domestik justru melambung naik, maka
223 miliar (tahun 2016). Tiongkok, Uni hal ini akan mengancam konsumen
Eropa, dan Amerika menjadi negara domestik, karena harus menikmati
yang paling banyak memberikan harga produk pertanian yang lebih
subsidi yakni masing-masing sebesar mahal. Hal ini diperkirakan dapat
USD 236 miliar, USD 93 miliar dan mengurangi tingkat kesejahteraan
USD masyarakat pada umumnya, akibat
38 miliar (OECD Stat, 2016). Hasil naiknya tingkat pengeluaran
penelitian Saktyanu, dkk, pada 2007 masyarakat (Nurjanah, 2011).
menunjukkan bahwa perkembangan Indonesia sendiri saat ini masih
tingkat subsidi ekspor di negara maju bergantung pada produk pangan impor
lebih besar dibandingkan dengan bersubsidi, baik produk yang masih
Negara Berkembang. Di antara bersubsidi ekspor asal dari negara
kelompok Negara Maju, Uni Eropa maju maupun negara berkembang.
memiliki tingkat subsidi ekspor yang Tahun 2016 nilai impor produk pangan
lebih tinggi. Komoditas yang banyak di Indonesia mencapai USD 4.222,8 Juta
subsidi Uni Eropa adalah Padi dan atau naik 39,43% dibandingkan tahun
Olahannya, Gandum, Serealia lainnya sebelumnya yakni sebesar USD
(Jagung), Gula, serta Ternak Besar 3.028,5 juta (BPS, 2017) Komoditas
dan Produknya. Adanya komitmen pangan utama yang masih diimpor
penghapusan subsidi ekspor ini dapat Indonesia antara lain adalah beras,
meningkatkan daya saing produk jagung, kedelai, gandum dan tepung
pertanian dari negara berkembang. gandum, daging, susu, buah-buahan,
Penghapusan subsidi ekspor sayuran, gula dan minyak goreng.
produk pertanian akan menaikkan Kerkela, dkk (2005) menunjukkan
harga produk pertanian di pasar dunia, bahwa penghapusan subsidi ekspor
sehingga konsumen di negara importir pada produk pertanian yang dilakukan
akan menerima harga yang lebih Uni Eropa akan berdampak pada
mahal. Di satu sisi hal ini akan bernilai kenaikan harga produk pertanian dunia
positif, karena dapat mendorong dan negara yang mengimpor produk
produsen dalam negeri untuk dapat pertanian akan membayar harga yang
meningkatkan produksinya. Namun di

6 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI 2019


lebih mahal. Narayanan & Rungta antar negara pada masing-masing
(2014) mengkaji dampak penghapusan sektor dan Tabel Input-Output masing-
subsidi ekspor sektor tekstil di India masing negara/region yang menggam-
dan disimpulkan bahwa penghapusan barkan aliran barang didalam negara.
subsidi ekspor meningkatkan total Uraian yang lebih rinci dari sejarah
faktor produktivitas di sektor tekstil dan data, bagaimana membangun data,
pakaian sebesar 3,5%. definisi dan struktur data dapat dilihat
Berdasarkan studi literatur yang pada Hertel, dkk (1997) dan Dimaranan
dilakukan, penghapusan subsidi & McDougall (2002).
ekspor oleh negara maju maupun Data sekunder juga diperoleh dari
berkembang akan berdampak pada website lembaga internasional seperti
meningkatnya harga dunia untuk World Bank, OECD Statistics dan FAO.
komoditi yang subsidi ekspornya. Di Secara spesifik, data GTAP melingkupi
sisi lain, penghapusan subsidi ekspor aliran perdagangan antar negara dan
juga akan berdampak pada banyak komoditas. Studi ini
meningkatnya produktivitas dari menggunakan GTAP versi terbaru yaitu
komoditi tersebut karena harga dunia versi 9 yang diterbitkan tahun 2015.
yang terbentuk menjadi lebih Data subsidi ekspor untuk tahun
kompetitif. Studi ini bertujuan untuk 2004 yang terdapat pada database
menganalisis dampak penghapusan GTAP dihitung dari notifikasi negara
subsidi ekspor produk pertanian yang WTO dan “Financial report on the
diimpor oleh Indonesia terhadap harga European Agricultural Guidance and
dan perdagangan produk pangan di Guarantee Fund”, yang merupakan
Indonesia. kontribusi dari Aziz Elbehri (Food and
METODE Agriculture Organization of the United
Penelitian dilakukan dengan Nations/FAO), Subsidi ekspor pertanian
menggunakan data sekunder yang diidentifikasi pada tahun 2004 untuk
diperoleh dari database Global Trade Kanada, Switzerland Uni Eropa. Untuk
Analysis Project (GTAP). Struktur data Panama dan Israel, data masih tahun
dalam GTAP terdiri dari matrik-matrik 2003. Sedangkan untuk Amerika
aliran perdagangan antar negara, Serikat, Tunisia dan Maroko data tahun
pembayaran transportasi, biaya/ 2002, dan tahun 2001 untuk Norwegia.
pembayaran proteksi perdagangan

Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 7
Horridge & Laborde (2008) sebagai subsidi atau 54,4% tingkat
menambahkan data subsidi ekspor subsidi ekspor.
berdasarkan bilateral dan disagregasi Pada penelitian ini, digunakan
sektor untuk 36 negara eksportir, 15 agregasi 15 negara/regional dan 15
sektor GTAP, dan 230 negara importir. komoditas. Penelitian ini lebih
Akan tetapi, belum diupdate untuk difokuskan pada bagaimana dampak
tahun 2011 dalam GTAP 9 database. kebijakan kesepakatan bidang
Menurut Elbehri & Leetma (2002), pertanian dalam kerangka WTO
perhitungan subsidi ekspor dalam terhadap produk pertanian di Indonesia.
dalam GTAP 5 dapat direpresentasikan Pemilihan negara lebih berdasarkan
sebagai berikut: mitra didasarkan atas kontribusi
𝑋𝑅𝑖
perdagangan
negara-negara tersebut dengan
𝑆𝑖 = ∗ 𝑇𝑖
𝑋𝑇 � Indonesia. Untuk negara-negara
Dimana: lainnya, diagregasikan sesuai dengan
Si : tingkat subsidi ekspor; kedekatan wilayah atau hubungan kerja
XRi : nilai subsidi ekspor pada tahun sama regional seperti G33 dan Eropa
1998 (juta USD); Union. Pemilihan sektor dilakukan
XTi : total nilai ekspor untuk sektor i di berdasarkan komoditas pertanian yang
GTAP; menjadi komoditas impor dan ekspor
Ti : share ekspor yang disubsidi, utama Indonesia. Agregasi sektor dan
T : 1 agar konsisten. negara yang lebih rinci dan
Sebagai contoh, untuk setiap dolar gula hubungannya dengan data asli GTAP
yang diekspor, EU membayar 54,4 cent dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

8 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI 2019


Tabel 1. Agregasi Sektor berdasarkan GTAP Data Base
No Kode Deskripsi Sektor
1 Beras Beras Paddy rice; Processed rice.
2 Buah_buahan Horti Vegetables, fruit, nuts.
3 Daging Sapi daging_sapi Meat: cattle, sheep, goats, horse; Meat
products nec.
4 Gandum Gandum Wheat.
5 Gula Gula Sugar cane, sugar beet; Sugar.
6 Jagung Jagung Cereal grains nec.
7 Kedelai Kedelai Oil seeds.
8 MinyakGoreng minyak_goreng Vegetable oils and fats.
9 Sapi Sapi Cattle, sheep, goats, horses.
10 Susu Susu Raw milk; Dairy products.
11 OthAgric produk pertanian Plant-based fibers; Crops nec; Wool, silk-
lainnya worm cocoons; Forestry; Fishing.
12 Food food and agriculture Animal products nec; Food products nec;
Beverages and tobacco products.
13 OthPrim sektor primer Coal; Oil; Gas; Minerals nec.
lainnya
14 Mnfcs produk manufaktur Textiles; Wearing apparel; Leather products;
lainnya Wood products; Paper products, publishing;
Petroleum, coal products; Chemical, rubber,
plastic prods; Mineral products nec; Ferrous
metals; Metals nec; Metal products; Motor
vehicles and parts; Transport equipment nec;
Electronic equipment; Machinery and
equipment nec; Manufactures nec.
15 Services Services Electricity; Gas manufacture, distribution;
Water; Construction; Trade; Transport nec;
Sea transport; Air transport; Communication;
Financial services nec; Insurance; Business
services nec; Recreation and other services;
PubAdmin/Defence/Health/Educat;
Dwellings.
Sumber: GTAP Database (2018)

Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 9
Tabel 2. Agregasi Negara/Wilayah berdasarkan GTAP Data Base
No. Kode Deskripsi Region
1 Australia Australia Australia.
2 NewZealand New Zealand New Zealand.
3 India India India.
4 Malaysia Malaysia Malaysia.
5 Thailand Thailand Thailand.
6 USA USA United States of America.
7 Kanada Kanada Canada.
8 Indonesia Indonesia Indonesia.
9 China China China.
10 Jepang Jepang Japan.
11 Filipina Filipina Philippines.
12 Vietnam Vietnam Viet Nam.
13 Brazil Brazil Brazil.
14 EU_27 European Austria; Belgium; Cyprus; Czech Republic;
Union 27 Denmark; Estonia; Finland; France; Germany;
Greece; Hungary; Ireland; Italy; Latvia; Lithuania;
Luxembourg; Malta; Netherlands; Poland; Portugal;
Slovakia; Slovenia; Spain; Sweden; Bulgaria;
Croatia; Romania.
15 ROW Rest of Rest of the World (Negara selain kategori 1-14)
World
Sumber: GTAP Database (2018)

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis dampak suatu kebijakan


mengukur dan menganalisis dampak terhadap perdagangan.
dari kebijakan perdagangan yang telah Pada model GTAP, aliran barang
disepakati dalam perundingan WTO dalam perdagangan internasional
dalam hal ini adalah subsidi ekspor. mengikuti model (Armington) dimana
Model GTAP sebagai model ekonomi setiap produk dibedakan berdasarkan
keseimbangan umum (general asal negara. Setiap barang
equilibrium) yang diaplikasikan untuk diasumsikan substitusi yang tidak
banyak komoditas dan banyak negara sempurna satu sama lainnya untuk
digunakan untuk mengukur dan komoditas yang diproduksi di dalam
negeri. Dengan

10 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI


asumsi ini, model dapat menangkap adalah bentuk linier dari variabel harga
aliran perdagangan antar dua negara. tersebut. Set, sub-set, parameter dan
Kelemahan model ini adalah variabel yang digunakan dalam model
mengasumsikan sistem pasar GTAP standar dapat dilihat di Hertel
persaingan sempurna dan skala usaha (1997), Oktaviani (2001) dan Oktaviani
yang konstan pada aktivitas produksi. (2009). Model GTAP standar
Namun Hertel, dkk (1999) mengakui merupakan model statis bukan model
bahwa pada konteks negara kecil dan inter-temporal ataupun dinamik (a
terbuka, asumsi pasar persaingan series of temporary equilibria). Oleh
sempurna akan mengakibatkan karena itu, dalam model GTAP statis,
simulasi dampak penurunan tarif investasi saat ini tidak terakumulasi
menjadi lebih besar dari yang dengan investasi sebelumnya sehingga
sesungguhnya. tidak memengaruhi produktivitas
Struktur model GTAP dapat kapital. Namun demikian alokasi
dikelompokkan menjadi dua bagian, investasi ke semua region akan
yaitu: (1) Persamaan yang memengaruhi produksi dan
menggambarkan hubungan antara perdagangan melalui permintaan akhir.
penerimaan dan pengeluaran oleh Seluruh hubungan yang
setiap agen ekonomi di suatu region menggambarkan hubungan antara
(accounting relationship), dan (2) penerimaan dan pengeluaran oleh
persamaan yang menjelaskan suatu setiap agen ekonomi di suatu region
perilaku agen ekonomi (behavioral (accounting relationship) menggambar-
equations). Semua set, sub-set, kan hubungan antara penerimaan dan
parameter dan variabel yang pengeluaran yang dilakukan oleh
merupakan bentuk nominal (value/ masing-masing sektor di satu region
levels form) dinotasikan dengan huruf dan transaksi perdagangan (ekspor dan
kapital. Sedangkan variabel dalam impor) dari satu region ke region
bentuk persentase perubahan lainnya. Hubungan
(percentage change) atau bentuk linier penerimaan dan
dinotasikan pengeluaran dalam sebuah sistem
dengan huruf kecil. Sebagai contoh:
PM i, adalah variabel bentuk level ekonomi terbuka (multi region open
r
untuk harga pasar komoditi i di region r, economy) dengan intervensi pemerintah
dan
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 11
pmi dPMi, PM i, r  berupa
pengen
, r r  / aan
= pajak
dan
pemberi
an

12 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI


subsidi. Distribusi penjualan ke pasar dalam model GTAP dinotasikan txs.
wilayah di dalam model ekonomi Dengan menggunakan software
terbuka dengan pajak, sumber RunGTAP akan dihasilkan keluaran
pengeluaran rumah tangga dan (out) seperti file solusi (solution file),
pemerintah, sumber pengeluaran perubahan volume (volume changes)
perusahaan dan pendapatan faktor dan dekomposisi (decomposition).
rumah tangga, disposisi dan sumber Simulasi kebijakan pada penelitian
pendapatan regional, sektor global, dan ini akan dilakukan untuk mengetahui
kondisi keseimbangan umum (market dampak penghapusan subsidi ekspor
clearing) terhadap perdagangan dan harga
Model GTAP dengan database- produk pangan Indonesia. Oleh karena
nya diolah dengan menggunakan itu, akan dilakukan simulasi kebijakan
software RunGTAP. Model GTAP yang yakni penghapusan subsidi ekspor dari
digunakan pada penelitian ini data baseline GTAP.
merupakan GTAP versi 9 yang dirilis HASIL DAN PEMBAHASAN
pada tahun 2015. Versi ini digunakan Subsidi Ekspor Negara Maju
karena vesi ini sudah disempurnakan Berdasarkan tinjauan terhadap
dari versi sebelumnya dengan tahun database dalam model GTAP,
referensi 2004, 2007 dan 2011 dengan terindikasi hanya beberapa negara
pembagian region menjadi 140 region maju yang masih memberikan subsidi
dan 57 sektor. (Aguiar, Narayanan & ekspor untuk komoditas pangan yakni
McDougall, 2016) Uni Eropa (EU 27) dan Kanada (lihat
Proses agregasi sektor dan Tabel 3). Besaran nilai subsidi ekspor
negara/wilayah merupakan salah satu dalam persentase ini diperoleh dari
tahap yang harus dilakukan sebelum selisih harga domestik dan harga
melakukan pengolahan data di dalam eskpor. Jika harga domestik suatu
model GTAP. Pada tahap tersebut juga komoditas lebih besar dari harga
dilakukan penyesuaian closure ekspornya, maka dapat diindikasikan
(persamaan) dan shock (simulasi bahwa produk tersebut mendapatkan
perubahan kebijakan) sesuai dengan subsidi ekspor. Hal ini dapat
tujuan penelitian. Pada penelitian ini diidentifikasi dalam database GTAP
simulasi yang digunakan adalah dengan adanya nilai negatif pada
penghapusan subsidi ekspor yang variabel txs. Pendekatan ini digunakan

Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 13
untuk menentukan berapa besaran Besaran subsidi ekspor bervariasi
subsidi ekspor yang akan dihapuskan antara 0,01-25,4% yaitu untuk
karena tidak tersedianya data yang komoditas hortikultura dan gula. Uni
menggambarkan besaran subsidi Eropa memberikan subsidi ekspor yang
ekspor di tiap-tiap negara. Berdasarkan besar yaitu 25,4 % untuk komoditas
identifikasi, komoditas yang masih gula yang diekspor ke Brazil. Selain
diberikan subsidi ekspor adalah gula, komoditas dengan subsidi ekspor
hortikultura (sayur dan buah), daging yang besar lainnya adalah susu.
sapi, gula, susu, dan makanan olahan.

Tabel 3. Subsidi Ekspor yang Diberikan Negara Maju


Negara Eksportir Uni Eropa Kanada
Negara Importir Horti Daging Sapi Gula Susu Food Susu
Australia 0,2500 3,3800 17,5400 1,0800 0,2700 0,0100
NewZealand 0,1700 3,8600 7,4100 2,3200 0,4600 0,0000
Brazil 0,3100 0,0000 25,4900 2,8600 0,2200 0,0300
India 0,0600 0,0100 18,3800 1,8000 0,6900 0,0300
Vietnam 0,3300 0,3600 9,1200 8,1800 0,1800 0,0400
Malaysia 1,0500 0,3600 3,5400 3,4800 0,2100 0,0200
Thailand 0,9300 0,5100 13,5900 2,2300 0,3800 0,0400
Kanada 0,8600 0,6300 20,7000 7,4500 0,1800 0,0000
USA 0,7100 1,0600 21,7000 0,0000 0,0400 0,0200
Indonesia 1,3300 0,0000 6,8300 7,4200 0,4000 0,0500
China 0,1900 2,0700 17,0400 2,9400 0,1300 0,0300
Jepang 0,0900 3,2600 23,7000 11,9300 0,2500 0,0300
Philipina 0,0100 2,8400 14,2900 2,7400 0,5800 0,0400
EU 27 0,0100 0,0200 0,0000 0,0300 0,0000 0,0300
Sumber: GTAP Database (2015), diolah
Keterangan: Persentase dari Selisih Harga Domestik dan Ekspor

Meski dalam Tabel 3 GTAP, namun berdasarkan literatur


menggambarkan bahwa hanya Kanada diperoleh informasi bahwa beberapa
dan Negara Uni Eropa saja yang masih negara masih menerapkan subsidi
terindikasi memberikan subsidi ekspor ekspor, Beberapa negara berkembang
sebagaimana hasil identifikasi database seperti India dan Tiongkok juga masih

14 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI


memberikan subsidi ekspor namun produk pertanian antara lain untuk
dalam database GTAP besaran subsidi hortikultura, daging, teh, bawang, jahe
ekspor tidak teridentifikasi. dan rumput laut. Namun demikian,
Dari hasil literatur, India dan Tiongkok saat ini setuju dan telah
Tiongkok tidak melakukan notifikasi menyepakati untuk menghapuskan
meskipun realisasinya masih subsidi ekspor mereka termasuk untuk
memberikan subsidi ekspor. India seluruh produk pertanian. Indonesia
memberikan insentif untuk produk sebagai anggota dari WTO juga telah
pertaniannya yakni dalam bentuk menotifikasi alokasi subsidi ekspor
pembebasan keuntungan ekspor dari sebesar USD 22 juta untuk beras,
pajak penghasilan yang tidak termasuk namun hingga saat ini Indonesia tidak
dalam subsidi. Insentif lain yang pernah menerapkan subsidi ekspor
diberikan India termasuk pembebasan untuk beras.
pajak biaya pengiriman atas pengiriman Analisis Dampak Penghapusan
ekspor produk tertentu seperti buah- Subsidi Ekspor terhadap Harga dan
buahan, dan sayuran. Perdagangan Produk Pangan
Hal tersebut mengindikasikan Indonesia
bahwa subsidi ekspor pertanian masih Dalam penelitian ini, dampak
diberikan oleh pemerintah India penghapusan subsidi ekspor terhadap
dikarenakan masyarakat India yang harga dan perdagangan produk pangan
sebagian besar berprofesi sebagai Indonesia digambarkan dengan harga
petani masih banyak berada di bawah impor, harga ekspor, dan jumlah output,
garis kemiskinan yang sulit untuk ekspor dan impor tiap sektor/komoditas.
memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, Tabel 4 menggambarkan perubahan
tingkat kelaparan di India masih tinggi harga (dalam persentase) yang terjadi
sehingga pemberian subsidi pertanian akibat penghapusan subsidi ekspor
diperlukan untuk memperkuat oleh negara-negara sebagaimana
ketahanan pangan di India. terdapat dalam Tabel 3.
Sama halnya dengan India, Berdasarkan hasil simulasi, terjadi
Tiongkok juga tidak menotifikasikan kenaikan harga baik harga impor
subsidi ekspor ke WTO, namun mereka maupun ekspor untuk semua
memiliki beberapa subsidi ekspor komoditas/produk pangan Indonesia.

Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 15
Secara keseluruhan terlihat pola yang namun lambat laun terjadi perubahan
sama yakni semua komoditi mengalami peta perdagangan pangan dunia.
kenaikan harga baik harga impor Negara-negara seperti Australia,
maupun ekspor. Kenaikan harga Argentina, Kanada, dan Brazil yang
tertinggi terlihat untuk susu. awalnya yakni pada tahun 1965
Hal ini logis terjadi karena susu bergantung impor pangan, pada tahun
merupakan produk yang masih 2005 berubah menjadi eksportir produk
diberikan subsidi ekspor sebagaimana pangan. Hal ini dicapai karena mereka
dijelaskan pada tabel 3. Hal ini juga telah menspesialisasikan untuk
sejalan dengan teori yang menjelaskan menghasilkan produk pangan tertentu.
bahwa penghapusan subsidi ekspor Tabel 4. Dampak Penghapusan
akan menyebabkan kenaikan harga Subsidi Ekspor oleh Negara
dunia. Oleh karena itu pada jangka Maju terhadap Harga
Ekspor
dan Impor Indonesia (%)
pendek akan merugikan negara net
Harga Harga
impoter pangan. Namun pada jangka Komoditas
Impor Ekspor
panjang kenaikan harga dunia ini akan
Beras 0,0098 0,0144
menjadi insentif bagi negara produsen
Horti 0,0161 0,0153
yang tidak memberikan subsidi karena
Daging_sapi 0,0133 0,0147
akan mendorong pasar menuju
Gandum 0,0074 0,009
persaingan yang lebih kompetitif. Gula 0,0108 0,0105
Indonesia sebagai negara pengimpor Jagung 0,0057 0,0168
sekaligus produsen produk pangan Kedele 0,0081 0,0169
memiliki peluang untuk meningkatkan Minyak Goreng 0,0024 0,0089
produksi produk pangan hingga mampu Sapi 0,0323 0,0588

untuk mengekpor. Susu 1,5009 0,0708

Porkka dkk (2013) telah OthAgric 0,0016 0,0081


Food 0,0329 0,0093
mengamati bahwa sejak 1965 bahwa
OthPrim -0,0046 -0,006
sebagian besar populasi dunia yang
Mnfcs 0,0028 0,0032
tersebar di berbagai negara adalah
Svces -0,0013 0,0046
merupakan net importing countries Sumber: GTAP output, diolah

16 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI


Tabel 5 menggambarkan besaran impor komoditi hortikultura (0,0051%),
perubahan (dalam persentase) jumlah susu (3,8268%), dan makanan olahan
output, ekspor dan impor sebagai (0,0259%) sedangkan ekspor untuk
dampak dari penghapusan subsidi komoditi daging sapi, gula, susu dan
ekspor. Terhadap jumlah output, hasil makanan olahan naik masing-masing
simulasi penghapusan subsidi ekspor sebesar 0,0069%; 0,0340%; 0,4969%;
mengakibatkan terjadinya peningkatan dan 0,0125%. Penurunan impor
output untuk beberapa komoditas terbesar yakni untuk susu dimana
pangan Indonesia terutama beras, gula, terjadi penurunan mencapai 3,8%.
jagung, kedele, sapi dan susu. Tabel 5. Dampak Penghapusan
Peningkatan output akan mendorong Subsidi Ekspor oleh Negara
untuk ekspor ketika produksi dapat Maju terhadap Sektor di
Indonesia (%)
dihasilkan secara lebih efisien sehingga
Jumlah Jumlah Jumlah
harga lebih kompetitif di pasar global. Output Impor Ekspor
Penghapusan subsidi ekspor Komoditas (q0) (qim) (qxw)

hanya sedikit memberikan peningkatan Beras 0,0012 0,0127 -0,0690


Horti -0,0023 -0,0051 -0,0277
output untuk komoditas pangan
Daging_sapi -0,0037 0,0006 0,0069
Indonesia terutama beras (0,0012%),
Gandum -0,0040 0,0057 -0,0690
gula (0,0076%), jagung (0,0020%),
Gula 0,0076 0,0228 0,0340
kedele (0,0056%), sapi (0,1521%), dan Jagung 0,0020 0,0103 -0,0178
susu (1,2618%). Peningkatan output Kedele 0,0056 0,0063 -0,0346
terbesar terjadi pada komoditas susu MinyakGoreng -0,0165 0,0235 -0,0229

yakni sebesar 1,2618 % (lihat Tabel 5). Sapi 0,1521 0,0273 -0,0519

Sementara produk lainnya mengalami Susu 1,2618 -3,8268 0,4969


OthAgric -0,0041 0,0113 -0,0248
penurunan output yakni hortikultura
Food 0,0059 -0,0259 0,0125
(0,002%), daging sapi (0,003%),
OthPrim -0,0067 -0,0113 -0,0090
gandum (0,004%), dan minyak goreng Mnfcs -0,0060 -0,0018 -0,0168
(0,016%). Penghapusan subsidi ekspor Svces -0,0008 0,0096 -0,0221
juga berdampak pada menurunnya Sumber: GTAP output, diolah

Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 17
Berdasarkan hasil simulasi domestik (ekspor) pangan Indonesia
penghapusan subsidi ekspor, secara dengan kenaikan tertinggi yakni susu.
keseluruhan berdampak pada Kenaikan harga susu juga diimbangi
terjadinya kenaikan harga impor oleh kenaikan output susu sehingga
maupun ekspor. Dalam menunjukkan bahwa produsen susu
mempertahankan ketahanan pangan domestik akan diuntungkan akibat
peranan pemerintah untuk dapat penghapusan subsidi ekspor.
meningkatkan pendapatan per kapita Selain itu, penghapusan subsidi
penduduk juga menjadi kunci karena ekspor juga berdampak pada
dengan meningkatnya pendapatan menurunnya impor komoditi
perkapita tidak hanya menggambarkan hortikultura, susu, dan makanan
peningkatan daya beli namun juga olahan sedangkan ekspor untuk
meningkatkan posisi tawar dan akses komoditi daging sapi, gula, susu dan
pasar (Distefano, 2018). makanan olahan naik. Menurut Firdaus
Pada jangka menengah dan (2017), peningkatan produktivitas
panjang hal ini akan berdampak pada menjadi kunci penting dalam
ketahanan pangan. Oleh karena itu, menyelesaikan masalah perberasan di
penghapusan subsidi ekspor produk Indonesia, sehingga direkomendasikan
pertanian harus diiringi dengan upaya agar kebijakan penghapusan subsidi
peningkatan produktifitas komoditas ekspor produk pertanian di
pangan. Pemerintah telah Indonesia perlu diimbangi dengan
mencanangkan kebijakan swasembada upaya mempertahankan produktivitas
komoditas padi, jagung dan kedele. terutama untuk produk yang masih
Jika kebijakan ini diiringi dengan upaya banyak diimpor.
peningkatan produktifitas, maka Untuk mengetahui dampak lebih
diharapkan dampak negatif terutama jauh maka perlu dilakukan analisis yang
yang mengancam ketahanan pangan memperhitungkan adanya kebijakan
akan dapat diminimalisir. peningkatan produktivitas atas komoditi
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI tertentu seperti Padi, Jagung dan
KEBIJAKAN Kedele terhadap variabel yang telah
Penghapusan subsidi ekspor dianalisis.
secara umum mengakibatkan naiknya
seluruh harga produk impor maupun

18 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI


UCAPAN TERIMA KASIH http://www.republika.co.id/berita/kora
Penulis mengucapkan terimakasih yang n/opini-koran/15/03/25/nlr9s3-petani-
padi-bisa-sejahtera. Akses Tanggal
sebesar-besarnya kepada Almarhumah 31 Agustus 2017.
Prof. Rina Oktaviani atas arahan dan FAO. (Food and Agriculture Organization
bimbingannya dan Dian V. Panjaitan of the United Nations). (1983). World
Food security: a reappraisal of the
atas bantuannya dalam penyusunan
concepts and approaches. Director
dan penyelesaian studi ini. General’s Report. Rome
DAFTAR PUSTAKA Food and Agriculture Organization (FAO).
(2012). Issues at Stake Relating to
Aguiar, A., B. Narayanan, & R. McDougall.
(2016). An Overview of the GTAP 9 Agricultural Development, Trade and
Data Base. Journal of Global Food Security.
Economic Analysis, Vol 1 (1), pp. 181-
Hertel, T.W. Ianchovichina, E, an McDonald,
208
B.J. (1997). Multi-region general
Armington, P.S. (1969). A Theory of equilibrium modeling chapter 9 in
Demand for Products Distinguished Francois J.F and Reinert, K.A (eds),
by Place of Production. IMF Staff Applied Methods for Trade Policy
Papers, 16, pp. 159-178.
Analysis: A Handbook, Cambridge
Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). University Press, Cambridge.
(http://www.bps.go.id) Hertel, T.W dan Tsigas, M,E. (1999).
Boratyriska, K. and R. Tofiq H. (2017). An Structure of GTAP, pp.13-73 in Hertel
T.W. (ed), Global Trade Analysis:
Innovative Approach to Food Security
Modelling and Applications,
Policy in Developing Countries. Cambridge University Press,
Journal of Innovation and Knowledge. Cambridge.
Vol.2. Issue 1, Jan-April 2017, P39-44
Horridge, M., and D. Laborde. (2008).
Dimaranan, D.V, McDougall.R.A. (2002). “TASTE a program to adapt detailed
Global Trade. Journal Assistance and trade and tariff data to GTAP-related
purposes.”
Production Vol.5.
http://www.gtap.agecon.purdue.edu/
Distefano, T, Laio. F, Ridolfi. L, Schiavo, S. resources/res display.asp?
(2018). Shock Transmission in the RecordID=2666.
International Food Trade Network. Itakura, K. (2014). "Impact of Liberalization
PloS ONE 13(8): e0200639 and Improved Connectivity and
Facilitation in ASEAN. Journal of
Elbehri, A, Leetmaa.S. (2002). How Asian Economics. Volume 35, pp 1-
Significant Are Export Subsidies to 106.
Agricultural Trade? Trade and
Kerkela, L, Niemi.J, Lehtonen H.K. (2005).
Welfare Implications of Global The Impacts of WTO Export Subsidy
Reforms. Paper presented at the Abolition on The Agri-Food Industry in
Annual Meetings of the American The EU: A Preliminary Assessment.
Agricultural Economics Association. Discussion Paper.

Firdaus, Muhammad. (2017). Petani Padi Khan, A.K., Saboor A, Rauf A, Mohsin A.Q,
Hassan, F. (2015). Impact of
Bisa Sejahtera?.
Agricultural Trade Liberalization on
Income Inequality in Pakistan.

Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 19
Pakistan Journal of Agricultural Unpublished Dissertation. Sydney
Research 28(1):28-37. University. Sydney.
MacDonald, G.K., Bauman K, Sun S, Oktaviani, R. (2009). Impact of APEC Trade
Carlson, K.M, Cassidy E.S, Gerber, Liberalisation on Indonesian
J.S, West, P.C. (2015). Rethinking Economy. Lambourck Academic
Agricultural Trade Relationships in an Publishing. Germany.
Era of Globalization, BioScience
Vol65 Issue 3, P275-289. 15p Porkka, M., M. Kummu, S. Siebart and O.
Varis. (2013). From Food
Nahanga, V. dan Věra Bečvářová. (2016). Insufficiency towards Trade
The Impact of Agricultural Exports on Dependency: A Historical Analysis of
Economic Growth in Nigeria. Acta Global Food Availability. PLoS One.
Universitatis Agriculturae et 2013. 8(12: e82714
Silviculturae Mendelianae Brunensis,
64(2): 691–700 Saktyanu K., Wahida, dan Hutabarat, B.
(2007). Analisis Dampak Penurunan
Narayanan, B. and Rungta V. (2014). Subsidi Ekspor Negara Maju terhadap
Export Subsidy Reforms and Produksi Pertanian Indonesia.
Productivity Improvements: The Case Prosiding Seminar Nasional
of the Indian Textile and Clothing “Dinamika Pembangunan Pertanian
Sector, the Journal of Applied dan Pedesaan: Mencari Alternatif
Economic Research Arah Pengembangan Ekonomi
Nurjanah R. (2011). Dampak Penghapusan Rakyat” 2007. Penyunting: Kedi
Subsidi Ekspor Pertanian Oleh Suradisastra, Yusmichad Yusdja,
Negara Maju Terhadap Keragaman Budiman Hutabarat. Bogor: Pusat
Perekonomian Negara Berkembang. Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, Pertanian, Badan Litbang Pertanian,
No.3 Departemen Pertanian.
Nurhemi, Shinta R.I. Soekro, Guruh Suryani Suryana A. (2014). Menuju Ketahanan
R. (2014). Pemetaan Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan
Pangan di Indonesia: Pendekatan 2025: Tantangan dan
TFP dan Indeks Ketahanan Pangan. Penanganannya. Forum Penelitian
Working Paper No.4. Jakarta: Bank Agro Ekonomi, Vol 32 No.2,
Indonesia. Desember 2014: 123-135.
Organisation for Economic Co-operation Suresh. A dan Mathur, VC. (2016). Export
and Development (OECD). (2017). of agricultural commodities from India:
http://www.oecd- Performance and prospects. Indian
ilibrary.org/agriculture-and- Journal of Agricultural Sciences 86
food/data/oecd-agriculture- (7):
statistics/agricultural-support- 876-83, July 2016.
estimates-edition-2016_83ff9179-en. WTO] World Trade Organization. (2007).
Akses Tanggal 26 Juni 2018. The Legal Texts: The Results of the
Organisation for Economic Co-operation Uruguay Round of Multilateral Trade
and Development (OECD). (2016). Negotiation. Cambridge University
Agricultural Statistics. ISSN: Press, pp. 33-58Zakiah, FN. (2016).
20744048 (online). Ketahanan Pangan dan Kemiskinan
https://doi.org/10.1787/agr-data-en di Provinsi Aceh. Analisis Kebijakan
Pertanian Vol 14, No 2. Pusat Sosial
Oktaviani R. (2001). The Impact of APEC Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Trade Liberalization on Indonesian Kementerian Pertanian
Economy and Agricultural Sector.

20 | Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.13 NO.1, JULI


Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 21

Anda mungkin juga menyukai