312-Article Text-1753-3-10-20221102
312-Article Text-1753-3-10-20221102
The Impact of Export Subsidy Elimination toward Price and Trade for
Indonesian Food Products
Steven Raja Ingot1, Rahayu Ningsih2
1
Pusat Pengkajian Kerja Sama Perdagangan Internasional, BPPP, Kementerian Perdagangan,
Jl. M.I. Ridwan Rais No.5 Jakarta Pusat, 10110, Indonesia
2
Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri, BPPP, Kementerian Perdagangan, Jl. M.I. Ridwan
Rais No.5 Jakarta Pusat, 10110, Indonesia.
E-mail: sri.bako@gmail.com
Abstrak
Salah satu komitmen terpenting hasil pertemuan Konferensi Tingkat Menteri World Trade
Organisation (WTO) di Nairobi tahun 2015 adalah diberlakukannya penghapusan subsidi
ekspor produk pertanian negara anggota WTO, baik oleh negara maju (pada 2015) maupun
negara berkembang (pada 2018). Studi ini bertujuan untuk melihat dampak penghapusan
subsidi ekspor produk pertanian oleh negara asal terhadap harga dan perdagangan produk
pangan Indonesia. Dengan menggunakan model Global Trade Analysis Project (GTAP)
disimpulkan bahwa penghapusan subsidi ekspor produk pertanian akan mengakibatkan
kenaikan harga beberapa produk pangan impor Indonesia terutama susu. Selain itu,
penghapusan subsidi ekspor juga akan berdampak pada menurunnya impor Indonesia
untuk produk hortikultura, susu, dan makanan olahan sedangkan ekspor Indonesia untuk
daging sapi, gula, susu dan makanan olahan akan naik. Hal ini menunjukkan bahwa
Indonesia berpotensi untuk swasembada produk pangan sehingga dapat mengurangi
ketergantungan terhadap impor. Dengan demikian komitmen penghapusan subsidi ekspor
oleh negara mitra dagang akan berdampak positif bagi Indonesia jika didukung dengan
peningkatan produktivitas produk pangan.
Kata Kunci: Subsidi Ekspor, Produk Pertanian, Produk Pangan, GTAP, WTO
Abstract
One of the most important commitments of the meeting of the World Trade Organization
(WTO) Ministerial Conference in Nairobi 2015 is the abolition of export subsidies for
agricultural products of WTO member countries, both developed countries (in 2015) and
developing countries (in 2018). This study aims to examine the impact of the elimination of
export subsidy on agricultural products by trading partners toward the price and trade pattern
of Indonesian food products. Using the Global Trade Analysis Project (GTAP) model, the
analysis shows that the elimination of export subsidies for agricultural products would lead to
higher prices of Indonesian imported food products particularly for milk products. In addition,
the abolition of export subsidy would reduce Indonesian imports of horticultural commodities,
milk, and processed food while exports of beef, sugar, milk and processed foods would rise.
This shows that Indonesia has the potential for self-sufficiency in some food products,
thereby reducing dependence on imports, therefore the abolition of export subsidy will given
a more positive impact on Indonesia if supported by increasing productivity of food products.
Keywords: Export Subsidy, Agricultural Products, Food Products, GTAP, WTO
JEL Classification: D58, F13, Q17, Q18
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 1
PENDAHULUAN secara fisik maupun ekonomi, dan
Liberalisasi perdagangan stabilitas (stability) yang harus tersedia
dipandang sebagai elemen utama dan terjangkau setiap saat dan setiap
pertumbuhan yang berkelanjutan dan tempat.
banyak diterapkan dalam rangka Kinerja eskpor pertanian banyak
meningkatkan perekonomian dan menarik perhatian dari pemangku
pengentasan kemiskinan (Khan, 2015). kebijakan karena menjadi sumber
Selain itu perdagangan produk penting bagi pendapatan negara,
pertanian memiliki peranan penting pendorong diversifikasi tanaman dan
untuk menunjang ketahanan pangan peningkatan pendapatan petani
global dengan nilai perdagangan lebih (Suresh et al., 2016) dan ekspor
dari USD 520 triliun per tahun produk pertanian juga terbukti
(MacDonald, 2015). Dalam menunjang meningkatkan pertumbuhan ekonomi
ketahanan pangan, impor produk (Nahanga, et al. 2016). Namun dalam
pangan merupakan kebijakan yang praktek liberalisasi perdagangan
sah dilakukan oleh suatu negara guna internasional, banyak negara yang
menjaga ketersediaan bahan pangan menerapkan kebijakan yang
sehingga pilar dalam konsep mendistorsi
ketahanan pangan yakni ketersediaan perdagangan salah satunya pemberian
(availability) dapat tercapai (Suryana, subsidi ekspor untuk produk pertanian.
2014). Salah satu komitmen terpenting hasil
Secara luas, konsep ketahanan pertemuan Konferensi Tingkat Menteri
pangan didefinisikan sebagai suatu World Trade Organisation (WTO) pada
situasi pada saat semua orang dalam tanggal 15-18 Desember 2015 di
segala waktu memiliki kecukupan Nairobi adalah diberlakukannya
jumlah atas pangan yang aman dan penghapusan subsidi ekspor produk
bergizi demi kehidupan yang sehat dan pertanian negara anggota WTO, baik
aktif (FAO, 1983). Tiga sejak akhir 2015 oleh negara maju
pilar dalam ketahanan pangan yang maupun oleh negara berkembang
terdapat dalam definisi tersebut adalah sejak akhir 2018. Produk pertanian
ketersediaan (availability), yang mendapatkan subsidi ekspor
keterjangkauan (accessibility) baik tersebut dituangkan dalam Schedule of
Concessions masing-masing negara
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 3
dan biaya proses lainnya dan biaya dan diharapkan pada akhir 2023 semua
transport dan pengiriman internasional; bentuk subsidi ekspor telah
(5) biaya transportasi dan pengiriman terhapuskan. Adapun biaya-biaya
internal produk ekspor yang lebih termasuk subsidi ekspor tersebut antara
rendah daripada pengiriman domestik, lain pemberian subsidi untuk
yang disediakan atau ditentukan oleh mengurangi biaya pemasaran produk
Pemerintah. (6) subsidi terhadap ekspor pertanian (selain promosi ekspor
produk pertanian yang tergantung yang tersedia secara luas dan layanan
kepada penggabungannya dengan konsultasi) termasuk handling,
produk yang diekspor. upgrading dan biaya pengolahan
Sesuai AoA, setiap negara lainnya, serta biaya transportasi dan
anggota dimandatkan untuk pengangkutan luar negeri.
mengurangi besaran subsidi ekspor Kebijakan subsidi ekspor banyak
dan hanya menjalankan kebijakan diterapkan oleh beberapa negara,
subsidi ekspor sebagaimana yang khususnya negara maju seperti negara-
tercantum dalam perjanjian tersebut. negara Uni Eropa, Amerika Serikat,
Yang menjadi subyek dari pengurangan Kanada, Norwegia, Swiss dan Australia
subsidi ekspor pada perjanjian tersebut terutama untuk produk ekspor utama
meliputi subsidi langsung, penjualan mereka yaitu buah dan sayuran,
atau pelepasan cadangan ekspor gandum, susu, keju, dan gula. Dalam
dengan harga lebih rendah untuk konteks WTO, penerapan subsidi
produk yang sama di pasar domestik, ekspor diatur dalam ketentuan AoA
subsidi biaya pemasaran ekspor, yakni artikel 9.
subsidi biaya transportasi dan Kesepakatan negara anggota
pengangkutan, dan bentuk subsidi WTO untuk menghapuskan subsidi
lainnya. ekspor dinilai sebagai suatu terobosan
Selain itu, anggota negara maju baik untuk menciptakan keseimbangan
juga harus segera menghapus hak pasar produk pertanian yang
subsidi ekspor mereka sesuai jadwal berkeadilan. Hal ini dikarenakan
yang terisi setelah keputusan ini penerapan subsidi ekspor oleh suatu
disepakati. Sementara, anggota negara negara akan mendorong produksi pada
berkembang akan menghilangkan hak skala ekonomi sehingga dapat
subsidi ekspor mereka pada akhir 2018
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 5
produsen negara-negara yang sisi lain, harga produk pertanian
tergabung dalam OECD sekitar USD domestik justru melambung naik, maka
223 miliar (tahun 2016). Tiongkok, Uni hal ini akan mengancam konsumen
Eropa, dan Amerika menjadi negara domestik, karena harus menikmati
yang paling banyak memberikan harga produk pertanian yang lebih
subsidi yakni masing-masing sebesar mahal. Hal ini diperkirakan dapat
USD 236 miliar, USD 93 miliar dan mengurangi tingkat kesejahteraan
USD masyarakat pada umumnya, akibat
38 miliar (OECD Stat, 2016). Hasil naiknya tingkat pengeluaran
penelitian Saktyanu, dkk, pada 2007 masyarakat (Nurjanah, 2011).
menunjukkan bahwa perkembangan Indonesia sendiri saat ini masih
tingkat subsidi ekspor di negara maju bergantung pada produk pangan impor
lebih besar dibandingkan dengan bersubsidi, baik produk yang masih
Negara Berkembang. Di antara bersubsidi ekspor asal dari negara
kelompok Negara Maju, Uni Eropa maju maupun negara berkembang.
memiliki tingkat subsidi ekspor yang Tahun 2016 nilai impor produk pangan
lebih tinggi. Komoditas yang banyak di Indonesia mencapai USD 4.222,8 Juta
subsidi Uni Eropa adalah Padi dan atau naik 39,43% dibandingkan tahun
Olahannya, Gandum, Serealia lainnya sebelumnya yakni sebesar USD
(Jagung), Gula, serta Ternak Besar 3.028,5 juta (BPS, 2017) Komoditas
dan Produknya. Adanya komitmen pangan utama yang masih diimpor
penghapusan subsidi ekspor ini dapat Indonesia antara lain adalah beras,
meningkatkan daya saing produk jagung, kedelai, gandum dan tepung
pertanian dari negara berkembang. gandum, daging, susu, buah-buahan,
Penghapusan subsidi ekspor sayuran, gula dan minyak goreng.
produk pertanian akan menaikkan Kerkela, dkk (2005) menunjukkan
harga produk pertanian di pasar dunia, bahwa penghapusan subsidi ekspor
sehingga konsumen di negara importir pada produk pertanian yang dilakukan
akan menerima harga yang lebih Uni Eropa akan berdampak pada
mahal. Di satu sisi hal ini akan bernilai kenaikan harga produk pertanian dunia
positif, karena dapat mendorong dan negara yang mengimpor produk
produsen dalam negeri untuk dapat pertanian akan membayar harga yang
meningkatkan produksinya. Namun di
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 7
Horridge & Laborde (2008) sebagai subsidi atau 54,4% tingkat
menambahkan data subsidi ekspor subsidi ekspor.
berdasarkan bilateral dan disagregasi Pada penelitian ini, digunakan
sektor untuk 36 negara eksportir, 15 agregasi 15 negara/regional dan 15
sektor GTAP, dan 230 negara importir. komoditas. Penelitian ini lebih
Akan tetapi, belum diupdate untuk difokuskan pada bagaimana dampak
tahun 2011 dalam GTAP 9 database. kebijakan kesepakatan bidang
Menurut Elbehri & Leetma (2002), pertanian dalam kerangka WTO
perhitungan subsidi ekspor dalam terhadap produk pertanian di Indonesia.
dalam GTAP 5 dapat direpresentasikan Pemilihan negara lebih berdasarkan
sebagai berikut: mitra didasarkan atas kontribusi
𝑋𝑅𝑖
perdagangan
negara-negara tersebut dengan
𝑆𝑖 = ∗ 𝑇𝑖
𝑋𝑇 � Indonesia. Untuk negara-negara
Dimana: lainnya, diagregasikan sesuai dengan
Si : tingkat subsidi ekspor; kedekatan wilayah atau hubungan kerja
XRi : nilai subsidi ekspor pada tahun sama regional seperti G33 dan Eropa
1998 (juta USD); Union. Pemilihan sektor dilakukan
XTi : total nilai ekspor untuk sektor i di berdasarkan komoditas pertanian yang
GTAP; menjadi komoditas impor dan ekspor
Ti : share ekspor yang disubsidi, utama Indonesia. Agregasi sektor dan
T : 1 agar konsisten. negara yang lebih rinci dan
Sebagai contoh, untuk setiap dolar gula hubungannya dengan data asli GTAP
yang diekspor, EU membayar 54,4 cent dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 9
Tabel 2. Agregasi Negara/Wilayah berdasarkan GTAP Data Base
No. Kode Deskripsi Region
1 Australia Australia Australia.
2 NewZealand New Zealand New Zealand.
3 India India India.
4 Malaysia Malaysia Malaysia.
5 Thailand Thailand Thailand.
6 USA USA United States of America.
7 Kanada Kanada Canada.
8 Indonesia Indonesia Indonesia.
9 China China China.
10 Jepang Jepang Japan.
11 Filipina Filipina Philippines.
12 Vietnam Vietnam Viet Nam.
13 Brazil Brazil Brazil.
14 EU_27 European Austria; Belgium; Cyprus; Czech Republic;
Union 27 Denmark; Estonia; Finland; France; Germany;
Greece; Hungary; Ireland; Italy; Latvia; Lithuania;
Luxembourg; Malta; Netherlands; Poland; Portugal;
Slovakia; Slovenia; Spain; Sweden; Bulgaria;
Croatia; Romania.
15 ROW Rest of Rest of the World (Negara selain kategori 1-14)
World
Sumber: GTAP Database (2018)
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 13
untuk menentukan berapa besaran Besaran subsidi ekspor bervariasi
subsidi ekspor yang akan dihapuskan antara 0,01-25,4% yaitu untuk
karena tidak tersedianya data yang komoditas hortikultura dan gula. Uni
menggambarkan besaran subsidi Eropa memberikan subsidi ekspor yang
ekspor di tiap-tiap negara. Berdasarkan besar yaitu 25,4 % untuk komoditas
identifikasi, komoditas yang masih gula yang diekspor ke Brazil. Selain
diberikan subsidi ekspor adalah gula, komoditas dengan subsidi ekspor
hortikultura (sayur dan buah), daging yang besar lainnya adalah susu.
sapi, gula, susu, dan makanan olahan.
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 15
Secara keseluruhan terlihat pola yang namun lambat laun terjadi perubahan
sama yakni semua komoditi mengalami peta perdagangan pangan dunia.
kenaikan harga baik harga impor Negara-negara seperti Australia,
maupun ekspor. Kenaikan harga Argentina, Kanada, dan Brazil yang
tertinggi terlihat untuk susu. awalnya yakni pada tahun 1965
Hal ini logis terjadi karena susu bergantung impor pangan, pada tahun
merupakan produk yang masih 2005 berubah menjadi eksportir produk
diberikan subsidi ekspor sebagaimana pangan. Hal ini dicapai karena mereka
dijelaskan pada tabel 3. Hal ini juga telah menspesialisasikan untuk
sejalan dengan teori yang menjelaskan menghasilkan produk pangan tertentu.
bahwa penghapusan subsidi ekspor Tabel 4. Dampak Penghapusan
akan menyebabkan kenaikan harga Subsidi Ekspor oleh Negara
dunia. Oleh karena itu pada jangka Maju terhadap Harga
Ekspor
dan Impor Indonesia (%)
pendek akan merugikan negara net
Harga Harga
impoter pangan. Namun pada jangka Komoditas
Impor Ekspor
panjang kenaikan harga dunia ini akan
Beras 0,0098 0,0144
menjadi insentif bagi negara produsen
Horti 0,0161 0,0153
yang tidak memberikan subsidi karena
Daging_sapi 0,0133 0,0147
akan mendorong pasar menuju
Gandum 0,0074 0,009
persaingan yang lebih kompetitif. Gula 0,0108 0,0105
Indonesia sebagai negara pengimpor Jagung 0,0057 0,0168
sekaligus produsen produk pangan Kedele 0,0081 0,0169
memiliki peluang untuk meningkatkan Minyak Goreng 0,0024 0,0089
produksi produk pangan hingga mampu Sapi 0,0323 0,0588
yakni sebesar 1,2618 % (lihat Tabel 5). Sapi 0,1521 0,0273 -0,0519
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 17
Berdasarkan hasil simulasi domestik (ekspor) pangan Indonesia
penghapusan subsidi ekspor, secara dengan kenaikan tertinggi yakni susu.
keseluruhan berdampak pada Kenaikan harga susu juga diimbangi
terjadinya kenaikan harga impor oleh kenaikan output susu sehingga
maupun ekspor. Dalam menunjukkan bahwa produsen susu
mempertahankan ketahanan pangan domestik akan diuntungkan akibat
peranan pemerintah untuk dapat penghapusan subsidi ekspor.
meningkatkan pendapatan per kapita Selain itu, penghapusan subsidi
penduduk juga menjadi kunci karena ekspor juga berdampak pada
dengan meningkatnya pendapatan menurunnya impor komoditi
perkapita tidak hanya menggambarkan hortikultura, susu, dan makanan
peningkatan daya beli namun juga olahan sedangkan ekspor untuk
meningkatkan posisi tawar dan akses komoditi daging sapi, gula, susu dan
pasar (Distefano, 2018). makanan olahan naik. Menurut Firdaus
Pada jangka menengah dan (2017), peningkatan produktivitas
panjang hal ini akan berdampak pada menjadi kunci penting dalam
ketahanan pangan. Oleh karena itu, menyelesaikan masalah perberasan di
penghapusan subsidi ekspor produk Indonesia, sehingga direkomendasikan
pertanian harus diiringi dengan upaya agar kebijakan penghapusan subsidi
peningkatan produktifitas komoditas ekspor produk pertanian di
pangan. Pemerintah telah Indonesia perlu diimbangi dengan
mencanangkan kebijakan swasembada upaya mempertahankan produktivitas
komoditas padi, jagung dan kedele. terutama untuk produk yang masih
Jika kebijakan ini diiringi dengan upaya banyak diimpor.
peningkatan produktifitas, maka Untuk mengetahui dampak lebih
diharapkan dampak negatif terutama jauh maka perlu dilakukan analisis yang
yang mengancam ketahanan pangan memperhitungkan adanya kebijakan
akan dapat diminimalisir. peningkatan produktivitas atas komoditi
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI tertentu seperti Padi, Jagung dan
KEBIJAKAN Kedele terhadap variabel yang telah
Penghapusan subsidi ekspor dianalisis.
secara umum mengakibatkan naiknya
seluruh harga produk impor maupun
Firdaus, Muhammad. (2017). Petani Padi Khan, A.K., Saboor A, Rauf A, Mohsin A.Q,
Hassan, F. (2015). Impact of
Bisa Sejahtera?.
Agricultural Trade Liberalization on
Income Inequality in Pakistan.
Dampak Penghapusan Subsidi Ekspor ..., Steven Raja Ingot, Rahayu Ningsih | 19
Pakistan Journal of Agricultural Unpublished Dissertation. Sydney
Research 28(1):28-37. University. Sydney.
MacDonald, G.K., Bauman K, Sun S, Oktaviani, R. (2009). Impact of APEC Trade
Carlson, K.M, Cassidy E.S, Gerber, Liberalisation on Indonesian
J.S, West, P.C. (2015). Rethinking Economy. Lambourck Academic
Agricultural Trade Relationships in an Publishing. Germany.
Era of Globalization, BioScience
Vol65 Issue 3, P275-289. 15p Porkka, M., M. Kummu, S. Siebart and O.
Varis. (2013). From Food
Nahanga, V. dan Věra Bečvářová. (2016). Insufficiency towards Trade
The Impact of Agricultural Exports on Dependency: A Historical Analysis of
Economic Growth in Nigeria. Acta Global Food Availability. PLoS One.
Universitatis Agriculturae et 2013. 8(12: e82714
Silviculturae Mendelianae Brunensis,
64(2): 691–700 Saktyanu K., Wahida, dan Hutabarat, B.
(2007). Analisis Dampak Penurunan
Narayanan, B. and Rungta V. (2014). Subsidi Ekspor Negara Maju terhadap
Export Subsidy Reforms and Produksi Pertanian Indonesia.
Productivity Improvements: The Case Prosiding Seminar Nasional
of the Indian Textile and Clothing “Dinamika Pembangunan Pertanian
Sector, the Journal of Applied dan Pedesaan: Mencari Alternatif
Economic Research Arah Pengembangan Ekonomi
Nurjanah R. (2011). Dampak Penghapusan Rakyat” 2007. Penyunting: Kedi
Subsidi Ekspor Pertanian Oleh Suradisastra, Yusmichad Yusdja,
Negara Maju Terhadap Keragaman Budiman Hutabarat. Bogor: Pusat
Perekonomian Negara Berkembang. Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, Pertanian, Badan Litbang Pertanian,
No.3 Departemen Pertanian.
Nurhemi, Shinta R.I. Soekro, Guruh Suryani Suryana A. (2014). Menuju Ketahanan
R. (2014). Pemetaan Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan
Pangan di Indonesia: Pendekatan 2025: Tantangan dan
TFP dan Indeks Ketahanan Pangan. Penanganannya. Forum Penelitian
Working Paper No.4. Jakarta: Bank Agro Ekonomi, Vol 32 No.2,
Indonesia. Desember 2014: 123-135.
Organisation for Economic Co-operation Suresh. A dan Mathur, VC. (2016). Export
and Development (OECD). (2017). of agricultural commodities from India:
http://www.oecd- Performance and prospects. Indian
ilibrary.org/agriculture-and- Journal of Agricultural Sciences 86
food/data/oecd-agriculture- (7):
statistics/agricultural-support- 876-83, July 2016.
estimates-edition-2016_83ff9179-en. WTO] World Trade Organization. (2007).
Akses Tanggal 26 Juni 2018. The Legal Texts: The Results of the
Organisation for Economic Co-operation Uruguay Round of Multilateral Trade
and Development (OECD). (2016). Negotiation. Cambridge University
Agricultural Statistics. ISSN: Press, pp. 33-58Zakiah, FN. (2016).
20744048 (online). Ketahanan Pangan dan Kemiskinan
https://doi.org/10.1787/agr-data-en di Provinsi Aceh. Analisis Kebijakan
Pertanian Vol 14, No 2. Pusat Sosial
Oktaviani R. (2001). The Impact of APEC Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Trade Liberalization on Indonesian Kementerian Pertanian
Economy and Agricultural Sector.