Anda di halaman 1dari 11

Strategi, Dampak dan Kinerja Karyawan di Masa

Pandemi dan New Normal pada PT. INDOFOOD

PENDAHULUAN

Sejak bermulanya COVID-19 sebagai wabah, sampai pemberian status pandemi oleh WHO pada
11 Maret 2020, hingga saat ini, pemerintah global telah mengimplementasi berbagai aturan untuk
membatasi aktivitas guna menekan penyebaran COVID-19. Akibat pembatasan aktivitas ini, sektor
manufaktur mengalami penurunan output produksi sampai 80%, dengan sektor transportasi dan
pariwisata mengalami penurunan kinerja 20-80%, serta sektor ritel mengalami penurunan 5-20%,
berdasarkan data dari World Trade Organization. Hal ini menyebabkan meningkatnya angka
pengangguran global secara drastis, yaitu 8.51% pada bulan April 2020, jauh di atas angka
pengangguran global pada tahun 2019, yaitu 5.4%. Peristiwa-peristiwa tersebut menyebabkan World
Bank memberikan proyeksi minimum PDB global nominal yang menurun sebesar 5.2% pada tahun
2020, sehingga menyebabkan PDB global nominal mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -2.5%
dari tahun 2019.

Krisis global yang disebabkan oleh pandemi ini juga menyebabkan daya beli konsumen sangat
menurun dan menyebabkan bergesernya kecenderungan berbelanja konsumen dari yang semula
cenderung merata antara kebutuhan utama (essential goods) seperti sembako, dengan kebutuhan
sekunder (non-essential goods), menjadi terfokuskan untuk membeli berbagai barang kebutuhan utama.
Penduduk di beberapa negara, terutama Italia sebagai negara yang sangat terdampak dengan pandemi
ini, memfokuskan untuk hanya membeli barang-barang kebutuhan utama saja dan menyebabkan
kenaikan drastis untuk pembelian barang konsumen untuk memenuhi kebutuhan utama, bahkan
mencapai hampir 50% untuk Britania Raya, sedangkan pembelian untuk barang bersifat sekunder
menurun cukup drastis, hingga mencapai 18% untuk Perancis.

Di Indonesia sendiri, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional memprediksi bahwa


pandemi telah menghilangkan daya beli masyarakat sebesar Rp. 362 triliun, yang disebabkan
perputaran ekonomi yang hampir berhenti, baik dari sisi konsumen, maupun produsen. Selain itu, daya
beli masyarakat yang menurun drastis ini terlihat dari data Moody’s Analytics mengenai pertumbuhan
konsumsi personal masyarakat Indonesia yang berada pada tingkat -6.43% untuk Q2 2020. Hal ini
menyebabkan meningkatnya angka pengangguran pada tahun 2020 menjadi 9.2%, sebuah kenaikan
drastis dibanding tingkat pengangguran 5.28% pada tahun 2019. Akibatnya, pertumbuhan PDB
Indonesia mengalami keterpurukan, hingga mencapai titik terendah -5.32% pada kuartal kedua tahun
2020 ini, dengan proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia sepanjang tahun berada pada tingkat -1.6%
sampai 1.4% untuk tahun 2020.

Indofood lewat dua entitas PT Indofood Sukses Makmur Tbk. dan PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. berkomitmen untuk menyediakan barang kebutuhan konsumsi dengan mutu terbaik.
Strategi pemasaran juga disesuaikan dengan keadaan terbaru saat ini seperti pemberlakuan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB).

PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
optimistis dapat melewati badai resesi dengan mencatatkan pertumbuhan kinerja pada tahun ini.
Beragam strategi pun disiapkan untuk menjamin kelangsungan usaha perseroan dan khususnya kinerja
kerja karyawan tetap aman nyaman mengikuti protokol kesehatan covid-19 agar planning produksi dan
permintaan tetap tercapai dan terpenuhi, Direktur Indofood Sukses Makmur Taufik Wiraatmadja
menyampaikan bahwa dampak pandemi sejauh ini tidak signifikan terhadap performa INDF maupun
ICBP.

Kementerian Perdagangan terus berupaya mendorong ekspor nasional jelang normal baru. Dalam
berbagai kesempatan, Menteri Perdagangan (Mendag), Agus Suparmanto menegaskan bahwa dalam
kondisi pandemi Covid -19 sekalipun, tetap ada celah-celah peningkatan pangsa ekspor produk-produk
tertentu, salah satunya makanan olahan.

Namun, dengan adanya beberapa protokol penanganan Covid-19, seperti jaga jarak (physical
distancing), keterbatasan pada aspek transportasi, dan karantina wilayah di beberapa negara,
memberikan imbas pada penurunan kapasitas produksi dan penambahan biaya produksi. Kendala
lainnya datang dari aspek pemenuhan bahan baku, baik lokal maupun impor yang juga terganggu
akibat Covid19.

Kemendag akan berupaya meminimalisir hambatan ekspor dari sisi kebijakan dan memperlancar
aspek perdagangan di dalam negeri yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan untuk ekspor,
Kemendag juga akan memaksimalkan peran perwakilan perdagangan di luar negeri untuk memfasilitasi
para pelaku ekspor nasional.

Kemendag berkomitmen untuk terus memfasilitasi pelaku usaha untuk meningkatkan pangsa
pasar ekspor. Informasi yang kami dapatkan dari kunjungan ini tentu juga akan menjadi bahan
masukan dan pertimbangan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan terkait ekspor, Kemendag
beserta para perwakilan perdagangan di luar negeri pun terbuka jika ada pelaku usaha yang ingin
mencari peluang maupun mengalami hambatan dalam aktivitas ekspor. Merujuk kasus diatas, tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja karyawan saat pandemi pada PT. INDOFOOD ?
2. Untuk mengetahui strategi SDM dalam penjualan produk dimasa pandemi pada PT.
INDOFOOD ?
3. Untuk mengetahui dampak pandemi pada PT. INDOFOOD ?

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Mangkuprawira (2009) dalam Esthi dan Marwah (2000) menyatakan bahwa kinerja
merupakan hasil kerja atau tingkat kesuksesan karyawan dalam melakukan pekerjaannya yang
diukur dalam jangka waktu tertentu, seperti standar hasil kerja dan target kerja dtentukan sebelum
pekerjaan dimulai dan disepakati secara bersama-sama.

Kinerja karyawan sering diartikan sebagai pencapaian tugas,dimana karyawan dalam bekerja
harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk menunjukkan tingkat kerja organisasi dalam
mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi, Menurut Mathis (di kutip dari Jurnal JIBEKA Vol. 9 No. 1
Feb 2015: 44 – 53).

Menurut Rivai dan Basri (di kutip dari Jurnal JIBEKA Vol. 9 No. 1 Feb. 2015: 44 -53)
Mengatakan bahwa pengertian Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk
melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil
seperti yang diharapkan.

Menurut Gibson (di kutip dari Jurnal JIBEKA Vol. 9 No. 1 Feb. 2015: 44 - 53) Kinerja
(performance) adalah hasil yang diinginkan dari pelaku.
Menurut Bambang Guritno dan Waridin (di kutip dari Jurnal JIBEKA Vol. 9 No. 1 Feb. 2015:
44 - 53) mengatakan bahwa kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan
dengan standar yang telah ditentukan.

Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu perusahan untuk mencapai
sasaran atau tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, perusahaan harus bisa menghadapi setiap
masalah-masalah atau hambatan yang datang dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam pengembangannya konsep mengenai strategi
harus terus memiliki perkembangan dan setiap orang mempunyai pendapat atau definisi yang berbeda
mengenai strategi.

Strategi dalam suatu dunia bisnis atau usaha sangatlah di butuhkan untuk pencapaian visi dan
misi yang sudah di terapkan oleh perusahaan, maupun untuk pencapaian sasaran atau tujuan, baik
tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Menurut David (2011:18-19) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang
hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi, pengembangan
produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi
adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan
dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.

Menurut Tjiptono (2006:3) istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia yang artinya
seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Strategi juga bisa diartikan suatu rencana untuk
pembagian dan penggunaan kekuatan militer pada daerah – daerah tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu.

Menurut Pearce II dan Robinson (2008:2), strategi adalah rencana berskala besar, dengan
orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan 10
Perusahaan dari definisi tersebut, dapat di simpulkan bahwa pengertian dari Strategi adalah sebuah
tindakan proses perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan, dengan melalukan hal-hal
yang besifat terus menerus sesuai keputusan bersama dan berdasarkan sudut pandang kebutuhan
pelanggan.

Rangkuti (2013:183) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif,
yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan
berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.

Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert. Jr (2005), konsep strategi dapat di definisikan
berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu : (1) dari perspektif apa suatu organisasi ingin dilakukan
(intens to do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does).

Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengertian strategi adalah hal hal yang
perusahaan ingin lakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Dalam buku
Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis, Rangkuti (2013:3-4) mengutip pendapat dari
beberapa ahli mengenai strategi, di antaranya :
1. Chandler : Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan
tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.
2. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth : Strategi merupakan alat untuk menciptakan
keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah
bisnis tersebut harus ada atau tidak.
3. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner : Strategi merupakan respons secara terus-menerus
maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat memengaruhi organisasi.
4. Porter : Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
5. Andrews, Chaffe : Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders,
debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik
secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan
oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
6. Hamel dan Prahalad : Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu
dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

Dari definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai
tujuan atau keunggulan bersaing dengan melihat faktor eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan
melakukan tindakan yang dapat menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan maupun pihak lain
yang berada di bawah naungan perusahaan.

Dampak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, adalah pengaruh sesuatu yang
menimbulkan akibat; benturan; benturan yang cukup hebat sehingga menimbulkan perubahan (Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia, 2003: 234).
Secara etimologis dampak berarti pelanggaran, tubrukan atau benturan (Soerjono Soekanto,
2005:429). Pada mulanya istilah dampak digunakan sebagai padanan istilah dalam Bahasa Inggris
yakni kata impact. Makna impact dalam Bahasa Inggris ialah tabrakan badan ; benturan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak berarti benturan; pengaruh kuat yang mendatangkan akibat
(baik negatif maupun positif).

Peneliti menyimpulkan bahwa dampak adalah segala sesuatu yang timbul akibat adanya suatu
kejadian atau pembangunan yang ada didalam masyarakat dan menghasilkan perubahan yang
berpengaruh positif ataupun negatif terhadap kelangsungan hidup.
Pengaruh positif berarti menunjukkan perubahan kearah yang lebih baik, sedangkan pengaruh
negatif berarti menunjukkan perubahan kearah yang lebih buruk dari sebelum adanya pembangunan
yang dilakukan.

PEMBAHASAN

PT. Indofood berkantor pusat di Indofood Tower, Jakarta Selatan, PT. Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk. (Indofood CBP) adalah anak perusahaan dari PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
(Indofood). Indofood CBP memulai kegiatan usahanya sebagai Grup CBP pada tahun 1982, yaitu di
bidang mi instan. Pada tahun 1985, Grup CBP memulai kegiatan di bidang nutrisi dan pada tahun 1990,
melalui kerja sama dengan Fritolay Netherlands Holding B.V., mengembangkan usaha di bidang
makanan ringan. Kemudian, pada tahun 1991, dibentuk kegiatan usaha di bidang penyedap makanan.
Kegiatan usaha di bidang dairy dimulai pada tahun 2008 dengan akuisisi Drayton Pte., Ltd. Indofood
CBP terbentuk pada tahun 2009 melalui restrukturisasi kegiatan usaha produk tersebut di bawah Grup
CBP dan pada 7 Oktober 2010, Indofood CBP melantai di Bursa Saham Indonesia dengan pelepasan
saham sebanyak 1,166,191,000 lembar seharga Rp. 5,395.00 per lembarnya dan ICBP sebagai
tickernya. Saat ini, 11.66 miliar lembar saham ditransaksikan, dengan 80.53% sahamnya dipegang oleh
Indofood dan 19.47% ditransaksikan oleh publik.
Selama tahun 2015 hingga 2019, Indofood CBP mengalami peningkatan pendapatan sebesar
5.91% CAGR dan laba kotor sebesar 8.41% CAGR. Tetapi, laba bersih mengalami kenaikan yang
cukup signifikan sebesar 12.89% CAGR, didorong oleh beban pokok penjualan yang tidak terlalu
meningkat, yang menandakan efisiensi kinerja Indofood CBP.

Gambar 1: Pendapatan ICBP tahun 2015-2019


(dalam miliar rupiah)
Sumber annual report ICBP 2019
Gambar 2: Laba Kotor ICBP tahun 2015-2019
(dalam miliar rupiah)
Sumber annual report ICBP 2019

Gambar 3: Laba Bersih ICBP tahun 2015-2019


(dalam miliar rupiah)
Sumber annual report ICBP 2019

Sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia, Indofood CBP memiliki enam
kegiatan usaha di berbagai bidang,meliputi ;
1. Mie Instan Kegiatan usaha Mie Instan merupakan kegiatan usaha pertama dan terbesar dari
Indofood CBP. Merek yang menjadi unggulan dari kegiatan usaha ini adalah Indomie, yang
termasuk dalam top ten global brand menurut Kantar Worldpanel. Kegiatan usaha ini
menyumbang 63.91% pendapatan Indofood CBP dan 92.09% keuntungannya pada tahun 2019.
Indofood CBP memiliki 17 pabrik di Indonesia dan satu di Malaysia yang mampu
memproduksi sekitar 19 miliar bungkus mie setiap tahunnya.
2. Dairy Kegiatan usaha yang dimiliki oleh anak perusahaan Indofood CBP, Indolakto, dengan
total enam pabrik di pulau Jawa yang mampu memproduksi 700 ribu ton produk susu per
tahunnya. Kegiatan usaha ini menghasilkan sekitar 19.02% pendapatan bagi Indofood CBP di
tahun 2019.
3. Makanan Ringan Kegiatan usaha Makanan Ringan dikelola oleh Indofood Fritolay Makmur,
sebuah joint venture antara Indofood CBP dengan Fritolay Netherlands Holding B.V., dengan
produk yang mencakup berbagai makanan ringan berbahan dasar kentang, singkong, dan
lainlain. Kegiatan usaha ini mengoperasikan tiga pabrik di Jawa dengan total kapasitas
produksi sekitar 50 ribu ton per tahunnya, dan menyumbang sebesar 6.05% pendapatan bagi
Indofood CBP di tahun 2019.
4. Penyedap Makanan Kegiatan usaha ini memproduksi beragam produk kuliner mulai dari
recipe mix, saus sambal dan tomat, serta sirup, dan lain-lain. Kegiatan usaha Penyedap
Makanan mengoperasikan tiga pabrik di pulau Jawa dengan kapasitas produksi tahunan sekitar
150 ribu ton dan memberikan sekitar 4.24% pendapatan bagi Indofood CBP.
5. Nutrisi dan Makanan Khusus Kegiatan usaha Nutrisi dan Makanan Khusus memproduksi
makanan dengan kandungan nutrisi khusus seperti bubur bayi, camilan anak-anak, produk susu
bagi ibu hamil dan menyusui, dan lain-lain. Kegiatan usaha ini memiliki satu pabrik di Jawa
dengan kapasitas produksi 25 ribu ton per tahun dan menyumbang 2.32% pendapatan Indofood
CBP.
6. Minuman Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT Anugerah Indofood Barokah Makmur, anak
perusahaan dari ICBP, dan memproduksi produk minuman teh siap saji, air mineral dalam
kemasan, dan minuman rasa buah, dengan 20 pabrik dioperasikan di seluruh Indonesia yang
memiliki total kapasitas produksi tahunan tiga miliar liter. Kegiatan usaha ini menyumbang
4.45% dari seluruh pendapatan Indofood CBP antar negara.

Gambar 4: Rincian pendapatan ICBP 2019


Sumber annual report ICBP 2019

PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
optimistis dapat melewati badai resesi dengan mencatatkan pertumbuhan kinerja pada tahun ini.
Beragam strategi pun disiapkan untuk menjamin kelangsungan usaha perseroan. Direktur Indofood
Sukses Makmur Taufik Wiraatmadja menyampaikan bahwa dampak pandemi sejauh ini tidak
signifikan terhadap performa INDF maupun ICBP. “Ekspor kenaikannya lebih kurang sekitar 20
persen. Kontribusi penjualan mie itu naik untuk total ekspor dari 10 persen menjadi 12 persen,” kata
Taufik dalam paparan publik, Rabu (23/9/2020).

Komitmen perseroan untuk selalu menjaga ketersediaan barang-barang produksinya di pasar


dengan mutu yang baik.

Direktur Indofood Sukses Makmur Axton Salim menambahkan bahwa strategi pemasaran
perseroan telah disesuaikan dengan keadaan terbaru saat ini seperti pemberlakuan pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) yang membuat toko peritel tutup dan masyarakat lebih banyak di rumah. “Di
masa pandemi kami lebih fokus untuk tetap bisa memasok secara konstan produknya ke konsumen
dengan aman dan timeliness,” ujar Axton.

Dia menunjukkan bahwa penjualan bumbu masak, selain mie instan, terus meningkat selama
pandemi karena kecenderungan masyarakat lebih senang memasak sendiri di rumah.

Selain itu, perseroan disebutnya juga akan mengandalkan penjualan lewat marketplace. Axton
mengakui penjualan produk Indofood menggunakan e-commerce belum terlalu banyak namun tren
kenaikan sudah terlihat.

Untuk menambah gairah di pasar, Indofood pun mengeluarkan varian produk baru yang
diproduksi terbatas seperti Indomie Bhinneka atau Indomilk Tobot Robot. Produk lama juga terus
dipugar dengan mengubah kemasan agar lebih menarik.

Indofood mengakui, pandemi COVID-19 memang telah mempengaruhi perekonomian global


dan juga Indonesia. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, pasar modal, risiko kredit, nilai tukar, dan
operasional bisnis, seluruhnya terkena dampak pandemi COVID-19.

Meskipun demikian, setelah tanggal laporan keuangan konsolidasian, manajemen kelompok


usaha berpendapat bahwa sampai saat ini wabah COVID-19 tidak berdampak signifikan terhadap
kegiatan operasi kelompok usaha, jelas Indofood dalam paparan laporan keuangannya.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) masih mampu mencetak kenaikan penjualan di
tengah pandemi COVID-19 selama semester I-2020. Namun demikian, Indofood akan tetap
mewaspadai kondisi pada semester II, karena ketidakpastian masih tinggi di tengah pandemi. Pada
semester I-2020, Indofood mencetak penjualan netto sebesar Rp39,38 triliun, naik 2% dibandingkan
semester I-2019.

Namun, dari angka penjualan itu, yang patut digarisbawahi adalah penjualan domestik yang
nyaris tak bergerak. Berdasarkan laporan keuangan semester I-2020 yang dipublikasikan dan dikutip
Tirto pada Selasa (4/8/2020), penjualan Indofood secara domestik mencatat angka Rp34,830 triliun
atau 88% dari total penjualan Indofood. Sisanya adalah penjualan di luar negeri.

Padahal pada semester I-2019, penjualan domestik mencapai Rp34,825 triliun atau 90% dari
total penjualan. Kenaikan penjualan domestik juga hanya mencatat angka 0,01%, sementara penjualan
di luar negeri kenaikannya mencapai 20%. Penjualan di Arab Saudi mencetak angka terbesar dari
Rp531,595 miliar menjadi Rp839,860 miliar.

Dari sisi laba usaha, Indofood mencatat kenaikan 17% menjadi Rp5,63, sementara marjin laba
usaha meningkat menjadi 14,3% dari 12,4%. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk tumbuh 12% menjadi Rp2,84 triliun dari Rp2,55 triliun, dan marjin laba bersih
naik menjadi 7,2% dari 6,6%. Core profit meningkat 18% menjadi Rp2,87 triliun dari Rp2,42 triliun.
Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood, mengatakan, kondisi pada
semester I yang penuh tantangan, diperkirakan terus berlanjut hingga semester II. “Sehingga kami akan
terus memelihara kelangsungan pasokan dan kualitas produk bagi para konsumen, serta meningkatkan
daya saing kami dan menjaga kesehatan para karyawan,” jelas Anthoni.

Agar karyawan yang bekerja merasa aman dan nyaman baik dibagian office maupun bagian
produksi agar planning produksi tercapai dan permintaan terpenuhi tentunya PT. Indofood juga
menerapkan Gerakan 5M yaitu :
1. Memakai masker,
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
3. Menjaga jarak,
4. Menjauhi kerumunan, serta
5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.

Selain perilaku disiplin 3M, 3T adalah upaya untuk semakin menekan penyebaran virus
Covid19, pemerintah juga memiliki gerakan 3T, yaitu:
1. Testing, 2.
Tracing, dan
3. Treatment.
Aksi 3T ini hendaknya dilakukan oleh otoritas terkait untuk melakukan pengujian, pelacakan,
kemudian tindakan pengobatan atau perawatan kepada orang yang terpapar virus tersebut.
KESIMPULAN
PT. Indofood CBP adalah salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia,pada saat pandemi
melanda Indonesia tidak terkena dampak negatif justru malah permintaan meningkat.

Memiliki enam kegiatan usaha di berbagai bidang; mie instan, makanan ringan, penyedap rasa,
Nutrisi dan makanan khusus, Minuman dan dairy, pada masa pandemi strategi SDM dalam
memasarkan produk telah disesuaikan dengan keadaan terbaru saat ini seperti pemberlakuan
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membuat toko peritel tutup dan masyarakat lebih
banyak di rumah, untuk menambah gairah di pasar, Indofood mengeluarkan varian produk baru yang
diproduksi terbatas seperti Indomie Bhinneka atau Indomilk Tobot Robot. Produk lama juga terus
dipugar dengan mengubah kemasan agar lebih menarik.

Di masa pandemi kami lebih fokus untuk tetap bisa memasok secara konstan produknya ke
konsumen dengan aman dan timeliness. penjualan bumbu masak, selain mie instan, terus meningkat
selama pandemi karena kecenderungan masyarakat lebih senang memasak sendiri di rumah, dan untuk
menjaga kesehatan karyawan agar suasana kerja tetap aman nyaman pihak perusahaan slalu
menerapkan protokol Kesehatan 5M dan 3T.

Anda mungkin juga menyukai