Makalah ini merupakan tugas individu yang disusun untuk memenuhi tugas
besar 1 mata kuliah Manajemen Penganggaran Perusahaan
Disusun oleh :
Fiqri Nur Usbat Jamil (43118010353)
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Penulisan :
Secara umum, semua budget termasuk budget penjualan mempunyai tiga kegunaan pokok
yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat
pengawasan kerja yang menbantu menajeman dalan memimpin jalannya perusahaan.
Sedangkan secara khusus, budget penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua
budget-budget dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar bersaing,
budget penjualan harus disusun paling awal daripada semua budget yang lain yang ada dalam
perusahaan.
1. Faktor Internal
Yang termasuk dalam faktor internal adalah data, informasi, dan pengalaman yang terdapat
didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor tersebut antara lain berupa:
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu
maupun tempat penjualannya.
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, seperti
tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-media promosi, cara penetapan
harga jual dan sebagainya.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang akan datang.
d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya,
serta kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan datang.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang akan datang.
2. Faktor Eksternal
Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah data, informasi, dan pengalaman yang terdapat
di luar perusahaan, tetapi di sana mempunyai pengaruh terhadap budget penjualan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa:
1. Penaksiran yang bersifat kualitatif, Merupakan cara penaksiran yang menitik beratkan
pada pendapat seseorang. Cara penaksiran ini mempunyai kelemahan yang menonjol,
yaitu bahwa pendapat seseorang seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat
subyektif dari pada bersifat obyektif. Dengan demikian ketepatan hasil taksirannya
menjadi diragukan.
Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain:
2. Penaksiran yang bersifat kuantitatif, Ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada
perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode statistika.
Cara penaksiran ini juga mempunyai kelemahan yaitu adanya hal-hal yang tidak dapat
diukur secara kuantitatif misalnya selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat
pendidikan, dan cara berfikir masyarakat, struktur masyarakat dan sebagainya. Adapun
beberapa cara penaksiran yang bersifat kuantitatif antara lain:
1. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari suatu variabel saja, yaitu
variabel yang akan ditaksir itu sendiri. Misalnya dengan metode trend bebas,
trend setengah rata-rata, trand moment, trend least-square, dan kuadrik.
2. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari variabel yang akan ditaksir
serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang diduga
mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang
akan di taksir tersebut. Misalnya dengan metode regresi tunggal dan regresi
berganda.
3. Cara penaksiran yang menggunakan metode-metode statistik yang diterapkan
pada berbagai analisa khusus. Misalnya analisa industri, analisa jenis-jenis
produk yang dihasilkan perusahaan, dan analisa pemakai akhir dari produk.
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh cara penaksiran yang bersifat kuntitatif
(metode trend moment dan metode least square), sehingga mendapat gambaran yang lebih
jelas:
I. Y= a + bx
II. ∑ y= n.a + b.∑ x
III. ∑ xy= a. ∑ x + b. ∑ x2
I. Y= a + bx
II. ∑ y= n.a atau a = ∑
III. ∑ xy= b. ∑ x2 atau b = ∑ xy/ ∑ x2
Anggaran penjualan hendaknya menyebutkan dengan jelas jenis produk yang akan dijual
serta jumlah unit dari masing-masing produk tersebut.
Dewasa ini merupakan hal yang umum apabila suatu perusahaan mempunyai daerah
pemasaran yang cukup luas. Bagi perusahaan-perusahaan seperti ini di dalam penyusunan
anggaran penjualannya perlu untuk memperlihatkan kemana saja produk perusahaan tersebut
akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana penjualan serta memudahkan
pengawasan penjualan. Pada umumnya daerah pemasaran yang luas ini akan dibagi menjadi
beberapa daerah pemasaran dengan dasar-dasar tertentu yang sesuai dengan kondisi
perusahaan.
3. Diskriminasi harga
Didalam penentuan harga jual produk, terdapat beberapa perusahaan yang menetapkan harga
yang sama bagi penjualan produknya untuk seluruh daerah pemasaran yang ada.
4. Potongan harga
Didalam pelaksanaan penjualan produk perusahaan sangat sering dijumpai adanya potongan
harga. Bagi pembeli atau distributor yang membeli dalam jumlah tertentu, atau
pembayarannya dengan jangka waktu tertentu seringkali mendapatkan perlakuan harga yang
berbeda.
2.3.1 PENGERTIAN
Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk
yang akan diproduksi selama periode yang akan datang.
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai
pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
1. Penjualan tahun lalu bisajadi patokan
2. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
3. Syarat pembayaran barang yang dijual
4. Pemilihan saluran distribusi
5. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
6. Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
7. Fasilitas yang dimiliki perusahaan
8. Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain
Faktor Eksternal
Penyusunan anggaran produksi tergantung pada anggaran penjualan. Dalam kondisi pasar
persaingan sempurna, anggaran penjualan merupakan acuan utama untuk menyusun anggaran
produksi, anggaran biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi dan anggaran laba operasi.
Manajer produksi sebelum melaksanakan kegiatan menyusun anggaran produksi dalam unit
dan anggaran persediaan barang jadi dalam unit.
Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai
berikut :
1. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan
anggaran produksi yang selaras dengan periode yang digunakan dalam
penyusunan anggaran penjualan.
2. Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
3. Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja
langsung dan penggunaan fasilitas.
4. Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
5. Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk
sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi.
Jumlah produksi dihitung dengan mempertimbangkan persediaan awal dan
persediaan akhir barang jadi. Produksi = Penjualan+ peersediaan akhir –
persediaan awal.
6. Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan
prinsip jelas dan informatif.
Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam
rangka menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
a) Tahap perencanaan
1. Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam penyusunan bagian
produksi.
2. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
b) Tahap pelaksanaan
1. Menentukan kapan barang diproduksi.
2. Menentukan dimana barang akan diproduksi
3. Menentukan urut-urutan proses produksi
4. Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi
5. Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan peralatan.
6. Menyusun standar produksi
7. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.
Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan fisik barang
yang harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada umumnya rencana
penjualan disajikan dalam unit fisik, sehingga menghitung jumlah barang yang harus
diproduksi adalah mudah.
Pendekatan atau kebijakan dalam menyusun anggaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Anggaran produksi dengan stabilitas produksi
Yang dimaksud dengan mengutamakan stabilitas produksi adalah perkembangan yang stabil
dari jumlah yang diproduksi di waktu yang akan datang, sehingga walaupun terjadi fluktuasi
penjualan, jumlah unit yang diproduksi tetap sama.
2. Bahan baku tidak langsung, yang merupakan bahan baku yang ikut berperan dalam
proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.
Bahan baku dipakai dianggarkan dalam satuan (unit) uang disebut anggaran biaya bahan baku
(BBB) dan juga disebut dengan biaya bahan baku standar (BBBSt).
Anggaran biaya bahan baku adalah kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) dikali
harga standar bahan baku (HSt) per unit atau dinyatakan dengan rumus :
Anggaran BBB = KSt x HSt
Bahan baku dipakai yang dianggarkan dalam satuan (unit) barang disebut kuantitas standar
bahan baku dipakai (KSt). Kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) adalah unit ekuivalen
produk (P) dikali kuantitas standar bahan baku per unit produk (KSBB), dinyatakan dengan
rumus :
KSt = P X KSBB
Unit ekuivalen produk dihitung bila dalam anggaran produk terdapat sediaan produk
dalam proses, tetapi bila tidak terdapat sediaan produk dalam proses maka unit ekuivalen
produk= produk jadi dihasilkan periode ini.
Untuk menghindari tidak tepatnya persediaan bahan baku, maka diperlukan suatu
perencanaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan baku agar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Salah satu cara pengendalian tersebut adalah dengan penyusunan budget
(anggaran). Anggaran bahan baku adalah anggaran yang berhubungan dan merencanakan
secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi
selama periode tertentu yang akan datang.
Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang
dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang.
Informasi yang tercantum dalam anggaran kebutuhan bahan baku langsung adalah:
Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus
dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan
kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi.
Informasi yang tercantum dalam anggaran pembelian bahan baku adalah:
a. Jenis bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi
b. Jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli
c. Harga beli per satuan bahan baku langsung.
Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus
disimpan sebagai persediaan. Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan
bahan baku adalah:
a. Volume produksi selama suatu periode waktu tertentu
b. Volume minimal bahan baku langsung
c. Besarnya pembelian yang ekonomis
d. Taksiran perubahan harga beli bahan baku langsung di waktu yang akan datang.
e. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku langsung
f. Tingkat kecepatan bahan baku langsung menjadi rusak.
Adapun beberapa informasi yang tercantum dalam anggaran persediaan bahan baku adalah:
a. Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan
b. Jumlah bahan baku langsung yang tersisa sebagai persediaan
c. Harga beli per satuan bahan baku langsung
d. Nilai bahan baku langsung yang tersimpan sebagai persediaan.
Anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan uang) bahan
baku langsung yang digunakan dalam proses produksi.
Adapun beberapa informasi yang tercantum dalam anggaran biaya bahan baku langsung
adalah:
a. Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan
b. Kuantitas bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi
c. Harga per satuan bahan baku langsung
d. Nilai bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi.
e. Jenis produk jadi yang menggunakan bahan baku langsung.
f. Waktu pemakaian bahan baku langsung
2.4.5 Perhitungan Bahan Baku
Dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah
harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya- biaya lain yang diperhitungkan
sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli. Dalam sistem pembelian bahan baku terdapat
dokumen sumber dan dokumen pendukung yang menunjang pencatatan bahan baku.
Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar surat permintaan pembelian dari
bagian gudang. Untuk pemilihan pemasok, bagian pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada para pemasok yang berisi permintaan informasi harga dan syarat –
syarat pembelian dari masing – masing pemasok tersebut. Setelah pemasok yang dianggap
baik dipilih, bagian pembelian kemudian membuat surat order pembelian untuk dikirimkan
kepada pemasok.
Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order pembelian
yang diterimanya. Bagian penerimaan yang bertugas menerima barang mencocokkan
kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan
tembusan surat order pembelian. Apabila bahan baku yang diterima telah sesuai dengan
order, bagian pembelian membuat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan ke bagian
akuntansi.
d. Prosedur Pencatatan Penerimaan Barang di Gudang
Bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari pemasok kepada
bagian gudang. Bagian gudang menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah bahan
baku yang diterima dalam kartu gudang pada kolom “masuk”. Kartu gudang digunakan oleh
bagian gudang untuk mencatat mutasi tiap- tiap jenis barang gudang yang berisi informasi
kuantitas tiap- tiap jenis barang yang disimpan di gudang dan tidak berisi informasi mengenai
harganya.
Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian memberikan
tanda tangan di atas faktur pembelian sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat dibayar
karena pemasok telah memnuhi syarat- syarat pembelian yang ditentukan oleh perusahaan.
Faktur pembelian dilampiri dengan tembusan surat order pembelian dan laporan penerimaan
barang yang dicatat oleh bagian akuntansi.
2. Biaya yang Dihitungkan dalam Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli
Harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang tercam dalam faktur
pembelian saja. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli ditambah dengan biaya- biaya
pembelian dan biaya- biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam
keadaan siap untuk diolah.
Harga beli dan biaya angkut merupakan unsure yang mudah diperhitungkan sebagai harga
pokok bahan baku, sedangkan biaya- biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran,
pemeriksaan, asuransi, pergudangan, dan biaya akuntansi bahan baku merupakan unsur –
unsur biaya yang sulit diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.
Perlakuan terhadap biaya angkutan dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli
Alokasi biaya angkutan kepada masinh- masing jenis bahan baku yang dibeli dapat
didasarkan pada perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli, perbandingan
harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli, dan biaya angkutan diperhitungkan dalam
harga pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka.
b. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang
dibeli, namun diperlakukan sebagai unsure- unsure biaya overhead pabrik.
Dalam metode biaya standar, bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan
sebesar harga standar yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan
terjadi di masa yang akan datang.
f. Metode rata- rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan
Dalam metode ini, tiap akhir bulan dilakukan penghitungan harga pokok rata- rata per
satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada di gudang.
2. Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk isitrahat, penundaan kerja yang tidak bisa
dihindari dan faktor kelelahan.
Bentuk Format Penyajian juga dapat dilakukan dengan membagi menjadi dua sub yakni:
1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
2.. Anggaran jam buruh langsung yang diperinci dengan memuat hal-hal sebagai berikut:
Jenis barang yang dihasilkan
Bagian-bagian yang ada dalam proses produksi
Jumlah DLH yang diperlukan setiap jenis barang
Waktu produksi barang.
BAB III
PENUTUP
Suatu anggaran adalah merupakan suatu rencana keuangan periodic yang disusun
bedasarkan program-program yang telah disahkan, bisa juga diartikan anggaran adalah
rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu.
Anggaran dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal,
menggandakan pembatas jumlah dana, merinci jenis sumber dana dan jenis penggunaan dana
yang dicari, merasionalkan sumber dan penggunaan dana, menyempurnakan rencana yang
telah disusun dan menampung, menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan. Manfaat yang di punya pun beragam untuk mencapai tujuan yang sudah
disususn besama, sebagai alat menilai motivasi, kelebihan dan kekurangan serta tanggung
jawab pegawai, dan alat pendidik bagi para manajer. Memang anggaran mempunyai mamfaat
tapi tidak menutup kemungkinan anggaran juga mempunyai kelemahan.
Anggaran mempunyai fungsi sebagai fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan, dan fungsi
pengawasan dimana semua fungsi tersebut dimanfaatkan uintuk mencapai tujuan dan apa
yang telah diharapkan dari penyusunan anggaran tersebut, sehingga berjalan baik sesuai apa
yang telah diharapkan.Anggaran terdiri darim berbagai macam diantaranya anggaran menurut
dasar penyusunan, cara penyusunan, jangka waktunya, bidang anggaran, badasarakan
kemampuan anggaran, dan menurut fungsinya dimana semua macam anggaran ini dibagi jadi
beberapa lagi.