Anda di halaman 1dari 3

Kinerja Pegadaian Selama Pandemi

Ditengah kondisi pandemi yang membuat ekonomi lemah, PT pegadaian (Persero)


terus menunjukkan pertumbuhan atau kinerja yang positif. Hal tersebut terlihat dari segi laba,
omset pinjaman, hingga jumlah nasabah yang terus meningkat di tengah pandemi COVID 19.
Selain itu, PT Pegadaian (Persero) mampu membukukan kinerja pembiayaan dan laba yang
positif. Selama semester I/2020, badan usaha gadai pelat merah ini membukukan total laba
bersih sebesar Rp1,5 triliun dan pembiayaan yang tumbuh dua digit atau sebesar 21,3%
(year-on-year/yoy) menjadi Rp53,0 triliun dari sebelumnya Rp43,6 triliun. Dari sisi aset juga
tercatat naik 22,0% (yoy) dari Rp56,1 triliun menjadi Rp68,4 triliun.
Menurut Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, kinerja Pegadaian tetap
tumbuh positif di tengah kondisi pandemi, terlihat pada bulan April 2020 dimana laba
perusahaan tercatat sebesar Rp 1,13 triliun dan terus meningkat pada Mei 2020 sebesar Rp
1,32 triliun. Sementara, pada omset penjualan di bulan April 2020, perseroan mencatat
sebesar Rp 53,90 triliun dan terus menunjukkan peningkatan hingga Mei 2020 sebesar Rp
65,61 triliun. Hal yang sama juga terjadi dalam jumlah nasabah Pegadaian. Di tengah
pandemi, nasabah Pegadaian terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terlihat pada
bulan April 2020, perseroan mencatat pertumbuhan nasabah sebanyak 14,73 juta jiwa dan
pada bulan Mei 2020 sebanyak 14,90 juta jiwa.
Kinerja perseroan pada periode Juli 2020 masih didominasi oleh lini bisnis utama,
yakni layanan Gadai yang meningkat lebih dari Rp1 triliun, dari Rp36,42 triliun per Juni
2020 menjadi Rp37,44 triliun (Juli 2020). Produk lain yang turut tumbuh positif, yakni Rahn
atau gadai syariah yang naik tipis dari Rp7 triliun (Juni 2020) ke Rp7,18 triliun (Juli 2020),
dan produk Mulia dari Rp494 miliar ke Rp583 miliar. Sementara itu, layanan Fidusia tercatat
turun dari Rp6,33 triliun (per Juni 2020) menjadi Rp6,17 (Juli 2020). Layanan fidusia syariah
atau Rahn Tasjili pun turun dari Rp3,81 triliun (Juni 2020) ke Rp3,65 triliun (Juli 2020).
Dengan pertumbuhan bisnis konvensional dan syariah ini, pendapatan Pegadaian dari sisi
operasional pun mencapai Rp8,31 triliun, yang apabila ditambah pendapatan nonoperasional
Rp3,73 triliun, total income Pegadaian mencapai Rp12,04 triliun. Angka pendapatan
operasional ini tercatat meningkat tajam secara bulanan, yakni 16,2% (mtm) dari Rp7,15
triliun (Juni 2020), maupun secara tahunan mencapai 14,7% (year-on-year/yoy) dari Rp7,24
triliun (Juli 2019). Namun demikian, kinerja laba komprehensif Pegadaian secara tahunan
sebesar Rp1,69 triliun, masih belum bisa lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya
sebesar Rp1,74 triliun. Hal ini sejalan dengan beban Pegadaian yang juga tampak melejit,
karena pada periode Juli 2019 hanya Rp5,08 triliun menjadi Rp9,81 triliun per Juli 2020.
Menilik data tersebut, total beban ini terbagi antara beban operasional sebesar Rp6,4 triliun
dengan beban nonoperasional yang juga tampak terus naik Januari 2020 hingga mencapai
Rp3,4 triliun pada Juli 2020.

Terdapat strategi khusus yang diterapkan pegadaian selama pandemi, strategi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan strategi dengan terus meningkatkan sistem digital. Pegadaian terus
melakukan sosialisasi kepada para nasabah untuk mengoptimalkan Pegadaian digital,
sehingga para nasabah bisa bertransaksi di rumah saja tanpa harus datang ke kantor
Pegadaian.
2. Menyusun strategi dengan menetapkan berbagai regulasi keringanan- keringanan
kepada nasabah Pegadaian. Regulasi tersebut meliputi penurunan tarif bunga dari
1,2% menjadi 1% per 15 hari untuk roll over kredit gadai guna membantu nasabah
dan menjaga engagement.
3. Melakukan relaksasi dengan perpanjangan masa bebas bunga (grace period) selama
30 hari. Tetapi pegadaian juga punya Gadai Peduli (Bebas Bunga) dimana nasabah
nantinya dibebaskan bunga untuk pinjaman sampai dengan Rp1 juta selama 3 bulan
dan sekaligus program akuisisi nasabah.
4. Mengembangkan model bisnis dan konsep layanan yang meminimalisir kontak antara
karyawan dengan nasabah melalui pemanfaatan teknologi. Pemanfaatan tersebut
seperti Produk Gold Card yaitu konsep kartu kredit berbasis jaminan tabungan emas
atau titipan emas.
5. Melayani transaksi gadai via dropbox yaitu konsep layanan gadai contactless antara
nasabah dan karyawan melalui sarana dropbox. Pemanfaatan teknologi yang
dilakukan oleh Pegadaian juga dengan menggunakan Digital Lending yaitu
penyaluran kredit modal produktif (B2B) dengan sistem fidusia dan jaminan invoice
melalui platform internal dan High Touch to High Tech.
Menurut Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, terdapat tiga program yang diambil
Pegadaian di tengah pandemi, program tersebut yaitu:
1. Pertama program gadai tanpa bunga untuk pinjaman di bawah Rp 1 juta yang berlaku
selama tiga bulan sejak 1 Mei hingga 31 Juli 2020 juga penundaan lelang selama 30
hari.
2. Kedua, Pegadaian memberikan relaksasi berupa perpanjangan masa angsuran kredit
mikro UMKM dan pembebasan denda angsuran
3. Ketiga, pemberian bantuan secara langsung melalui program CSR seperti pemberian
bantuan ambulans, alat pelindung diri, sembako gratis, dan berbagai bantuan lain baik
yang bersifat preventif maupun kuratif.

Sumber:
https://finansial.bisnis.com/read/20200914/89/1291540/kinerja-pegadaian-tumbuh-positif-di-
periode-pandemi-ini-penopangnya
https://finansial.bisnis.com/read/20200729/89/1272814/ini-8-faktor-yang-buat-kinerja-
pegadaian-tetap-positif-saat-pandemi-
https://finance.detik.com/moneter/d-5057880/kinerja-pegadaian-terus-tumbuh-di-tengah-
pandemicovid-19
https://keuangan.kontan.co.id/news/pegadaian-meluncurkan-tiga-program-untuk-
mengurangi-dampak-covid-19

Anda mungkin juga menyukai