Anda di halaman 1dari 26

RINGKASAN TUGAS PENGANGGARAN PERUSHAAN

Makalah ini merupakan tugas individu yang disusun untuk memenuhi tugas
besar 1 mata kuliah Manajemen Penganggaran Perusahaan

Disusun oleh :
Fiqri Nur Usbat Jamil (43118010353)

Dosen Pengampu : Said Djamaluddin, Prof. Ph. DMM

PROGRAM STUDI S-1 MANAGEMENT BISNIS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang merupakan ringkasan dari makalah kelompok 1 hingga 5
baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
Alhamdulillah dapat diselesaikan Tugas besar 1 yang ditugaskan oleh
bapak Said Djamaluddin, Prof. Ph.D MM dengan baik. Mohon maaf atas
kekurangan dalam makalah ini, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakannya.

Jakarta, 4 Maret 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Penyusunan anggaran pada suatu perusahaan sangatlah erat kaitannya dengan


manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana (planning),
pengkoordinasian kerja (coordinating) dan pengawasan kerja (controling). Oleh karena itu
anggaran hanyalah sebagai alat bagi manajemen, maka dari itu meskipun suatu anggaran
telah disusun dengan begitu baik dan sempurna, namun kehadiran manajer masih mutlak
diperlukan. Anggaran yang baik dan sempurna tidak akan menjamin bahwa pelaksanaan serta
realisasinya nanti juga akan baik dan sempurna tanpa dikelola oleh tangan-tangan manajer
yang terampil dan berbakat. Menurut Hani Handoko (2008:6) “Manajemen dibutuhkan oleh
semua organisasi, karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan
akan lebih sulit.” Karena setiap perusahaan pasti memiliki tujuan, baik tujuan jangka panjang
maupun jangka pendek. Tujuan jangka pendek perusahaan yaitu untuk mencari keuntungan
atau laba. Karena keuntungan merupakan salah satu ukuran keberhasilan manajemen
perusahaan dalam mengoperasian perusahaan sedangkan tujuan jangka panjangnya yaitu
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan pertumbuhan perusahaan. Oleh
karena itu, dengan adanya manajemen dalam perusahaan sangatlah diperlukan dalam
penyusunan anggaran untuk mencapai tujuan dari perusahaan.

Tujuan Penulisan :

1. Mengulas serta mengartikan dengan ringkasan makalah kelompok 1 sampai 5 dengan


gaya penulisan tersendiri

2. Merangkum poin penting serta menjadikannya dalam satu penulisan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Perusahaan Penjualan

2.1.1 Pengrtian Forecast penjualan dan anggaran penjualan


Forecast penjualan adalah suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan konsumen pada
suatu periode tertentu dengan mempergunakan asumsi tertentu, yaitu segala sesuatunya
berjalan seperti masa lalu. Sementara anggaran penjualan adalah anggaran yang
merencanakan penjualan secara terperinci tentang penjualan perusahaan dalam periode yang
akan datang yang didalamnya terdapat rencana tentang jenis ( kualitas ) barang yang akan
dijual, jumlah yang akan dijual, harga penjualan serta waktu dan tempat penjualannya.
Anggaran penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam penentuan proyeksi
penjualan dan penghasilan yang realistis dan pendukung utama dalam menyusun rencana
anggaran komprehensip perusahaan.

2.1.2 Metode Forecast Penjualan

1) metode moment (Metode Garis Lurus)


Metode Trend Moment merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk
keperluan peramalan dengan membentuk persamaan : Y = a + bX. Dalam penerapannya,
metode ini tidak mensyaratkan jumlah data harus genap. Dalam hal ini pemberian score
X dimulai dari 0,1,2,dst.

2) Analisis Regresi Sederhana


Digunakan untuk menggali hubungan sebab akibat antara beberapa variabel.
Perubahan tingkat penjualan yang akan terjadi tidak hanya ditentukan oleh pola
penjualan tetapi juga ditentukan oleh faktor lain, misalnya jumlah penduduk, pendapatan,
kondisi perekonomian,dsb.

3) Analisis Regresi Berganda


Teknik Regresi Sederhana hanya mampu menganalisis satu variabel terikat dan
satu variabel bebas. Dalam dunia nyata variabel bebas tidak hanya satu, tetapi lebih dari
satu. Oleh karena itu diperlukan analisis regresi yang mampu menjelaskan hubungan
antara variabel terikat (dependen) dengan variabel bebas (independen) yang lebih dari
satu, yaitu analisis regresi berganda.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Forecast Penjualan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan forecast penjualan adalah:
1. Sifat produk
Pada faktor ini lebih mengedepankan pada sifat produk yang di hasilkan oleh perusahaan,
apakah produk ini bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang atau dalam jangka waktu
pendek.
2. Metode distribusi
Pada faktor ini lebih menitik beratkan pada metode distribusi yang dipakai oleh perusahaan,
dimana letak perusahaan apakah dekat dengan pasar atau dekat dengan bahan baku.
3. Luas usaha
Pada faktor ini lebih melihat pada posisi suatu perusahaan pada pasar, apakah perusahaan
sebagai market leader, market chalangger, market follower, atau market niecher.
4. Persaingan
Setelah mengetahui posisi perusahaan bagaimanakah tingkat persaingan dengan perusahaan
pesaing.
5. Data historis yang tersedia
Data historis yang diperlukan disini minimal berjumlah lima tahun terakhir dari perusahaan.

2.2 PENGERTIAN ANGGARAN PENJUALAN

Dimaksudkan dengan Budget penjual (Sales Budget) ialah Budget yang


merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahan selama periode yang akan
datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual,
jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan
serta tempat (daerah) penjualannya.
Dari pengetian tersebut, jelaslah bahwa budget penjualan hanyalah merupakan salah
satu bagian saja dari seluruh rencana perusahaan di bidang pemasaran (sales planning).
Beberapa rencana perusahaan di bidang pemasaran yang lain misalnya:
1. Rencana tentang sasaran atau tujuan pemasaran selama periode yang akan datang,
seperti misalnya mencapai laba maksimal, penetrasi pasar ( market penetration ),
pengembangan pasar (market develovment), mempertahankan market share,
memperkenalkan produk baru, dan sebagainya.
2. Rencana tentang organisasi penjualan yang akan dipergunakan selama periode yang akan
datang.
3. Rencana tentang saluran disrtibusi yang akan dipergunakan selama periode yang akan
datang.
4. Rencana tentang biaya distribusi selama periode yang akan datang.
5. Rencana tentang media-media promosi yang akan dipergunakan selama periode yang
akan datang.
6. Rencana tentang biaya promosi selama periode yang akan datang.
7. Rencana tentang pengembangan produk selama periode yang akan datang, dan
sebagainya.

2.2.1 KEGUNAAN ANGGARAN PENJUALAN

Secara umum, semua budget termasuk budget penjualan mempunyai tiga kegunaan pokok
yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat
pengawasan kerja yang menbantu menajeman dalan memimpin jalannya perusahaan.
Sedangkan secara khusus, budget penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua
budget-budget dalam perusahaan, sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar bersaing,
budget penjualan harus disusun paling awal daripada semua budget yang lain yang ada dalam
perusahaan.

2.2.2 FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN


PENJUALAN

1. Faktor Internal

Yang termasuk dalam faktor internal adalah data, informasi, dan pengalaman yang terdapat
didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor tersebut antara lain berupa:

a. Penjualan tahun-tahun yang lalu meliputi baik kualitas, kuantitas, harga, waktu
maupun tempat penjualannya.
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan, seperti
tentang pemilihan saluran distribusi, pemilihan media-media promosi, cara penetapan
harga jual dan sebagainya.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang akan datang.
d. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya,
serta kemungkinan pengembangannya diwaktu yang akan datang.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan perluasannya
diwaktu yang akan datang.

2. Faktor Eksternal

Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah data, informasi, dan pengalaman yang terdapat
di luar perusahaan, tetapi di sana mempunyai pengaruh terhadap budget penjualan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa:

a. Keadaan persaingan dipasar.


b. Posisi perusahaan dalam persaingan.
c. Tingkat pertumbuhan penduduk.
d. Tingkat penghasilan masyarakat.
e. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan, yang
terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual dalam budget penjualan
yang akan disusun.
f. Agama, adat- istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
g. Berbagai kebijakan pemerintah baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
maupun keamanan.
h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
i. Kemajuan teknologi, barang-barang substitusi, selera konsumen dan kemungkinan
perubahannya, dan sebagainya.

2.2.3 CARA- CARA MELAKUKAN PENAKSIRAN PENJUALAN

Menurut sifatnya cara untuk melakukan penaksiran-penaksiran tersebut dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Penaksiran yang bersifat kualitatif, Merupakan cara penaksiran yang menitik beratkan
pada pendapat seseorang. Cara penaksiran ini mempunyai kelemahan yang menonjol,
yaitu bahwa pendapat seseorang seringkali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat
subyektif dari pada bersifat obyektif. Dengan demikian ketepatan hasil taksirannya
menjadi diragukan.

Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif ini antara lain:

a. Pendapat pimpinan bagian pemasaran


b. Pendapat para petugas penjualan.
c. Pendapat lembaga-lembaga penyalur.
d. Pendapat konsumen.
e. Pendapat para ahli yang dipandang memahami ( konsultan).

2. Penaksiran yang bersifat kuantitatif, Ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada
perhitungan-perhitungan angka dengan menggunakan berbagai metode statistika.

Cara penaksiran ini juga mempunyai kelemahan yaitu adanya hal-hal yang tidak dapat
diukur secara kuantitatif misalnya selera konsumen, kebiasaan konsumen, tingkat
pendidikan, dan cara berfikir masyarakat, struktur masyarakat dan sebagainya. Adapun
beberapa cara penaksiran yang bersifat kuantitatif antara lain:

1. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari suatu variabel saja, yaitu
variabel yang akan ditaksir itu sendiri. Misalnya dengan metode trend bebas,
trend setengah rata-rata, trand moment, trend least-square, dan kuadrik.
2. Cara yang mendasarkan diri pada data historis dari variabel yang akan ditaksir
serta hubungannya dengan data historis dari variabel lain yang diduga
mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perkembangan variabel yang
akan di taksir tersebut. Misalnya dengan metode regresi tunggal dan regresi
berganda.
3. Cara penaksiran yang menggunakan metode-metode statistik yang diterapkan
pada berbagai analisa khusus. Misalnya analisa industri, analisa jenis-jenis
produk yang dihasilkan perusahaan, dan analisa pemakai akhir dari produk.
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan contoh cara penaksiran yang bersifat kuntitatif
(metode trend moment dan metode least square), sehingga mendapat gambaran yang lebih
jelas:

1. Metode Trend Moment

Metode trend moment menggunakan cara-cara perhitungan statistika dan


matematika tertentu untuk mengetahui fungsi garis lurus sebagai pengganti garis
patah-patah yang dibentuk oleh data historis perusahaan. Dengan demikian pengaruh
unsur-unsur subyektif dapat dihindarkan.
Prinsip-prinsip pengerjaan metode trend moment adalah sebagai berikut:

a. Barang tahan lama minimal satu tahun.


b. Barang yang selalu diperlukan, misalnya sembako.
c. Kegiatan usaha sudah berjalan minimal dua tahun, digunakan sebagai data penjualan
tahun yang lalu.
d. Jumlah data tahun lalu baik tahun ganjil maupun genap tetap diurut dari 0, 1, 2, 3,
…..dst pada kolom x.

Rumus metode trend moment:

I. Y= a + bx
II. ∑ y= n.a + b.∑ x
III. ∑ xy= a. ∑ x + b. ∑ x2

2. Metode Least Square

Sebenarnya metode trend least square hanyalah merupakan penyederhanaan dari


metode trend moment dengan cara mengusahakan sedemikian rupa sehingga jumlah
parameter X sama dengan nol ( ∑x = 0 ). Oleh karena ∑x = 0, maka rumus tersebut
akan menjadi lebih sederhana, yaitu:

I. Y= a + bx
II. ∑ y= n.a atau a = ∑
III. ∑ xy= b. ∑ x2 atau b = ∑ xy/ ∑ x2

Prinsip penyelesaian dengan metode least square:


a. Barang tahan lama minimal satu tahun.
b. Barang yang selalu diperlukan, misalnya sembako.
c. Kegiatan usaha sudah berjalan minimal dua tahun, digunakan sebagai data
penjualan tahun yang lalu.
d. Jika jumlah data tahun yang lalu adalah ganjil, maka pada kolom x ditengahnya
adalah nol (0).
e. Jika jumlah data tahun yang lalu adalah genap, maka pada kolom x ada dua
loncatan dua angka baik keatas maupun kebawah.

2.2.4 BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN


ANGGARAN PENJUALAN

1. Rincian jumlah dan jenis produk perusahaan.

Anggaran penjualan hendaknya menyebutkan dengan jelas jenis produk yang akan dijual
serta jumlah unit dari masing-masing produk tersebut.

2. Rincian daerah pemasaran.

Dewasa ini merupakan hal yang umum apabila suatu perusahaan mempunyai daerah
pemasaran yang cukup luas. Bagi perusahaan-perusahaan seperti ini di dalam penyusunan
anggaran penjualannya perlu untuk memperlihatkan kemana saja produk perusahaan tersebut
akan dijual. Hal ini sangat membantu para pelaksana penjualan serta memudahkan
pengawasan penjualan. Pada umumnya daerah pemasaran yang luas ini akan dibagi menjadi
beberapa daerah pemasaran dengan dasar-dasar tertentu yang sesuai dengan kondisi
perusahaan.

3. Diskriminasi harga

Didalam penentuan harga jual produk, terdapat beberapa perusahaan yang menetapkan harga
yang sama bagi penjualan produknya untuk seluruh daerah pemasaran yang ada.

4. Potongan harga

Didalam pelaksanaan penjualan produk perusahaan sangat sering dijumpai adanya potongan
harga. Bagi pembeli atau distributor yang membeli dalam jumlah tertentu, atau
pembayarannya dengan jangka waktu tertentu seringkali mendapatkan perlakuan harga yang
berbeda.

2.2.5 TUJUAN DAN FUNGSI ANGGARAN PENJUALAN

Tujuan utama dari anggaran penjualan adalah:

1. Mengurangi ketidakpastian dimasa depan.


2. Memasukkan pertimbangan /keputusan manajemen dalam proses perencanaan.
3. Memberikan informasi dalam profit planing control.
4. Untuk mempermudah pengendalian penjualan.

Fungsi dari anggaran penjualan sebagai berikut:

1. Anggaran penjualan adalah dasar perencanaan atas kegiatan perusahaan pada


umumnya.
2. Anggaran penjualan sebagai alat koordinasi dan mengarahkan setiap pelaksanaan
divisi pemasaran.

2.3 ANGGARAN PRODUKSI

2.3.1 PENGERTIAN

Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk
yang akan diproduksi selama periode yang akan datang.

2.3.2 KEGUNAAN ANGGARAN PRODUKSI

Kegunaan dari penyusunan anggaran produksi adalah :


1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan
yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
3. Mengatur produksi agar biaya- biaya produksi dapat ditekan seminal mungkin.
Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja, pengkoordinasian kerja dan
pengawasan kerja. Sedangkan secara khusus anggaran produksi dapat berguna sebagai:
1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan
yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
3. Mengatur produksi agar biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin.

Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut :


1. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang
diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu
dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
2. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai
market share tertentu.
3. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien
tertentu.
4. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan
kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.

2.3.3 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN PRODUKSI

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara lain adalah :


1. Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan.
2. Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang
digunakan.
3. Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, pengarahan, dan
pemutusan hubungan kerja.
4. Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
5. Modal kerja untuk menjalankan proses produksi.

2.3.4 FAKTOR - FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM PENYUSUNAN


BUDGET PRODUKSI

Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai
pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
1. Penjualan tahun lalu bisajadi patokan
2. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
3. Syarat pembayaran barang yang dijual
4. Pemilihan saluran distribusi
5. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
6. Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
7. Fasilitas yang dimiliki perusahaan
8. Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain

Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap


perusahaan:
1. Persaingan
2. Tingkat pertumbuhan penduduk
3. Tingkat penghasilan masyarakat
4. Tingkat pendidikan masyarakat
5. Tingkat penyebaran masyarakat
6. Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
7. Kebijaksanaan pemerintah
8. Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan
teknologi.

2.3.5 PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI

Penyusunan anggaran produksi tergantung pada anggaran penjualan. Dalam kondisi pasar
persaingan sempurna, anggaran penjualan merupakan acuan utama untuk menyusun anggaran
produksi, anggaran biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi dan anggaran laba operasi.
Manajer produksi sebelum melaksanakan kegiatan menyusun anggaran produksi dalam unit
dan anggaran persediaan barang jadi dalam unit.

Pengolahan faktor-faktor produksi yang ada sebaiknya dilakukan berdasarkan kesempatan


yang dimiliki selanjutnya dipilih kesempatan yang mana dapat dicapai,
sebenarnya sangat banyak kesempatan terbuka untuk dilaksanakan, tetapi karena adanya
keterbatasan dalam faktor-faktor produksi, maka harus dilakukan suatu prosedur sesuai
dengan jenis usaha dan kegiatan yang dilakukan. “Secara formal dapat dinyatakan bahwa
prosedur merupakan bagian dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Urutan kronologis merupakan ciri khas dari setiap prosedur,
sebuah prosedur menunjukkan bagaimana masing-masing tugas akan dilaksanakan dan siapa
yang akan melaksanakannya.
Untuk itu peranan prosedur perencanaan produksi dalam setiap perusahaan sangat
besar, karena seluruh tugas yang dilakukan dalam proses produksi harus ditetapkan dalam
rencana. Dalam menetapkan prosedur perencanaan maka pimpinan harus memperhatikan
tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan


2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan

Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai
berikut :

Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan).........................XX


Tingkat persediaan akhir ......................................................XX +
Jumlah………………………………………….....................
XX
Tingkat persediaan awal ........................................................XX -
Tingkat produksi ...................................................................XX

2.3.6 LANGKAH PRAKTIS MENYUSUN ANGGARAN PRODUKSI

Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:

1. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan
anggaran produksi yang selaras dengan periode yang digunakan dalam
penyusunan anggaran penjualan.
2. Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
3. Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja
langsung dan penggunaan fasilitas.
4. Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
5. Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk
sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi.
Jumlah produksi dihitung dengan mempertimbangkan persediaan awal dan
persediaan akhir barang jadi. Produksi = Penjualan+ peersediaan akhir –
persediaan awal.
6. Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan
prinsip jelas dan informatif.

2.3.7 Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi

Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam
rangka menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
a) Tahap perencanaan
1. Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam penyusunan bagian
produksi.
2. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.

b) Tahap pelaksanaan
1. Menentukan kapan barang diproduksi.
2. Menentukan dimana barang akan diproduksi
3. Menentukan urut-urutan proses produksi
4. Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi
5. Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan peralatan.
6. Menyusun standar produksi
7. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.

Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan fisik barang
yang harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada umumnya rencana
penjualan disajikan dalam unit fisik, sehingga menghitung jumlah barang yang harus
diproduksi adalah mudah.

2.3.8 METODE PENYUSUNAN ANGGGARAN PRODUKSI

Pendekatan atau kebijakan dalam menyusun anggaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Anggaran produksi dengan stabilitas produksi

Yang dimaksud dengan mengutamakan stabilitas produksi adalah perkembangan yang stabil
dari jumlah yang diproduksi di waktu yang akan datang, sehingga walaupun terjadi fluktuasi
penjualan, jumlah unit yang diproduksi tetap sama.

2. Anggaran produksi dengan stabilitas persediaan


Disini perkembangan jumlah unit yang diproduksi dibiarkan berfluktuasi, tetapi tingkat
persediaan diusahakan stabil dari waktu ke waktu.
Cara yang dilakukan adalah persediaan awal dan persediaan akhir ( dengan waktu bulanan,
triwulan, semester, dll ).

2.4 PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU TRIWULAN

2.4.1 Pengertian Bahan Baku


Anggaran Bahan Baku Adalah semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan
secara lebih rinci mengenai penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode
yang akan datang. Bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi dikelompokan
menjadi bahan mentah langsung (direct material) dan bahan mentah tidak langsung (indirect
material). Bahan baku dikeleompokkann menjadi dua bagian yaitu :
1.      Bahan baku langsung, yang merupakan bagian barang jadi yang dihasilkan. Biaya
bahan baku merupakan biaya variable bagi perusahaan karena berbanding lurus dengan
barang jadi yang dihasilkan.

2.      Bahan baku tidak langsung, yang merupakan bahan baku yang ikut berperan dalam
proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.
Bahan baku dipakai dianggarkan dalam satuan (unit) uang disebut anggaran biaya bahan baku
(BBB) dan juga disebut dengan biaya bahan baku standar (BBBSt).

Anggaran biaya bahan baku adalah kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) dikali
harga standar bahan baku (HSt) per unit atau dinyatakan dengan rumus :
Anggaran BBB = KSt x HSt
Bahan baku dipakai yang dianggarkan dalam satuan (unit) barang disebut kuantitas standar
bahan baku dipakai (KSt). Kuantitas standar bahan baku dipakai (KSt) adalah unit ekuivalen
produk (P) dikali kuantitas standar bahan baku per unit produk (KSBB), dinyatakan dengan
rumus :
KSt = P X KSBB
Unit ekuivalen produk dihitung bila dalam anggaran produk terdapat sediaan produk
dalam proses, tetapi bila tidak terdapat sediaan produk dalam proses maka unit ekuivalen
produk= produk jadi dihasilkan periode ini. 
Untuk menghindari tidak tepatnya persediaan bahan baku, maka diperlukan suatu
perencanaan sebagai alat untuk mengendalikan bahan baku agar sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Salah satu cara pengendalian tersebut adalah dengan penyusunan budget
(anggaran). Anggaran  bahan baku adalah anggaran yang berhubungan dan merencanakan
secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses produksi
selama periode tertentu yang akan datang.

2.4.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku

Adapun tujuan penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :


1. Dapat diketahui kuantitas bahan baku dipakai maupun kuantitas bahan baku yang
akan dibeli selama periode tertentu
2. Dapat diketahui harga bahan baku
3. Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada anggaran bahan baku,
sehingga dapat diketahui kas yang disediakan untuk membeli bahan baku.
4. Dalam penyusunan anggaran bahan baku terdapat biaya bahan baku yang merupakan
salah satu unsure biaya pabrik, sehingga dapat menentukan besarnya biaya pabrik dan
biaya produksi.
5. Secara keseluruhan, dengan anggaran bahan baku dimaksudkan untuk menjaga
kelancaran produksi.
2.4.3 Fungsi Anggaran Bahan Baku

Anggaran bahan baku memiliki fungsi sebagai berikut :


1. Sebagai dasar untuk menysun budget pembelian bahan mentah, jumlah satuan bahan
mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah yang dibutuhkan
oleh beberapa banyak satuan bahan mentah dubutuhkan dalam proses produksi.
2. Sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya bahan mentah, besarnya biaya bahan mentah
ditentukan oleh beberapa banyak satuan bahan mentah tersebut dibutuhkan untuk proses
produksi.
3. Sebagai data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah.

2.4.4 Komponen Anggaran Bahan Baku

Anggaran Bahan baku biasanya memerlukan 4 (empat) sub-anggaran, yaitu:

1.       Anggaran Kebutuhan Baku Langsung

Anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang
dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan datang.

Informasi yang tercantum dalam anggaran kebutuhan bahan baku langsung adalah: 

a.       Jenis produk jadi yang dihasilkan 


b.       Jenis bahan baku yang digunakan 
c.        Departemen produksi yang dilalui dalam proses produksi.
d.       Standard Usage Rate 
e.        Waktu penggunaan bahan baku langsung 
f.        Kuantitas produk jadi 

2.      Anggaran Pembelian Bahan Baku

Anggaran  yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus
dibeli pada periode yang akan datang dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan
kebutuhan bahan baku langsung untuk keperluan produksi.
Informasi yang tercantum dalam anggaran pembelian bahan baku adalah: 
a.       Jenis bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi 
b.       Jumlah bahan baku langsung yang harus dibeli 
c.        Harga beli per satuan bahan baku langsung.

3.      Anggaran Persediaan Bahan Baku Langsung

Anggaran  yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku langsung yang harus
disimpan sebagai persediaan. Adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan
bahan baku adalah:
a.       Volume produksi selama suatu periode waktu tertentu 
b.       Volume minimal bahan baku langsung 
c.        Besarnya pembelian yang ekonomis 
d.       Taksiran perubahan harga beli bahan baku langsung di waktu yang akan datang. 
e.        Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku langsung 
f.        Tingkat kecepatan bahan baku langsung menjadi rusak.

Adapun beberapa informasi yang tercantum dalam anggaran persediaan bahan baku adalah:
a.       Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan 
b.      Jumlah bahan baku langsung yang tersisa sebagai persediaan 
c.       Harga beli per satuan bahan baku langsung 
d.      Nilai bahan baku langsung yang tersimpan sebagai persediaan.

4.      Anggaran Biaya Bahan Baku langsung yang habis dipergunakan

Anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinyatakan dalam satuan uang) bahan
baku langsung yang digunakan dalam proses produksi.

Adapun beberapa informasi yang tercantum dalam anggaran biaya bahan baku langsung
adalah: 
a.       Jenis bahan baku langsung yang dipergunakan 
b.       Kuantitas bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi 
c.        Harga per satuan bahan baku langsung 
d.       Nilai bahan baku langsung yang habis dipergunakan untuk produksi. 
e.        Jenis produk jadi yang menggunakan bahan baku langsung. 
f.        Waktu pemakaian bahan baku langsung
2.4.5 Perhitungan Bahan Baku

Dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah
harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya- biaya lain yang diperhitungkan
sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli. Dalam sistem pembelian bahan baku terdapat
dokumen sumber dan dokumen pendukung yang menunjang pencatatan bahan baku.

1.      Sistem Pembelian Bahan Baku

a.       Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku


Jika persediaan bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah tingkat
minimum pemesanan kembali, bagian gudang kemudian membuat surat permintaan
pembelian untuk dikirimkan ke bagian pembelian.

b.      Prosedur Order Pembelian

Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar surat permintaan pembelian dari
bagian gudang. Untuk pemilihan pemasok, bagian pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada para pemasok yang berisi permintaan informasi harga dan syarat –
syarat pembelian dari masing – masing pemasok tersebut. Setelah pemasok yang dianggap
baik dipilih, bagian pembelian kemudian membuat surat order pembelian untuk dikirimkan
kepada pemasok.

c.       Prosedur Penerimaan Barang

Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order pembelian
yang diterimanya. Bagian penerimaan yang bertugas menerima barang mencocokkan
kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan
tembusan surat order pembelian. Apabila bahan baku yang diterima telah sesuai dengan
order, bagian pembelian membuat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan ke bagian
akuntansi.
d. Prosedur Pencatatan Penerimaan Barang di Gudang

Bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari pemasok kepada
bagian gudang. Bagian gudang menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah bahan
baku yang diterima dalam kartu gudang pada kolom “masuk”. Kartu gudang digunakan oleh
bagian gudang untuk mencatat mutasi tiap- tiap jenis barang gudang yang berisi informasi
kuantitas tiap- tiap jenis barang yang disimpan di gudang dan tidak berisi informasi mengenai
harganya.

e.       Prosedur Pencatatan Utang

Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian memberikan
tanda tangan di atas faktur pembelian sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat dibayar
karena pemasok telah memnuhi syarat- syarat pembelian yang ditentukan oleh perusahaan.
Faktur pembelian dilampiri dengan tembusan surat order pembelian dan laporan penerimaan
barang yang dicatat oleh bagian akuntansi.

2.      Biaya yang Dihitungkan dalam Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli

Harga pokok bahan baku tidak hanya berupa harga yang tercam dalam faktur
pembelian saja. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli ditambah dengan biaya- biaya
pembelian dan biaya- biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam
keadaan siap untuk diolah.
Harga beli dan biaya angkut merupakan unsure yang mudah diperhitungkan sebagai harga
pokok bahan baku, sedangkan biaya- biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran,
pemeriksaan, asuransi, pergudangan, dan biaya akuntansi bahan baku merupakan unsur –
unsur biaya yang sulit diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.
Perlakuan terhadap biaya angkutan dapat dibedakan sebagai berikut :
a.       Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli
Alokasi biaya angkutan kepada masinh- masing jenis bahan baku yang dibeli dapat
didasarkan pada perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli, perbandingan
harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli, dan biaya angkutan diperhitungkan dalam
harga pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka.

b.      Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang
dibeli, namun diperlakukan sebagai unsure- unsure biaya overhead pabrik.

3.      Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai dalam Produksi


Adapun beberapa metode penentuan pokok bahan baku dipakai dalam produksi yang meliputi
:
a.       Metode identifikasi khusus
Setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga pokok per
satuan beberapa bahan baku tersebut dibeli. Kesulitan dalam metode ini terletak pada
penyimpanan bahan baku di gudang.

b.      Metode masuk pertama keluar pertama


Metode ini menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok per
satuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang yang digunakan untuk menentukan
harga bahan baku yang pertama kali dipakai.

c.       Metode masuk terakhir keluar pertama


Metode ini menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan
anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan
gudang dipakai menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam
produksi

d.      Metode rata- rata bergerak


Pada metode ini, persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga rata- ratanya
dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya.

e.       Metode biaya standar

Dalam metode biaya standar, bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan
sebesar harga standar yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan
terjadi di masa yang akan datang.
f.       Metode rata- rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan
Dalam metode ini, tiap akhir bulan dilakukan penghitungan harga pokok rata- rata per
satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada di gudang.

2.5 BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

2.5.1 PENGERTIAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG


Tenaga kerja langsung pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik
yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada
biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Anggaran upah tenaga kerja langsung ialah
anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan
kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang, yang didalamnya
meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung
untuk menyelesaikan unit yang akan diproduksikan, tarif upah yang akan dibayarkan kepada
para tenaga kerja langsung dan kapan waktunya para tenaga kerja langsung menjalankan
kegiatan proses produksi, yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi (produk)
yang akan dihasilkan, serta tempat atau departemen dimana para tenaga kerja langsung
tersebut akan bekerja.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain adalah:
1. Kebutuhan tenaga kerja.
2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja.
3. Latihan bagi tenaga kerja baru.
4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja.
5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja.
6. Pengawasan tenaga kerja.

2.5.2 KEGUNAAN ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG


1) Sebagai dasar untuk menysusn anggaran harga pokok produksi bersama sama dengan
anggaran bahan baku dan anggaran BOP
2) Sebagai dasar untuk menyusun anggaran harga pokok penjualan bersama sama dengan
anggaran bahan baku dan anggaran BOP
3) Sebagai dasar menyususn anggaran kas
4) Sebagai dasar untuk menentukan kebijakan tentang pemberian beban kerja kepada para
karyawan agar seimbang dan adil

Anggaran biaya tenaga kerja langsung:


a) Jumlah barang yang diprodusir, yang dilihat dari anggaran produksi.
b) Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit barang.
c) Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung.
d) Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan.
e) Waktu produksi barang (bulan atau kuartal).

2.5.3  FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA


TENAGA KERJA LANGSUNG

1.      Rencana produksi yang tertuang dalam anggaran produk


standar waktu untuk menyelesaikan proes produksi yang ditetapkan dan berlaku
diperusahaan. Standar waktu yang dbutuhkan dapat ditentukan dengan cara :
a) menghitung rata rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu
harga pokok periode lalu
b) mencoba jalan operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan
c) mengadakan penyelidikan gerak dan waktu
d) mengadakan taksiran wajar

2.      Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk isitrahat, penundaan kerja yang tidak bisa
dihindari dan faktor kelelahan.

3.       Sistem pembayaran upah yang berlaku diperusahaan


a)      Sistem pembayaran upah menurut waktu yaitu menentukan bahwa besar
kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing karyawan berdasarkan
aktu lamanya bekerja
b)      Sistem pembayaran upah menurut satuan hasil yaitu menentukan besar
kecilnya upah berdasarkan jumlah satuan unit yang dihasilkan oleh amsing masing
setiap karyawan
c)      Sistem pembayaran upah insentif yaitu menentukan besar kecilnya upah
berdasarkan pada prestasi atau keterampilan kerja karyawan

2.5.4 BENTUK ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG


Bentuk Format Penyajian Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Tenaga Kerja Langsung setidaknya memuat informasi
1.  Waktu produksi
2.  Jenis barang yang dihasilkan
3.  Jumlah barang yang diproduksi
4.  Standar waktu,    Jumlah waktu,    Standar upah,    Jumlah Upah
5. Bagian-bagian yang membutuhkan tenaga kerja
6. Jumlah total

Bentuk Format Penyajian juga dapat dilakukan dengan membagi menjadi dua sub yakni:
1.      Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
2..      Anggaran jam buruh langsung yang diperinci dengan memuat hal-hal sebagai berikut:
 Jenis barang yang dihasilkan
 Bagian-bagian yang ada dalam proses produksi
 Jumlah DLH yang diperlukan setiap jenis barang
 Waktu produksi barang.
BAB III
PENUTUP

Suatu anggaran adalah merupakan suatu rencana keuangan periodic yang disusun
bedasarkan program-program yang telah disahkan, bisa juga diartikan anggaran adalah
rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu.
Anggaran dibuat dengan  tujuan untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal,
menggandakan pembatas jumlah dana, merinci jenis sumber dana dan jenis penggunaan dana 
yang dicari, merasionalkan sumber dan penggunaan dana, menyempurnakan rencana yang
telah disusun dan menampung,  menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan
dengan keuangan. Manfaat yang di punya pun beragam untuk mencapai tujuan yang sudah
disususn besama, sebagai alat menilai motivasi, kelebihan dan kekurangan serta tanggung
jawab pegawai, dan alat pendidik bagi para manajer. Memang anggaran mempunyai mamfaat
tapi tidak menutup kemungkinan anggaran juga mempunyai kelemahan.
Anggaran mempunyai fungsi sebagai fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan, dan fungsi
pengawasan dimana semua fungsi tersebut dimanfaatkan uintuk mencapai tujuan dan apa
yang telah diharapkan dari penyusunan anggaran tersebut, sehingga berjalan baik sesuai apa
yang telah diharapkan.Anggaran terdiri darim berbagai macam diantaranya anggaran menurut
dasar penyusunan, cara  penyusunan, jangka waktunya, bidang anggaran, badasarakan
kemampuan anggaran, dan menurut fungsinya dimana semua macam anggaran ini dibagi jadi
beberapa lagi.

Anda mungkin juga menyukai